Memurnikan Jiwa Mereka?
Memurnikan Jiwa Mereka?
Buddha's Telepathy dapat membaca pikiran orang lain. Biksu di hadapannya ini sengaja mengikutinya untuk menyelidiki ada berapa banyak warisan Kaisar Agung yang dimiliki olehnya.
Namun, hal ini sudah menjadi rahasia umum di Prefektur Ilahi. Banyak kultivator di sana sudah tahu tentang hal ini. Mereka juga mengetahui tentang hubungannya dengan Kaisar Ye Qing. Ye Futian mungkin juga tidak terlalu memikirkannya. Setelah menyadari kemampuan yang dimiliki oleh lawan bicaranya ini, dia langsung mengendalikan apa yang dia pikirkan. Dia hanya menatap ke arah lawan bicaranya itu dan berkata, "Tuan, anda adalah seorang biksu yang luar biasa. Sepertinya tidak pantas bagi anda untuk membaca pikiran orang lain."
Meskipun nada bicaranya terdengar tenang, namun sikapnya tidak sesopan sebelumnya. Tidak ada seorang pun yang akan merasa nyaman saat pikirannya dibaca seperti ini.
"Saya hanya penasaran, jadi saya terpaksa menggunakan Telepathy untuk memeriksanya. Saudara Ye, tolong jangan diambil hati," ujar biksu berwajah tampan itu sambil tersenyum dan menyatukan telapak tangannya. "Saya tidak akan mengungkapkan apa yang telah saya lihat. Saudara Ye tidak perlu khawatir akan hal tersebut."
Tatapan mata Ye Futian tampak dingin dan acuh tak acuh. Ketika bertemu dengan seorang kultivator sepertinya, yang dapat membaca pikiran orang lain, seseorang harus mengendalikan pikiran mereka sepanjang waktu. Sensasi ini sungguh tidak nyaman. Siapa pun harus berhati-hati ketika bertemu dengan orang-orang sepertinya.
"Saya jadi bertanya-tanya bagaimana nasib Saint Zhenchan saat ini..." biksu itu melanjutkan kata-katanya. Dia masih merasa 'penasaran'.
Kali ini, Ye Futian mengendalikan dirinya dan tidak memikirkan jawabannya. Dia hanya memandang biksu itu dengan tatapan dingin dan acuh tak acuh. Dia sudah jatuh dalam trik ini sekali, dan dia jelas tidak akan jatuh di lubang yang sama.
Saat ini, hanya ada satu pikiran di dalam benaknya, dan itulah caranya dalam menghadapi biksu ini. Ketika dia membaca pikiran ini, biksu itu menyatukan telapak tangannya, tersenyum, dan berkata, "Saya adalah murid dari Buddha Tertinggi Tongchan. Saudara Ye, saya bisa memahami bahwa anda kecewa dengan tindakan yang saya lakukan. Namun, di Western Heaven, cara berpikir anda ini sedikit tidak masuk akal."
Biksu ini adalah Kepala Biksu Tongchan. Statusnya sangat tinggi dan dapat disejajarkan dengan Kepala Biksu Tianyin. Kalau tidak, dia tidak akan berani untuk mengorek rahasia yang ada di dalam pikiran Ye Futian. Saat ini, banyak orang yang hadir di sana adalah sosok-sosok Buddha terkemuka.
Ye Futian tahu bahwa lawan bicaranya itu tidak berbohong. Jangankan di Western Heaven, bahkan di tempat lain sekalipun, mustahil bagi Ye Futian untuk melakukan sesuatu pada Kepala Biksu Tongchan.
Saat ini, Ye Futian mengalihkan pandangannya pada para kultivator di sekitar mereka. Banyak di antara mereka memiliki motif tersembunyi, terutama bagi kultivator-kultivator di hadapannya ini, yang berasal dari sekte yang sama dengan Zhu Hou. Mereka semua berkultivasi di bawah bimbingan Buddha Tertinggi Shenyan.
