Legenda Futian

Kendali



Kendali

1Sepasang cakar yang tajam dari Roc Bersayap Emas itu mengoyak ruang hampa dan menutupi area ini. Cakar itu dikerahkan menuju kapal terbang yang dinaiki oleh Ye Futian dan kelompoknya.     

Si Buta Tie melangkah ke depan dan mengangkat tangannya untuk mengayunkan palu ilahi berwarna emas miliknya, menekan ruang hampa tanpa perlu mengerahkan kekuatan terbaiknya.     

*Brak* Terdengar suara ledakan yang keras saat cakar itu bertabrakan dengan palu ilahi dan menghasilkan pancaran cahaya berwarna emas yang menakjubkan. Roc Bersayap Emas itu terbang menukik ke belakang, lalu menancapkan cakarnya dengan kuat di atas kumpulan awan keemasan di area tersebut. Sayapnya terbentang lebar hingga menutupi langit dan matahari. Tatapan matanya terlihat sangat buas.     

Kepalanya kini berubah menjadi kepala manusia, dan kedua matanya yang berwarna emas tampak sangat tajam. Monster ini mengingatkan Ye Futian pada Elang Kecil. Sangat disayangkan bahwa kultivasi Elang Kecil belum cukup tinggi untuk bisa berkultivasi di dalam langit berbintang. Kalau tidak, dia bisa meningkatkan tingkat Plane-nya seperti yang lain, dan dia akan berada di sini untuk menjelajah bersama mereka.     

"Hei kalian para tamu asing, dari dunia mana kalian berasal?" Roc Bersayap Emas itu angkat bicara, yang menunjukkan dia tahu bahwa Ye Futian dan kelompoknya datang dari dunia luar. Sepertinya dia tahu bahwa mereka terdampar ke dunia ini akibat badai pasir hisap di bagian luar dari Pohon Bodhi Ilahi.     

"Kami datang dari Prefektur Ilahi, dan kami pergi ke Western Heaven untuk menjelajah. Kami tidak memiliki niat buruk," jawab Ye Futian pada Roc Bersayap Emas tersebut. Namun, burung ilahi ini pada dasarnya memiliki sifat yang tegas. Tatapan matanya tetap terlihat tajam, dan dia terus menatap Ye Futian dan kelompoknya. Ada aura yang misterius di dalam sepasang mata itu.     

"Karena kalian adalah tamu yang datang dari jauh, silahkan ikut denganku menuju gunung," ujar Roc Bersayap Emas itu sambil memandang Ye Futian dan kelompoknya. Meskipun kata-katanya ini terdengar seperti sebuah undangan, namun nada bicaranya masih terdengar cukup tegas.     

Ye Futian memandang gunung surgawi berwarna emas di kejauhan. Gunung itu tampaknya melayang di atas kumpulan awan emas. Terdapat sebuah kuil kuno yang megah berdiri gunung surgawi tersebut, yang mungkin adalah tempat dimana Roc Bersayap Emas ini berasal.     

Namun, dia juga bisa melihat bahwa Roc Bersayap Emas ini memiliki beberapa motif tersembunyi, dan mereka tidak ada masalah dengannya. Tapi, sebagai pendatang baru, mereka tidak tahu kenapa Roc ini merasa tersinggung dan langsung menyerang mereka sejak awal.     

"Kami baru saja tiba di sini dan tidak tahu dunia apakah ini. Tempat seperti apakah gunung surgawi yang akan kita kunjungi?" Ye Futian bertanya.     

"Tempat ini adalah Six Desires Heaven, dan gunung surgawi yang terbentang di depan kalian adalah gunung ilahi dari Six Desires Heaven, yang dikenal sebagai Tempat Suci dari Six Desires Heaven. Kalian sungguh beruntung bisa datang kemari; oleh sebab itulah kalian harus meluangkan waktu untuk mengunjunginya," lanjut Roc Bersayap Emas itu.     

