Legenda Futian

Lawan Terakhir



Lawan Terakhir

2Kepala Biksu Shenyan telah dikalahkan.     

Para Buddha yang hadir di sana memusatkan perhatian mereka ke arah medan pertempuran. Kepala Biksu Shenyan adalah murid paling berbakat dari Buddha Tertinggi Shenyan. Dia telah mengabdikan dirinya untuk mempelajari ajaran Buddha selama bertahun-tahun. Di seluruh penjuru Western Heaven, dia dianggap sebagai salah satu sosok paling menonjol dari generasinya. Hanya beberapa Kepala Biksu lain, serta murid-murid pribadi dari Lord of All Buddha, yang mampu mengalahkannya.     

Akan tetapi, sosok itu kini telah dikalahkan oleh Ye Futian, yang memiliki tingkat kultivasi lebih rendah darinya. Dia telah ditekan dalam aspek teknik-teknik Buddha.     

Melihat situasi saat ini, tampaknya Ye Futian akan mampu meniru pencapaian Donghuang Agung dalam mengalahkan berbagai macam Buddha yang menghadiri Pertemuan All Buddha.     

Buddha Tertinggi Shenyan kini memandang ke arah Kepala Biksu Shenyan. Dia memiliki ekspresi kekecewaan yang dingin di matanya. Sosok penerus pilihannya telah dikalahkan. Baginya, hal ini tentu saja sangat memalukan. Kala itu, kakaknya termasuk di antara para Buddha yang dikalahkan oleh Donghuang Agung. Sejak pertempuran itu, kakaknya mulai berkultivasi dalam pengasingan, mengabaikan dirinya dari dunia luar.     

Apalagi dia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kakaknya, yang selalu menjaganya setiap saat. Insiden yang terjadi kala itu telah membawa dampak besar baginya. Dia selalu menganggap pertempuran yang terjadi berabad-abad lalu itu sebagai aib bagi Sekte-Sekte Buddha.     

Namun, siapa yang menyangka bahwa sejarah akan terulang kembali hari ini? Ye Futian melangkahkan kaki ke Gunung Roh untuk mencari bimbingan dalam ajaran Buddha. Dia telah menantang berbagai macam kultivator Buddha dan bahkan mengalahkan penerus dari Buddha Tertinggi Shenyan.     

Namun, Ye Futian datang ke Gunung Roh tidak lebih untuk mempelajari ajaran Buddha dari para Buddha yang hadir di sana. Buddha Tertinggi Shenyan tidak punya alasan untuk mengincar Ye Futian. Selain itu, dia tahu bahwa di antara para Buddha yang hadir, beberapa dari mereka memiliki penilaian yang baik terhadap Ye Futian. Mereka mengagumi bakatnya dan sangat mengaguminya.     

Buddha Tertinggi Wutian adalah salah satunya. Dia bahkan menugaskan muridnya, Yumu, untuk menyambut Ye Futian. Buddha Tertinggi Wutian memiliki senyuman di wajahnya sepanjang pertempuran antara Ye Futian dan para Buddha itu berlangsung. Dia tampaknya sangat mengagumi Ye Futian. Seseorang dapat mengetahui hal ini berdasarkan bagaimana cara Buddha Tertinggi Wutian ketika berbicara tentang Ye Futian.     

Ditambah lagi, tidak ada satu hal pun di Western Heaven yang bisa lolos dari pengawasan Lord of All Buddha, termasuk peristiwa yang sedang terjadi di Gunung Roh saat ini.     

Bagaimana reaksi yang akan ditunjukkan oleh Lord of All Buddha setelah dia menyaksikan semua yang terjadi di sini?     

Apakah dia akan bersedia menemui Ye Futian secara pribadi?     

Ketika Buddha Tertinggi Shenyan memikirkan hal ini, dia memandang ke lokasi lainnya, dimana ada seorang Buddha yang sedang duduk di sana. Buddha ini selalu tersenyum di atas bantal duduknya selama peristiwa ini berlangsung. Dia mengamati semua yang telah terjadi dengan tenang.     

Dan dia juga jarang sekali berbicara. Matanya menyipit saat dia tersenyum lembut. Dia tampak sangat hangat dan membuat orang-orang merasa nyaman berada di sekitarnya. Dia mengenakan satu set kasaya, dan setengah dari bagian atas tubuhnya tampak terbuka. Terdapat sebuah tasbih yang tergantung di lehernya, dan kedua tangannya memutar manik-manik tasbih itu tanpa henti.     