Buddha Tertinggi Shenyan sangat berpengalaman dalam ajaran Buddha. Dia mampu mengamati area yang luas dan merupakan salah satu Buddha Tertinggi di Westen Heaven. Sektenya adalah salah satu yang terkuat, dan para kultivator di bawah komandonya juga sangat luar biasa. Zhu Hou hanyalah salah satu dari sekian banyak kultivator kuat di bawah bimbingannya, dan dia sudah memiliki status yang tinggi di Great Brahma Heaven. Namun, pada akhirnya dia tewas terbunuh di Kota Jianan oleh Ye Futian.
Kerumunan kultivator itu menatap kelompok Ye Futian. Tatapan mereka bersinar dengan Cahaya Buddha berwarna emas, memancarkan sensasi yang luar biasa. Mereka menatap Ye Futian dan kelompoknya dengan tidak sopan. Sama seperti yang dilakukan oleh Zhu Hou sebelumnya, mereka memata-matai kelompok Ye Futian tanpa ragu-ragu.
"Teknik-teknik ilahi, Jalur Agung Cahaya..." mereka bergumam pelan sambil menatap Fang Cun, lalu pada Chen Yi. Ketika tatapan mata mereka tertuju pada Hua Qingqing, ekspresi mereka tampak aneh dan mereka pun berkata, "Rupanya kau juga seorang kultivator Buddha. Kenapa kau malah memihaknya?"
Hua Qingqing memandang sosok yang baru saja berbicara dan dia pun menanggapi, "Esensi dari ajaran Buddha tidak dapat ditemukan dalam kultivasi, melainkan di dalam hati masing-masing individu."
Ketika mereka mendengar apa yang dikatakan oleh Hua Qingqing, mereka mengerutkan kening. Ye Futian juga berkata, "Ketika kami bertemu dengan Zhu Hou di Kota Jianan, dia telah melakukan tindakan yang tidak bermoral. Ketika dia bertemu dengan murid-muridku, dia langsung menyelidiki kultivasi mereka. Menyadari bahwa dia lebih kuat, dia ingin menindas yang lemah dan langsung menawan salah satu muridku. Untungnya, aku tiba di waktu yang tepat dan langsung membunuhnya. Awalnya, aku mengira bahwa dia adalah sosok yang tidak biasa di antara sekte Buddha. Namun, aku tidak pernah membayangkan bahwa ada begitu banyak orang seperti dia di sini. Sepertinya kesan yang kumiliki terhadap kalian terlalu berlebihan."
"Hmph," tiba-tiba terdengar suara mendengus yang dingin.
Saat ini, seseorang berbicara dengan nada dingin, "Jika salah satu dari kami melanggar sumpah setianya, maka dia akan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Memangnya sejak kapan kau berhak membunuh anggota dari sekte kami?"
"Sungguh sekte Buddha yang sombong," ejek Chen Yi. Kemudian dia berkata, "Berdasarkan apa yang kau katakan, jika seorang murid dari sektemu mencoba membunuh kami, maka kami hanya bisa menerimanya. Kami tidak dapat melindungi diri dan harus menunggu sektemu untuk menyelesaikan masalah ini? Namun, melihat cara kalian dalam menangani masalah, kenapa kami harus berharap bahwa kalian akan mampu menyelesaikan semuanya? Konyol sekali."
Pihak lawan masih tidak terpengaruh, bahkan setelah mendengar Chen Yi mengatakan hal ini. Mereka terus berbicara dengan nada dingin, "Setelah kalian semua membunuh Zhu Hou, kalian melibatkan orang-orang yang tidak bersalah dan membantai anggota sekte lainnya. Berani-beraninya sekelompok orang yang begitu kejam dan haus darah berbicara tentang ajaran Buddha!"
"Jika bukan karena Pertemuan All Buddha, kami pasti sudah memurnikan jiwa kalian," biksu lainnya menambahkan dengan nada sedingin es. Jubahnya berkibar meskipun tidak ada angin yang bertiup. Cahaya yang dipancarkan dari matanya sangatlah menyilaukan.
Ye Futian memandang lawan bicaranya itu dan berkata, "Aku telah memperluas wawasanku dengan datang ke Western Heaven. Beberapa waktu yang lalu, aku bertemu dengan para kultivator dari Dunia Kegelapan. Meskipun cara mereka dalam bertindak sangat kejam dan tanpa ampun, setidaknya mereka tidak bertindak dengan kedok belas kasih dan menggunakan ajaran Buddha sebagai alasan. Dari sudut pandangku, kalian semua, yang menganut ajaran Buddha tetapi malah merugikan orang lain, jauh lebih buruk daripada para kultivator dari Dunia Kegelapan."
