Perang
Perang
Orang-orang ini semuanya adalah kultivator dari Six Desires Heaven. Keributan yang terjadi di gunung ilahi itu mengejutkan para Renhuang yang hadir di sana. Banyak dari mereka langsung bergerak mendekat dan ikut menyaksikan pertarungan ini.
'Apa yang sedang terjadi?' Hati banyak orang berdebar kencang. Tatapan mata mereka terpaku pada pertempuran yang sedang berlangsung. Mereka merasa seolah-olah langit akan runtuh dan bumi akan terpecah belah.
"Gunung ilahi ini akan runtuh," ujar seseorang. Gunung ilahi yang melayang di atas langit ini retak dan hancur berkeping-keping. Bagian-bagian kecil itu berjatuhan dan menjadi reruntuhan. Tempat suci tertinggi yang menjulang di atas Six Desires Heaven ini telah diratakan akibat pertempuran ini.
"Rumor mengatakan bahwa Lord Six Desires mengurung seorang kultivator luar biasa yang memiliki jasad suci seorang Kaisa Agung di dalam sana. Lord Yemo, Lord Liberty, dan Lord Initial Zen bergegas pergi ke Istana Six Desires setelah mendengar berita itu. Kemungkinan besar, mereka memutuskan untuk menyerang Lord Six Desires," ujar seseorang. Para kultivator ini tidak dapat menyaksikan apa yang sedang terjadi di gunung ilahi tersebut. Wilayah itu telah disegel oleh area Jalu Agung yang dipenuhi dengan kekuatan penghancur di dalamnya.
Setelah beberapa lama, terdengar suara ledakan di area tersebut. Sebuah badai yang mengerikan telah terbentuk dan menyebar ke sekelilingnya.
"Mundur!" Ekspresi para kultivator itu berubah drastis saat mereka bergegas mundur ke belakang. Badai itu menimpa mereka, dan banyak dari mereka dihempaskan oleh gelombang kejut yang dihasilkan. Mereka memuntahkan darah dari mulut masing-masing. Meskipun mereka telah mencoba untuk menjauh dari wilayah yang tersegel itu, namun mereka masih terpengaruh oleh sisa-sisa gelombang kejut dari pertempuran tersebut.
Namun, saat mereka kembali fokus, perhatian mereka terpaku pada medan pertempuran. Mereka semua sudah tidak sabar untuk menyaksikan perang yang sedang berlangsung di dalam area Jalur Agung itu.
Gunung ilahi itu telah hancur total akibat pertempuran ini, dan hal ini membuat hati semua orang berdebar kencang. Apakah Istana Six Desires benar-benar telah dihancurkan begitu saja?
Pasukan terkemuka seperti Istana Six Desires menempati wilayah yang luas di gunung ilahi tersebut. Ukurannya bahkan menyamai sebuah kota. Namun, tempat itu kini telah dihancurkan dalam sekejap mata. Orang-orang bisa membayangkan betapa mengerikannya pertempuran itu. Kemungkinan besar banyak anggota Istana Six Desires telah binasa.
Di tengah-tengah medan pertempuran, terdapat empat kultivator yang berdiri di sana. Kultivator yang berdiri di bagian tengah mengeluarkan auranya tanpa menahan diri. Keinginan membunuhnya tampak membara. Kedua matanya dipenuhi oleh amarah. Kultivator itu tidak lain adalah Lord Six Desires.
Adapun tiga kultivator kuat lainnya, mereka kini telah mengepung Lord Six Desires. Mereka berdiri di tiga titik di sekelilingnya. Masing-masing dari mereka mengeluarkan kekuatan menakjubkan yang menekan tubuhnya. Pertempuran sudah mencapai titik ini. Istana Six Desires juga telah dimusnahkan. Banyak kultivator dari Istana Six Desires telah tewas terbunuh. Situasinya sudah meningkat ke tahap ini; mustahil bagi mereka untuk berdamai sekarang. Jika mereka membiarkan Lord Six Desires melarikan diri, maka dia akan menjadi ancaman besar bagi mereka di masa depan.
Saat ini, amarah memenuhi hati Lord Six Desires. Tentu saja dia menyadari apa yang diinginkan oleh ketiga kultivator ini. Mereka telah mengerahkan semua kemampuan mereka agar bisa melenyapkannya. Mereka ingin menyingkirkannya untuk mencegah munculnya masalah di masa depan.
*Whoosh* Hembusan angin dan kumpulan awan di atas langit bergejolak tanpa henti, dan Jalur Agung bergemuruh. Lingkaran-lingkaran cahaya suci bersinar terang saat bayangan dewa yang dibentuk oleh Lord Liberty muncul, menghalangi matahari dan menjulang di atas segalanya. Sosok itu melingkupi area yang luas, seolah-olah seluruh wilayah ini telah berubah menjadi area milik Lord Liberty. Ketika sosok dewa itu menyatukan telapak tangannya untuk membentuk sebuah segel, 108.000 telapak tangan raksasa tiba-tiba muncul di atas langit. Semua telapak tangan itu saling terjalin, dan itu adalah pemandangan yang mengesankan untuk dilihat.
"Lord Six Desires, kau hanya bisa menyalahkan dirimu sendiri karena kebodohanmu menghadapi situasi saat ini," ujar Lord Liberty. Kemudian 108.000 telapak tangan raksasa itu dikerahkan ke bawah sekaligus. Area itu berada di ambang kehancuran dan bergetar tanpa henti. Telapak-telapak tangan itu memenuhi langit saat mereka dikerahkan menuju Lord Six Desires.
