Legenda Futian

Lord of All Buddha



Lord of All Buddha

1Bitter Zen menyatukan telapak tangannya, dan Cahaya Buddha miliknya juga meredup. Dalam sekejap, sosok-sosok Buddha di atas langit menghilang, dan semuanya kembali tenang seperti sedia kala. Seolah-olah tidak ada apa pun yang terjadi di sana.     

Dia membungkuk hormat ke arah Ye Futian dan berkata, "Aku telah menghabiskan waktu selama satu abad di Gunung Roh dan hanya berhasil memahami sebagian kecil dari Jalur Buddha. Saudara Ye, kau baru mengkultivasi ajaran Buddha selama beberapa bulan dan telah meraih pencapaian yang begitu tinggi. Aku jadi malu pada diriku sendiri."     

Tidaklah adil untuk membandingkan masa kultivasi Ye Futian dalam ajaran Buddha dengan ribuan tahun yang dihabiskannya untuk hal tersebut. Mereka bahkan tidak berada di tingkatan yang sama. Namun, dengan latar belakang inilah Ye Futian berhasil mencapai tempat ini dan mengalahkan berbagai macam kultivator Buddha. Meskipun Ye Futian akhirnya mengakui kekalahannya dari Bitter Zen, namun pada kenyataannya, dia hanya kalah dalam aspek masa kultivasi yang dihabiskan untuk mendalami ajaran Buddha.     

Bitter Zen adalah seorang Buddha yang telah mengikuti Lord of All Buddha selama lebih dari satu abad. Lingkungan kultivasinya jelas telah mempengaruhi perkembangannya dalam mengkultivasi Jalur Buddha.     

Para Buddha menyaksikan dua sosok yang rendah hati itu. Hasil akhir ini tidaklah mengejutkan. Bagaimanapun juga, lawan yang dihadapi oleh Ye Futian kali ini adalah Bitter Zen.     

Ye Futian ingin meniru pencapaian Donghuang Agung di masa lalu. Namun, pada akhirnya, Ye Futian adalah individu yang berbeda. Ketika Donghuang Agung datang ke Western Heaven, kultivasinya jauh lebih kuat daripada Ye Futian, dan dia juga sebelumnya telah memahami ajaran Buddha selama bertahun-tahun. Jika mereka mengabaikan kemampuannya yang lain dan hanya melihat pemahamannya dalam ajaran Buddhia, Donghuang Agung pasti sudah menjadi sosok di tingkat Buddha Tertinggi kala itu.     

Hanya dengan situasi itulah Donghuang Agung mampu mengalahkan semua Buddha yang menghadiri Pertemuan All Buddha kala itu.     

Wajar bagi Ye Futian untuk gagal menyamai apa yang telah dicapai oleh Donghuang Agung sebelumnya. Terlebih lagi, orang yang menghalangi jalannya adalah Bitter Zen. Sudah merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa baginya untuk mencapai tahap ini dan dia bahkan berhasil mengalahkan Kepala Biksu Shenyan. Jika dia digantikan oleh orang lain, nyaris mustahil bagi mereka untuk meraih pencapaiannya saat ini.     

"Master Bitter Zen, kau terlalu merendah. Pria ini datang ke Gunung Roh untuk menantang Sekte Buddha. Jika kau tidak mengambil tindakan, dia mungkin akan berpikir bahwa tidak ada seorang pun di sekte kita yang mampu menandinginya," ujar Buddha Tertinggi Shenyan. Ketika dia melihat Bitter Zen memperlakukan Ye Futian dengan sangat sopan, dia merasakan ketidakpuasan dalam hatinya. Dia memandang Ye Futian dan berkata, "Buddha itu maha pengampun. Hari ini, kau datang untuk menimbulkan masalah di Gunung Roh. Namun, karena Perayaan All Buddha masih berlangsung, kami tidak akan menghakimimu. Turunlah dari gunung ini sekarang juga."     

Ketika dia mengatakan hal ini, tatapan matanya tampak dingin dan acuh tak acuh. Di bawah pengaruh Buddha's Clairvoyance, bahkan jika Ye Futian telah menuruni Gunung Roh, memangnya dia bisa pergi kemana? Ye Futian tidak akan lolos dari pengawasan mata surgawi miliknya.     

