Legenda Futian

Di Dalam Dunia Kecil



Di Dalam Dunia Kecil

2Ye Futian memberitahu Paman Tie, Hua Jieyu, dan yang lainnya untuk tetap berada di luar. Hal ini dilakukan agar mereka bisa menjaga Fang Cun dan para remaja lainnya di luar sambil mengawasi empat pasukan utama seandainya mereka merencanakan sesuatu.     

Hanya Chen Yi dan Ye Futian yang memasuki Gerbang Cahaya bersama Si Buta Chen. Ini adalah tujuan utama mereka. Si Buta Chen meminta Ye Futian untuk membuka reruntuhan Kuil Cahaya, yang kemudian akan diwarisi oleh Chen Yi. Rekan-rekannya yang lain tidak perlu berpartisipasi dalam hal ini.     

Saat para kultivator mulai memasuki Gerbang Cahaya, Si Buta Chen, Chen Yi, dan Ye Futian juga melangkah melewati pintu tersebut.     

Tiba-tiba, Ye Futian merasakan sensasi yang aneh, seolah-olah dia baru saja memasuki sebuah dunia yang berbeda. Dalam sekejap, cahaya yang tak terbatas memenuhi seluruh tempat, dan di bawah pancaran cahaya itu, tidak ada seorang pun yang mampu membuka mata masing-masing. Hanya cahaya yang ada di tempat ini.     

Tampaknya ini adalah sebuah dunia cahaya.     

Kultivator lainnya juga telah memasuki tempat ini. Di dalam dunia yang menyilaukan ini, semua orang seolah-olah menjadi buta. Mereka mencoba meresonansikan kekuatan Jalur Agung mereka dengan Jalur Agung di dalam dunia ini, tetapi seluruh penjuru dunia ini dipenuhi oleh cahaya, dan mereka pada akhirnya tidak dapat melakukan hal tersebut.     

Hanya satu jenis kultivator yang mampu melakukan hal itu dalam batas-batas tertentu, yaitu mereka yang mengkultivasi Jalur Agung Cahaya.     

Chen Yi mengeluarkan jiwa spiritual miliknya, berusaha menggabungkan kekuatannya dengan Jalur Agung di dunia ini. Namun, dia mendapati bahwa dia hanya mampu mengendalikan area kecil di sekelilingnya. Seolah-olah kultivasinya telah dibatasi di sini.     

"Dunia ini pernah menjadi tempat dimana Kuil Cahaya memilih murid-murid mereka, sekaligus tempat mereka menerima pembaptisan cahaya. Bertahun-tahun yang lalu, siapa pun yang ingin memasuki Kuil Cahaya harus menjalani ujian cahaya—juga dikenal sebagai pembaptisan cahaya—yang berada tepat di depan Gerbang Cahaya ini. Mereka yang gagal akan dibunuh. Hanya mereka yang selamat dari pembaptisan cahaya yang memenuhi syarat untuk memasuki Kuil Cahaya." Si Buta Chen melanjutkan kata-katanya, "Tepat di belakang Gerbang Cahaya, ada sebuah Matriks Cahaya Pembunuh. Aku meminta mereka untuk ikut bersama kita kemari agar mereka bisa membuka jalan bagi kita. Tetaplah waspada, kawanku. Aku juga akan berusaha melindungimu."     

"Saya mengerti." Ye Futian memahami peringatan itu. Si Buta Chen dikenal sebagai sang peramal tua oleh orang-orang dari Kota Cahaya Agung. Para kultivator di Kota Cahaya Agung ingin memanfaatkannya untuk membuka reruntuhan Kuil Cahaya, maka dari itu, dia juga akan memanfaatkan empat pasukan utama dan meminta mereka mengirim anggota mereka sebagai umpan matriks pembunuh tersebut.     

Sosok-sosok di tingkat ini tidak sepenuhnya berkepribadian ramah dan penuh belas kasih.     

Namun Ye Futian juga menyadari bahwa, meskipun Si Buta Chen sangat meyakini bahwa dia adalah sosok yang mampu membuka reruntuhan Kuil Cahaya, namun dia tidak tahu bagaimana caranya melakukan hal tersebut maupun kemampuan tersembunyi seperti apa yang dia miliki.     

Sebaliknya, mungkin sosok di balik layar yang membimbing Si Buta Chen itu tahu lebih banyak akan hal ini. Bukan hanya tentang dirinya, tetapi juga rahasia yang tersembunyi di balik Gerbang Cahaya. Dia sangat yakin bahwa Ye Futian akan menjadi orang yang mampu membukanya.     

Saat ini, Ye Futian mengeluarkan jiwa spiritualnya dengan bebas, dan untaian aura beredar di sekitarnya. Roh Pohon Dunia berayun-ayun di dalam tubuhnya dengan memancarkan cahaya kaisar yang samar. Dia menyadari bahwa di dalam dunia cahaya ini, kekuatan ilahi-lah yang menopang segalanya; jika tidak, dunia ini tidak akan bisa sekuat ini.     

Oleh sebab itulah, kultivator biasa akan dibutakan oleh dunia cahaya ini. Hanya mereka yang berada di tingkat Plane cukup tinggi yang bisa menjelajahi dunia ini.     

Ye Futian tidak ragu-ragu untuk mengeluarkan aura di dalam tubuhnya. Dia langsung menggabungkan Roh Kehidupannya ke dalam dunia cahaya ini. Pada saat yang bersamaan, kedua matanya terbuka, dan mata itu tampak sedikit mengerikan. Ada garis-garis yang menghiasi matanya, seperti sepasang mata dewa, berusaha menyelidiki rahasia yang ada di dunia ini.     

