Legenda Futian

Pohon Bodhi Ilahi



Pohon Bodhi Ilahi

3Beberapa bulan kemudian, sebuah kapal terbang tampak melakukan perjalanan melalui area kosong yang tak berujung.     

Area kosong dipenuhi dengan kegelapan dan guncangan spasial yang mengerikan. Beberapa dari guncangan ini bahkan mengandung aura mengerikan dan penghancur dari Jalu Agung di dalamnya. Kapal terbang itu tampak terombang-ambing saat melintasi area kosong ini.     

"Jauh sekali tempatnya," gumam Ye Futian pada dirinya sendiri. Sebuah titik cahaya melayang di depannya, seolah-olah ada suatu koordinat yang tersembunyi di dalamnya, membimbing mereka dalam perjalanan ini. Benda itu adalah pemberian sang guru untuk membimbingnya dalam menemukan lokasi dimana Western Heaven berada.     

Tanpa benda itu, tidak akan mudah bagi mereka untuk menemukan Western Heaven. Mustahil bagi kultivator biasa, yang bisa tewas terbunuh kapan saja, untuk melakukan perjalanan melalui area kosong yang tak berujung ini. Bahkan Ye Futian sendiri telah menghadapi banyak bahaya di sepanjang perjalanannya di area ini.     

Di bagian tepi dari kapal terbang itu, Chen Yi sedang duduk bersila dan berkultivasi dengan tenang di sana. Tubuhnya terus menerus diselimuti oleh cahaya, yang juga menerangi kapal tersebut.     

"Guru, coba lihat di bagian depan!" Pada saat ini, seseorang berseru padanya, dan itu adalah Ling Kecil. Dia memandang ke kejauhan, dimana sebuah pemandangan mengejutkan muncul di hadapan mereka. Pemandangan itu perlahan-lahan terlihat semakin jelas dan tampak sangat spektakuler.     

"Ya, aku bisa melihatnya," Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan. Penglihatannya jauh lebih tajam daripada Ling Kecil, jadi dia tentu saja telah melihatnya, namun pemandangan itu tampak sedikit buram sebelumnya.     

Di antara kegelapan di area kosong yang tak berujung ini, tiba-tiba muncul cahaya suci berwarna emas. Sebatang pohon, yang tampak seperti Pohon Dunia, tumbuh di area yang luas ini. Pohon ini memiliki banyak cabang dan daun, bersinar terang dan tampak subur. Pohon ilahi yang menjulang tinggi ini memancarkan cahaya suci berwarna emas yang tampak seperti membimbing jalan mereka.     

Ye Futian tahu bahwa pohon ilahi tersebut sebenarnya masih sangat jauh dari tempat mereka berada, dan oleh sebab itulah mereka bisa melihat bentuknya secara keseluruhan. Jika mereka terus mendekat, maka hanya bagian-bagian tertentu dari pohon itu yang bisa mereka lihat.     

Situasi ini sama seperti ketika seseorang memandang langit malam dan menebak-nebak bentuk dan formasi bintang di atas langit.     

Prinsip yang sama berlaku di sini karena pohon kuno itu sebenarnya masih sangat jauh sehingga ukurannya tampak tidak begitu besar. Namun, saat mereka mendekat, mereka mendapati bahwa pohon itu ternyata adalah sebuah dunia yang sangat luas.     

"Legenda itu memang benar adanya—Western Heaven adalah sebatang Pohon Bodhi," Hua Qingqing bergumam pelan. Suaranya terdengar sangat lembut saat dia memandang pemandangan menakjubkan di hadapannya itu dengan emosional.     

"Legenda mengatakan bahwa setiap kelopak bunga di pohon itu adalah sebuah dunia yang berdiri sendiri, dan setiap daunnya adalah sebatang Pohon Bodhi." Ye Futian berbisik, "Apa yang sebenarnya terjadi setelah Jalur Surgawi runtuh di zaman kuno?"     

