Diselidiki
Diselidiki
Kepala Biksu Tianyin benar-benar datang kemari hanya untuk menyampaikan beberapa hal padanya. Seolah-olah dia tidak memiliki motif tersembunyi lainnya. Selain itu, Ye Futian juga mendapatkan banyak informasi dari perbincangannya dengan sang Kepala Biksu.
Perubahan di antara langit dan bumi akan dimulai dari Dunia Asal. Ramalan ini rupanya berasal dari Western Heaven—Dunia Buddha yang tidak ikut berpartisipasi dalam konflik yang terjadi di Dunia Asal.
Menurut lawan bicaranya itu, hanya satu atau dua individu di Western Heaven yang bisa membuat ramalan seperti itu. Mereka pasti adalah salah satu Buddha Tertinggi yang berdiri di puncak kekuatan. Namun, Buddha Tertinggi manakah yang dimaksud?
Hal itu jelas tidak sulit untuk diselidiki. Bahkan Ye Futian menduga bahwa sosok itu kemungkinan adalah seorang Buddha Tertinggi yang menguasai salah satu dari enam kemampuan super dalam ajaran Buddha.
Donghuang Agung pernah datang berkunjung ke Western Heaven berabad-abad yang lalu dan telah mencari bimbingan dari seorang Buddha Tertinggi. Dia juga telah mengkultivasi salah satu dari enam kemampuan super ini. Adapun kemampuan mana yang dia kultivasi, Ye Futian tidak tahu akan hal tersebut.
Di Prefektur Ilahi, orang-orang hanya mengetahui bahwa Donghuang Agung pernah datang berkunjung ke Western Heaven untuk mencari Jalur Agung. Namun, tidak ada yang tahu Jalur Agung macam apa yang dia cari.
Semua informasi ini memunculkan banyak pemikiran baru yang layak untuk dipikirkan.
"Kultivasi yang dimiliki oleh Kepala Biksu Tianyin tidak begitu tinggi, tetapi dia sudah bisa mendengar berbagai macam suara di seluruh penjuru Western Heaven. Setelah mengkultivasi Clairaudience, gurunya, Buddha Tertinggi Tianyin, pasti mampu mendengar suara-suara itu bahkan pada jarak yang lebih jauh. Apa yang akan terjadi ketika Kepala Biksu Tianyin mencapai Great Emperor Plane?" Ye Futian bergumam pelan.
"Mungkin dia akan mampu mendengar semua suara yang ada di Western Heaven," ujar Chen Yi dengan suara pelan.
"Itu bisa saja terjadi," Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan. Donghuang Agung mungkin bisa melakukan hal yang sama. Hanya saja dia tidak tahu kekuatan super mana yang telah dikultivasi oleh Donghuang Agung. Terlepas kemampuan mana yang dia kuasai, sebagai sosok di tingkat Great Emperor Plane, kekuatannya pasti sangatlah luar biasa. Kemampuan tersebut akan menjadi tak tertandingi.
"Dari nada bicara Kepala Biksu Tianyin, menurutku dia tidak memiliki niat buruk," Si Buta Tie berkomentar. Meskipun dia tidak bisa melihat, namun inderanya yang lain sangatlah tajam. Kepala Biksu Tianyin mengatakan bahwa gurunya, Buddha Tertinggi Tianyin, sudah lama mengetahui bahwa Ye Futian akan datang ke Western Heaven. Oleh sebab itulah, Kepala Biksu Tianyin mengunjunginya dan menyambut kedatangan Ye Futian.
Dia bahkan menggunakan Donghuang Agung sebagai contoh. Dia mengatakan bahwa Donghuang Agung juga pernah datang kemari berabad-abad yang lalu. Dia bertanya-tanya apa yang akan diperoleh Ye Futian dengan datang kemari. Jika dipikir-pikir, ini adalah pujian yang sangat tinggi bagi Ye Futian. Kepala Biksu Tianyin sangat mengagumi Ye Futian, dimana dia membandingkannya dengan Donghuang Agung yang berkunjung kemari berabad-abad yang lalu.
Kenapa Kepala Biksu Tianyin begitu mengagumi Ye Futian? Apakah hal ini ada hubungannya dengan ramalan tersebut?
Di Desa Empat Sudut, kenapa sang guru begitu mengagumi Ye Futian sehingga dia tidak keberatan untuk membela Ye Futian dan mengizinkan Desa Empat Sudut untuk berinteraksi kembali dengan dunia luar?
Semakin sering Si Buta Tie menghabiskan waktu dengan Ye Futian, dia merasa semakin yakin bahwa Ye Futian mungkin memiliki asal-usul yang luar biasa. Dia akan memiliki kehidupan yang luar biasa. Mungkin di masa depan, Ye Futian akan mengetahui beberapa rahasia besar di dunia ini.
