Legenda Futian

Renhuang yang Tak Terkalahkan



Renhuang yang Tak Terkalahkan

0Ye Futian dan Chen Yi mengambil langkah untuk memasuki Kuil Cahaya. Sebuah jalan cahaya muncul di depan mereka, dan ada banyak penjaga di kedua sisi jalan tersebut, tetapi mereka tidak bergerak layaknya patung. Tidak ada aura yang terpancar dari mereka, tetapi tubuh mereka dalam kondisi yang sangat baik. Seolah-olah mereka telah dilenyapkan secara langsung tanpa pernah bisa melakukan perlawanan.     

"Ayo kita pergi," ujar Ye Futian. Dia dan Chen Yi berjalan ke arah dimana cahaya itu berasal. Setelah beberapa saat, mereka sampai di suatu tempat di bawah pancaran cahaya tersebut. Di depan mereka, terdapat sebuah matriks cahaya saat cahaya mengalir dari atas langit. Cahaya itu menyegel area tempat keduanya berada dan sepertinya mencegah mereka melangkah lebih jauh.     

Tidak ada satu pun dari mereka yang berani bertindak gegabah dan memilih untuk berhenti tepat di luar cahaya tersebut. Matriks ilahi ini mungkin bukanlah matriks yang sederhana. Area di dalam kuil ilahi ini sangat luas, dan sinar-sinar cahaya terpancar dari udara. Di dalam sinar cahaya ini, tidak ada energi yang dapat dideteksi. Ye Futian samar-samar bisa merasakan bahwa di dalam cahaya di bagian depan itu, tidak ada tempat untuk kekuatan Jalur Agung lainnya. Bahkan tidak ada setitik debu pun di sana. Itu adalah cahaya yang paling murni di dunia ini.     

Matriks ilahi ini tampaknya memiliki kemiripan dengan matriks yang berada di luar. Kedua mata Chen Yi berbinar, dan dia ingin menguji matriks tersebut.     

Namun pada saat ini, para kultivator yang berada di belakang juga berhasil menyusul mereka. Para kultivator dari empat pasukan utama bergerak dengan kecepatan yang luar biasa. Pergerakan mereka baru melambat ketika mereka berada tepat di belakang Ye Futian dan Chen Yi. Untaian aura Jalur Agung dikeluarkan dan menyelimuti seluruh tempat. Para kultivator ini telah menutup kemungkinan untuk melarikan diri bagi mereka berdua.     

Mereka memandang sinar cahaya di depan mereka dengan rasa takut yang sama kuatnya. Lagipula, semua yang terjadi di luar masih segar dalam ingatan mereka. Mereka bisa sampai di sini dengan menginjak tulang-belulang dari banyak rekan mereka. Kalau tidak, mereka tidak akan pernah bisa melangkah sejauh ini. Ini adalah jalan yang dibentuk oleh nyawa para kultivator dari keempat pasukan utama di Kota Cahaya Agung.     

"Terus bergerak," ujar seseorang. Itu tidak lain adalah suara dari Pemimpin Klan Lin, Lin Kong. Tetua Lin adalah salah satu dari empat kultivator yang bertarung melawan Si Buta Chen di bagian luar, sementara semua orang masuk kemari. Lin Kong dan beberapa Renhuang tingkat tinggi lainnya sekarang juga berada di dalam Kuil Cahaya.     

Mereka semua mengeluarkan tekanan dahsyat yang menimpa tubuh Ye Futian dan Chen Yi. Seolah-olah mereka memaksa keduanya memasuki matriks cahaya itu untuk membukakan jalan bagi mereka dan melihat apa yang akan terjadi nantinya.     

Sebelumnya, para kultivator dari empat pasukan utama yang memimpin jalan, dan sekarang, tibalah giliran Ye Futian dan Chen Yi.     

