Legenda Futian

Undangan



Undangan

3Ye Futian tidak menyangka bahwa segala sesuatunya menjadi jauh lebih rumit. Sekarang, bahkan Lord Six Desires—orang yang paling berkuasa di Six Desires Heaven—ikut campur dalam masalah ini.     

Dia bahkan tidak tahu bagaimana caranya Lord Six Desires bisa mengetahui apa yang baru saja terjadi.     

Sudah jelas, kematian Tetua Agung Motian adalah alasan kenapa dia mengirimkan seseorang untuk membawanya ke Istana Six Desires.     

Si Ye adalah sosok yang selamat dari Ujian Para Dewa. Kehadirannya di sini menunjukkan bahwa perselisihannya dengan Tetua Agung Motian telah menyebar ke seluruh penjuru Six Desires Heaven, terutama di antara sosok terkemuka di dalamnya.     

Ye Futian tidak pernah membayangkan bahwa begitu dia tiba di Western Heaven, dia akan terlibat dalam keributan sebesar ini di Six Desires Heaven.     

"Jieyu, Paman Tie, aku akan ikut bersama mereka, tapi kalian harus bergegas pergi," ujar Ye Futian pada Hua Jieyu dan Si Buta Tie secara telepati.     

"Paman Tie bisa membawa yang lainnya pergi," jawab Hua Jieyu secara telepati. Dia tidak memiliki niatan untuk pergi. "Aku mengkhawatirkan keselamatanmu. Tenang saja, aku akan mengikutimu secara diam-diam."     

"Baiklah." Ye Futian tidak repot-repot membantahnya. Dia dan Hua Jieyu berbagi satu pikiran dan jiwa. Dia mengerti bahwa tidak mungkin bagi Hua Jieyu untuk meninggalkannya saat ini, jadi dia hanya bisa menerima apa yang diputuskan oleh Hua Jieyu.     

Masalah ini menjadi semakin besar sekarang. Kehadiran Si Buta Tie dan yang lainnya hanya akan menjadi beban, jadi dia merasa akan lebih baik jika dia pergi sendirian.     

Si Buta Tie memahami niat Ye Futian dan setuju tanpa banyak berkomentar. Meskipun dia telah berkultivasi ke puncak Renhuang Plane, dia masih tidak berdaya ketika berpartisipasi dalam pertempuran yang melibatkan para kultivator yang selamat dari Ujian Para Dewa. Hanya Ye Futian yang mampu menghadapi sosok-sosok seperti itu dengan menggunakan tubuh Kaisar Agung Shenjia.     

Ketika dia telah mengatur semuanya, Ye Futian memandang bayangan Si Ye dan menjawab, "Bagaimana mungkin saya menolak undangan dari Lord Six Desires? Tetua, silahkan tunjukkan jalannya."     

Si Ye tampak sedikit terkejut. Dia tidak menyangka pemuda berjubah putih ini, yang telah membunuh Tetua Agung Motian, akan bersikap begitu ramah. Dia tidak datang kemari secara pribadi karena dia khawatir bahwa dia akan mengalami nasib yang sama seperti Tetua Agung Motian. Dia menjadi sedikit waspada terhadap Ye Futian setelah dia menyaksikan saat-saat terakhir Tetua Agung Motian.     

"Bagus. Kalau begitu, mari kita berangkat sekarang," jawab bayangan Si Ye. Pada saat berikutnya, para wanita bergaun putih itu pun berbalik. Sosok mereka melayang di udara saat mereka mulai pergi menjauh. Sosok Ye Futian melesat saat dia mengikuti rombongan itu dari belakang.     

"Guru." Fang Cun dan Ling Kecil sama-sama memiliki kekhawatiran dan kemarahan di mata mereka. Mereka khawatir karena mereka takut sesuatu akan terjadi pada Ye Futian. Mereka marah karena mereka telah beberapa kali menghadapi bahaya sejak mereka tiba di sini. Kenapa orang-orang ini tidak membiarkan mereka pergi begitu saja?     

Duo Yu mengepalkan telapak tangannya dengan erat saat dia kesal pada ketidakmampuannya sendiri.     

Peristiwa yang terjadi di depan mata mereka ini telah meninggalkan kesan tersendiri bagi keempat remaja itu. Hal tersebut semakin memotivasi mereka untuk menjadi semakin kuat.     

Sebaliknya, Chen Yi terlihat cukup tenang. Meskipun dia belum lama mengenal Ye Futian, namun dia memiliki masa krisisnya sendiri. Ye Futian memiliki banyak rahasia, dan dia telah melalui banyak hal sebelumnya serta selalu berhasil lolos tanpa cedera. Chen Yi yakin bahwa kali ini juga tidak akan ada hal buruk yang akan terjadi pada Ye Futian.     

Si Buta Chen pernah mengatakan bahwa Ye Futian adalah sosok yang terpilih. Sebenarnya Chen Yi tidak begitu memahami apa yang dimaksud dengan 'terpilih' di sini, namun dia juga tidak perlu memahaminya.     

Dia hanya mengetahui bahwa Si Buta Chen memberitahunya bahwa dia sudah ditakdirkan untuk menjadi sang pewaris cahaya dan sosok yang luar biasa di masa depan.     

Dan sebagai sosok yang ditakdirkan untuk mewarisi kekuatan cahaya, Si Buta Chen juga menyuruhnya untuk mengikuti dan membantu Ye Futian.     

Permintaan ini menunjukkan betapa pentingnya sosok Ye Futian di mata Si Buta Chen.     

Karena Chen Yi percaya pada Si Buta Chen, maka dari itu dia juga mempercayai Ye Futian.     

