Legenda Futian

Mengkultivasi Ajaran Buddha



Mengkultivasi Ajaran Buddha

2Meskipun Sutra Hati dianggap sebagai ilmu pengantar dalam ajaran Buddha, namun itu juga merupakan gulungan kuno yang sangat penting, penuh dengan pencerahan dan keajaiban yang tak terbatas di dalamnya.     

Ye Futian memfokuskan diri untuk memahaminya. Isi dari Sutra Hati memang tidak banyak, dan terkesan membingungkan serta membosankan untuk pemula. Begitu dia memasuki kondisi tidak sadar, Ye Futian seperti berada di dalam dunia Buddha. Dia duduk bersila dan dikelilingi oleh banyak rune Buddha. Samar-samar, terdengar suara sutra Buddha di sana, dan memasuki telinga siapa pun yang dapat mendengarnya. Suara itu sungguh memekakkan telinga.     

Saat ini, sebuah lampu Buddha menyala di sampingnya, yang sepertinya juga menyinari esensi Buddha di dalam dirinya. Bahkan Ye Futian merasa seolah-olah selama ini dia adalah seorang kultivator Buddha dan sekarang dia sedang mempelajari gulungan-gulungan Buddha.     

Seiring berjalannya waktu, tubuh Ye Futian tampak diselimuti oleh Cahaya Buddha; seolah-olah sekujur tubuhnya kini dilapisi oleh emas. Bahkan pakaian serba putih yang dia kenakan berkilauan dengan cahaya emas.     

Rekan-rekannya juga ikut membaca gulungan-gulungan Buddha di samping mereka, namun mereka masih mencari-cari. Meskipun mereka tidak mengkultivasinya, namun membaca dan bermeditasi dengan gulungan-gulungan itu masih membawa keuntungan tersendiri bagi mereka.     

Ye Futian tinggal di sini selama sekitar satu bulan sebelum dia pergi. Tidak lama setelah itu, Hua Qingqing membawanya ke kuil kuno lainnya untuk mempelajari dan memahami gulungan-gulungan Buddha yang ada di sana dan mengkultivasi kemampuan super Buddha. Setelah dia tiba di Western Heaven, Ye Futian telah memfokuskan diri untuk berkultivasi dalam ajaran Buddha.     

Dalam sekejap mata, dua bulan telah berlalu begitu saja. Dalam periode waktu ini Ye Futian telah mengelilingi berbagai macam kuil kuno. Waktu yang dia habiskan di setiap lokasi menjadi semakin singkat. Dan akhir-akhir ini, sepertinya dia hanya sekedar mengamati gulungan-gulungan Buddha, lalu pergi setelahnya. Apa yang dia lakukan itu lebih terlihat seperti melakukan sebuah tur daripada berkultivasi.     

Sementara itu, di lokasi lain dari Western Heaven, kemeriahan dari Perayaan All Buddha sudah mendekati puncaknya. Suasana di Western Heaven menjadi sangat ramai dan meriah. Sudah ada banyak orang yang membicarakan Pertemuan All Buddha yang tidak lama lagi akan diselenggarakan.     

Terdapat rumor yang mengatakan bahwa beberapa Buddha tingkat tinggi dari semua dunia di Western Heaven telah tiba di Gunung Roh, dan mereka telah melangkahkan kaki ke tempat suci dari Western Heaven. Bahkan beberapa orang mengaku bahwa mereka telah melihat sosok-sosok itu dengan mata kepala mereka sendiri.     

Pada saat ini, di salah tempat kultivasi Buddha di Western Heaven, Cahaya Buddha tampak menyelimuti tempat ini, memancarkan suasana yang damai dan menggembirakan.     

Di satu tempat, terdapat seorang biksu terkemuka yang sedang mengajar. Banyak kultivator Buddha duduk di sana dan mendengarkan dengan tenang, wajah mereka tampak tegas dan bermartabat. Cahaya Buddha bersinar di sekitar mereka seolah-olah mereka sedang mempersiapkan datangnya Pertemuan All Buddha.     

Ketika sesi itu berakhir, bayangan Buddha di bagian depan itu perlahan-lahan menghilang. Namun, Cahaya Buddha masih menyelimuti kultivator Buddha yang berada di sana. Setelah beberapa lama, mereka membuka mata masing-masing dan mengucapkan nama Buddha sebagai bentuk terima kasih.     

"Bagaimana perasaan kalian saat ini?" seorang kultivator bertanya sambil tersenyum.     

