Legenda Futian

Menyerang



Menyerang

2Setelah serangan ini mendarat, para kultivator yang telah mendekati Ye Futian terlempar semakin jauh ke belakang. Seorang kultivator yang selamat dari Ujian Para Dewa bahkan memilih mundur karena cedera yang dia terima. Ketika Gerbang Tekanan Dunia menerjang ke arahnya, dia memuntahkan darah dari mulutnya. Seolah-olah semua organ dalamnya telah menerima dampak yang sangat besar dari serangan tersebut.     

Rentetan suara gemuruh bergema di udara saat rune yang tak terbatas memenuhi langit dan bumi; tekanan yang dipancarkan sangat kuat. Ye Futian memandang ke satu arah dan melihat bahwa kultivator yang memiliki Mata Surgawi itu kini melesat mendekatinya.     

Kaisar Agung Shenjia mengangkat tangannya, dan dalam sekejap, rune yang tak terbatas itu berkumpul di satu tempat. Masing-masing rune itu berbentuk huruf yang dibaca sebagai 'pedang', dan mereka mengitari jasad suci Shenjia Agung. Tidak hanya itu saja, aura penghancur Jalur Agung juga menyebar di area tersebut.     

Kemudian, Ye Futian menunjuk ke arah lawannya itu. Dalam sekejap, rune yang tak terbatas itu bergulung ke depan dan menyelimuti area tersebut. Lalu, sebilah pedang ilahi muncul untuk menembus langit dan bumi.     

Begitu pria itu merasa ada sesuatu yang tidak beres, tubuhnya terbang ke belakang dengan kecepatan yang tak terbayangkan. Pada saat yang bersamaan, Mata Surgawi di keningnya kembali menembakkan cahaya ke arah Ye Futian. Namun kali ini, langit yang telah dipenuhi oleh rune itu menyerangnya secara langsung, memaksa cahaya suci dari Mata Surgawi itu untuk mengalir kembali ke tempat asalnya. Serangan pedang itu mampu mengabaikan jarak saat mengunci lokasi lawannya dan mengejarnya hingga jarak yang jauh.     

Kultivator dengan Mata Surgawi itu tahu bahwa tidak ada tempat baginya untuk melarikan diri. Saat dia mengeluarkan teriakan yang keras, cahaya suci di Mata Surgawi miliknya dikeluarkan secara ekstrem, dan dia kembali melemparkan tombak ilahi di tangannya ke depan. Dalam sekejap, seberkas cahaya tampak menembus langit dan bumi, sama seperti yang terjadi sebelumnya, dan kedua serangan itu pun bertabrakan lagi.     

Namun kali ini, serangan yang dikeluarkan oleh Ye Futian jauh lebih kuat dari sebelumnya. Rune-rune penghancur itu langsung menyebar luas dan menekan lawannya. Kali ini, segala sesuatunya dihancurkan dalam sekejap, dan cahaya suci yang dikeluarkan oleh Mata Surgawi itu juga meredup.     

Tubuhnya bergerak ke belakang seperti aliran cahaya. Namun, itu bukan karena dia mengambil inisiatif untuk mundur, tetapi karena dia didorong mundur oleh kekuatan mengerikan itu. Dia mengeluarkan teriakan penuh amarah. Cahaya suci dari Mata Surgawi itu menyelimuti rune pedang yang berada di bagian depan dan hampir berhasil menghentikan momentum serangan tersebut.     

*Boom* Terdengar sebuah suara yang mengerikan saat badai penghancur bergejolak di atas medan pertempuran. Tubuhnya masih terdorong ke belakang, namun dia merasa lega saat melihat bahwa serangan di hadapannya kini telah melemah. Tampaknya dia masih mampu menghentikan serangan ini.     