"Apakah anda adalah Ye Futian dari Prefektur Ilahi?" seseorang bertanya pada Ye Futian di dalam kedai teh tersebut. Para pengunjung yang berada di sana ikut mendengar perbincangan antara Kepala Biksu Tianyin dan Ye Futian sebelumnya. Beberapa dari mereka tampak terkejut akan hal ini.
Kepala Biksu Tianyin adalah sosok yang luar biasa. Zhu Hou, yang tewas terbunuh di tangan Ye Futian, jelas tidak bisa dibandingkan dengannya. Zhu Hou hanyalah seorang murid dari sebuah sekte Buddha, namun dia sudah memiliki status yang tinggi di Kota Jianan sebagai seorang Renhuang tingkat menengah. Di sisi lain, Kepala Biksu Tianyin memegang gelar sebagai 'Kepala Biksu'. Kultivasinya tak tertandingi dan dia sudah berada di puncak Renhuang Plane.
"Perang yang terjadi di Six Desires Heaven telah mengguncang Western Heaven secara keseluruhan. Saudara Ye, apakah anda mengetahui nasib Saint Zhenchan sekarang?" seseorang bertanya. Terdapat rumor yang tersebar dari Kuil Zhenchan yang mengatakan bahwa Saint Zhenchan masih hidup. Namun, setelah sekian lama, Saint Zhenchan belum muncul di hadapan publik. Hal ini menyebabkan banyak kultivator merasa curiga.
"Aku bahkan nyaris tidak bisa melindungi diriku sendiri dalam pertarungan tersebut. Bagaimana aku bisa mengetahui nasib Saint Zhenchan sekarang?" jawab Ye Futian sambil tersenyum. Dia memang tidak tahu apakah Saint Zhenchan masih hidup atau sudah mati sekarang.
"Saudara Ye, anda telah menimbulkan badai yang dahsyat di Six Desires Heaven dan bahkan menyebabkan Saint Zhenchan menghilang. Saya khawatir perjalanan anda di sini, di tempat suci dari Western Heaven, tidak akan berjalan dengan mudah," ujar seseorang. Namun, Ye Futian sendiri mungkin sudah membayangkan bahwa akan ada hari seperti ini. Oleh karena itu, dia telah menunggu dimulainya Pertemuan All Buddhas dan akhirnya datang kemari.
Jika tidak, dia jelas tidak akan berani bertindak sembarangan.
Tentu saja, mungkin Ye Futian percaya bahwa tidak ada yang tahu tentang kedatangannya. Namun, Ye Futian tidak pernah membayangkan bahwa keberadaannya akan diketahui oleh Kepala Biksu Tianyin begitu dia menginjakkan kaki di Western Heaven. Berita tentang kedatangannya juga telah menyebar dimana-mana. Berbagai macam kultivator pasti akan segera mengetahuinya.
"Terima kasih karena telah mengingatkanku," jawab Ye Futian. Kemudian dia berdiri dari tempatnya dan berkata, "Ayo kita pergi."
Dia juga menyadari bahwa banyak orang pasti akan datang mencarinya begitu berita mengenai kedatangannya tersebar luas. Akan sulit baginya untuk memiliki kedamaian. Meskipun Perayaan All Buddha telah dimulai, dan dia saat ini tidak berada dalam bahaya, namun bukan berarti tidak ada seorang pun yang akan datang menemuinya untuk mencari masalah.
Sekelompok kultivator berdiri dan berjalan keluar dari kedai teh tersebut, lalu terbang ke atas langit.
Para kultivator yang berada di dalam kedai teh itu menyaksikan Ye Futian pergi. Kemudian mereka menundukkan kepala dan kembali menikmati teh mereka. Fakta bahwa Ye Futian berada di sini sudah terungkap. Tidak mungkin baginya untuk menikmati kedamaian. Di tempat suci dari ajaran Buddha ini, ada sosok kuat yang tak terhitung jumlahnya. Tidak mungkin bagi Ye Futian untuk menyembunyikan dirinya dari mereka semua.
Kelompok Ye Futian naik ke atas punggung Mo Yunzi, sang Roc Bersayap Emas. Mereka mengamati pemandangan dari Western Heaven di bagian bawah. Seluruh bagian dari dunia ini bermandikan Cahaya Buddha yang damai dan agung. Suasana itu terasa sangat nyaman, namun Ye Futian tidak merasa demikian. Rasanya seolah-olah dia sedang diawasi.
