Legenda Futian

Sang Buddha Agung



Sang Buddha Agung

0Beberapa kultivator Buddha yang berada di bawah bimbingan Buddha Tertinggi Shenyan saat ini melangkah ke depan, dan tatapan mata mereka memancarkan Cahaya Buddha yang mengerikan, mengarah pada Ye Futian dan kelompoknya.     

Ye Futian mengerutkan keningnya. Orang-orang ini benar-benar ingin membuat masalah dengannya?     

Di bawah pengawasan Buddha's Clairvoyance, Fang Cun dan yang lainnya merasa sangat tidak nyaman. Karena mereka tidak punya cara untuk melawan, rasanya seolah-olah segala sesuatu yang mereka miliki kini telah terungkap pada publik. Ditambah lagi, terdapat gambaran-gambaran buram yang muncul di belakang mereka. Itu adalah gambaran yang dibentuk oleh kemampuan super dari Jalur Agung.     

Tentu saja, semakin banyak kultivator yang memusatkan perhatian mereka pada Ye Futian. Buddha's Clairvoyance dapat mendeteksi semua jenis kebenaran. Ketika dikultivasi hingga tingkat yang sangat tinggi, dikabarkan bahwa kehidupan dan kematian semua makhluk hidup dapat dilihat oleh kemampuan ini. Pendeteksian metode kultivasi hanyalah salah satu trik kecil yang mampu dilakukan oleh Buddha's Clairvoyance.     

Namun, pada saat ini, sekujur tubuh Ye Futian diselimuti oleh cahaya suci. Seolah-olah terdapat sebuah lapisan cahaya pelindung di sekelilingnya, yang bahkan tidak dapat ditembus oleh Buddha's Clairvoyance. Di bawah pengawasan mata surgawi itu, tidak ada hal penting yang bisa dilihat. Mereka hanya bisa melihat Ye Futian berdiri di sana dengan tenang, dikelilingi oleh cahaya suci. Dia tampak luar biasa dan mengesankan saat berdiri di sana. Aura yang menakjubkan dapat dirasakan dengan jelas darinya.     

Saat menyaksikan pemandangan yang ada di hadapan mereka, banyak orang menyeringai dalam hati. Tampaknya Ye Futian memang sosok yang menakjubkan. Bahkan Buddha's Clairvoyance tidak membawa pengaruh apa-apa baginya. Ye Futian tampak seperti sosok misterius yang tidak bisa dipahami maupun ditangkap.     

Ye Futian masih berdiri di tempatnya dengan tenang, dan tatapan matanya terlihat sangat dingin. Kedua matanya tampak berubah drastis saat dia memandang para kultivator Buddha yang juga menatapnya itu. Satu tatapan mata ini seperti membawa semua kultivator itu ke dalam sebuah dunia yang berbeda.     

"Aku datang dari Prefektur Ilahi karena kekagumanku terhadap ajaran Buddha, ingin mengamati dijalankannya peraturan-peraturan dari Perayaan All Buddha, tapi apa yang kalian semua lakukan?" Ye Futian mengkritik mereka, dan suaranya bergema ke seluruh tempat. Hati para kultivator Buddha itu berdebar kencang. Banyak dari mereka merasakan rasa sakit yang tajam di mata ketiga mereka. Mereka tidak hanya gagal membaca pikiran Ye Futian, tetapi mereka juga ikut terpengaruh olehnya.     

Para kultivator yang berada di kejauhan tampak sedikit terkejut ketika mereka menyaksikan pemandangan ini; Ye Futian benar-benar sosok yang luar biasa.     

Namun, saat ini, di atas langit, terdapat dua sosok yang dikelilingi oleh Cahaya Buddha yang berapi-api. Banyak biksu akan membungkuk untuk memberi hormat kepada kedua orang ini setiap kali mereka bertemu dengan keduanya. Salah satu di antaranya adalah seorang biksu tua, sementara sosok lainnya masih sangat muda. Mereka berdua berada di bawah bimbingan Buddha Tertinggi Shenyan. Biksu tua itu adalah seorang kultivator yang selamat dari Ujian Para Dewa, sementara pemuda itu adalah murid pertama di bawah bimbingan Buddha Tetinggi Shenyan, yang dikenal sebagai Kepala Biksu Shenyan.     

Keduanya memandang Ye Futian secara bersamaan, dan sepasang mata yang samar juga muncul di atas langit. Sepasang mata itu terlihat mirip dengan Buddha's Clairvoyance, yang sebelumnya digunakan oleh Zhu Hou. Namun, kekuatannya jelas tidak bisa dibandingkan satu sama lain.     

Di bawah pengawasan Buddha's Clairvoyance, Ye Futian merasa bahwa, bahkan dengan kekuatan Jalur Agung yang melindunginya, pikirannya kini benar-benar mudah untuk dibaca. Sepertinya tidak ada yang bisa disembunyikan dari tatapan mata lawannya itu. Dia bahkan bertanya-tanya apakah kedatangannya ke tempat suci dari Western Heaven ini adalah sebuah kesalahan. Kemampuan para kultivator Buddha ini benar-benar berbeda dari apa yang dia lihat di Prefektur Ilahi. Kemampuan ini mampu melihat berbagai macam rahasia yang dimiliki oleh targetnya.     

