Legenda Futian

Pembunuhan yang Terencana



Pembunuhan yang Terencana

0Meskipun Tie Tou dan Duo Yu tidak mengatakan apa pun, namun sikap mereka dapat terlihat dengan jelas, melihat bagaimana mereka berdiri di tempat mereka berada saat ini.     

"Tetua Agung Motian telah menyetujui kesepakatan ini, dan dia akan mendapatkan jasad suci milik Kaisar Agung Shenjia, jadi dia tidak akan melakukan apa pun padaku. Selain itu, tindakan tersebut tidak akan membawa keuntungan apa pun baginya. Kalian pergilah sekarang," ujar Ye Futian pada mereka. "Paman Tie, tolong bawa mereka pergi."     

"Baiklah," Si Buta Tie mengangguk pelan, kemudian sebuah kekuatan yang dahsyat menyelimuti keempat remaja itu.     

"Paman Tie."     

"Ayah," kelompok itu berseru. Tapi Si Buta Tie mengabaikan mereka dan membawa mereka pergi dengan paksa. Karena Ye Futian telah membuat keputusan, dia pasti memiliki niat dan rencananya sendiri. Setelah mengikuti Ye Futian selama bertahun-tahun, Si Buta Tie sudah mengenal kepribadian Ye Futian dengan cukup baik; dia bukan tipe orang yang akan begitu mudah menyerahkan tubuh Shenjia Agung pada orang lain. Melihat kepribadian Ye Futian, kecuali dia benar-benar berada di ujung tanduk, dia tidak mungkin akan melakukan hal seperti itu.     

Saat ini, situasinya belum seburuk itu, jadi Ye Futian pasti memiliki rencana lain.     

"Berhati-hatilah," ujar Hua Jieyu sambil memandang Ye Futian. Setelah itu, dia pergi bersama Hua Qingqing, Chen Yi, dan yang lainnya, melesat melintasi langit dengan kecepatan yang mencengangkan.     

Mereka juga membawa tubuh fisik Ye Futian, tapi dia masih berhadapan dengan Tetua Agung Motian dengan menggunakan tubuh Shenjia Agung. Tentu saja, sampai sekarang, Tetua Agung Motian masih bersembunyi dalam kegelapan.     

Setelah beberapa lama, Tetua Agung Motian berkata, "Dengan kecepatan mereka saat ini, mungkin mereka sudah berada cukup jauh sekarang. Namun. butuh waktu lama bagi mereka untuk bisa pergi meninggalkan jangkauan jiwa spiritualku. Apakah ini benar-benar kesepakatan yang kau inginkan?"     

Ye Futian memandang ke depan dan berkata, " Senior tidak akan mendapatkan apa-apa jika anda memilih untuk membunuh saya. Saya yakin kultivator di tingkat setinggi anda tidak akan mengingkari kata-katanya, bukan?"     

"Tentu saja; Aku bukanlah sosok yang suka berkhianat," ujar Tetua Agung Motian dengan tulus. "Begitu aku mendapatkan jasad suci itu, aku akan mencapai tujuanku selama ini. Kenapa aku harus repot-repot mengambil nyawamu?"     

"Baiklah," Ye Futian menganggukkan kepalanya, dan ekspresinya juga tampak serius. "Kalau begitu, saya akan menyerahkan jasad suci milik Shenjia Agung pada anda."     

Saat dia selesai berbicara, terdapat jiwa spiritual yang keluar dari tubuh Shenji Agung dan mulai melayang ke kejauhan.     

Jasad suci Kaisar Agung Shenjia melayang di udara, namun sekarang tampak tidak bernyawa, meskipun masih ada aura kuat yang terpancar darinya.     

Bayangan wajah Tetua Agung Motian muncul kembali, diikuti oleh kekuatan pelahap dalam jumlah besar yang menyebar ke arah jasad suci tersebut. Dalam sekejap, jasad suci itu mulai terbang ke kejauhan.     

Sepasang mata muncul secara tiba-tiba dan memandang ke arah jasad suci itu. Dalam sekejap, terdengar suara geraman saat aura Jalur Agung bergejolak tanpa henti.     

"Jadi ini jasad suci milik seorang Kaisar Agung, menakjubkan." Sebuah suara dapat terdengar dari tubuh Kaisar Agung Shenjia. Sementara itu di kejauhan, satu sosok buram tampak bergerak menjauh; itu adalah jiwa spiritual milik Ye Futian.     

Saat suara itu terdengar, sebuah guncangan yang mengerikan menimpa jiwa spiritual Ye Futian, dan arus berwarna emas yang sangat dingin juga muncul di sekitarnya.     

*Whoosh* Saat serangan spiritual yang mengerikan itu mulai menyelimuti jiwa spiritual Ye Futian, dia berusaha membebaskan diri dengan sisa-sisa kekuatannya.     

"Senior, kau..." Ye Futian tersentak. Keterkejutannya dibalas dengan tawa. "Kawanku, kau memiliki bakat dan potensi yang luar biasa. Bagaimana mungkin aku bisa hidup tenang jika kau tidak mati hari ini? Tidak usah khawatir, aku juga tidak akan membiarkan teman-temanmu pergi."     

Tepat setelah Tetua Agung Motian selesai berbicara, sebuah arus yang mengerikan telah menyelimuti jiwa spiritual Ye Futian seutuhnya.     

Setelah melenyapkan jiwa spiritual Ye Futian, satu sosok berjalan keluar dari badai Jalur Agung yang melanda tempat itu dan berdiri di depan jasad suci Shenjia Agung. Tatapan matanya sangat mengerikan, dan aliran udara dari Jalur Agung tampak mengelilingi tubuhnya. Saat dia menatap jasad suci itu, rasanya seolah-olah dia telah memasuki sebuah dunia tersendiri, dan sosoknya dikelilingi oleh rune yang tak terhitung jumlahnya.     