"Kita akan pergi sekarang," jawab Chen Yi. Meskipun mereka tidak bisa memberikan bantuan apa pun pada Ye Futian, namun mereka tidak boleh menjadi beban baginya. Setidaknya, mereka harus memastikan keselamatan mereka sendiri terlebih dahulu sehingga Ye Futian dapat menangani situasi yang ada tanpa kekhawatiran apa pun.     

"Ya." Si Buta Tie mengangguk pelan, dan kelompok itu pun bergegas pergi, namun ke arah yang berbeda dari arah yang dituju oleh Ye Futian.     

…     

Di tengah-tengah perjalanan, Si Ye masih belum menunjukkan tubuh aslinya, namun Ye Futian bisa merasakan bahwa dia selama ini sudah berada di sana. Ye Futian menyadari bahwa ada seseorang yang mengawasi semuanya sejak awal.     

"Ada satu hal yang belum bisa saya pahami. Bolehkah saya meminta penjelasan dari anda?" tanya Ye Futian.     

"Tanyakan saja," sebuah suara menanggapi pertanyaan Ye Futian.     

"Kedatangan anda kemari pasti atas perintah dari Lord Six Desires, tapi bagaimana caranya Lord Six Desires mengetahui apa yang telah terjadi?" Ye Futian melanjutkan.     

"Tetua Agung Motian telah mengirimkan gambaran pada Lord Six Desires tepat sebelum dia meninggal dunia," wanita itu menjawab. Tatapan mata Ye Futian menajam saat mendengar hal ini. Dia tidak menyangka bahwa rubah tua yang licik itu masih berusaha melawannya bahkan setelah dia binasa. Dia telah memberitahu Lord Six Desires tentang masalah ini. Terlebih lagi, dia telah mengungkapkan bahwa Ye Futian adalah orang yang membunuhnya.     

Pantas saja…     

"Lalu, bagaimana anda bisa mengetahui dimana saya berada?" Ye Futian bertanya lagi.     

"Kau tidak perlu mengetahuinya," Si Ye menanggapi. "Jika kau benar-benar penasaran, kau bisa bertanya pada Lord Six Desires secara langsung ketika kau tiba di Istana Six Desires."     

Ketika Ye Futian mendengar jawaban Si Ye, dia langsung menyadari bahwa hal ini dilakukan mungkin karena Si Ye tidak ingin dia mengetahui kebenarannya. Namun, jika Tetua Agung Motian dapat mengirimkan momen kematiannya pada Lord Six Desires, sang Tetua Agung mungkin telah berhasil meninggalkan suatu tanda pada dirinya tanpa dia sadari.     

Apalagi tingkat kultivasi Tetua Agung Motian jauh lebih tinggi darinya. Di luar hal itu, dia tidak bisa memikirkan kemungkinan lainnya. Bagaimanapun juga, begitu dia tiba di Six Desires Heaven, dia hanya berselisih dengan Tetua Agung Motian. Setelah membunuh lawannya itu, dia tidak berinteraksi dengan sosok lainnya. Bahkan kelompoknya tidak tahu tempat apakah ini.     

Oleh sebab itulah, Tetua Agung Motian masih memegang peran terpenting mengenai semua yang telah terjadi, namun dia tidak tahu apa yang membuat orang-orang ini tidak menyukainya.     

Maka dari itu, tampaknya kemana pun dia pergi, dia tidak akan luput dari pengawasan Lord Six Desires. Jika dia ingin menyelesaikan masalah ini, mustahil baginya untuk tidak pergi ke Istana Six Desires.     

Namun, bahkan Ye Futian sendiri tidak tahu bagaimana hasil akhirnya apabila dia berhadapan dengan seorang kultivator yang telah melewati Ujian Para Dewa tahap kedua.     

Waktu pun terus berlalu, kelompok itu masih melintasi langit hingga akhirnya mereka tiba di puncak sebuah gunung ilahi.     

Gunung ilahi ini menjulang tinggi hingga menembus langit, dan faktanya, gunung ilahi tersebut adalah titik tertinggi dari Six Desires Heaven.     

Dikabarkan bahwa Istana Six Desires juga berdiri di sana.     

Pada saat ini, Ye Futian menginjakkan kaki di gunung ilahi itu bersama Si Ye. Tidak jauh di depannya, seorang wanita cantik dengan temperamen yang luar biasa menunjukkan jalan bagi semua orang. Dia adalah Si Ye—salah satu kultivator tingkat tinggi dari Six Desires Heaven. Dia sekarang berada dalam tubuh aslinya saat mereka mendekati lokasi ini. Dia tahu bahwa Ye Futian tidak bisa melarikan diri dengan mudah dari sini dan dia memang datang kemari atas kemauannya sendiri.     

Banyak orang bermunculan, dan mereka dikelilingi oleh berbagai macam jiwa spiritual ketika sosok-sosok yang baru saja muncul ini mencoba memata-matai Ye Futian. Pemuda berambut abu-abu di Renhuang Plane tingkat kedelapan ini berhasil membunuh Tetua Agung Motian. Ditambah lagi, dia mampu mengendalikan jasad suci, itulah alasan mengapa dia mampu melenyapkan seorang kultivator yang selamat dari Ujian Para Dewa dengan satu serangan.     

Si Ye membawa Ye Futian ke atas dan ke bagian dalam dari gunung ilahi itu. Istana Six Desires sekarang berada di bidang penglihatannya. Ketika dia melihat istana surgawi yang megah itu, Ye Futian tampak tidak terkesan, yang ditunjukkan oleh ekspresinya yang tetap tenang, dan seperti biasa, tidak terlalu terkejut. Si Ye, di sisi lain, tampak kagum dengan ketenangannya. Pemuda ini telah datang sejauh ini tanpa menunjukkan reaksi sedikit pun. Mungkinkah dia benar-benar sekuat itu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.