Tidak Bisa Kabur
Tidak Bisa Kabur
Setiap kali dia melesat melintasi langit, jejak cahaya emas akan tertinggal pada kumpulan awan dan kabut di belakangnya, meninggalkan jejak dari keberadaannya. Bahkan aura Jalur Agung yang samar juga tertinggal di sana.
Tapi hal ini tidak bisa dihindari. Untuk bergerak secepat yang dia bisa, dia harus menggunakan kekuatan Jalur Agung. Kecuali jika dia memilih untuk terus bersembunyi di dalam kediamannya seperti sebelumnya, tapi hal itu pun sepertinya sia-sia sekarang. Saint Zhenchan telah memerintahkan setiap sudut di Six Desires Heaven untuk digeledah. Kini gambaran sosok Ye Futian telah ditampilkan dimana-mana.
Sebagian besar kultivator di Six Desires Heaven mungkin sudah mengetahui tentang keberadaan mereka. Jika mereka muncul di depan publik, identitas mereka kemungkinan besar akan terungkap dan meningkatkan ancaman yang sedang mereka hadapi saat ini.
Waktu pun terus berlalu, dan Ye Futian tidak tahu sudah berapa lama waktu berlalu. Namun, dia masih merasakan firasat buruk. Perasaan ini jelas dapat dimaklumi, namun tetap saja membuatnya sedikit tidak nyaman.
"Jieyu, aku akan membawamu ke bawah sana, lalu kita akan berpisah," Ye Futian mengajukan usulan pada Hua Jieyu, yang berada di sampingnya. Orang yang diinginkan oleh Kuil Zhenchan adalah dirinya. Jika mereka pergi secara terpisah, maka mereka hanya akan mengikutinya—bukan Jieyu,
Hua Jieyu menatap mata kekasihnya itu dan menggelengkan kepalanya. Pada saat seperti ini, dia tidak mungkin bisa meninggalkan Ye Futian. Mereka berdua mengerti bahwa peristiwa yang mereka alami sebelumnya sebagian besar diakibatkan karena keberuntungan mereka yang luar biasa. Kecerobohan Lord Six Desires dan Lord Initial Zen yang menyebabkan mereka jatuh ke dalam perangkap yang dibuat oleh Ye Futian untuk mereka.
Tapi sekarang, jika dia benar-benar dibawa oleh orang-orang dari Kuil Zhenchan, maka keberuntungannya tidak akan berlanjut seperti sebelumnya. Sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa Saint Zhenchan akan memastikan bahwa dia akan tetap berada di bawah kendalinya. Terlebih lagi, Saint Zhenchan adalah seseorang yang statusnya lebih tinggi daripada Lord Six Desires dan Lord Initial Zen, jadi tidak berlebihan untuk berasumsi bahwa kekuatannya jauh melebihi kekuatan mereka.
Jika tertangkap, maka mereka akan menemui jalan buntu.
Pada saat seperti ini, dia tidak ingin pergi kemana-mana. Hal yang dia inginkan hanyalah berbagi nasib dengannya. Tidak peduli apakah mereka akan hidup atau mati, setidaknya mereka bisa terus bersama.
Melihat ekspresi di mata Hua Jieyu, Ye Futian tahu bahwa dia tidak bisa membujuknya, jadi dia memutuskan untuk mempercepat langkahnya. Perasaan tidak enak ini menjadi semakin kuat seiring berjalannya waktu. Perlahan-lahan, samar-samar dia bisa merasakan bahwa ada seseorang sedang membuntuti mereka.
Terlebih lagi, perasaan ini menjadi semakin kuat. Dia yakin bahwa keberadaannya telah dilacak dan terdapat sosok terkemuka yang memata-matainya.
Tanpa diduga-duga, tampaknya ada sosok penguasa lainnya di sini. Sepertinya dia telah meremehkan kekuatan yang dimiliki oleh Kuil Zhenchan.
Namun, pihak lawan tampaknya tidak terburu-buru untuk mengambil tindakan dan memilih untuk mengawasinya saat ini. Hal ini membuatnya menjadi semakin gelisah.