Buddha Tertinggi Shenyan menyatukan telapak tangannya dan membungkuk hormat pada sosok Buddha ini. Dia berkata, "Buddha, bolehkah saya meminta pendapat anda mengenai pemuda ini?"     

Menilai dari cara Buddha Tertinggi Shenyan dalam berbicara, siapa pun bisa menebak bahwa Buddha Tertinggi ini memiliki status yang sangat tinggi. Bahkan Buddha Tertinggi Shenyan bersikap sangat sopan padanya dengan memanggilnya dengan sebutan 'Buddha' dan dia ingin mendengar pendapatnya mengenai sosok Ye Futian.     

Dengan senyuman di wajahnya, yang membuat matanya menyipit, Buddha ini memandang Buddha Tertinggi Shenyan dan berkata, "Aku tidak layak menyandang gelar 'Buddha.' Pemuda ini telah datang ke Gunung Roh untuk mencari Jalur Buddha. Dilihat dari penampilannya, dia memang sosok yang sangat luar biasa. Adapun hal lainnya, semua itu tergantung pada dirinya sendiri, apakah dia mampu mencapai tempat kita berada saat ini dan apakah Lord of All Buddha bersedia untuk bertemu dengannya atau tidak."     

Ketika Buddha Tertinggi Shenyan mendengar tanggapan lawan bicaranya itu, dia memahami bahwa Buddha ini tidak ingin banyak berkomentar.     

Buddha Tertinggi ini jelas bukan sosok biasa. Wawasannya sangat luas dan mampu mengintip masa lalu dan masa depan orang lain. Dia mengetahui seperti apa takdir Ye Futian. Selain itu, dia memiliki pemahaman yang mendalam terkait ajaran Buddha setelah dia mendapatkan gelar sebagai 'Buddha'. Dia bahkan mampu melihat masa depan.     

Buddha Tertinggi Shenyan sengaja bertanya tentang Ye Futian untuk mendapatkan beberapa informasi tentang Ye Futian dari Buddha Tertinggi ini. Namun, lawan bicaranya ternyata tidak mau mengungkapkan sedikit pun informasi padanya. Dia dengan mudahnya mengalihkan topik pembicaraan ke topik lainnya.     

Namun tentu saja, jawaban ini sesuai dengan kepribadiannya.     

Wajar baginya untuk merahasiakan apa yang dia ketahui.     

Buddha Tertinggi Shenyan juga tidak memaksanya untuk memberikan jawaban. Dia memandang Buddha Tertinggi Tongchan dan yang lainnya. "Pertempuran beberapa abad yang lalu masih segar dalam ingatan kita. Hari ini pertarungan antar teknik Buddha telah kembali terjadi. Murid-murid kalian semua sangat berpengalaman dalam ajaran Buddha. Dan sudah jelas, mereka lebih kuat dari muridku ini. Mengapa mereka tidak ikut bergabung dalam pertempuran? Mari kita tunjukkan pada orang asing ini bagaimana ajaran Buddha yang kita miliki."     

Ucapannya ini bertujuan memancing kultivator Buddha lainnya untuk mengambil tindakan. Makna tersembunyi di balik ucapannya ini mudah untuk ditebak: jika mereka membiarkan Ye Futian tiba di tempat mereka berada hari ini, mereka akan membuat seolah-olah tidak ada satu pun kultivator di Western Heaven yang mahir dalam menggunakan teknik Buddha.     

Para Buddha itu memandang ke depan. Mereka bisa melihat bahwa Ye Futian masih bergerak ke atas. Tubuhnya bermandikan Cahaya Buddha yang menakjubkan; dia tampak tidak bisa dihentikan. Di area di bawahnya, Kepala Biksu Shenyan masih berada di tempatnya. Sepertinya Ye Futian telah bergerak ke atas dengan melangkahi tubuh Kepala Biksu Shenyan.     

Siapa pun bisa membayangkan penghinaan yang dirasakan oleh Kepala Biksu Shenyan saat ini. Namun, Ye Futian tidak memedulikannya. Dia tidak melakukan hal ini pada kultivator Buddha lainnya, tetapi dia memang sengaja mempermalukan Kepala Biksu Shenyan. Jika Kepala Biksu Shenyan yang keluar sebagai pemenangnya, dia pasti akan melakukan hal yang jauh lebih buruk pada Ye Futian.     

