Legenda Futian

Senjata Makan Tuan



Senjata Makan Tuan

1Cahaya Buddha yang dipancarkan dari sosok Kepala Biksu Shenyan telah memenuhi langit. Dia memiliki ekspresi serius di wajahnya saat dia menyatukan kedua telapak tangannya dan menghadap Ye Futian. Kemudian dia memejamkan matanya, dan sebuah Mata Surgawi muncul di antara keningnya. Ini adalah 'mata ketiganya.'     

Dalam sekejap, di dalam area yang dicakup oleh bayangan Buddha raksasa itu, muncul sosok Buddha lainnya di sana. Puluhan ribu Buddha kuno kini telah memenuhi langit. Mereka semua memiliki pose yang sama, yaitu memegang pedang ilahi berwarna emas yang ditempa dari Cahaya Buddha di tangan masing-masing. Pada kenyataannya, mereka menggunakan Pedang Zhuxie yang digunakan oleh kultivator Buddha yang telah bertarung melawan Ye Futian sebelumnya.     

Teknik Pengekang dan Pedang Zhuxie telah digunakan dalam pertempuran sebelumnya untuk melawan Ye Futian oleh salah satu anggota sekte mereka. Namun, Ye Futian telah menggunakan Sihir Vajra, serta Palm of Mahavairocana untuk mengatasi kombinasi ini. Sekarang, Kepala Biksu Shenyan kembali mengeluarkan dua teknik ini. Dan sudah jelas, kekuatan yang dihasilkan jauh lebih besar daripada kultivator sebelumnya.     

Dia menggunakan Sosok Petarung Spasial untuk memperkuat Teknik Pengekang dan mengandalkan kekuatan bayangan-bayangan Buddha itu untuk mengeluarkan kekuatan dari Pedang Zhuxie. Setiap bayangan Buddha itu memiliki segel Buddha khusus. Pedang mereka yang sangat tajam diarahkan pada Ye Futian, dan keinginan membunuh yang samar terpancar dari mereka.     

Barisan kultivator Buddha di bawah komando Buddha Tertinggi Shenyan sejak awal bertugas mempertahankan ketertiban di Western Heaven. Mereka bertanggung jawab untuk memberikan hukuman kepada setiap pelanggar hukum. Tampaknya serangan Pedang Zhuxie itu memiliki makna tersendiri.     

Kemudian, sosok-sosok Buddha itu menerjang ke depan dengan membawa Pedang Zhuxie yang telah diperkuat dengan kekuatan Buddha. Ruang hampa dihancurkan dalam sekejap, seolah-olah akan terkoyak habis.     

"Dia mampu mengoyak ruang hampa," seseorang berkomentar.     

Saat menyaksikan kekuatan Pedang Zhuxie di hadapan mereka, ekspresi berbagai macam Buddha yang hadir di sana terlihat sangat serius. Begitu seseorang mengkultivasi teknik Buddha hingga tingkat tertinggi, dikabarkan bahwa seseorang dapat membebaskan diri dari segala hal, bahkan ruang dan waktu sekalipun.     

Kepala Biksu Shenyan telah mengkultivasi Sosok Petarung Spasial dan memiliki kendali mutlak atas area ini. Saat ini, dia mengarahkan Pedang Zhuxie ke depan, mencoba mengoyak ruang hampa. Jika situasi ini terus berlanjut, maka tubuh Ye Futian juga akan hancur berkeping-keping.     

Teknik ini sangatlah mengerikan. Saat Kepala Biksu Shenyan menyerang dan bertahan, dia sudah mengeluarkan empat teknik Buddha tingkat tinggi. Kemampuannya memang sangat luar biasa.     

Pedang Zhuxie mengoyak ruang hampa dan langsung menerjang Sosok Petarung yang dibentuk oleh Ye Futian.     

Namun pada saat ini, Cahaya Buddha bersinar terang dari Sosok Petarung Mahavairocana. Meskipun Ye Futian saat ini terbelenggu di tempatnya, namun kekuatan Sosok Petarung itu masih sangat dahsyat. Suara rapalan sutra Buddha mengelilingi Sosok Petarung tersebut. Saat Ye Futian merapalkan Sihir Vajra, rune yang tak terhitung jumlahnya mengalir di sekelilingnya. Seolah-olah semua rune itu meningkatkan kekuatan dari Sosok Petarung Mahavairocana, sehingga membuatnya tidak bisa dihancurkan.     

