Biksu Berjubah Putih
Biksu Berjubah Putih
Namun, perjalanan menuju Western Heaven memakan waktu cukup lama dan tidak mudah. Bahkan tempat yang paling dekat dengan Western Heaven harus melintasi lautan awan berwarna emas yang diselimuti oleh Cahaya Buddha terlebih dahulu sebelum bisa mencapai Western Heaven. Oleh karena itu, mustahil bagi siapa pun yang bukan seorang Renhuang untuk sampai ke sana kecuali mereka dipimpin oleh kultivator khusus.
Pada saat ini, di antara lautan awan emas dalam perjalanan menuju Western Heaven, seekor Roc Bersayap Emas terbang menembus kumpulan awan dan lapisan kabut emas, namun pergerakannya tidak terlalu cepat. Bukan karena Roc itu sengaja melambat, tetapi lautan awan emas ini sangat padat di bawah pancaran Cahaya Buddha yang menyelimutinya, sehingga bahkan di tingkat Planenya saat ini, terbang ke depan adalah tugas yang cukup melelahkan bagi Roc tersebut.
Ye Futian dan kelompoknya berdiri di atas punggung Roc itu sambil mengagumi lautan awan ini. Di atas lautan awan emas tersebut, pancaran cahaya yang menenangkan menimbulkan kenyamanan bagi siapa pun yang melihatnya. Namun, dibalik keindahan yang tersaji di depan mereka, saat mereka bermandikan Cahaya Buddha yang tak ada habisnya ini, bukanlah tugas yang mudah bagi mereka untuk melakukan perjalanan melewati lautan awan ini.
Roc Bersayap Emas ini berada di puncak Renhuang Plane, tetapi dia masih membutuhkan waktu cukup lama untuk melewati lautan awan ini. Terlebih lagi, untuk menembus kumpulan awan dan lapisan kabut, diperlukan bantuan dari tingkat kultivasi masing-masing individu. Siapa pun yang berada di bawah Renhuang Plane tingkat atas memiliki peluang yang tipis untuk melakukan hal tersebut.
Di kejauhan, mereka bisa melihat kultivator lain yang sedang melakukan perjalanan, sama seperti mereka, melintasi lautan awan ini dan bergerak menuju Western Heaven.
Western Heaven adalah tempat suci bagi ajaran Buddha yang sesungguhnya. Ketika Perayaan All Buddha sudah semakin dekat, Western Heaven akan menjadi tempat dengan suasana paling meriah. Dikabarkan bahwa banyak sosok Buddha di Western Heaven telah pergi meninggalkan tempat kultivasi masing-masing di pegunungan dan bergegas pergi menuju Western Heaven.
Akhirnya, tinggal satu hari sebelum Perayaan All Buddha dimulai, dan kelompok Ye Futian masih melintasi lautan awan emas sebelum mereka tiba di Western Heaven.
Tanpa ada tekanan dari lautan awan emas, Roc Bersayap Emas itu bisa melesat layaknya kilatan petir berwarna emas. Dia mempercepat pergerakannya hingga tingkat maksimal. Tampaknya Roc itu merasa sangat tertekan ketika dia tidak dapat mengerahkan kecepatannya secara maksimal sebelumnya, dan sekarang, akhirnya dia bisa bernapas lega.
"Luar biasa!" Fang Cun memandang ke bawah dan berkata, "Apakah ini adalah Western Heaven?"
Dari pandangan pertama, tempat yang ada di bawah mereka itu dipenuhi dengan bangunan yang berhiaskan arsitektur Buddha kuno. Seluruh bagian dari dunia ini bermandikan Cahaya Buddha. Terdapat kedamaian dan ketenangan bahkan di tengah semua keramaian di dalamnya. Pemandangan itu memberi mereka yang menyaksikannya ketenangan yang luar biasa.
"Ya, ini adalah Western Heaven," Roc Bersayap Emas itu berbicara dengan suara manusia, dan kedua matanya yang berwarna emas memandang ke bawah. Ini juga pertama kalinya dia datang ke Western Heaven. Dia pernah menjadi hewan tunggangan Tetua Agung dari Klan Awan Iblis, dimana selama ini dia selalu berkultivasi di Six Desires Heaven, dan belum pernah mengunjungi tempat suci bagi ajaran Buddha ini. Tetua Agung dari Klan Awan Iblis datang kemari sendirian, tanpa membawa serta dirinya.