"Pohon Bodhi pernah menjadi bagian dari Jalur Surgawi. Setelah mengalami keruntuhan, pohon itu pun terpisah ke suatu tempat. Kemudian, beberapa orang telah membuktikan Jalur Agung di bawah Pohon Bodhi Ilahi, menyebarkan keyakinan mereka di Western Heaven. Lambat laun, Western Heaven menjadi bagian dari penganut Buddha," Hua Qingqing menjawab dengan lembut.     

"Pohon Bodhi Ilahi itu memiliki banyak cabang dan daun, dan jika setiap daun merupakan sebuah dunia tersendiri, maka ada begitu banyak dunia di sana." Ye Futian terkagum-kagum dalam hati saat menyadari hal ini. Mereka terus bergerak ke depan, dan tentu saja, bahkan dengan kecepatan maksimal, jarak di antara mereka tampaknya tetap sama untuk waktu yang lama. Mereka tampaknya tidak semakin dekat dengan tempat tujuan mereka, jadi jelas bahwa tempat yang mereka lihat sebenarnya masih sangat jauh dari tempat mereka berada saat ini.     

Namun, saat mereka terus bergerak ke depan, Pohon Bodhi itu akhirnya membesar di bidang penglihatan mereka. Semakin mereka mendekat, maka ukurannya akan semakin membesar hingga akhirnya mereka tidak bisa lagi melihat Pohon Bodhi itu secara keseluruhan, dan mereka hanya bisa melihat dunia-dunia emas yang tak terhitung jumlahnya. Samar-samar, mereka dapat melihat bahwa ada banyak makhluk hidup yang tinggal di dalamnya!     

Akhirnya, mereka sampai di bagian luar dari Pohon Bodhi tersebut, dimana ada banyak cahaya berwarna emas yang beredar di sana. Di area luar dari Western Heaven ini, terdapat sebuah tirai cahaya dengan dilengkapi oleh sesuatu yang tampak seperti pasir hisap berwarna emas. Ye Futian samar-samar bisa merasakan kekuatan Buddha yang terkandung di dalamnya saat pasir hisap itu menjaga Pohon Bodhi di belakangnya.     

"Hati-hati," Si Buta Tie memperingatkan setelah dia samar-samar mendeteksi adanya bahaya yang mengancam pada pasir hisap emas ini. Bahkan guncangan spasial di area ini mampu dihentikan olehnya dan tidak dapat menerobos masuk, yang membuktikan betapa kuatnya pertahanan pasir hisap tersebut.     

Ye Futian mengangguk pelan. Pada saat berikutnya, tiba-tiba dia dikelilingi oleh cahaya suci, yang juga menyelimuti kapal terbang yang dia naiki. Dalam sekejap, banyak rune berbentuk pedang bermunculan di sekitar kapal itu.     

*Whoosh* Kecepatan kapal terbang itu tiba-tiba meningkat, langsung melesat ke dalam untaian cahaya di hadapannya.     

Dalam sekejap, pertahanan di sekitar kapal terbang itu diserang oleh sebuah kekuatan yang mengerikan. Pasir hisap itu menabrak tirai cahaya pertahanan mereka sementara kapal terbang itu tersapu ke dalam badai oleh pasir hisap yang bergerak sangat cepat. Ye Futian dan yang lainnya merasa bahwa segala sesuatunya kini berputar di luar kendali, dan mereka tidak bisa lagi melihat dimana mereka berada. Mereka hanya bisa merasakan bahwa kapal terbang itu melaju dengan kecepatan yang mengerikan. Seolah-olah mereka telah ditelan oleh badai pasir hisap itu.     

Namun, Ye Futian tidak terlihat panik. Meskipun tubuhnya terus-menerus terombang-ambing, dia mampu mempertahankan ketenangannya. Roh kehidupan Pohon Dunia di dalam tubuhnya juga berayun-ayun, dan cahaya Kaisar Agung beredar di sekitarnya. Tempat ini sekarang berubah menjadi sebuah area pedang. Area itu membentuk sebuah tirai pelindung di sekitar kapal terbang miliknya, dimana pertahanan ini mampu menangkis semua jenis metode kultivasi, termasuk serangan mengerikan yang kini menerjang mereka.     

