Enggan Untuk Merelakan
Enggan Untuk Merelakan
Setangkai Teratai Six Desires yang berukuran sangat besar telah mekar dan kini melahap ke tempat dimana Lord Initial Zen berada, termasuk sosok Buddha raksasa yang ada di belakangnya.
"Kawanku, kau sudah tidak punya tempat untuk kembali di Prefektur Ilahi. Apakah kau juga ingin diburu di Western Heaven?" ujar Lord Initial Zen dengan keras, sehingga suaranya bergema di antara langit dan bumi.
'Tentu saja aku tidak menginginkan hal itu,' pikir Ye Futian dalam hati, tetapi tidak ada tempat baginya untuk pergi saat ini. Sejak dia datang ke Western Heaven, mulai dari Tetua Agung Motian hingga Lord Six Desires, dan sekarang Lord Initial Zen, mereka semua menganggapnya sebagai mangsa atau sebagai gudang harta karun, sesuatu yang digunakan untuk diri mereka sendiri.
Oleh sebab itulah, hal yang bisa dia lakukan hanyalah memberi mereka pelajaran dan membuat mereka membayar tindakan masing-masing.
Apalagi, dia juga tidak punya pilihan lain. Bahkan jika dia bisa membiarkan Lord Initial Zen pergi, apakah lawannya itu akan melakukan hal yang sama di masa depan?
Kemungkinan ini akan sangat sulit terjadi. Jika Lord Initial Zen tidak binasa dalam pertempuran ini, dia pasti akan berusaha menangkapnya dan memegang kendali atas Ye Futian. Siapa yang tahu bagaimana jadinya saat hal itu terjadi?
Karena itulah, satu-satunya jalan adalah dengan membunuhnya.
Cahaya Buddha bersinar terang saat kekuatan Buddha tertinggi muncul dari sosok Lord Initial Zen. Namun, Teratai Six Desires yang tak terbatas itu bergerak cepat untuk melahapnya. Di dalam hamparan teratai emas itu, Lord Initial Zen dapat melihat sosok ilusi dari Lord Six Desires, yang wajahnya tampak sangat terdistorsi. Ditambah dengan kemarahan yang luar biasa, dia datang untuk melahapnya hidup-hidup.
Dalam sekejap, bayangan Buddha yang berukuran sangat besar itu mulai hancur, diikuti oleh suara jeritan yang menyedihkan. Cahaya suci berwarna emas yang mengerikan bersinar tanpa henti saat Lord Initial Zen menggeram dengan penuh amarah di dalam teratai-teratai emas tersebut. Kemudian sebuah gambaran telah terbentuk, dimana banyak kultivator Buddha tampaknya telah muncul di sana.
Tampaknya ada gunung Buddha yang suci di sana, dan terdapat satu sosok yang bermandikan Cahaya Buddha di atas sebuah kursi teratai berwarna emas. Penampilannya sangat agung dan bermartabat. Terdapat keagungan yang tak terlukiskan dari penampilannya.
"Kakak senior, tolong balaskan dendamku!" Lord Initial Zen berteriak sebelum gambaran itu menghilang. Kekuatan penghancur Jalur Agung bergejolak tanpa henti, menghancurkan tubuh serta jiwa spiritualnya.
Aura yang mengerikan memenuhi area ini, dan tidak butuh waktu lama hingga tubuh Lord Initial Zen hilang menjadi ketiadaan. Roh dan jiwanya telah lenyap saat dia binasa. Sosoknya lenyap tak bersisa di antara langit dan bumi.
"Dia telah binasa!"
Seseorang dengan status sebagai salah satu pemimpin Buddha baru saja dibunuh dengan begitu mudahnya.
Terlebih lagi, dia tewas di tangan seorang kultivator muda dari Prefektur Ilahi.
Lord Initial Zen telah nekad menjebak ketiga sosok penguasa itu—rekan-rekannya sendiri—pasti karena dia sangat yakin bahwa dia akan menjadi pemenang utamanya. Namun pada akhirnya, dia ditipu oleh Ye Futian. Ye Futian menggunakan jiwa spiritual Lord Six Desires untuk membuat jasad suci Shenjia Agung menjadi semakin kuat, sehingga mampu mengeluarkan kekuatan penghancur Jalur Agung yang tak terbayangkan.
Di dunia mana pun, tidak banyak kultivator yang dapat disejajarkan dengan Lord Initial Zen.
Baik Lord Ye maupun Lord Liberty kini merasa sangat gelisah. Mereka telah memikirkan banyak kemungkinan, tetapi tidak ada satu pun kemungkinan dimana tubuh Lord of Six Desires dihancurkan seutuhnya dan berakhir dengan kematian Lord Initial Zen. Ditambah lagi, keduanya terluka parah, dan kemampuan bertarung mereka sudah berkurang drastis.
Semua ini terasa seperti tidak nyata.
Tampaknya setelah menyingkirkan dua ancaman yang ada, yaitu Lord Six Desires dan Lord Initial Zen, hanya Ye Futian yang mampu melanjutkan hidupnya.
Hanya dengan jiwa spiritual, mustahil bagi Lord Six Desires untuk memberikan ancaman pada Ye Futian.
Saat mereka memandang jasad suci Kaisar Agung Shenjia, mereka menyadari bahwa cahaya suci di dalam jasad suci itu masih bergejolak. Jasad suci itu bergerak dengan sendirinya tanpa henti, meskipun sesekali tampak sedikit goyah. Keduanya memandang jasad suci itu dengan bingung, tetapi begitu mereka saling memandang satu sama lain, mereka bisa menebak apa yang sedang terjadi.