Ye Futian tahu bahwa, meskipun saat ini dia mampu mengendalikan jasad suci Kaisar Agung Shenjia, namun hal tersebut sangat menguras energinya. Tingkat Plane-nya masih terbatas, begitu pula dengan kekuatan dari jiwa spiritualnya. Karena dia belum mampu mengendalikan jasad suci itu seutuhnya, maka dia terpaksa menggunakan kekuatan jiwa spiritualnya tanpa henti. Semakin lama masalah ini berlangsung, maka dia juga akan menjadi semakin lemah di masa depan.
Ye Futian bisa merasakan bahwa sosok yang membuntutinya ini tidak terlalu terburu-buru dalam bertindak. Selama dia berada di bawah pengawasannya dan tidak melarikan diri, maka hal itu sudah lebih dari cukup untuk saat ini.
Kali ini, sosok terkemuka yang mengincarnya sama sekali tidak menunjukkan ketidaksabaran, dan Ye Futian bisa memahami kenapa dia selama ini memiliki firasat buruk.
Akhirnya, Ye Futian berhenti bergerak, tetapi perasaan itu tetap membayanginya. Dia tahu bahwa dia tidak bisa menyingkirkan kultivator yang bersembunyi di kegelapan itu, jadi dia langsung menghentikan langkahnya. Tubuh Kaisar Agung Shenjia berdiri di antara kumpulan awan dan kabut sementara Ye Futian mengamati sekeliling mereka. Dia mengeluarkan jiwa spiritualnya dan samar-samar merasakan sebuah aura yang kuat, meskipun dia tidak bisa mendeteksi dimana sumbernya.
"Karena Tetua sudah datang kemari, kenapa anda terus bersembunyi di dalam kegelapan? Bukankah anda sebaiknya menampakkan diri?" Ye Futian berbicara tanpa ditujukan pada sosok tertentu.
"Maitrī!" [1] sosok itu menanggapi hanya dengan satu kata. Cahaya suci berwarna emas tampak bersinar dimana-mana. Tidak lama kemudian, satu sosok muncul di langit di atas dengan diselimuti oleh cahaya suci emas.
Sosok yang baru saja muncul itu tampak sedikit gemuk. Orang-orang bahkan bisa menggambarkannya sebagai seseorang dengan kepala yang agak gemuk dan telinga yang tebal. Pria itu memiliki kepala botak, seperti seorang biksu, tapi dia bukan benar-benar seorang biksu. Sekujur tubuhnya bersinar dengan cahaya keemasan. Sulit untuk membayangkan bahwa pria gemuk seperti itu dapat bergerak begitu cepat sehingga dia bisa menemukan keberadaan Ye Futian dan terus membuntutinya dari belakang.
"Apakah anda juga berasal dari Kuil Zhenchan?" tanya Ye Futian, sambil berharap munculnya secercah harapan di dalam hatinya.
Pria gemuk itu tersenyum dan mengangguk pelan. Dia tidak hanya berasal dari Kuil Zhenchan, tetapi dia adalah orang nomor dua yang bertanggung jawab atas Kuil Zhenchan—Wakil Ketua dari Kuil Zhenchan. Bahkan Lord Initial Zen harus memberi hormat padanya ketika dia bertemu pria itu.
Meskipun penangkapan ini diperintahkan oleh Saint Zhenchan, namun pada kenyataannya, pria gemuk inilah yang memimpin penangkapan ini. Sehingga tidak mengejutkan apabila dia adalah orang pertama yang mampu melacak keberadaan Ye Futian.
"Bagaimana kalau kau ikut bersamaku ke Kuil Zhenchan?" ujar Lord Blubber [2] pada Ye Futian sambil tersenyum. Dia berbicara layaknya seorang teman. Nada bicaranya sangat tenang dan santai, sama sekali tidak menyiratkan niat buruk di dalamnya. Seolah-olah dia hanya ingin mengundangnya datang berkunjung ke Kuil Zhenchan.
"Mohon maaf, tapi saya tidak bisa pergi bersama anda," jawab Ye Futian.
"Jika kau tidak pergi dengan keinginanmu sendiri, maka kau membuatku tidak punya pilihan selain membawamu secara paksa. Kenapa kau malah mengambil pilihan ini? Apa yang kau lakukan ini sungguh tidak bijaksana." Pria itu terus memberikan penjelasan, tetapi Ye Futian memandangnya dan menjawab, "Kau juga tidak memberiku pilihan lain."
"Seberapa besar kekuatan yang dapat kau pinjam dari jasad suci itu?" Lord Blubber bertanya lagi.