Dengan mempertimbangkan tekanan yang dikeluarkan oleh semua kultivator yang hadir di sana, Ye Futian dan Chen Yi rupanya masih terlihat sangat tenang, seolah-olah keduanya tidak mendengar apa pun yang mereka katakan. Kedua mata Ye Futian masih menatap matriks ilahi di bagian depan. Dia berusaha memahami apakah matriks ilahi ini sama dengan matriks yang ada di luar dan apakah mereka bisa masuk dengan menggunakan cahaya murni yang tak tertandingi.     

Adapun orang-orang di belakang mereka, dia sama sekali tidak peduli akan hal tersebut.     

Ketika Lin Kong melihat bahwa kedua pria itu mengabaikannya, Lin Kong dan yang lainnya memandang mereka dengan tatapan yang sangat dingin, dan perhatian mereka sekarang tertuju pada Chen Yi. Karena Si Buta Chen memberitahu mereka bahwa Ye Futian adalah sosok kunci untuk membuka reruntuhan Kuil Cahaya, maka mereka akan mengincar Chen Yi terlebih dahulu.     

Selain itu, Chen Yi juga telah membunuh putrinya, Lin Xi.     

Ketika dia memikirkan hal ini, tatapan mata Lin Kong menjadi dingin, dan dia pun mengambil satu langkah ke depan. Kemudian, dia mengangkat satu jarinya dan menunjuk ke tempat dimana Chen Yi berada.     

*Whoosh* Seberkas cahaya yang sangat menyilaukan terpancar dari sosok Chen Yi. Dengan menjadikan tubuhnya sebagai titik pusat, sebuah Roda Pedang Cahaya telah muncul mengelilinginya dan bertabrakan dengan aura pedang mengerikan yang datang untuk membunuhnya. Ledakan yang dihasilkan mengandung kekuatan yang mengerikan di dalamnya, sehingga menyebabkan pedang cahaya di depan Chen Yi hancur saat dia mundur selangkah secara bersamaan.     

Kultivasinya saat ini berada di Renhuang Plane tingkat kedelapan, jadi serangan dari Renhuang tingkat kesembilan masih bisa menjadi ancaman baginya.     

"Apakah kau akan masuk sendiri, atau haruskah kami memaksamu untuk masuk?" Lin Kong maju selangkah dan berkata dengan nada dingin pada Chen Yi. Aura pedang yang tak terlihat menyelimuti Ye Futian dan Chen Yi, dan mereka merasa bahwa area di sekitar mereka kini berisi aura pedang yang mengerikan. Seolah-olah hanya butuh satu perintah dari dalam pikiran lawan mereka untuk membuat aura pedang itu mengincar mereka dalam sekejap.     

Ye Futian berbalik secara perlahan-lahan dan memandang ke tempat Lin Kong berada.     

Dia berjalan mendekati Lin Kong dan berkata, "Kalau begitu, kau saja yang masuk duluan."     

Lin Kong mengerutkan keningnya. Apakah dia baru saja menyuruhnya untuk masuk terlebih dahulu?     

Meskipun kultivasi Ye Futian sangat kuat dan dia telah mengalahkan Yu Hou di Renhuang tingkat kedelapan dan Tujuh Star Lord sekaligus, namun perbedaan di antara mereka jelas tidak bisa diabaikan. Bagaimanapun juga dia adalah seorang Renhuang tingkat kesembilan.     

Dan pada saat ini, Ye Futian bersikap sangat sombong dan dengan percaya diri menyuruh Lin Kong untuk masuk terlebih dahulu.     

Ye Futian berhenti melangkah dan kini berdiri di tempatnya dengan jubah putihnya yang berkibar di udara. Dia tampak sangat yakin dengan kemampuannya dan membuat para kultivator merasa bahwa dia jauh lebih kuat daripada mereka. Seolah-olah sosoknya tidak dapat digoyahkan.     

