Legenda Futian

Alasan Di Balik Kematian



Alasan Di Balik Kematian

1Begitu Si Buta Chen membuka matanya, banyak orang di area terdekatnya memejamkan mata mereka. Cahaya yang menyilaukan langsung menyengat mata mereka, terutama bagi para kultivator dari empat pasukan utama di Kota Cahaya Agung. Bahkan ada darah yang mengalir dari mata mereka. Pemandangan itu sungguh mengerikan.     

Sementara itu, kedua mata Ye Futian masih terbuka. Meskipun ada rasa sakit yang dia rasakan di matanya, dia terus menyaksikan pemandangan di hadapannya. Saat ini, Si Buta Chen tampaknya telah berubah menjadi cahaya. Sekujur tubuhnya bersinar terang, seolah-olah dia berubah menjadi transparan. Dia telah berubah menjadi sebuah bayangan cahaya, mengeluarkan cahaya yang tak terbatas pada Tetua Lin. Dia menyelimuti tubuhnya dengan cahaya dalam sekejap. Pada saat yang bersamaan, cahaya itu juga dikerahkan pada tiga kultivator lainnya.     

Tetua Lin saat ini tampak ketakutan, dan dia bergegas mengeluarkan kekuatan yang mengerikan dari tubuhnya, dan aura pedang yang tak tertandingi muncul di sekitarnya. Tubuhnya melayang ke atas langit, lalu berubah menjadi sebilah pedang, berusaha melarikan diri melalui udara. Sudah jelas, dia telah mendeteksi bahaya yang mengerikan. Dia tahu bahwa dia tidak bisa berlama-lama di sini. Dia bisa mendeteksi tekad di dalam nada bicara Si Buta Chen ketika sang Tetua berbicara sebelumnya.     

Si Buta Chen ingin mengorbankan nyawanya untuk membunuh keempat kultivator ini. Sejak awal, dia tidak pernah berniat untuk tinggal di dunia ini dalam jangka waktu yang lama. Sebelum dia pergi, dia ingin membawa mereka berempat bersamanya.     

Tetua Lin langsung melesat ke atas langit, namun cahaya itu telah menyelimuti segalanya. Banyak bayangan muncul di sana, namun pada saat ini, bahkan bayangan-bayangan itu perlahan-lahan menjadi semakin buram di bawah pancaran cahaya ini sampai mereka juga berubah menjadi titik-titik cahaya yang tak terhitung jumlahnya. Seolah-olah mereka telah dimurnikan oleh cahaya ini dan dihancurkan menjadi debu.     

"Teknik Cahaya Ilahi: Pemurnian Cahaya." Ekspresi tiga kultivator lainnya terlihat sangat ketakutan. Rumor mengatakan bahwa ini adalah teknik ilahi yang diciptakan oleh Dewa Cahaya dan dapat memurnikan semua yang ada di dunia ini. Metode ini sangat mengerikan, dan dikabarkan bahwa hanya penerus dari Dewa Cahaya yang dapat mempelajari teknik terlarang ini.     

Kalau begitu, kenapa Si Buta Chen mampu menggunakannya? Namun, Si Buta Chen tampaknya mengeluarkan teknik terlarang ini dengan menanggung konsekuensi yang sangat besar.     

"Tidak..." Terdengar suara jeritan penuh penyesalan yang muncul dari udara. Sebuah wajah raksasa muncul di atas langit, yang kemudian menghilang sedikit demi sedikit, berubah menjadi titik cahaya yang tak terhitung jumlahnya. Sosok sekuat Tetua Lin, yang selamat dari Ujian Para Dewa, telah tewas terbunuh dalam sekejap, tanpa meninggalkan jejak sedikit pun di tempatnya.     

Pada saat tiga kultivator lainnya menyadari ada sesuatu yang tidak beres dan mencoba melarikan diri, cahaya yang muncul sebelumnya telah menyelimuti langit dan menutupi seluruh tempat. Bayangan lainnya muncul di atas langit, yang dibentuk oleh bayangan Si Buta Chen. Dia tampaknya telah berubah menjadi satu sosok dewa sekarang, melihat bagaimana cahaya bersinar di seluruh tempat dan langsung menyelimuti tiga orang yang berusaha melarikan diri itu.     