"Six Desires Heaven!" Ye Futian bergumam pelan. Dia masih belum mengetahui banyak hal mengenai pengaturan dunia di Western Heaven, dan dia butuh waktu untuk menyelidiki semuanya.     

Namun, Roc Bersayap Emas ini telah menyebutkan detail lokasi dari gunung ilahi tersebut.     

Lebih penting lagi, jika seekor burung ilahi di puncak Renhuang Plane benar-benar tinggal di gunung ilahi ini, mungkin akan ada sosok-sosok lain yang lebih kuat di sana, seperti mereka yang selamat dari Ujian Para Dewa; detail dari tingkat Plane mereka masih menjadi misteri. Sehingga tidaklah bijaksana bagi mereka untuk melanjutkan perjalanan dengan tergesa-gesa.     

"Tidak perlu. Kami baru saja tiba di Six Desires Heaven untuk pertama kalinya dan untuk saat ini, kami akan mengunjungi Dunia Bawah terlebih dahulu. Kami akan mengunjungi gunung ilahi itu nanti." Ye Futian menjawab sambil tersenyum tipis. Dia menolak penawaran itu mentah-mentah.     

Dia tidak tertarik untuk menyetujui penawaran yang berisiko itu dan langsung menolak undangan tersebut. Dia menganggap bukan pilihan yang tepat bagi mereka untuk memasuki wilayah kekuasaan seseorang secepat ini.     

Ketika sarannya ditolak oleh Ye Futian, hawa dingin terlintas di kedua mata Roc Bersayap Emas itu, dan tatapan matanya terlihat sangat tajam. Sayapnya dibentangkan hingga menutupi area ini, dan sayap ilahi berwarna emas itu dengan mudahnya dikepakkan beberapa kali. Meski demikian, untaian aura yang kuat tampaknya telah menyebar di udara, berniat untuk mengoyak tubuh Ye Futian dan kelompoknya.     

Ye Futian dan kelompoknya saat ini diselimuti oleh sebuah tirai cahaya berwarna emas sementara sayap Roc Bersayap Emas itu terus dikepakkan dengan kencang. Dalam sekejap, bulu-bulu emas yang tak terhitung jumlahnya menghujani seluruh tempat, melesat menembus ruang hampa. Setiap bulu emas itu tampak menyerupai bilah pedang paling tajam di dunia ini, yang bertujuan untuk membunuh Ye Futian dan rekan-rekannya.     

Si Buta Tie mengangkat kepalanya saat cahaya suci berwarna emas bersinar di sekujur tubuhnya. Namun, pada saat ini, Chen Yi mengeluarkan cahaya yang tak terbatas dari tubuhnya. Ketika cahaya itu bertabrakan dengan bulu-bulu yang dikerahkan pada mereka, bulu-bulu itu tidak dapat menerobos lebih jauh. Mereka justru menghilang di bawah pancaran cahaya tersebut.     

Ye Futian menatap Chen Yi. Setelah Chen Yi mewarisi kekuatan cahaya, tingkat kultivasinya tidaklah berubah, karena saat ini dia masih seorang Renhuang tingkat kedelapan. Namun, kekuatannya telah berubah drastis, dan dia mampu menangkis serangan lawannya menggunakan kekuatan cahaya yang dia warisi.     

"Apa yang harus kita lakukan?" Chen Yi berbisik, menunggu perintah dari Ye Futian. Sepertinya dia tidak ragu pada kemampuannya untuk mengalahkan burung ilahi ini, tindakan sederhana seperti menanyakan pertanyaan inilah yang menunjukkan kepercayaan diri yang sekarang dirasakan oleh Chen Yi.     

Di dunia kultivasi, mencapai tingkat Renhuang menunjukkan bahwa sebuah transformasi telah terjadi dan mereka bukan lagi seorang manusia biasa. Meskipun burung ilahi itu dilahirkan dengan bakat alaminya, namun dia tidak memiliki kelebihan khusus yang dapat dibanggakan. Ditambah lagi, Chen Yi sekarang memiliki Tubuh Cahaya dari Jalur Agung.     