Setelah menyingkirkan Lord Initial Zen, Lord Six Desires pasti masih menyimpan dendam di dalam hatinya, dan jiwa spiritualnya kini ingin mendapatkan kesempatan untuk menguasai jasad suci ini.
Atau mungkin, Ye Futian tidak berniat membiarkan jiwa spiritual Lord Six Desires pergi dari sini hidup-hidup?
Suara geraman terdengar dari dalam jasad suci itu, dan kini seberkas cahaya suci yang mengerikan bersinar terang. Sudah jelas, keduanya akan terlibat dalam pertarungan.
Lord Ye dan Lord Liberty memandang satu sama lain, dan terdapat keserakahan yang terlintas di kedua mata mereka. Namun hal itu menghilang secepat kemunculannya.
Saat ini, bahkan sebagai sosok penguasa, mereka harus memperlakukan Ye Futian dengan lebih serius. Mereka berdua telah berpartisipasi dalam menjebak Lord Six Desires. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan tubuhnya dimusnahkan hingga tak bersisa. Lord Initial Zen tewas terbunuh sebagian besar diakibatkan oleh kekuatan yang dipinjam dari Lord Six Desires.
Ye Futian telah memanfaatkan kedua belah pihak dengan baik dalam mencapai tujuannya sendiri. Jika mereka bertindak ceroboh, mereka mungkin juga berada dalam bahaya, jadi mereka harus ekstra hati-hati. Untungnya, Ye Futian dan Lord Six Desires adalah musuh bebuyutan satu sama lain. Namun, jika mereka benar-benar membentuk aliansi, maka target berikutnya setelah melenyapkan Lord Initial Zen adalah mereka berdua. Dalam hal ini, mereka akan berada dalam masalah besar.
Sudah jelas, baik itu Ye Futian maupun Lord Six Desires, mereka berusaha mengelabui satu sama lain dan baru saja bekerja sama. Sehingga hasil akhirnya masih belum bisa ditebak.
"Apakah kau ingin membiarkannya pergi begitu saja?" Lord Ye bertanya pada Lord Liberty secara telepati.
"Tunggu sampai ada keputusan yang diambil di antara mereka, dan kemudian kita dapat menilai kembali situasinya," jawab Lord Liberty. Masalahnya sekarang adalah, bahkan jika mereka memutuskan untuk tidak melakukan apa pun terhadap Ye Futian, namun itu bukan berarti Ye Futian tidak akan mengambil tindakan pada mereka nantinya.
Kedua pria itu berusaha mengembalikan kekuatan masing-masing dan memulihkan luka-luka yang mereka derita sehingga mereka bisa bertarung lagi.
Suara gemuruh masih terus terdengar dari dalam tubuh Kaisar Agung Shenjia, seolah-olah tidak akan pernah berhenti. Akhirnya, sebuah suara pun terdengar. "Baiklah, aku mengaku kalah. Izinkan aku tetap berada di sini. Lagipula aku bisa membantumu."
Suara geraman ini diwarnai dengan penderitaan di dalamnya. Itu adalah suara Lord Six Desires. Jelas, dia telah mengalami kerugian besar dalam pertempuran ini. Jika ini hanyalah pertarungan antara jiwa spiritual, Ye Futian tidak akan pernah bisa menghadapi Lord Six Desires. Namun, di dalam jasad suci itu, Ye Futian adalah penguasa mutlaknya dan memiliki keunggulan yang tak terbantahkan.
Segala sesuatunya tampak kembali seperti sedia kala. Ye Futian, yang saat ini mengendalikan tubuh Kaisar Agung Shenjia, berbalik menghadap Lord Ye dan Lord Liberty. "Aku tidak ingin membuat terlalu banyak musuh di sini. Bagaimana kalau kalian berdua menghentikan semuanya sampai di sini saja?"
Dua kultivator kuat ini telah melewati Ujian Para Dewa tahap kedua. Meskipun saat ini keduanya terluka parah, Ye Futian masih tidak yakin bahwa dia mampu mengalahkan mereka berdua. Sudah sewajarnya dia harus bersikap waspada saat menghadapi orang-orang di tingkat ini.
"Masalah yang terjadi hari ini hanyalah sebuah kesalahpahaman. Kami tahu bahwa Lord Six Desires telah membatasi pergerakanmu tanpa ada alasan yang jelas. Kami hanya ingin membantu membebaskanmu dari rantai itu. Kami tidak menyangka bahwa Lord Initial Zen akan melakukan semua ini. Namun, karena masalah ini sudah selesai, maka kami juga akan mengakhirinya sampai di sini saja," jawab Lord Ye.
"Kalau begitu, terima kasih banyak atas pengertian kalian." Saat Ye Futian menanggapi, dia bergerak ke belakang dengan hati-hati. Cahaya suci masih bersinar di sekujur tubuhnya. Ye Futian sama sekali tidak menurunkan kewaspadaannya. Dia tidak ingin mengambil risiko untuk bertarung melawan dua pria ini, tetapi itu bukan berarti dia akan menurunkan pertahanannya.
Tindakan dua sosok penguasa ini untuk menyatakan bahwa masalah ini hanyalah sebuah kesalahpahaman sangatlah konyol. Mereka tidak jauh berbeda dari Lord Initial Zen, hanya saja kecerdikan mereka masih kalah jauh darinya.
'Sekarang!' Lord Ye mengirimkan suaranya pada Lord Liberty saat suara gemuruh yang keras bergema di udara. Dalam sekejap, aura Jalur Agung menyelimuti tempat ini dan mengitarinya. Padahal dua sosok itu sedang terluka parah.