Ye Futian selalu memperlakukan orang lain dengan sopan. Namun, orang-orang ini benar-benar kurang ajar dan bahkan mengatakan bahwa mereka akan memurnikan jiwa dari kelompok Ye Futian. Oleh sebab itulah, dia jelas tidak perlu menahan diri. Dia menyerang dengan kata-katanya, tanpa mempedulikan harga diri lawannya itu.
Sesuai dugaan, begitu dia selesai berbicara, pancaran Cahaya Buddha berwarna emas bersinar dan menyelimuti seluruh tempat. Pada saat itu juga, Ye Futian bisa merasakan keinginan membunuh yang samar di antara aura Buddha tersebut. Bahkan Cahaya Buddha yang semestinya memberikan kedamaian kini tampak mengerikan.
"Apa yang dikatakan Qingqing memang benar. Esensi dari ajaran Buddha tidak didasarkan pada kultivasi. Meskipun kalian semua mengkultivasi kekuatan Buddha, namun kalian tidak layak disebut sebagai kultivator Buddha," Ye Futian berkomentar dengan tenang. Tubuhnya bersinar terang saat dia dikelilingi oleh cahaya suci. Adapula tekanan yang terpancar dari tubuhnya untuk melawan Cahaya Buddha yang mendominasi tersebut.
"Saat ini, Perayaan All Buddha sedang berlangsung. Kita harus menunggu beberapa hari lagi sebelum kita bisa bertarung," ujar Kepala Biksu Tongchan sambil tersenyum. Kata-katanya ini membuat ketegangan di antara dua kekuatan itu terhenti.
"Sang Buddha adalah sosok yang maha pengasih. Jika hari ini bukanlah hari diadakannya Pertemuan All Buddha, aku akan memurnikan jiwa kalian di sini, di Western Heaven. Hal tersebut akan mencegah kalian untuk terus menjadi pembuat masalah bagi semua orang," ujar seorang kultivator yang merupakan murid dari Buddha Tertinggi Shenyan. Sinar-sinar cahaya emas terpancar keluar dari matanya saat dia menatap Ye Futian dan kelompoknya. Cahaya Buddha yang dipancarkan oleh kultivator ini sangat tajam.
"Benar begitu?" Chen Yi memandang sosok yang baru saja berbicara dan mengeluarkan kekuatan cahaya miliknya. Sinar-sinar cahaya terpancar dari kedua mata Chen Yi saat dia menatap tajam sosok itu dan berkata, "Jika hari ini bukanlah hari diadakannya Pertemuan All Buddha, kemungkinan besar kau hanya bisa memurnikan jiwamu sendiri meskipun kau telah meminjam kekuatan senior-seniormu."
Tingkat kultivasi para kultivator yang baru saja tiba ini tidak begitu tinggi. Bahkan sosok terkuat di antara mereka hanya berada di puncak Renhuang Plane. Chen Yi sama sekali tidak takut pada mereka. Mustahil bagi mereka untuk membunuh kelompok Ye Futian dengan tingkat kultivasi mereka saat ini.
"Semuanya, jangan lupakan insiden yang terjadi di Six Desires Heaven dan Saint Zhenchan," Kepala Biksu Tongchan kembali angkat bicara. Dia tampaknya termotivasi oleh keinginan untuk melihat dunia ini dilanda kekacauan. Kala itu, beberapa sosok penguasa telah tewas terbunuh dalam pertarungan di Six Desires Heaven. Saint Zhenchan adalah sosok terkemuka di antara para kultivator dari sekte Buddha, namun dia juga dikabarkan binasa dalam keributan itu.
Saat ini, meskipun Ye Futian telah kehilangan jasad suci Kaisar Agung Shenjia, namun kemampuan bertarungnya pasti juga sangat kuat. Jika kedua belah pihak terlibat dalam pertarungan, masih belum bisa dipastikan siapa yang jiwanya akan dimurnikan nantinya!