"Pengajaran yang diberikan oleh Buddha Tertinggi sangat menyenangkan dan menginspirasi. Keuntungan yang kami dapatkan sungguh luar biasa," seseorang menanggapi.     

"Buddha Tertinggi memiliki pemahaman yang mendalam tentang ajaran Buddha dan telah menjawab beberapa pertanyaan saya tentang kitab-kitab secara mendetail. Saya merasa bahwa kultivasi saya saat ini telah meningkat karena hal tersebut," sosok lainnya ikut menimpali.     

"Kultivasi anda telah mencapai puncak, dan sekarang pemahaman anda telah meningkat pesat, saat ini anda pasti sudah hampir melewati Ujian Buddha. Kali ini, di Pertemuan All Buddha, anda pasti akan tampil lebih mengagumkan daripada yang lain." Semua orang angkat bicara dan memuji pria itu, yang tidak lain adalah Kepala Biksu Shenyan.     

"Apa yang selama ini dilakukan oleh Ye Futian? Apakah dia masih membaca gulungan-gulungan itu?" Kepala Biksu Shenyan bertanya-tanya. Selama berada di Western Heaven, setiap pergerakan Ye Futian tidak akan bisa lolos dari pengawasan mereka. Buddha's Clairvoyance di tingkat tinggi dapat melihat melalui area yang tak terbatas, dan di Western Heaven, mereka bisa langsung melacak lokasi Ye Futian dan mengetahui apa yang sedang dia lakukan.     

Oleh sebab itulah, upaya Ye Futian dalam mempelajari ajaran Buddha jelas tidak akan lolos dari pengawasan mereka.     

Tentu saja, Ye Futian tidak pernah berpikiran untuk menyembunyikan keberadaannya maupun apa yang dia lakukan. Dia tahu bahwa setiap pergerakannya berada di bawah pengawasan para kultivator Buddha ini. Contohnya adalah Kepala Biksu Tianyin, yang selama ini telah mengawasinya dari kegelapan. Dia mampu mendengar semuanya dengan jelas ketika Ye Futian berbincang-bincang dengan Yumu sebelumnya.     

"Yah, selama ini dia mengelilingi berbagai macam kuil kuno yang ada di Western Heaven, dan tidak ada yang tahu apa yang sedang dia rencanakan," sosok lainnya menanggapi.     

"Jika kita berbicara tentang mengkultivasi ajaran Buddha, mengunjungi kuil selama satu atau dua hari lalu pergi ke kuil lainnya bukanlah cara yang tepat untuk memahami ajaran Buddha." Kultivator lainnya juga ikut berkomentar sambil tersenyum. Senyumannya itu bahkan terkesan menyindir; sepertinya dia sangat tertarik dengan kurangnya kesadaran diri yang dimiliki oleh Ye Futian.     

"Mengkultivasi ajaran Buddha tidak boleh terburu-buru. Meskipun Ye Futian sangat berbakat, namun dia terlalu percaya diri pada kemampuannya sendiri. Mungkin dia sudah tidak sabar untuk meraih kesuksesan dan ingin meningkatkan tingkat Plane-nya dengan cara memahami serta mengkultivasi ajaran Buddha. Namun, kali ini dia hanya membuang-buang waktunya."     

"Namun, bagaimana jika dia benar-benar mampu memahami ajaran Buddha, mendapatkan pencerahan, dan menguasai beberapa teknik Buddha? Apa sebenarnya yang dia rencanakan?" seseorang bertanya dengan penasaran.     

"Dia ingin mengikuti jejak Donghuang Agung—berpartisipasi dalam Pertemuan All Buddha dan mengalahkan semua orang yang hadir di sana," seorang kultivator Buddha menjawab sambil tersenyum, dan semua orang tiba-tiba tertawa. Semua ini sungguh konyol, dan suara tawa mereka terkesan mengejek.     

"Dia ingin mengalahkan semua Buddha yang hadir di sana?" Kedua mata Kepala Biksu Shenyan yang berwarna emas itu memancarkan sinar-sinar yang tajam. "Jika dia benar-benar menghadiri Pertemuan All Buddha dan meminta izin untuk berpartisipasi di dalamnya, maka segala sesuatu yang terjadi setelahnya bukanlah tanggung jawab kita."     

Ye Futian belum bertanggung jawab atas kematian rekan-rekan mereka, dan sekarang dia ingin berpartisipasi dalam Pertemuan All Buddha untuk mengalahkan semua Buddha yang ikut serta di dalamnya. Bukankah hal ini sangat konyol?     