"Peramal Tua, kami tidak memiliki dendam apa pun denganmu. Kenapa kau menyerang kami dengan serangan semengerikan ini!" Tetua Lan memohon dengan suara keras.     

"Peramal Tua, aku berjanji tidak akan mencelakai Chen Yi!" Tetua Yu juga berseru. Suara mereka bergema ke seluruh tempat, memohon ampun agar Si Buta Chen bersedia menyelamatkan nyawa mereka.     

Sepasang mata cahaya yang tak tertandingi itu tidak memiliki emosi sedikit pun di dalamnya. Dengan satu perintah di dalam pikirannya, cahaya yang bisa memurnikan segalanya itu mulai menghujani tiga kultivator di bagian bawah, menenggelamkan tubuh mereka di dalamnya. Mereka bertiga berteriak dengan penuh amarah, tetapi hal itu tidak membawa pengaruh apa pun. Mereka menyaksikan tubuh mereka menghilang sedikit demi sedikit sementara kesadaran mereka masih utuh. Namun, tubuh mereka kini hancur berkeping-keping.     

"Tidaaaak…" Ketakutan di dalam suara mereka dapat terdengar dengan sangat jelas. Butuh bertahun-tahun bagi mereka untuk berkultivasi ke tingkat mereka saat ini, dan mereka hampir berada di puncak dunia kultivasi. Selain Kota Cahaya Agung, bahkan di Prefektur Ilahi dan semua dunia utama, mereka masih layak dianggap sebagai kultivato tingkat tinggi. Namun, apakah kini mereka akan mati begitu saja?     

Cahaya pemurnian itu pun tiba, dan perlahan-lahan, sosok mereka bertiga menjadi transparan. Tidak lama kemudian, tiga kultivator kuat ini lenyap dari muka bumi. Tampaknya setelah mereka binasa, ketiganya menyatu dan menjadi bagian dari cahaya tersebut.     

Saat ini, empat kultivator terkuat dari Kota Cahaya Agung telah tewas terbunuh. Mereka semua tewas di tangan Si Buta Chen.     

Banyak kultivator dari Kota Cahaya Agung memandang ke tempat kejadian, dan banyak kultivator lain yang sudah berkumpul di sana. Mereka memandang bayangan yang berdiri di udara, sosok yang nyaris menyerupai dewa. Siapa yang bisa membayangkan bahwa dia adalah Si Buta Chen yang belum lama ini berjalan dengan mengandalkan sebuah tongkat di tangannya?     

Keturunan dari empat pasukan utama di Kota Cahaya Agung merasa bahwa semua ini sedikit tidak nyata; rasanya seolah-olah mereka berada dalam mimpi. Pria buta bertubuh bungkuk itu, yang sepertinya tidak tahu apa-apa tentang kultivasi, kini telah membunuh para leluhur mereka. Sebelumnya, banyak dari mereka yang mencurigai bahwa Si Buta Chen adalah seorang penipu yang tidak memiliki kemampuan apa pun. Sekarang, mereka menyadari betapa konyolnya pemikiran itu.     

Namun pada saat ini, sosok Si Buta Chen tampaknya menjadi semakin buram. Seolah-olah dia tidak bisa menoleh, bayangan di atas langit itu memandang Ye Futian dan berkata, "Kawanku, ingatlah pesan yang kusampaikan padamu sebelumnya."     

"Tuan, anda tidak perlu melakukan hal ini." Ye Futian menghela napas.     

Senyuman Si Buta Chen dipenuhi dengan teka-teki. Kemudian tatapan matanya beralih ke tempat dimana Gerbang Cahaya berada. Kedua matanya kembali dipenuhi oleh rasa hormat. Kemudian, sosoknya berangsur-angsur menghilang dan berubah menjadi seberkas cahaya, menghilang sedikit demi sedikit di antara langit dan bumi.     

Tujuannya kini telah tercapai.     

Sebagai utusan cahaya, Si Buta Chen telah menuntaskan misinya dan menemukan sang pewaris cahaya. Mulai saat ini, keberadaannya tidak dibutuhkan lagi di dunia ini.     