Saat biksu tua itu menggunakan Buddha's Clairvoyance, tatapan matanya menjadi goyah. Hal itu dikarenakan gambaran yang dia lihat membuatnya sedikit takut. Apa yang dia lihat bukanlah Ye Futian, yang hanya dikelilingi oleh cahaya suci dari Jalan Agung, melainkan satu sosok raksasa yang menjulang tinggi dan menyerupai dewa.     

Sosok ini terlihat sedikit buram baginya, bahkan pada tingkat kultivasinya saat ini; dia tidak dapat membedakannya dengan jelas. Dia tahu bahwa tingkat kultivasinya tidak cukup tinggi, dan Buddha's Clairvoyance miliknya masih belum mencapai tingkat tertinggi. Tapi dia sangat yakin bahwa gambaran yang dilihatnya ini seperti menggambarkan sesuatu.     

Setidaknya, Ye Futian akan menjadi sosok yang luar biasa di masa depan, yang mungkin ada hubungannya dengan gambaran di hadapan mereka ini.     

"Kau datang dari Prefektur Ilahi dan menimbulkan badai di Six Desires Heaven. Kau telah membantai rekan-rekan kultivator Buddha kami. Sekarang kau malah muncul di sini, di tempat suci dari Western Heaven. Sebenarnya apa yang kau rencanakan?" biksu tua itu bertanya dengan suara sekeras dentangan lonceng. Setiap kata yang dia ucapkan membuat Ye Futian terguncang.     

Ye Futian bisa merasakan hatinya berdebar kencang dan napasnya menjadi tidak stabil. Tiba-tiba, dia merasa bahwa mata lawannya ini ingin mengulik lebih jauh tentang dirinya, dan ada sesuatu yang tidak terlihat serta tidak terdeteksi yang bergerak di sana. Semakin kuat dirinya, semakin sulit pula bagi lawannya untuk mendeteksi kultivasinya.     

"Aku mendengar bahwa Western Heaven adalah tempat suci bagi ajaran Buddha, tetapi kunjunganku hari ini cukup mengecewakan. Adapun alasan kenapa aku datang kemari, memangnya ada alasan tertentu bagiku untuk tidak diizinkan memasuki Western Heaven? Ye Futian membalas saat dia mengangkat kepalanya untuk memandang lawan bicaranya itu. Sikap dan auranya tidak lebih lemah dari mereka, meskipun lawan bicaranya adalah seorang kultivator yang selamat dari Ujian Para Dewa.     

Bagaimanapun juga, sebelumnya dia telah membunuh banyak kultivator yang telah selamat dari Ujian Para Dewa.     

"Western Heaven adalah tempat suci dari ajaran Buddha. Sehingga sudah jelas, siapa pun diizinkan untuk datang kemari dan mencari pencerahan dari sang Buddha. Namun, tidak pantas bagimu untuk datang ke tempat suci ini setelah kau membantai banyak kultivator Buddha." Seorang kultivator Buddha yang kuat di kejauhan kini angkat bicara.     

Tampaknya ada banyak orang yang tidak menyukai Ye Futian di Western Heaven.     

Sejak Ye Futian melangkahkan kaki ke dalam Western Heaven, semua yang dia lakukan telah memicu amarah banyak orang. Setiap sosok penguasa yang telah mati di tangannya dianggap sebagai individu yang sangat kuat di Western Heaven. Tetapi karena seseorang sepertinya, yang berasal dari Prefektur Ilahi, masing-masing dari mereka telah menemui ajal dengan menyedihkan, yang membuat kekuatan di Westen Heaven menurun drastis.     

Terlebih lagi, Lord Initial Zen dan Saint Zhenchan adalah kultivator Buddha, kultivator yang tergabung dalam ajaran Buddha ortodoks.     

"Memangnya kalian tidak berpikir, kenapa aku harus membantai para kultivator Buddha itu?" Ye Futian membalas. Dia memahami ketidaksenangan orang-orang ini terhadapnya. Namun, semenjak dia memasuki Western Heaven, dia telah terjebak dalam situasi yang tidak dia kehendaki. Dapat dikatakan bahwa dia belum pernah merasakan kedamaian selama berada di sini.     

Oleh sebab itulah, dia tidak punya pilihan selain memberikan perlawanan, sehingga segala sesuatunya berakhir seperti ini.     

"Hmph!"     

Banyak orang mendengus dengan dingin, tidak ingin membiarkan masalah ini berlalu begitu saja. Namun pada saat ini, Cahaya Buddha yang menenangkan membanjiri langit dari kejauhan, disertai dengan munculnya sebuah suara.     