"Hati-Hati!" seru seseorang dari kejauhan. Jantung Ye Futian berdegup kencang ketika dia mendengarnya. Kemudian, dia melihat seberkas cahaya suci berwarna emas langsung diarahkan padanya dari depan. Dia hampir tidak bisa melihat apa yang ada di depannya itu. Saat cahaya tersebut semakin mendekat, cahaya itu langsung tiba di hadapannya, saling tumpang tindih dengan pedang ilahi yang menyerang dan kedua serangan itu pun menjadi satu kesatuan.     

*Whoosh* Cahaya itu mampu menembus sinar cahaya dari Mata Surgawi lawannya dengan mudah. Dia bisa merasakan rasa sakit yang tajam di keningnya, dan satu sosok kini telah muncul di depannya. Itu adalah jasad suci Kaisar Agung Shenjia. Dia meletakkan jarinya tepat di Mata Surgawi di antara alisnya. Pada saat ini, kedua matanya dipenuhi dengan ketakutan.     

"Tidak!" Saat dia mengungkapkan perlawanan terakhirnya ini, tubuhnya pun hancur. Jiwa dan rohnya tercerai-berai, kemudian dihancurkan. Sosok yang selamat dari Ujian Para Dewa itu tewas terbunuh di tempat. Semua ini tampak seperti sebuah déjà vu, yang mengingatkan semua orang pada saat Tetua Agung Motian tewas terbunuh. Keduanya telah ditusuk oleh sebuah serangan pedang yang sederhana dan tewas seketika.     

Tempat ini berada cukup jauh dari medan pertempuran sebelumnya, tetapi jarak spasial tidak berarti apa-apa bagi para kultivator di tingkat ini. Setelah menyaksikan tewasnya kultivator dengan Mata Surgawi itu, tubuh kultivator lainnya bergetar hebat. Mereka tampaknya telah meremehkan kemampuan Ye Futian. Teknik Sleeping Arhat tidak bisa mempengaruhi kemampuan bertarung Ye Futian, begitu pula Mata Surgawi yang tidak mampu menahan pergerakannya.     

Pertarungan ini belum berlangsung lama, namun sudah banyak korban yang berjatuhan.     

Ye Futian menoleh dan memandangan mereka dengan tatapan dingin. "Siapa pun yang masih mengejar kami tidak akan diberi ampun!" ujarnya dengan nada mengancam.     

Ketika suaranya memudar, dia membawa Hua Jieyu ke dalam aliran cahaya dan terus bergerak ke depan tanpa membunuh kultivator lainnya. Meskipun dia yang memulai pembantaian ini, namun itu bukanlah tujuannya untuk datang kemari. Saat ini, dia ingin pergi dan keluar dari kekacauan ini sesegera mungkin.     

Pertarungan jangka panjang akan menghabiskan waktu, dan hal ini akan meningkatkan ancaman yang dia hadapi, dimana dia tidak ingin mengambil risiko semacam itu. Sehingga sudah jelas, dia ingin pergi dari sini secepat mungkin.     

Para kultivator itu tidak lagi mengejarnya setelah dia pergi. Sudah jelas, pertempuran singkat yang mereka jalani ini memberi mereka gambaran yang lebih jelas tentang kemampuan bertarung Ye Futian. Dengan bantuan jasad suci Shenjia Agung, pertarungan jangka panjang hanya akan berujung pada kematian mereka sendiri, bahkan jika mereka telah menggabungkan kekuatan masing-masing.     

Ye Futian tidak membunuh mereka karena tidak punya waktu untuk melakukan hal tersebut. Selain itu, dia mengkhawatirkan kedatangan sosok-sosok kuat lainnya. Karena hal inilah, dia ingin segera pergi dari sana.     

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" saat ini, seorang kultivator bertanya. Mereka telah melakukan pengejaran sejauh ini dan kini telah dibantai oleh Ye Futian. Sekarang, mereka membiarkannya pergi begitu saja, sehingga mereka tidak mungkin mengungkapkan kegagalan ini jika dia muncul kembali suatu hari nanti.     

Mereka telah kehilangan seorang kultivator yang telah selamat dari Ujian Para Dewa, serta banyak Renhuang tingkat tinggi lainnya. Kerugian yang mereka alami ini jelas tidak bisa diabaikan begitu saja.     