"Jadi ini jasad suci milik seorang Kaisar Agung. Sungguh menakjubkan," Tetua Agung Motian bergumam pelan. Kedua matanya terpejam, dan dia tampak sedikit memaksakan diri.     

Saat dia memejamkan matanya, tanda-tanda kehidupan mulai muncul di mata Shenjia Agung, dan keinginan membunuh yang dingin terpancar dari sepasang mata tersebut.     

Tetua Agung Motian merasa ada sesuatu yang tidak beres. Pada saat berikutnya, rasanya seolah-olah tubuh Shenjia Agung telah berubah menjadi sebilah pedang ilahi, melesat menembus ruang hampa dalam sekejap. Sudah terlambat bagi sang Tetua Agung untuk menghindar sekarang. Pedang yang telah dibentuk dari jasad suci itu menembus tubuhnya dan muncul di belakangnya.     

Ketakutan yang luar biasa muncul di kedua mata Tetua Agung Motian. Itu adalah rasa takut akan kematian. Tubuhnya bergetar saat sosoknya mulai hancur berkeping-keping.     

"Bagaimana kau bisa melakukannya?" tanya Tetua Agung Motian. Ini adalah kata-kata terakhirnya.     

"Kau dikuasai oleh keserakahan; jika tidak, kau pasti bisa menyadarinya," jawab Ye Futian. Mendengar hal ini, Tetua Agung Motian tiba-tiba menyadari sesuatu, jadi itulah sebabnya dia merasa ada yang tidak beres sebelumnya. Pantas saja...     

Jiwa spiritual itu hanyalah sebagian kecil dari jiwa spiritual Ye Futian yang sesungguhnya. Sebagian besar dari jiwa spiritualnya masih berada di dalam jasad suci Kaisar Agung Shenjia; hanya saja keberadaannya berhasil disembunyikan. Karena keserakahannya dan betapa tidak sabarnya dia untuk mendapatkan jasad suci tersebut, dia menjadi ceroboh dan menurunkan kewaspadaannya.     

Dia tidak pernah menyangka bahwa setelah menghabiskan hidupnya dengan sangat berhati-hati, pada akhirnya dia dijebak oleh seorang kultivator muda dan tewas terbunuh oleh satu serangan.     

*Brak* Tubuh Tetua Agung Motian hancur berkeping-keping. Dia diserang secara mendadak sehingga dia tidak sempat mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Ketika kultivator berada di tingkat ini, hanya ada garis pembatas yang sangat tipis antara kehidupan dan kematian.     

Ye Futian menghela napas lega setelah membunuh Tetua Agung Motian. Sosoknya bergerak dan melesat dengan kecepatan tinggi ke suatu arah. Tidak lama kemudian, dia bertemu kembali dengan rekan-rekannya. Jiwa spiritualnya keluar dari jasad suci dan kembali ke tubuh aslinya.     

"Guru," Ling Kecil dan yang lainnya memanggil Ye Futian, namun mereka hanya melihatnya duduk bersila di atas punggung Mo Yunzi. Dia memejamkan matanya dan mulai bekultivasi. Saat Pohon Dunia miliknya mulai diaktifkan, aura Ye Futian tampak bergejolak. Sepertinya dia menderita beberapa luka di tubuhnya.     

"Jangan ganggu dia," ujar Si Buta Tie. Beberapa saat yang lalu mereka juga diserang oleh Tetua Agung Motian, dan hal ini menunjukkan bahwa sang Tetua Agung juga memiliki serangan-serangan yang unik. Namun dia kini telah menghilang. Mereka tahu bahwa hal tersebut mungkin terjadi karena Tetua Agung Motian yang sesungguhnya telah dibunuh oleh Ye Futian.     

Namun, sepertinya Ye Futian terluka saat bertarung melawan sang Tetua Agung.     

Ling Kecil dan yang lainnya menyadari apa yang sedang terjadi dan tidak mengganggu Ye Futian. Pada saat yang bersamaan, tubuh Mo Yunzi, yang dinaiki oleh Ye Futian, bergetar. Dia juga tahu bahwa Tetua Agung Motian sudah mati, dan dia menyadari betapa kuatnya mantan tuannya itu. Tidak hanya tingkat kultivasinya yang tinggi, tetapi dia juga sosok yang licik dan kejam. Selama bertahun-tahun, terdapat kultivator kuat yang tak terhitung jumlahnya telah mati di tangannya.     

Namun sekarang, dia telah dibunuh oleh seorang kultivator muda dengan kemenangan mutlak.     

Tuan barunya ini adalah kultivator jenius yang sangat berbakat. Semua yang telah dia lakukan sebelumnya bertujuan untuk membuat Tetua Agung Motian menurunkan kewaspadaannya sehingga dia bisa membunuhnya dengan satu serangan. Dia mampu membaca jalan pikiran Tetua Agung Motian seperti sebuah buku. Dan dia masih sangat muda! Akan menjadi semengerikan apakah dia di masa depan?     

Ye Futian juga harus membayar harga yang cukup mahal untuk membunuh Tetua Agung Motian. Bagaimanapun juga, dia telah memisahkan sebagian kecil dari jiwa spiritualnya dan membiarkan Tetua Agung Motian melahap serta menghancurkannya untuk membuatnya lengah. Hanya dengan cara itulah dia bisa memancing tubuh sang Tetua Agung yang sesungguhnya untuk keluar dan membunuh Tetua Agung Motian dengan satu serangan.     

Sebagian kecil jiwa spiritual yang telah dihancurkan itu membawa dampak yang cukup besar bagi Ye Futian. Akan butuh waktu cukup lama baginya untuk memulihkan diri!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.