Ye Futian menyaksikan sosok Si Buta Chen menghilang, namun ada kegundahan yang muncul di dalam hatinya. Dia teringat akan sesuatu saat dia mendengar kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Si Buta Chen.     

Sebelum dia bertemu dengan Si Buta Chen, ada satu sosok peramal lainnya yang juga mengalami kematian mendadak setelah dia memandang Ye Futian.     

Peramal itu mengatakan bahwa dia telah melihat rahasia langit.     

Si Buta Chen mengatakan bahwa hal ini terjadi karena misinya telah selesai, sehingga dia tidak akan lagi tinggal di dunia ini. Apakah ini adalah satu-satunya alasan? Jika dia berkehendak, dia bisa tetap tinggal di dunia ini untuk menjaga Chen Yi bahkan jika dia baru saja menyelesaikan misinya; tidak perlu baginya melawan empat kultivator kuat itu sampai mati.     

Selain itu, masih ada kemungkinan lainnya—hal ini mungkin saja terjadi karena 'dia'.     

Si Buta Chen memberitahu dirinya bahwa ada seseorang yang berinisiatif menemuinya, sehingga dia menyuruh Chen Yi untuk mencari Ye Futian. Jika benar demikian, maka semua ini masih ada hubungannya dengan asal-usulnya.     

Kenapa semua orang yang memiliki keterkaitan dengan asal-usulnya selalu menemui nasib yang sama?     

Apakah ada sesuatu yang tersembunyi di balik semua ini?     

Mungkinkah dia terlalu berlebihan dalam memikirkan masalah ini?     

Ye Futian meyakini bahwa kematian Si Buta Chen hanyalah salah satu kepingan teka-teki. Dia mungkin telah membuat sebuah janji, dimana ketika Ye Futian bersedia membantu Chen Yi mewarisi cahaya, maka Si Buta Chen harus pergi dari dunia ini.     

"Guru." Fang Cun dan beberapa remaja lainnya tampak sedikit bingung. Meskipun mereka sudah berada di Renhuang Plane, namun mereka tidak pernah berkultivasi di dunia luar. Kali ini, saat mereka mengikuti Ye Futian ke dunia luar, mereka mengamati segala sesuatu di sekitar mereka dengan seksama.     

Ye Futian tidak memberikan penjelasan panjang lebar karena dia juga tidak bisa mengungkapkan semuanya di sini. Sementara itu, Si Buta Tie dan Hua Jieyu telah tiba di sampingnya.     

Para kultivator dari empat pasukan utama sedang memandang Ye Futian. Sekarang setelah Si Buta Chen dan empat Tetua itu telah binasa bersama, maka hanya para kultivator dari empat pasukan utama yang tersisa bersama Ye Futian dan kelompoknya. Kesedihan melanda mereka semua hari ini, tetapi selain empat Tetua itu, siapa yang bisa berurusan dengan Ye Futian?     

Kematian Lin Kong masih segar di dalam ingatan mereka. Meskipun masih ada beberapa kultivator di puncak Renhuang Plane di antara mereka, namun tidak ada satu pun dari mereka yang berani menyerang Ye Futian sekarang.     

Ye Futian mengamati kerumunan di sekitarnya, dan ada ketidakpedulian di dalam tatapan matanya. Orang-orang ini tidak lagi menjadi ancaman baginya karena empat Tetua itu telah binasa. Dia tidak mengalami kesulitan dalam menangani orang-orang seperti para pemimpin klan, jadi para kultivator dari empat pasukan itu sama sekali tidak menarik baginya.     

"Apakah mereka semua sudah mati?" Pada saat ini, terdengar suara serak yang berasal dari kejauhan, dan ada kebencian yang tersirat di dalam suara tersebut. Kemudian, sebuah aura yang mengerikan menyelimuti area ini, dan semua orang yang masih berada di sana kini tampak waspada.     

Apakah masih ada sosok di tingkat setinggi ini yang bersembunyi di dalam kegelapan?     

"Semakin banyak yang mati, maka akan semakin bagus!" suara itu kembali terdengar. Nada bicaranya terkesan misterius. Pada saat berikutnya, satu sosok berpakaian serba hitam muncul di atas langit!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.