Dia akan berurusan dengan Ye Futian setelah Perayaan All Buddha berakhir. Kultivator dari Prefektur Ilahi ini harus tetap berada di wilayah Western Heaven.     

Meskipun Ye Futian tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Buddha Tertinggi Shenyan, namun dia bisa merasakan kebenciannya terhadap dirinya. Wajar bagi Ye Futian untuk dikalahkan hari ini. Ketika dia datang kemari, dia tidak pernah berpikir bahwa dia akan mampu mengalahkan berbagai macam Buddha yang hadir di sini. Dia hanya sekedar menguji peruntungannya. Pada akhirnya, dia kalah dari Bitter Zen di pertarungan terakhir.     

Tentu saja, Ye Futian bisa menerima kekalahan ini dengan lapang dada. Karena dia telah dikalahkan, maka dia harus bergegas pergi dari sini. Akan lebih baik jika dia bisa pergi meninggalkan Western Heaven sebelum Perayaan All Buddha berakhir.     

Dia berbalik dan memandang ke arah Hua Qingqing dengan tatapan bersalah. Namun, Hua Qingqing tampak tersenyum dan sepertinya tidak mempermasalahkan hasil akhir ini.     

"Buddha Tertinggi Wutian selama ini memperlakukan kita dengan sangat baik. Haruskah kita memintanya untuk membiarkanmu tinggal di sini dan berkultivasi di Jalur Buddha? Dengan begitu, kau akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Lord of All Buddha di masa depan," Ye Futian bertanya kepada Hua Qingqing secara telepati. Jika mereka pergi begitu saja, mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Lord of All Buddha.     

Jika mereka melewatkan kesempatan ini, siapa yang tahu kapan mereka bisa kembali kemari?     

"Semua yang telah terjadi di Gunung Roh tidak akan luput dari pengawasan Lord of All Buddha. Jika dia mau bertemu denganku, dia pasti akan melakukannya. Jika tidak, maka tidak ada artinya bagiku untuk tetap tinggal di sini," jawab Hua Qingqing dengan lembut. Ye Futian mengangguk pelan sebagai tanggapan.     

Kemampuan super dalam ajaran Buddha sangatlah menakjubkan, dan Lord of All Buddha pasti telah menguasai berbagai macam teknik Buddha. Segala sesuatu yang terjadi di sini pasti telah diketahui olehnya.     

Ketika Ye Futian mendengar tanggapan Hua Qingqing, dia tahu bahwa tekad Hua Qingqing sudah bulat, jadi dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia berbalik menghadap para Buddha yang hadir di sana dan berkata, "Hari ini, saya datang kemari untuk mencari bimbingan tentang Jalur Buddha dan saya telah memperoleh banyak wawasan baru. Tidak ada batasan dalam mempelajari ajaran Buddha. Terima kasih banyak atas bimbingan kalian. Saya minta maaf karena telah mengganggu kalian semua. Sampai jumpa."     

Dia menyatukan telapak tangannya dan Cahaya Buddha mengalir di sekelilingnya saat dia mengatakan hal ini. Dia membungkuk hormat kepala para Buddha Tertinggi di hadapannya dan bersiap untuk menuruni gunung.     

"Tunggu sebentar," tiba-tiba terdengar sebuah suara saat Ye Futian hendak berbalik untuk pergi.     

Ye Futian memandang ke arah orang yang baru saja berbicara. Dia adalah seorang Buddha Tertinggi yang duduk di lapisan paling atas. Dia menyipitkan matanya dan menatap Ye Futian sambil tersenyum. Dia adalah Buddha Tertinggi yang mampu membuat Buddha Tertinggi Shenyan berbicara sangat sopan padanya dan memanggilnya sebagai 'Buddha.'     

"Buddha Tertinggi," Ye Futian menyapanya. Dia membungkuk hormat ketika dia mendengar sosok itu memanggilnya. "Apakah ada hal lain yang ingin anda bicarakan?"     

Buddha Tertinggi Shenyan dan Buddha lainnya kini mengalihkan pandangan mereka ke arah Buddha Tertinggi yang baru saja berbicara. Mereka semua tampak terkejut. Buddha Tertinggi ini jarang sekali berbicara. Namun, dia baru saja menghentikan langkah Ye Futian. Apa yang ingin dia lakukan?     