"Amitabha!" Suara rapalan sutra Buddha terus bergema di antara langit dan bumi. Saat ini, sebuah patung Buddha yang menjulang tinggi muncul di kejauhan, dan dilapisi dengan emas. Namun, patung Buddha emas ini sedang bergerak; seolah-olah itu bukanlah patung, melainkan satu sosok yang nyata.     

Ketika mereka melihat kemunculan patung Buddha ini, banyak kultivator Buddha yang hadir di sana langsung membungkuk untuk memberi hormat, termasuk para kultivator dari Western Heaven. Mereka semua menyatukan telapak tangan mereka di depan dada masing-masing untuk memberikan penghormatan. Banyak orang mengenali patung ini, karena itu adalah satu sosok Buddha yang biasa disembah oleh banyak orang di Western Heaven.     

"Buddha Tertinggi."     

"Salam hormat untuk Buddha Tertinggi."     

Suara-suara ini terus menerus terdengar, dan mereka yang berada di bawah bimbingannya memberi hormat dengan penuh kesopanan. Para kultivator dari Western Heaven bahkan lebih emosional; saat ini mereka sedang menyaksikan perwujudan satu sosok Buddha Tertinggi di depan mata mereka.     

Tatapan mata Ye Futian juga terpaku di arah yang sama. Patung Buddha emas itu bersinar dengan Cahaya Buddha yang tidak ada habisnya, menyelimuti Western Heaven secara keseluruhan. Dia terlihat sangat tua, dan sudah jelas, dia adalah seorang kultivator Buddha yang telah berkultivasi bertahun-tahun lamanya.     

"Buddha Tertinggi yang mana lagi ini?" pikir Ye Futian dalam hati. Beberapa Buddha Tertinggi di Western Heaven sangat dikagumi dan disembah oleh banyak orang. Namun, Buddha Tertinggi yang baru saja muncul ini kemungkinan besar bukanlah Lord of All Buddha.     

"Saudara Ye telah datang jauh-jauh dari Prefektur Ilahi, dan ini bukanlah cara yang tepat bagi kita untuk menerima tamu. Perayaan All Buddha adalah acara besar di dunia kita, jadi berhentilah membuat lebih banyak masalah bagi tamu kita." Suara ini bergema ke seluruh tempat. Ketika semua kultivator Buddha yang hadir mendengar kata-kata ini, mereka tahu bahwa mereka tidak bisa lagi melakukan apa pun pada Ye Futian. Mereka semua membungkuk dalam-dalam kepada Buddha Tertinggi itu.     

"Ye Futian." Buddha Tertinggi itu memandang Ye Futian. Pada saat ini, Ye Futian merasa sangat nyaman saat tubuhnya diselimuti oleh Cahaya Buddha. Dia membungkuk hormat pada Buddha Tertinggi itu, lalu berkata, "Salam hormat untuk anda, Buddha Tertinggi."     

"Tidak perlu bersikap terlalu sopan padaku." Buddha Tertinggi itu berkata, "Ada urusan apa sehingga kau datang jauh-jauh dari Prefektur Ilahi?"     

 "Ya." Ye Futian mengangguk dan berkata, "Saya ingin bertemu dengan Lord of All Buddha secara pribadi."     

Semua orang tampak terkejut saat mereka mendengar permintaan Ye Futian. Dia ingin bertemu dengan Lord of All Buddha secara pribadi?      

Mereka tidak menyangka bahwa Ye Futian berniat untuk melakukan hal tersebut. Bahkan sangat sulit bagi sosok-sosok Buddha tingkat tinggi untuk bertemu dengan Lord of All Buddha secara langsung.     

"Amitabha." Buddha Tertinggi itu memandang Ye Futian dan berkata, "Hal itu sepenuhnya bergantung pada nasibmu!"     

Setelah mengatakan hal tersebut, patung Buddha itu pun menghilang. Seolah-olah patung itu sejak awal tidak pernah muncul di sana.     

Setelah dia menghilang, Ye Futian memandang ke arah itu dan tampak berpikir. Tampaknya tidak semua penganut ajaran Buddha sama seperti para kultivator yang saat ini berada di depannya. Buddha Tertinggi ini adalah contohnya, dia sangat murah hati dan pemaaf, padahal dia tidak perlu melakukan hal tersebut. Karena dia telah muncul di sini, itu jelas bukanlah sambutan yang tidak tulus.     

"Siapa dia sebenarnya?" Ye Futian bertanya. Semua orang di sekitarnya pasti mengenalnya; hanya dia—seorang kultivator dari Prefektur Ilahi—yang tidak mengenalnya.     

"Buddha Tertinggi Wutian," ujar seseorang. Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, tidak ada tempat yang tidak bisa dijangkau oleh Buddha Tertinggi Wutian. Dia adalah salah satu sosok tertinggi di Sekte Buddha, dimana dia menguasai 'Celerity', yang juga dikenal sebagai 'Teletransportasi'. Tempat mana pun akan bisa dicapai olehnya secepat pemikiran yang muncul di dalam benak seseorang!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.