*Boom*
Sebuah tirai cahaya berwarna emas kembali muncul di sekitar Lord Six Desires. Tampaknya itu adalah area Jalur Agung miliknya. Tidak lama kemudian, tirai cahaya emas itu berubah menjadi sebuah area tersegel yang berisi badai emas yang mengerikan di dalamnya. Kilatan petir emas yang tak terhitung jumlahnya menyambar di tengah-tengah badai yang mengamuk tersebut. Ketika telapak tangan Lord Liberty mendekati Lord Six Desires, dia mengangkat kepalanya dan berteriak saat dia menatap tajam lawannya itu. Alih-alih hancur berkeping-keping, tirai emas itu justru melebar ke sekelilingnya dalam sekejap. Seolah-olah sebuah ledakan telah terjadi di sana.
Sebuah badai emas yang mengancam tampak menyapu langit. Pemandangan itu mirip dengan bencana ilahi yang sesungguhnya. Badai itu menerjang ke arah 108.000 telapak tangan raksasa yang semakin mendekat. Dimana pun badai itu melintas, telapak-telapak tangan itu langsung dipotong dan dihancurkan. Seolah-olah tidak ada kekuatan dari Jalur Agung lain yang bisa bertahan di hadapan badai tersebut.
*Whoosh* Badai emas penghancur itu mengitari medan pertempuran dan ukurannya terus membesar, menjebak ketiga kultivator kuat itu di dalamnya. Hal ini menyebabkan area itu berubah menjadi area Jalur Agung milik Lord Six Desires.
Ketika dihadapkan dengan badai semengerikan itu, bahkan Lord Liberty harus mengambil beberapa langkah ke belakang.
"Sepertinya dia sudah gila," Lord Ye berkomentar sambil melihat pemandangan di bagian bawah. Cahaya suci yang tak terbatas terpancar dari tubuh Lord Six Desires. Setiap sinar cahaya suci itu terhubung dengan tirai cahaya di hadapannya, yang menunjukkan kendalinya atas area Jalur Agung miliknya.
Ketika Lord Ye dan yang lainnya melihat hal ini, mereka mengerti bahwa Lord Six Desires sedang menggunakan semua kekuatannya untuk menahan serangan mereka. Kini dia sudah menjadi satu dengan area Jalur Agung miliknya. Ini adalah sebuah trik yang unik bagi para kultivator yang selamat dari Ujian Para Dewa. Namun, begitu area Jalur Agung miliknya dihancurkan, Lord Six Desires akan menerima konsekuensi yang menyakitkan. Dampak paling ringan adalah rusaknya Jalur Agung miliknya; Kultivasinya mungkin akan menurun karena hal tersebut.
Tentu saja, kemungkinan besar dia akan binasa di sini jika dia tidak mampu keluar hidup-hidup. Oleh sebab itulah, dia tidak punya waktu untuk memikirkan hal lain, seperti kultivasinya.
*Boom* Namun, sebuah suara yang mengerikan kembali terdengar. Lord Ye baru saja melancarkan serangan. Sebuah lubang hitam penghancur muncul di atas langit. Dari dalamnya, muncul sebuah tombak yang langsung menembus ruang hampa dan menerjang ke tempat Lord Six Desires berada. Saat tombak itu dikerahkan ke bawah, banyak bayangan tombak tampak melesat di udara. Semua bayangan tombak itu menerjang ke bawah secara bersamaan. Cahaya bencana yang dihasilkan menghancurkan segala sesuatu yang dilalui oleh mereka.
Namun, tepat pada saat ini, cahaya suci berwarna emas yang menghubungkan Lord Six Desires dan langit mengambil bentuk pohon-pohon ilahi. Dalam sekejap, sulur-sulur dan dedaunan bermunculan dan menjerat tombak-tombak itu.
Pergerakan tombak yang tak terhitung jumlahnya itu pun terhenti. Hanya tombak terkuat yang tetap menembus langit setelah melewati jeratan dahan-dahan emas itu dan terus bergerak menuju Lord Six Desires.
Ketika dia melihat serangan ini mendekat, Lord Six Desires tampaknya telah berubah menjadi cahaya suci. Kilatan petir emas yang tak terhitung jumlahnya meledak dan melesat ke arah tombak yang berjatuhan. Lord Six Desires menunjuk ke atas langit, dan tubuhnya bertabrakan dengan tombak tersebut. Tombak itu terbentuk dari Jalur Agung, dan tubuhnya juga terbentuk dari Jalur Agung yang kuat.
Ketika jarinya dan tombak itu bertabrakan, sosok Lord Six Desires juga muncul di bawah tombak itu. Badai penghancur yang dihasilkan menjadi semakin kuat dan menyebar ke area di sekitarnya. Para kultivator dari dunia luar melihat sinar-sinar cahaya bencana berwarna emas yang tak terhitung jumlahnya menyebar di sekitar mereka. Tidak ada yang bisa menahan gelombang kejut semengerikan itu.
"Lord Six Desires, keberuntunganmu sudah habis," ujar Lord Ye. Hingga saat ini, Lord Initial Zen belum melancarkan serangan. Di antara mereka bertiga, Lord Initial Zen masih berada dalam kondisi terbaiknya sekarang.
Lord Six Desires tidak akan bisa pergi meninggalkan pertempuran ini dengan selamat.
Di atas medan pertempuran, Ye Futian rupanya juga sudah berada di sana. Cahaya suci tampak mengitarinya, mencegah agar tubuhnya tidak dihancurkan. Di sekelilingnya, muncul cahaya Buddha yang samar. Tatapannya menjadi aneh saat dia memandang Lord Initial Zen di kejauhan.
Bahkan di momen seperti ini, Lord Initial Zen masih ingat untuk melindungi Ye Futian?
Situasi ini jelas sangat tidak menguntungkan bagi Lord Six Desires!