"Saudara Ye, kau akan mengetahuinya sebentar lagi," ujar Buddha Tertinggi itu sambil tersenyum. Dia menyipitkan matanya dan memandang ke atas langit. Ye Futian jadi merasa penasaran. Buddha Tertinggi Wutian juga tersenyum dan memandang langit di atas Gunung Roh. Buddha Tertinggi ini mengkultivasi kemampuan super 'Omniscience'. Jika dia menyuruh Ye Futian untuk menunggu, dia tentu punya alasan tersendiri untuk melakukan hal tersebut.     

"Apakah ada sesuatu di atas Gunung Roh?" tanya Ye Futian. Dia ikut memandang ke atas langit, namun dia tidak bisa melihat apa-apa di sana. Suasana di gunung ini sangat sunyi. Semua orang ikut menunggu bersamanya. Tampaknya mereka semua memperhatikan setiap kata dan tindakan dari Buddha Tertinggi ini.     

Tidak lama kemudian, cahaya pelangi tiba-tiba turun dari atas langit. Pada saat berikutnya, cahaya itu telah menyelimuti Gunung Roh. Satu sosok Buddha raksasa kini telah muncul di atas langit.     

Saat ini, seluruh bagian dari Gunung Roh telah diselimuti oleh Cahaya Buddha.     

Menyadari bahwa sesuatu telah terjadi di sini, para Buddha yang berada di Gunung Roh langsung berdiri dari tempat masing-masing dan membungkuk hormat ke arah langit. Ekspresi mereka tampak serius dan dipenuhi oleh rasa hormat.     

"Salam hormat, Lord of All Buddha."     

"Salam hormat, Lord of All Buddha."     

Suara mereka bergema di seluruh penjuru Gunung Roh. Tidak peduli apa pun status mereka, para Buddha itu membungkuk hormat, dan mereka menunjukkan pose yang sama, yaitu menyatukan telapak tangan di depan dada masing-masing.     

Ye Futian tentu saja bisa menebak siapa sosok yang baru saja datang. Hanya Lord of All Buddha yang mampu membuat semua Buddha itu membungkuk hormat dan menyapanya secara bersamaan.     

Hati Ye Futian berdebar kencang dan dia merasa tergerak. Lord of All Buddha benar-benar datang kemari secara pribadi.     

Hal ini menunjukkan bahwa Buddha Tertinggi itu menyuruhnya untuk menunggu karena dia tahu bahwa Lord of All Buddha akan segera datang kemari.     

Ketika dia menyadari hal ini, Ye Futian juga membungkuk hormat dan menyatukan kedua telapak tangannya. Hua Qingqing menatap langit dengan matanya yang indah pada Lord of All Buddha. Seolah-olah menyadari tatapan mata dari Hua Qingqing, sang Buddha yang berada di atas langit itu memandang ke arahnya dan tersenyum ramah. Hua Qingqing bisa merasakan hatinya berdebar. Dia membungkuk hormat dan berkata, "Salam hormat, Lord of All Buddha."     

"Aku hanya sekedar datang berkunjung ke Gunung Roh. Semuanya, kalian tidak perlu bersikap terlalu sopan padaku," ujar Buddha yang berada di atas langit itu kepada para Buddha di bagian bawah sambil menyatukan kedua telapak tangannya. Sikapnya sangat sopan. Pemandangan ini membuat hati Ye Futian tergerak. Tampaknya Sekte Buddha memang memiliki tata krama yang berbeda dibandingkan dengan dunia lainnya.     

Seperti yang telah dikatakan oleh para Buddha sebelumnya, meskipun semua makhluk hidup memiliki status sama dan para Buddha tidak terkecuali, namun ada perbedaan dalam pemahaman mereka terkait ajaran Buddha. Lord of All Buddha tidak menunjukkan sikap yang sombong dan angkuh, tetapi pemahamannya dalam ajaran Buddha adalah yang paling mendalam di antara Sekte Buddha. Oleh sebab itulah dia disebut sebagai 'Lord of All Buddha', dan berbagai macam Buddha rela membungkuk hormat kepadanya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.