*Whoosh* Sebuah aura pedang yang mengerikan menyelimuti Ye Futian. Dalam sekejap, Ye Futian merasa bahwa dia telah memasuki sebuah dunia pedang. Meskipun sepertinya tidak ada apa pun di sekitarnya, dia tahu bahwa dia telah terjebak di dalam area pedang milik lawannya. Dia bisa merasakan bahwa ini adalah area Jalur Agung yang tak terlihat, dan di area ini, tersembunyi bilah pedang di berbagai tempat.     

"Sikapmu benar-benar kurang ajar," ujar Lin Kong. Begitu dia selesai berbicara, dia membuat gerakan meremas dengan telapak tangannya. Tiba-tiba terdengar suara benda tajam yang mengerikan di sekitar Ye Futian, dan bilah-bilah pedang tak terlihat yang bersembunyi di area ini bergerak pada saat yang bersamaan. Mereka melesat menembus ruang hampa, bergerak ke tempat Ye Futian berada. Tampaknya hanya dengan satu perintah dari dalam pikiran Lin Kong, area itu akan hancur berkeping-keping.     

Ye Futian masih berdiri di tempatnya dan tidak bergerak sedikit pun, namun ada cahaya suci yang beredar di permukaan tubuhnya. Tubuh fisiknya tampaknya telah berubah menjadi tubuh ilahi dalam sekejap. Dia dikelilingi oleh cahaya suci dari Jalu Agung yang tak tertandingi, dan suara gemuruh yang mengejutkan terdengar dari tubuhnya.     

Suara benda tajam kembali terdengar, dan area itu tampaknya telah dicabik-cabik serta meninggalkan banyak bekas sayatan pedang. Serangan itu juga mengincar Ye Futian, dan tampaknya dia adalah target utamanya.     

*Skiiiit* Suara gesekan yang nyaring terdengar dari tubuh Ye Futian. Cahaya suci berkobar di sekujur tubuhnya. Semua orang tampak terkejut saat mengetahui bahwa, ketika aura pedang itu menembus ruang hampa dan mendarat di tubuh Ye Futian, serangan itu bahkan tidak bisa menggerakkan tubuh Ye Futian satu inci pun.     

"Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?!" Ekspresi Lin Kong berubah menjadi terkejut dalam sekejap. Serangan Jalur Agung miliknya bahkan tidak mampu menembus pertahanan Ye Futian.     

Ada apa ini? Apakah dia benar-benar seorang Renhuang tingkat kedelapan?     

Ekspresi para kultivator di sekitarnya juga ikut berubah; seorang Renhuang tingkat kesembilan bahkan tidak bisa menggoyahkan Ye Futian?     

Sekuat apakah tubuh fisiknya?     

Pada saat ini, ketika mereka kembali memandang Ye Futian, sosoknya diselimuti oleh cahaya suci seolah-olah dia adalah seorang dewa yang tak terkalahkan.     

Pakaian Ye Futian tampak berkibar di udara. Ketika dia masih berada di Renhuang Plane tingkat ketujuh, dia sudah bisa mengalahkan Xiao Mu—murid pribadi dari Kaisar Iblis. Sekarang setelah dia mencapai tingkat kedelapan, dia mampu berhadapan dengan Renhuang tingkat kesembilan. Sudah jelas, Lin Kong bukanlah ancaman baginya.     

Tampaknya para kultivator dari Kota Cahaya Agung masih menjadi lawan yang cukup lemah baginya. Kekuatan tubuh ilahi milik Ye Futian saat ini sudah berada di batas Renhuang biasa di tingkat kesembilan. Ye Futian yakin bahwa dia hampir tak terkalahkan dan sulit dikalahkan oleh para kultivator di tingkat Renhuang kecuali lawannya adalah sosok terkemuka yang berdiri di puncak kekuatan.     

"Kau akan masuk sendiri, atau aku harus memaksamu untuk masuk?" Ye Futian bertanya pada Lin Kong. Itu adalah pertanyaan yang diajukan oleh Lin Kong pada Chen Yi sebelumnya, dan sekarang Ye Futian menanyakan hal yang sama padanya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.