"Tidak hanya pemandangan di bagian bawah, langitnya juga sangat menakjubkan." Ling Kecil memandang langit di kejauhan. Di bawah Cahaya Buddha yang damai dan indah itu, banyak sosok yang sedang melakukan perjalanan di udara. Banyak binatang legendaris di dunia Buddha adalah hewan tunggangan bagi sosok Buddha Tertinggi, seperti gajah ilahi, Diting [1], dan masih banyak lagi. Banyak sosok Buddha lainnya juga berada di sana. Mereka dikelilingi oleh Cahaya Buddha, serta apa yang tampak seperti lingkaran Cahaya Buddha di sekitar kepala mereka, yang sangat menarik perhatian.
Di sini, rasanya mereka benar-benar telah memasuki Dunia Buddha, dimana ada banyak kultivator Buddha yang tangguh di berbagai tempat.
Namun, hal ini tidaklah mengejutkan. Mendekati penyelenggaraan Pertemuan All Buddha, para kultivator yang percaya pada kekuatan Buddha akan mendominasi pesertanya. Ditambah lagi, sebagian besar pasukan terkemuka yang ada di Western Heaven juga merupakan pasukan yang menganut ajaran Buddha.
Semua pasukan ini telah berkumpul di Western Heaven, menantikan acara besar yang akan segera diadakan itu.
Di Western Heaven yang penuh dengan kedamaian ini, rasanya tidak ada urusan duniawi yang akan mengganggu mereka. Seolah-olah tidak akan ada pertarungan maupun perselisihan yang terjadi di sini. Mereka semua adalah kultivator yang mengabdikan diri untuk mengkultivasi ajaran Buddha.
"Ada rumor yang mengatakan bahwa tidak ada satu hal pun yang dirahasiakan di Western Heaven. Baik itu tempat tinggal maupun tempat meditasi di kuil-kuil kuno, semuanya tidak dijaga. Bahkan kitab-kitab Buddha di banyak kuil kuno dapat dibaca dengan bebas, tanpa ada batasan apa pun. Siapa pun yang datang ke Western Heaven dapat membacanya jika mereka mau," lanjut Roc Bersayap Emas itu. Meskipun dia memiliki sifat serakah, tidak sopan, dan haus akan kekuatan sebagai seekor monster, namun dia tetap dibuat takjub oleh tempat suci Buddha ini dan sudah lama ingin datang berkunjung kemari.
Tidak peduli siapa pun yang datang kemari, mereka akan merasakan hal yang sama dengannya.
Semua orang tampak penasaran ketika mendengar kata-katanya. Chen Yi pun bertanya, "Bagaimana jika ada seseorang yang mengambil atau menghancurkannya?"
"Di tempat suci Buddha ini, semuanya berada di bawah pengawasan sang Buddha. Tidak peduli apa pun yang kalian lakukan di tempat suci ini, kalian tidak akan bisa lepas dari pengawasan sang Buddha, dan kalian akan menerima hukuman yang setimpal," lanjut Roc itu, tersirat keagungan di dalam suaranya. Bahkan sosok yang tidak bisa diatur sepertinya merasa kagum ketika dia tiba di Western Heaven.
"Ayo kita mendarat dan berkeliling," ujar Ye Futian. Tiba-tiba, Roc Bersayap Emas itu terbang menukik dan mendarat ke permukaan tanah. Kemudian dia berubah menjadi wujud manusianya, dan kelompok itu pun mendarat di permukaan tanah.
Para kultivator di sekitar mereka hanya memandang mereka sekilas. Tidak mengejutkan untuk melihat orang-orang dengan tingkat kultivasi setinggi ini; lagipula ada banyak orang seperti mereka yang berada di sini.
Semua sosok terkemuka di Western Heaven telah berkumpul di tempat suci dari Western Heaven ini.
Ye Futian dan kelompoknya menyusuri tempat suci ini dan melihat banyak kultivator berlalu-lalang di sini. Ada banyak kultivator tingkat tinggi di berbagai tempat, dan sebagian besar dari mereka sangatlah menakjubkan.
Saat ini, Ye Futian berhenti di depan sebuah bangunan. Tempat ini sepertinya adalah sebuah kedai teh, yang dipenuhi dengan aroma kayu cendana, dan bagian depannya dihiasi dengan ukiran huruf 'Zen'.
"Ayo kita masuk," ujar Ye Futian saat mereka mendekati kedai teh itu. Mereka menemukan tempat duduk masing-masing saat seorang biksu langsung menghampiri mereka dan menyajikan teh.