Pertemuan All Buddha adalah acara besar dalam dunia Buddha. Apa yang telah terjadi ratusan tahun lalu ketika Donghuang Agung berkunjung tidak diketahui oleh banyak orang. Hanya beberapa Buddha kuno yang telah berkultivasi selama bertahun-tahun yang tahu persis apa yang terjadi kala itu. Tetapi di generasi mereka, dan pada saat ini, mereka jelas tidak akan membiarkan kejadian serupa terjadi lagi di Western Heaven.     

Setelah Donghuang Agung menjadi Kaisar Agung, apa yang telah terjadi di sini dibahas dalam konteks positif di Prefektur Ilahi dan terlalu dilebih-lebihkan. Namun, di mata para kultivator Buddha ini, acara besar mereka kala itu yang dihancurkan oleh orang asing, yang kemudian mengalahkan semua Buddha dengan kemampuan spesialisasi mereka tentu saja tidak dipandang dalam konteks positif. Terutama bagi para kultivator Buddha yang dikalahkan oleh Donghuang Agung, mereka pasti mengalami kesulitan untuk menerima kekalahan mereka.     

Dikabarkan bahwa beberapa Buddha tingkat tinggi telah mengasingkan diri sejak saat itu. Mereka sangat terpengaruh oleh peristiwa yang telah terjadi ratusan tahun yang lalu itu dan belum sepenuhnya pulih dari hal tersebut. Mereka tampaknya bertekad untuk tidak mengakhiri pengasingan mereka sampai mereka mampu membuktikan Jalur Agung masing-masing. Bahkan ada seorang Buddha tingkat tinggi yang keberadaannya berakhir di Parinirvana karena apa yang telah terjadi kala itu.     

Oleh sebab itulah, masalah ini selalu dianggap sebagai sebuah penghinaan dalam dunia Buddha.     

Namun tentu saja, ada beberapa sosok Buddha yang tidak memedulikan hal tersebut. Dari sudut pandang mereka, semua makhluk hidup berada di tingkatan yang sama, dan oleh sebab itulah, mereka mengagumi sosok Donghuang Agung. Hal ini dikarenakan pandangan mereka dalam mengkultivasi ajaran Buddha berbeda dari yang lainnya.     

Namun, Ye Futian sama sekali tidak mengetahui apa yang sedang terjadi di sana. Dia terus melanjutkan kultivasinya dalam ajaran dan teknik-teknik Buddha.     

Tidak terasa, hanya tinggal tujuh hari sebelum Pertemuan All Buddha dimulai. Ye Futian telah menghentikan kultivasinya dalam ajaran Buddha dan tidak lagi berkultivasi di kuil-kuil kuno.     

Pada saat ini, Ye Futian dan kelompoknya telah tiba di puncak sebuah gunung yang ada di Western Heaven.     

Dari pinggir tebing, seseorang dapat mengamati Western Heaven yang begitu luas di bagian bawah. Ye Futian duduk bersila dengan dikelilingi oleh cahaya berwarna emas di sana. Sekarang, itu bukan lagi Cahaya Buddha biasa. Tubuhnya kini sepertinya telah berubah menjadi tubuh emas. Sekujur tubuhnya tampak bersinar terang, seolah-olah itu adalah tubuh seorang Buddha kuno berwarna emas. Bersamaan dengan transformasi ini, dia dikelilingi oleh banyak rune Buddha, sementara suara rapalan sutra Buddha terus bergema di udara.     

Di dalam Istana Kehidupan Ye Futian, seluruh bagian dari Istana Kehidupan saat ini diselimuti oleh Cahaya Buddha berwarna emas, seolah-olah tempat itu telah diubah menjadi dunia Buddha. Di dalam dunia ini, bayangan satu sosok Buddha raksasa telah muncul di atas langit, seperti dewa. Sosok itu tercermin pada posisi Ye Futian, yang saat ini sedang duduk bersila.     

Sedangkan Hua Jieyu dan Hua Qingqing berada di belakang Ye Futian dan mengamatinya berkultivasi dengan tenang.     

"Sepertinya dia sudah tidak membutuhkan bantuanku lagi sekarang," Hua Qingqing bergumam pelan. Saat ini, pemahaman dan kultivasi Ye Futian dalam ajaran Buddha membuatnya sangat takjub!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.