Pada saat ini, Ye Futian dapat melihat dengan jelas area di sekitarnya. Ternyata tempat ini adalah sebuah reruntuhan; sepertinya reruntuhan ini terbentuk dari sebuah dunia yang telah hancur. Kekuatan cahaya terpancar dari kejauhan, tapi semuanya masih terlihat buram. Di tingkat kultivasinya saat ini, dia hanya bisa mengamati area di sekitarnya dengan jelas.     

"Ini adalah tempat dimana reruntuhan kuil itu berada!" ujar Ye Futian saat dia melangkah ke atas reruntuhan tersebut.     

Para kultivator di depannya terus bergerak ke depan, dan tiba-tiba terdengar teriakan yang melengking di sana. Ye Futian melihat ke arah dimana teriakan itu berasal dan melihat seberkas cahaya dari atas langit langsung menyinari seseorang. Pada saat itu juga, siapa pun bisa melihat bahwa kedua mata orang itu mengungkapkan rasa sakit yang menyiksa saat tangannya menutupi matanya. Darah mengalir dari kedua matanya, menghasilkan sebuah pemandangan yang sangat mengejutkan.     

Ye Futian mencoba melihat apa yang ada di atas sana, namun pemandangan yang dia lihat masih sedikit buram. Seolah-olah ada sebuah kekuatan misterius yang menyelimuti dunia ini. Selain itu, tampaknya ada juga sebuah matriks pembunuh yang melayang di atas langit.     

"Apakah itu yang dimaksud sebagai pembaptisan cahaya?" Ye Futian bergumam pada dirinya sendiri dan langsung menyadari bahwa dia tidak bisa menginjakkan kaki di sana. Cahaya suci yang sangat terang menembus ruang hampa di sana, menunggu untuk membunuh siapa pun yang melintasinya.     

Si Buta Chen tampaknya juga merasakan hal yang sama. Tongkat di tangannya menyentuh permukaan tanah dan mengeluarkan suara, yang menunjukkan bahwa dia telah menyimpang jauh dari 'posisi itu' dan mengikuti orang-orang yang tidak mengalami insiden di hadapannya. Sudah jelas, dia memiliki panca indera yang sangat peka dan mampu memastikan dimana bahaya akan datang, sehingga dia bisa menghindarinya.     

Sesekali, beberapa orang diserang dan banyak korban berjatuhan. Ye Futian bisa menyaksikan semua ini dengan jelas, kecuali mereka yang sudah berada jauh di bagian depan.     

Para kultivator dari empat pasukan utama terus bergerak dengan lebih hati-hati. Pergerakan beberapa dari mereka bahkan melambat dan enggan berada di barisan depan. Sudah jelas, mereka telah menyadari tujuan sebenarnya dari Si Buta Chen, yang memanfaatkan mereka sebagai tumbal dalam upaya untuk melewati reruntuhan ini.     

Pada saat ini, para kultivator dari empat pasukan utama itu mulai merasakan kebencian di dalam hati mereka.     

"Bukankah kau sepertinya mengetahui tentang situasi di tempat ini, Peramal Tua?" tiba-tiba terdengar sebuah suara bernada acuh tak acuh. Sosok yang baru saja berbicara adalah Tetua Lin. Beberapa sosok pemimpin juga datang kemari bersama yang lainnya. Karena Si Buta Chen ikut masuk ke dalam, mereka merasa bahwa tidak ada yang perlu mereka takutkan di dalam sana.     

Namun, mereka tetap harus waspada. Mereka berada di barisan belakang dan tersebar di belakang Si Buta Chen. Ketika Si Buta Chen mengikuti anggota mereka yang masuk terlebih dahulu, mereka juga mengikuti Si Buta Chen dari belakang.     

Si Buta Chen sepertinya tidak melihat mereka, dan dia juga tidak peduli akan hal tersebut, selama tujuannya dapat tercapai.     

"Yah, aku pernah mendengar beberapa hal tentang tempat ini", jawab Si Buta Chen.     

"Semuanya, berhenti!" Tetua Yu memberi perintah.     

"Berhenti." Beberapa sosok lainnya juga angkat bicara. Tiba-tiba, para kultivator dari empat pasukan utama itu berhenti melangkah. Untuk beberapa saat, segala sesuatu yang ada di dunia kecil di dalam Gerbang Cahaya ini menjadi sunyi senyap sehingga mereka bahkan bisa mendengar suara napas mereka sendiri.     

"Peramal Tua, kau telah membuat kami melangkah sejauh ini sekarang. Setidaknya beritahu kami apa yang sedang terjadi!" Tetua Yu berkata dengan nada dingin. Sudah jelas, mereka tahu bahwa Si Buta Chen hanya memberitahu sebagian kecil dari kebenarannya pada mereka.     

Kemungkinan besar Si Buta Chen sejak awal sudah mengetahui situasi di dunia di dalam Gerbang Cahaya ini.     

Si Buta Chen masih berdiri di tempatnya dengan tenang dan menjawab, "Sudah kubilang bahwa aku hanya mengetahui beberapa hal tentang tempat ini. Kalian semua tahu betapa berbahayanya tempat ini bahkan sebelum kalian datang kemari, lalu kenapa kalian bertanya lagi?"     

"Apa yang menanti kita di depan sana?" Pemimpin Paviliun Tujuh Bintang bertanya.     

Dunia spasial ini dipenuhi oleh bahaya, dan kini mereka ingin tahu apa yang menanti mereka.     

Si Buta Chen terdiam sejenak sebelum dia berseru, "Apa yang menanti kalian adalah… reruntuhan Kuil Cahaya yang sesungguhnya!"     

Begitu dia berbicara, semua orang pun terdiam!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.