"Coba kendalikan dia, tapi jangan ambil nyawanya," jawab Ye Futian tanpa ada niatan menolak penawaran Chen Yi untuk melancarkan serangan balasan. Dia tahu bahwa Chen Yi ingin menepati janjinya dan membalas kebaikannya. Inilah yang diinginkan oleh Si Buta Chen. Setelah mewarisi kekuatan cahaya, Chen Yi akan selalu mendampingi Ye Futian untuk membantunya.     

"Baiklah!" Tubuh Chen Yi melayang di udara, dan cahaya di sekitarnya bersinar sangat terang. Dalam sekejap, semua bulu itu telah dihancurkan dan lenyap di bawah pancaran cahaya tersebut.     

Kedua mata emas dari Roc Bersayap Emas itu tampak setajam pedang saat dia mengamati sosok Chen Yi. Tampaknya pria ini adalah seorang Renhuang tingkat kedelapan dan berspesialisasi dalam kekuatan cahaya yang langka.     

*Whoosh* Sebuah badai emas saat ini bergejolak di antara langit dan bumi saat sayap ilahi milik Roc Bersayap Emas itu dikerahkan ke bawah. Sepasang sayap itu membesar dalam sekejap saat mereka membelah ruang hampa, mengarah menuju Chen Yi, yang melayang di udara.     

Kecepatan Roc Bersayap Emas itu sangat mencengangkan, baik saat bergerak maupun saat melancarkan serangan. Sayap ilahi itu langsung menebas ke bawah, meninggalkan jejak-jejak berwarna emas di udara, yang kemudian menghantam tubuh Chen Yi, tetapi ternyata itu hanyalah bayangannya.     

Saat ini, seberkas cahaya muncul di atas langit, mendekati tempat dimana Roc Bersayap Emas itu berada.     

*Whoosh* Sebuah badai bergejolak di area tersebut. Roc Bersayap Emas itu mengepakkan sayapnya dan menghilang dari tempatnya, tetapi cahaya itu terus mengejarnya tanpa henti dengan kecepatan tinggi. Keduanya tidak meninggalkan jejak apa pun di belakang mereka kecuali bayangan masing-masing, yang sulit dideteksi dengan mata telanjang.     

Roc Bersayap Emas dikenal sebagai monster dengan kecepatan yang tak tertandingi. Siapa pun hanya bisa membayangkan betapa cepatnya pergerakannya. Namun lawannya kali ini adalah Chen Yi, yang berspesialisasi dalam kekuatan cahaya. Pergerakan Chen Yi bahkan lebih cepat darinya.     

Mengetahui bahwa dia tidak bisa bergerak lebih cepat dari Chen Yi, sayap burung ilahi itu dikepakkan secara bersamaan ketika bilah-bilah pedang emas yang tak terhitung jumlahnya bermunculan untuk menghancurkan semua yang ada di dalam area tersebut. Itu adalah upaya terakhir darinya untuk mengakhiri nyawa Chen Yi saat ini juga.     

Namun pada saat ini, dia hanya bisa melihat cahaya di matanya. Dan dalam sekejap, kedua matanya terasa sangat sakit; rasanya seolah-olah matanya telah ditusuk. Tampaknya kekuatan cahaya itu telah menerobos masuk ke dalam jiwanya.     

Dalam sekejap, Roc Bersayap Emas itu memejamkan matanya dan tidak berani membukanya lagi.     

Saat ini, banyak sinar cahaya menyinari sosoknya yang berukuran sangat besar dan menembus tubuhnya. Roc Bersayap Emas itu memekik tanpa henti, seolah-olah dia sangat kesakitan. Pada saat ini, terdapat sosok lain yang muncul di depannya dan memberi perintah, "Bukalah matamu."     

Suara ini sepertinya mengandung kekuatan iblis karena Roc Bersayap Emas itu mau tidak mau membuka matanya. Kemudian, dia melihat sepasang mata yang mengerikan menerobos masuk ke dalam dirinya, dan sebuah aura spiritual yang kuat memasuki pikirannya dan mulai mengendalikannya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.