"Memangnya apa yang bisa kita lakukan?" tanya seseorang.     

Sosok lainnya menjawab, "Kekuatan kita masih terlalu lemah, jadi kita bisa apa? Hal yang bisa kita lakukan saat ini adalah kembali dan mengakui kegagalan kita, namun dia juga tidak akan mudah untuk lolos dari pengawasan kita."     

"Mm." Orang di sebelahnya mengangguk setuju. Meskipun Saint Zhenchan tidak akan bergerak secara pribadi, namun kultivator-kultivator tingkat tinggi sudah dalam perjalanan. Ye Futian telah membantai begitu banyak kultivator dari Kuil Zhenchan; tidak realistis untuk berpikir bahwa dia bisa lolos dengan selamat dari cengkeraman mereka.     

Jangankan di Six Desires Heaven, bahkan jika Ye Futian entah bagaimana berhasil pergi meninggalkan Six Desires Heaven, salah besar apabila dia berpikir bahwa masalah ini akan berakhir begitu saja.     

"Ayo kita kembali," ujar sosok lainnya. Kemudian semua orang berbalik untuk melayang ke atas langit. Namun, mereka tampak menyedihkan, karena kekalahan ini membuat mereka merasa frustrasi. Mereka datang kemari dengan membawa kelompok yang begitu kuat dan berpikir bahwa mereka mampu mengatasi Ye Futian dengan mudah. Tetapi sekarang mereka akan kembali dengan kerugian yang begitu besar dan tanpa membawa target yang mereka inginkan, semua ini sangatlah mengecewakan.     

Orang-orang di tingkat ini selalu menjunjung tinggi harga diri masing-masing. Bagaimanapun juga, mereka sudah berdiri di puncak dunia kultivasi, namun kini mereka telah ditaklukkan oleh seorang kultivator muda.     

Setelah mereka pergi, banyak orang berdatangan ke medan pertempuran. Banyak dari mereka tampak terkejut. Mereka semua ikut menyaksikan pertempuran mengerikan yang terjadi di sana dan menyimpulkan bahwa itu pasti orang yang diperintahkan oleh Saint Zhenchan untuk dibunuh, tetapi mereka tidak pernah menduga bahwa orang itu akan sekuat ini.     

Badai yang disebabkan oleh Ye Futian di Six Desires Heaven memang sangat mengerikan, dan hal itu membuat semuanya berantakan. Pertama, dia membunuh Tetua Agung Motian dan kemudian menjadi penyebab hancurnya Istana Six Desires dan kematian Lord Six Desires serta Lord Initial Zen. Sekarang, Kuil Zhenchan telah melakukan pencarian secara menyeluruh di Six Desires Heaven untuk mengejarnya sampai dia tertangkap.     

Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Ye Futian telah menggemparkan Six Desires Heaven seorang diri.     

Tapi Ye Futian tidak terlalu memikirkan semua itu saat ini. Dia masih berusaha melarikan diri. Meskipun dia telah membunuh banyak kultivator, namun dia tidak berani bertindak gegabah, bergerak cepat menjauhi wilayah Six Desires Heaven. Saat ini, dia masih berada di wilayah yang berada di bawah kendali Saint Zhenchan, dan sangat penting baginya untuk pergi sesegera mungkin dari sana.     

Dia merasa gelisah, dan dia memiliki firasat buruk tentang hal ini. Sergapan yang dia alami sebelum menunjukkan bahwa pihak lawan masih memiliki cara untuk melacak keberadaannya. Jika sosok penguasa lainnya kembali menyergapnya, maka dia akan berada dalam bahaya besar.     

Meskipun dia menjadi lebih mahir dalam mengendalikan jasad suci Kaisar Agung Shenjia, namun tetap saja sangat sulit baginya untuk bertarung melawan seorang kultivator di tingkat penguasa. Begitu dia dicegat oleh seseorang pada tingkat ini, maka dia akan menghadapi situasi antara hidup dan mati!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.