"Terlepas dari hal itu, tetap akan sangat sulit bagiku untuk melawanmu, Tetua," jawab Ye Futian.
"Kalau begitu, kenapa kau tetap bersikap keras kepala?" pria itu membalas. "Ikutlah bersamaku, dan mungkin rekan-rekanmu akan tetap selamat. Namun, jika kau tidak ingin bekerja sama, maka aku tidak punya pilihan selain mengambil tindakan. Sayang sekali jika dewi di sebelahmu itu harus terluka."
Ye Futian mengerutkan keningnya. Lord Blubber ini tampak ramah dan bersahabat, dimana dia selalu berbicara dengan senyum di wajahnya, tetapi kata-katanya menunjukkan bahwa dia jelas bukanlah sosok yang lembut dan tidak berbahaya. Sebaliknya, dia mungkin sosok yang sangat licik dan kejam, karena dia sekarang mengancam Ye Futian dengan memanfaatkan keberadaan Hua Jieyu.
Ye Futian menundukkan kepalanya untuk memandang Hua Jieyu, yang berada di sampingnya. Keduanya pun memandang satu sama lain. Dia bisa melihat bahwa tidak ada rasa takut di dalam mata Hua Jieyu. Sekarang, hal yang bisa mereka lakukan adalah menghadapi masalah ini dengan tenang dan rasional.
"Tetua, kau boleh menyerangku jika kau menginginkannya," Ye Futian kembali mendongak dan berbicara pada Lord Blubber, yang berada di atas langit.
"Baiklah, kalau itu memang maumu," pria itu menjawab dan menangkupkan kedua tangannya yang gemuk. Dalam sekejap, seluruh penjuru langit bergetar hebat. Di area setinggi ini, Cahaya Buddha yang tak tertandingi bersinar terang seolah-olah menghalangi semua dunia lainnya dan menciptakan sebuah dunia yang berdiri sendiri.
Banyak Simbol Wan yang berukuran besar telah menyegel area ini. Simbol-Simbol Wan ini saling bertautan dan berubah menjadi satu simbol raksasa. Simbol itu terus mengelilingi langit, disertai dengan suara ledakan yang mengerikan. Langit tampaknya berada di ambang kehancuran, tetapi Ye Futian dan Hua Jieyu masih berdiri tak bergeming di tempatnya. Mereka bisa merasakan gelombang kejut terus-menerus mengalir di dalam tubuh mereka.
Ye Futian bisa merasakan dengan jelas bahwa Simbol Wan yang dikeluarkan oleh kultivator di hadapannya ini berbeda dengan Simbol Wan yang dia hadapi sebelumnya, dan perbedaannya cukup signifikan.
Di bawah Simbol Wan ini, segala sesuatunya pasti akan dihancurkan.
*Boom* Disertai dengan munculnya seberkas cahaya yang mengerikan, Simbol Wan ini berputar ke bawah dengan kecepatan yang luar biasa. Seolah-olah ada seberkas cahaya yang menghantam kepala Ye Futian.
Di sisi lain, sekujur tubuh Kaisar Agung Shenjia tampak bersinar terang. Ye Futian mengarahkan jarinya ke langit, dan dalam sekejap, rune pedang yang tak terhitung jumlahnya bermunculan, mencoba menembus tekanan dahsyat yang dipancarkan dari Simbol Wan itu, sama seperti yang dilakukan oleh Ye Futian dalam pertarungan sebelumnya. Tapi kali ini, aura pedang itu tidak bisa menembus dan menghancurkan simbol tersebut; justru rune pedang itu yang hancur total.
Disertai dengan suara ledakan yang keras, jasad suci itu berguncang dan jatuh dari atas langit. Di sisi lain, serangkaian Simbol Wan turun dari atas langit, seolah-olah mereka ingin menekan segala sesuatu yang ada di dunia ini!
---
[1] Maitrī adalah salah satu dari empat sifat kebajikan Buddha atau yang disebut sebagai Brahmavihārās, yaitu Maitrī (kebaikan), Karunā (kasih sayang), Muditā (empati), dan Upekkhā (kesabaran).
[2] Penulis menyebut Wakil Ketua dari Kuil Zhenchan sebagai Lord Blubber karena postur tubuhnya yang gemuk (blubber).