Hati para kultivator itu terasa campur aduk ketika mereka menyaksikan pemandangan ini. Pertarungan yang terjadi hari ini pasti akan meninggalkan bekas luka yang mendalam di hati Kepala Biksu Shenyan.     

Ye Futian terus melangkah ke depan, dan tidak ada seorang pun yang muncul untuk menghentikannya. Perlahan-lahan dia semakin dekat dengan tempat tertinggi, yaitu lapisan langit tertinggi dari Gunung Roh. Itu adalah tempat dimana para Buddha tingkat tinggi berada. Jika Ye Futian mampu mencapai ke sana, hal itu menunjukkan bahwa dia memang lebih kuat daripada para Buddha yang hadir di sini.     

Buddha Tertinggi Shenyan mengerutkan keningnya. Apakah orang-orang ini berniat membiarkan Ye Futian meraih kesuksesan?     

Hari ini, berbagai macam Buddha telah berkumpul di Gunung Roh. Di antara generasi muda, Kepala Biksu Shenyan bukanlah kultivator terkuat. Begitu pula dengan Yumu, yang juga sangat kuat. Sayangnya, dia adalah murid dari Buddha Tertinggi Wutian dan memiliki kesan yang baik terhadap Ye Futian. Sehingga sudah jelas, dia tidak akan menyerangnya. Namun, ada banyak sosok kuat lainnya di bawah komando Buddha Tertinggi yang berbeda.     

Mata Buddha Tertinggi Shenyan menyipit saat dia menyaksikan Ye Futian terus bergerak ke atas dan perlahan-lahan mendekati mereka. Apakah dia benar-benar akan membiarkan Ye Futian bertindak sesuka hatinya?     

Pada saat ini, muncul satu sosok dari lapisan langit kedua dan tiba di hadapan Ye Futian, yang hampir mencapai puncak Gunung Roh.     

Ketika Buddha Tertinggi Shenyan melihat sosok penantang itu, dia menghela napas lega.     

Akhirnya ada seseorang yang berani melangkah ke depan.     

Selain itu, dia tidak lagi merasa khawatir setelah dia melihat siapa sosok penantang itu.     

Kultivator yang baru saja melangkah ke depan itu bukahlah murid dari Buddha Tertinggi di generasi ini. Dia sudah menjadi Kepala Biksu selama beberapa generasi.     

Kultivasinya jelas tidak lebih lemah dari Kepala Biksu lainnya. Bahkan pada kenyataannya, dia termasuk salah satu yang paling kuat di antara mereka.     

Tidak ada yang spesial dari identitasnya. Bahkan dia dianggap sebagai sosok yang biasa-biasa saja. Namun, dia sudah mempertahankan statusnya ini selama lebih dari 1.000 tahun. Tidak ada yang tahu sudah berapa lama dia berada di posisi ini.     

Para kultivator itu hanya mengetahui bahwa dia pernah menjadi pelayan dari Lord of All Buddha. Ketika Lord of All Buddha masih berkultivasi di Gunung Roh, Kepala Biksu ini bertugas menyiapkan gulungan untuk Lord of All Buddha dan menjalankan berbagai macam tugas untuknya. Tugasnya termasuk menjaga Gunung Roh di Western Heaven ini.     

Statusnya sebagai seorang pelayan jelas lebih rendah daripada Kepala Biksu lainnya, yang merupakan murid-murid dari para Buddha Tertinggi. Namun, tidak ada yang berani meremehkannya, dan hal ini dibuktikan dari betapa tinggi tempatnya berada saat ini.     

Lapisan langit kedua adalah tingkatan yang hanya bisa ditempati oleh para Buddha dan Kepala Biksu.     

Rumor mengatakan bahwa Kepala Biksu ini adalah sosok yang bodoh. Oleh sebab itulah, meskipun dia telah menjadi pelayan dari Lord of All Buddha selama bertahun-tahun, dia belum bisa menembus belenggu dari tingkat Plane-nya dan mengalami Ujian Para Dewa. Inilah alasan mengapa dia tetap berada di puncak tingkat kultivasinya untuk waktu yang lama.     

Namun, di tingkat kultivasinya saat ini, tidak ada kultivator Buddha yang berani mengatakan bahwa mereka pasti bisa mengalahkannya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.