"Guru!" Ling Kecil memanggilnya. Tubuhnya tampak terombang-ambing di bagian dalam kapal. Dia tampaknya menjadi panik saat mereka terjebak di dalam badai pasir hisap ini.     

"Tidak usah khawatir," jawab Ye Futian. Tiba-tiba, sebuah senyuman tipis muncul di wajah Ling Kecil. Jawaban singkat dari gurunya itu sudah bisa membuatnya menenangkan diri; dia yakin bahwa mereka bisa melewati badai ini dengan selamat.     

Setelah periode waktu yang tidak diketahui lamanya di dalam badai pasir hisap ini, Ye Futian dan kelompoknya akhirnya terlempar keluar. Kapal terbang mereka kembali stabil dan mereka pun melanjutkan perjalanan di atas langit. Mereka mendapati bahwa mereka tidak lagi berada di area luar tetapi sekarang mereka sudah berada di dalam sebuah dunia.     

"Daratan." Terdapat daratan di bawah sana, yang dihuni oleh banyak kultivator dari berbagai macam dunia di dalamnya.     

"Kita sudah sampai di Western Heaven," Ye Futian berbisik, dan Chen Yi membuka matanya.     

"Kita mungkin baru saja mendarat di salah satu daun yang ada di Pohon Bodhi," bisik Hua Qingqing, dan Ye Futian mengangguk setuju. Pohon Bodhi Ilahi itu melambangkan Western Heaven secara keseluruhan, dan masing-masing dari cabang dan dedaunannya adalah sebuah dunia tersendiri.     

Mereka dibawa kemari oleh badai pasir hisap itu. Kemungkinan besar, tempat ini memang salah satu daun yang ada di Pohon Bodhi Ilahi.     

"Kenapa hanya ada beberapa biksu di sini?" Fang Cun memandang ke bawah dan mengamati daratan yang berada di kejauhan. Tidak banyak biksu yang bisa mereka lihat di sana.     

"Penganut Buddha di Western Heaven adalah pasukan yang sangat kuat, tetapi bagaimanapun juga, ini adalah dunia manusia. Bagaimana mungkin mereka semua mengkultivasi teknik Buddha? Kebanyakan dari mereka adalah kultivator yang menguasai jenis kekuatan lainnya. Mungkinkah semua orang di Prefektur Ilahi mengkultivasi kemampuan yang sama seperti Donghuang Agung?" Ye Futian mengajukan pertanyaan balasan. Fang Cun menggaruk kepalanya dengan bingung dan akhirnya menjawab, "Saya rasa itulah alasannya."     

"Namun, sebagian besar kultivator tingkat tinggi di sini pasti berspesialisasi dalam teknik Buddha," ujar Ye Futian. Mereka memandang ke depan dan melihat bahwa kumpulan awan tampaknya telah berubah warna menjadi emas, dan terdapat sebuah gunung surgawi berwarna emas yang muncul di kejauhan, melayang di udara.     

Kemudian mereka mendengar suara raungan yang panjang dan berkelanjutan. Seekor monster iblis raksasa tiba-tiba muncul dari dalam awan dan kabut emas itu, membelah ruang hampa dengan kecepatan yang luar biasa. Kumpulan awan dan kabut bergejolak dan bergemuruh saat Ye Futian dan kelompoknya merasakan bahaya yang semakin mendekat. Tidak lama kemudian, mereka melihat seekor burung ilahi raksasa berwarna emas yang terbang menukik ke arah mereka.     

"Roc Bersayap Emas!" Ye Futian dan yang lainnya berseru saat mereka memandang ke depan. Mereka baru saja tiba di sini, dan kini mereka sudah diserang oleh seekor burung ilahi. Apakah ini semacam pesta penyambutan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.