Setelah biksu itu menuangkan teh untuk mereka, dia membungkuk hormat pada Ye Futian sambil menyatukan tangannya. Kemudian dia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan. Dia memandang Mo Yunzi dan bertanya, "Tampaknya ucapanmu memang benar adanya: setiap tempat di Western Heaven selalu terbuka untuk umum. Tapi siapa sebenarnya biksu ini?"
Kenapa seorang biksu bersedia menyajikan teh di sebuah kedai teh? Apalagi tingkat kultivasi biksu ini cukup tinggi.
"Mungkin ini adalah semacam cara untuk berkultivasi," jawab Mo Yunzi.
"Mungkin," Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan. Apa yang dianggap oleh penganut Buddha sebagai metode kultivasi berbeda dari yang lain dan beragam jenisnya, karena ada banyak tempat yang potensial untuk berkultivasi di sini, dengan berbagai macam metode di dalamnya. Terdapat para biksu yang berjalan mengelilingi dunia siang dan malam, mengamati berbagai jenis kehidupan sebagai metode kultivasinya. Adapula biksu yang berkonsentrasi untuk melakukan perbuatan baik di dunia ini, yang juga dianggap sebagai salah satu cara dalam berkultivasi. Beberapa biksu lainnya mendengarkan hujan dan mengamati alam semesta jauh di dalam pegunungan dan hutan, yang juga merupakan cara mereka dalam berkultivasi.
Ye Futian mengamati bagian dalam dari kedai teh tersebut. Terdapat berbagai macam kultivator di sana, dan tingkat kultivasi mereka semua cukup tinggi, namun sebagian besar dari mereka adalah kultivator Buddha. Tampaknya mereka sedang membicarakan tentang Pertemuan All Buddha.
Ye Futian mengambil cangkir teh miliknya dan menyeruputnya. Sensasi menyegarkan langsung menyebar di tubuhnya, yang terasa menenangkan dan sangat nyaman.
Tampaknya ini juga bukan teh biasa.
Di luar kedai teh tersebut, seorang biksu berpakaian putih sedang berjalan di jalanan kota. Dia tidak mengeluarkan suara saat berjalan, karena dia bertelanjang kaki, tetapi tidak ada jejak debu maupun kotoran di kakinya. Namun, itu bukan hanya kakinya. Pakaiannya yang berwarna putih juga tidak memiliki jejak kotoran di permukaannya.
Dia jelas seorang biksu, tidak memiliki rambut, dan dia menaruh telapak tangannya secara tegak lurus di depan dadanya selagi dia berjalan. Bahkan dia juga memejamkan matanya. Namun dapat terlihat bahwa wajahnya cukup tampan.
Terdapat beberapa orang yang memandang biksu tersebut. Biksu ini memancarkan aura yang tidak biasa, namun penampilannya menyenangkan untuk dilihat.
Biksu itu memasuki kedai teh tanpa mengeluarkan suara sedikit pun hingga akhirnya dia tiba di hadapan Ye Futian dan kelompoknya, yang menyadari kehadiran biksu tersebut.
"Grandmaster, apakah ada yang bisa kami bantu?" tanya Ye Futian sambil tersenyum.
"Saudara Ye." Biksu itu membuka matanya, dan sepasang mata itu tampak berkilauan seperti bintang, namun di sisi lain, juga terlihat sangat dalam.
"Apakah kita saling mengenal, Grandmaster?" Ye Futian tampak sedikit terkejut. Dia tidak bisa menebak tingkat kultivasi biksu ini, dan tidak ada aura yang terpancar dari tubuhnya.
Namun yang jelas, pria ini juga bukan biksu biasa.
"Saudara Ye datang dari Prefektur Ilahi dan telah menimbulkan kegemparan di Six Desires Heaven. Bagaimana mungkin seorang biksu biasa seperti saya, tidak pernah mendengarnya?" biksu itu menjawab sambil tersenyum, yang langsung membuat Ye Futian menjadi waspada.
Dia baru saja tiba di sini, namun identitasnya sudah diketahui oleh seseorang yang tidak dia kenal. Apakah ini hanya sebuah kebetulan belaka?
---
[1] Diting adalah hewan legendaris berbentuk anjing yang dikenal sebagai hewan tunggangan dari boddhisatva Kṣitigarbha dalam ajaran Buddha-China