*Syuut* Semua Pedang Zhuxie itu dikerahkan menuju Sosok Petarung Mahavairocana. Serangan mengerikan itu pada akhirnya menimbulkan banyak retakan di permukaan Sosok Petarung tersebut, seolah-olah sosok itu bisa hancur kapan saja.     

Ketika mereka menyaksikan pemandangan ini, banyak Buddha merasa lega. Tampaknya, meskipun Ye Futian adalah sosok yang sangat kuat, dia masih tidak bisa menahan kekuatan yang dikeluarkan oleh Kepala Biksu Shenyan, yang juga mengkultivasi Sosok Petarung yang kuat. Lagipula, masih ada perbedaan di antara tingkat kultivasi mereka. Bahkan jika Ye Futian dikalahkan, hal itu tidaklah mengejutkan.     

Bagaimanapun juga, Ye Futian baru mengkultivasi ajaran Buddha selama beberapa bulan terakhir. Jika Ye Futian mampu menggunakan semua kemampuannya dalam pertarungan ini, mungkin kekuatannya akan semakin meningkat.     

Jika berbicara dalam aspek penguasaan ajaran Buddha, meskipun Ye Futian memiliki bakat yang luar biasa, namun tetap akan sangat sulit baginya untuk bisa mengalahkan Kepala Biksu Shenyan.     

Pertarungan ini tidak lama lagi akan berakhir.     

Serangan yang dikeluarkan oleh Kepala Biksu Shenyan juga sangat berbahaya. Jika dia tidak berhati-hati dan Ye Futian tidak bisa menahan serangannya, Ye Futian mungkin akan terluka parah atau bahkan tubuh Jalur Agung miliknya akan lumpuh.     

Dapat terlihat dengan jelas bahwa Kepala Biksu Shenyan memiliki kebencian terhadap Ye Futian. Dia tidak akan menahan diri, dan jika dia memiliki kesempatan untuk membunuhnya, maka dia tidak akan mengasihaninya.     

Semakin banyak retakan yang muncul di Sosok Petarung milik Ye Futian. Sosok-sosok Buddha itu mengayunkan Pedang Zhuxie mereka pada saat yang bersamaan. Bahkan sangat sulit bagi Sosok Petarung Mahavairocana untuk menahan serangan seperti itu. Tubuhnya kini mulai hancur sedikit demi sedikit. Di sisi lain, Kepala Biksu Shenyan tampak memejamkan matanya, dan telapak tangannya disatukan saat dia mengeluarkan teknik-teknik Buddha miliknya yang sangat kuat. Dia memang tidak memandang Ye Futian, tetapi dia bisa merasakan apa yang sedang terjadi saat ini. Sudut mulutnya mulai melengkung, hingga membentuk sebuah senyuman, yang tampak dingin dan menyeramkan.     

Namun, Ye Futian masih berdiri di tempatnya dan sama sekali tak tergoyahkan. Telapak tangannya masih disatukan saat dia merapalkan sutra Buddha, yang berputar-putar di sekelilingnya. Saat semua Pedang Zhuxie itu tiba, Sosok Petarung Mahavairocana yang berukuran sangat besar itu pun hancur berkeping-keping di bawah kepungan Pedang Zhuxie tersebut.     

Serangan itu tidak lama lagi akan mengenai Ye Futian. Para Buddha masih memusatkan pandangan mereka ke tempat Ye Futian berada. Apakah sosok Ye Futian juga akan dihancurkan oleh serangan tersebut?     

Di bawah tatapan mata dari semua Buddha itu, tubuh Ye Futian dikelilingi oleh Cahaya Buddha yang menakjubkan. Seolah-olah ada Sosok Petarung lain yang muncul di sana. Tepat ketika Pedang-Pedang Zhuxie itu hendak menyerangnya, tubuh Ye Futian kini terlihat buram. Ketika serangan itu mendarat, banyak retakan muncul di ruang hampa.     

Namun, sosok Ye Futian masih berada di sana. Dia tampak seperti berada di dimensi yang berbeda dari semua Pedang Zhuxie itu, seolah-olah dia berada di sebuah dimensi pararel.     

"Hah?" Pemandangan yang mengejutkan ini membuat ekspresi para Buddha itu menjadi aneh. Pedang-Pedang Zhuxie itu telah mengenai targetnya, namun serangan itu tidak mendarat di tubuh Ye Futian. Sebaliknya, semua pedang itu dihancurkan dalam sekejap.     

Bagaimana caranya Ye Futian melakukan semua ini?     

"Itu adalah Sosok Petarung Spasial!" seseorang berseru.     