Namun, ketika dia mengeluarkan auranya, dia tidak bisa merasakan hawa kehadiran orang-orang yang mengawasinya. Hal ini membuat Ye Futian menyadari bahwa orang yang memata-matainya ini memiliki kultivasi yang lebih tinggi darinya atau mungkin mahir dalam kemampuan super yang menakjubkan.
Sebagai contoh, mereka mungkin menguasai salah satu dari enam kemampuan super dalam ajaran Buddha, yaitu Buddha's Clairvoyance.
Sensasi ini berlangsung untuk waktu yang lama. Ye Futian tahu bahwa mustahil baginya untuk menikmati kedamaian di sini. Selain itu, dia juga bisa merasakan bahwa semakin banyak orang yang mengawasinya. Kini tidak hanya satu orang yang memata-matainya.
"Jika kalian semua ingin bertemu dengan saya, silahkan tunjukkan diri kalian masing-masing. Kenapa kalian memilih untuk mengawasi saya dari kejauhan?" Ye Futian berseru dengan suara keras. Suaranya bergema di seluruh tempat dan menyebabkan banyak kultivator di bagian bawah memandang ke arahnya.
Pada saat yang bersamaan, sosok Roc Bersayap Emas itu terbang menukik. Akhirnya, kelompok itu mendarat di permukaan tanah, memutuskan bahwa mereka tidak akan melanjutkan perjalanan mereka.
Di kejauhan, Ye Futian sepertinya melihat sepasang mata yang muncul di atas langit. Kedua mata ini menembus area yang luas dan memandang ke arah mereka. Kemampuan ini mirip dengan apa yang digunakan oleh Zhu Hou, yang tewas di tangannya kala itu. Sosok ini pasti anggota dari pasukan Zhu Hou.
Kepala Biksu Tianyin sejak awal telah mengetahui bahwa Ye Futian telah tiba di Western Heaven. Namun, dia tidak pernah membayangkan bahwa sekte Buddha tempat Zhu Hou berasal juga mampu menemukan keberadaannya dalam waktu secepat ini.
Selain itu, terdapat sosok-sosok yang muncul di kejauhan. Beberapa dari mereka adalah biksu, sedangkan yang lainnya tidak. Akan tetapi, mereka semua memiliki aura yang luar biasa, dan tatapan mereka semua terpaku pada Ye Futian, yang sama sekali tidak mengenal mereka.
Pada saat ini, ada satu sosok yang berjalan ke arah mereka dari kejauhan. Biksu ini terlihat sangat luar biasa. Temperamennya mirip dengan Kepala Biksu Tianyin. Dia masih sangat muda, dan sulit untuk membaca pikirannya. Kedua matanya bahkan memancarkan pesona yang samar.
"Saudara Ye," biksu itu menyapa sambil menyatukan telapak tangannya dan membungkuk hormat pada Ye Futian. Sikapnya sangatlah sopan.
"Tuan," Ye Futian pun membalas sapaannya itu.
Biksu itu bertanya, "Saya telah mendengar banyak hal tentang Saudara Ye. Nama anda begitu terkenal di Prefektur Ilahi. Anda telah mendapatkan sebuah jasad suci, mengkultivasi teknik-teknik ilahi, dan memperoleh warisan dari beberapa Kaisar Agung. Saya jadi penasaran: berapa banyak Kaisar Agung yang warisannya telah didapatkan oleh Saudara Ye?" Ye Futian merasa ada sesuatu yang aneh, namun dia tidak dapat mengungkapkannya. Di dalam benaknya, warisan-warisan Kaisar Agung yang dia dapatkan muncul secara tiba-tiba. Meskipun dia tidak mengungkapkannya secara langsung, dia tentu saja akan memikirkannya ketika ditanya oleh lawan bicaranya itu.
Pada saat ini, Ye Futian bisa melihat bahwa lawan bicaranya itu tersenyum. Ketika dia melihat senyuman ini, Ye Futian merasa semakin aneh. Dia bisa merasakan ketidaknyamanan dalam dirinya. Seolah-olah dia sedang diawasi.
"Pria ini menguasai kemampuan super 'Telepathy'. Dia bisa membaca pikiran orang lain. Saudara Ye, jangan sampai anda jatuh ke dalam tipuannya," sebuah suara memperingatkannya dari kejauhan. Itu adalah suara dari Kepala Biksu Tianyin. Dia bisa mendengarkan segala sesuatu yang sedang terjadi di Western Heaven. Dia telah mendengar bahwa ada sesuatu yang terjadi di sini, jadi dia mengingatkan Ye Futian.
"Kau memang suka ikut campur dalam urusan orang lain," ujar biksu misterius itu sambil tersenyum. Di sisi lain, ekspresi Ye Futian berubah. Tidak heran dia merasa seolah-olah dia sedang diawasi. Ternyata pikirannya telah dibaca oleh lawannya.