Salah satu Buddha berkata, "Siapa yang menyangka bahwa dia mampu mengkultivasi tiga Sosok Petarung sekaligus."     

Ketiga Sosok Petarung itu adalah Sosok Petarung Alacanatha, Sosok Petarung Mahavairocana, dan Sosok Petarung Void.     

Sosok Petarung Void adalah nama lain dari Sosok Petarung Spasial. Pada kenyataannya, keduanya adalah teknik Buddha yang sama.     

Kepala Biksu Shenyan menggunakan kekuatan dari Sosok Petarung Spasial untuk menghadapi Ye Futian, namun Ye Futian menggunakan Sosok Petarung yang sama untuk menangkisnya. Meski begitu, keduanya mengeluarkan kemampuan yang berbeda dari Sosok Petarung tersebut.     

Sosok Petarung Spasial ini adalah sebuah penerapan yang efektif dari kekuatan Jalur Agung Ruang dan Waktu oleh Sekte-Sekte Buddha. Ye Futian sendiri mahir dalam menggunakan Jalur Agung Ruang dan Waktu, dan dia juga telah mengkultivasi Dunia Miniatur. Oleh sebab itulah, dia berhasil mengkultivasi Sosok Petarung Spasial.     

Seorang Buddha saat ini berkomentar, "Dibandingkan dengan Donghuang Agung di masa lalu, Ye Futian hanya memiliki waktu yang sangat singkat untuk mengkultivasi ajaran Buddha. Namun, kini dia mampu menggunakan berbagai macam teknik Buddha. Tiga Sosok Petarung ini semuanya sulit untuk dikultivasi, dan dia ternyata mampu menguasainya. Jika dia diberi lebih banyak waktu untuk berkultivasi, kemungkinan besar dia akan sama mengesankannya dengan Donghuang Agung di masa lalu, dimana dia mampu menguasai semua jenis teknik Buddha."     

Saat dia menyampaikan pendapatnya, banyak sosok Buddha bermunculan di atas medan pertempuran. Setiap sosok Buddha itu tampaknya menyerupai sosok Ye Futian. Ini adalah bentuk lain dari Sosok Petarung Spasial.     

Sebelumnya, Kepala Biksu Shenyan telah menggunakan teknik yang sama dan menggabungkannya dengan Pedang Zhuxie. Dia mengerahkan semua pedang ilahi itu secara bersamaan.     

Ye Futian tampaknya meniru serangan yang dikeluarkan oleh Kepala Biksu Shenyan dan teknik-teknik yang dikuasai olehnya. Selain itu, Ye Futian kini tidak lagi dibelenggu oleh kekuatan spasial itu.     

Sosok-sosok Buddha itu membuka mulut mereka pada saat yang bersamaan. Tiba-tiba, suara gemuruh yang keras memenuhi langit. Kawanan naga dan gajah samar-samar dapat terlihat di atas langit. Ketika semua Buddha itu berteriak pada saat yang bersamaan, suara mereka bergema di udara. Dalam sekejap, area yang luas itu seolah-olah berubah menjadi lautan dengan dihiasi oleh rentetan ombak yang bergejolak di dalamnya. Kawanan naga dan gajah itu menimbulkan gelombang raksasa dan menghancurkan segala sesuatu di sekitarnya, membentuk sebuah ilusi yang mengerikan. Kepala Biksu Shenyan tampak sangat kecil di tengah ilusi tersebut.     

Para Buddha itu telah tersulut amarah, dan ini adalah teriakan amarah mereka.     

Para Buddha yang dipanggil oleh Kepala Biksu Shenyan meledak di laut itu dan langsung dihancurkan menjadi debu. Bahkan bayangan Buddha raksasa, yang menyelimuti seluruh tempat itu bergetar hebat dan kini berada di ambang kehancuran. Sosok Petarung milik Kepala Biksu Shenyan itu menjadi tidak stabil saat jiwa spiritualnya bergetar hebat.     

Dia belum pulih dari keterkejutannya melihat Ye Futian yang mampu menguasai Sosok Petarung Spasial saat sebuah serangan musik Buddha ikut dikeluarkan oleh Ye Futian.     

Serangan yang dikeluarkan oleh Ye Futian sepertinya juga tidak berhenti. Sosok-sosok Buddha yang berada di atas langit itu masih membentuk Segel-Segel Ilahi Buddha. Pada saat berikutnya, sebuah kekuatan Buddha yang agung menekan seluruh tempat. Saat ini, Kepala Biksu Shenyan bisa merasakan bahaya yang mendekatinya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.