Rasa Hormat
Rasa Hormat
Aura mereka menyelimuti rumah tua itu. Namun, setelah pintu-pintu itu ditutup, cahaya yang samar menyelimuti rumah tua itu dan menghalangi aura mereka, mencegah mereka memata-matai semua yang terjadi di dalam rumah tersebut. Sudah jelas, tidak ada yang mencoba menerobos penghalang ini dengan paksa. Mereka semua menunggu di luar dengan sabar.
Sesuai dugaan, tidak lama kemudian, sebuah aura yang kuat menyebar di udara, Dalam sekejap, sekelompok kultivator telah tiba di sana. Mereka adalah para kultivator dari Klan Lin.
Pemimpin mereka adalah seorang Tetua yang tampak sangat berwibawa dan tegas. Ada dua Tetua lain di sampingnya yang juga memiliki aura mengerikan. Mereka semua adalah monster-monster tua dari Klan Lin sekaligus senior dari Lin Kong—Pemimpin Klan Lin.
"Tetua Lin." Ketika mereka melihat Tetua yang memimpin kelompok itu, banyak orang di lokasi yang berbeda-beda menyapanya sambil membungkuk hormat. Mereka jelas mengenali sosok tersebut. Tetua ini adalah sang pendiri dan sosok yang mengatur Klan Lin dari balik layar.
Tetua Lin memandang sekelilingnya. Kemudian dia mengalihkan pandangannya ke arah rumah tua itu. Aura yang mengerikan terpancar dari sosoknya dan menyelimuti seluruh tempat. Semua kultivator yang hadir di sana dapat merasakan tekanan yang agung dan aura yang sangat tajam menimpa tubuh mereka.
Banyak kultivator di sekitar rumah tua itu bisa merasakan sebuah tekanan yang membuat mereka merasa sesak.
"Si Buta Chen, bukankah tindakanmu ini sudah keterlaluan?" tanya Tetua Lin dengan suara keras. Suaranya mengandung gelombang suara yang mengancam dan membentuk rentetan gelombang suara di udara. Bahkan rumah tua itu bergetar dan sepertinya akan runtuh.
Beberapa tahun terakhir, Tetua Lin menghabiskan waktunya dengan berkultivasi di pengasingan, berusaha untuk menerobos ke tingkat Plane berikutnya. Jika bukan karena peristiwa yang terjadi hari ini, Lin Kong pasti tidak akan berani mengganggunya.
Disertai dengan suara ledakan yang keras, pintu-pintu rumah tua itu dihancurkan dalam sekejap. Tirai cahaya yang menghalangi aura para kultivator itu tentu saja juga menghilang tanpa jejak. Para kultivator memandang bagian dalam rumah itu setelah pintu-pintunya dihancurkan. Tidak lama kemudian, sekelompok orang muncul dari dalam rumah tersebut.
Si Buta Chen masih memegang tongkatnya. Dia memandang Tetua Lin, yang berdiri di udara, dan berkata, "Aku telah memperingatkan juniormu sebelumnya. Karena Klan Lin belum bisa mendisiplinkan juniormu, tentu saja dia harus menanggung konsekuensi atas tindakannya."
"Klan Lin selama ini selalu bersikap sopan padamu, bukan?" Suara Tetua Lin terdengar dingin saat kekuatannya menyelimuti semua orang yang hadir di sana. Ye Futian mengerutkan kening ketika sebuah aura yang mengerikan menekannya dan kultivator lainnya. Aura itu milik seseorang yang tingkat kultivasinya lebih tinggi dari Renhuang. Tingkat kultivasi Tetua Lin pasti telah melampaui Renhuang Plane. Dia adalah seseorang yang telah selamat dari Ujian Para Dewa tahap pertama.
Meskipun Wilayah Cahaya Agung termasuk dalam wilayah yang lemah, namun masih ada banyak pasukan yang berada di sini. Empat pasukan terkemuka itu semuanya bermarkas di wilayah ini, membentuk sekelompok kultivator yang kuat. Sosok-sosok terkuat di antara mereka adalah semua kultivator yang telah selamat dari Ujian Para Dewa tahap pertama.
Tentu saja, beberapa kultivator misterius terkadang dapat terlihat di Wilayah Cahaya Agung. Mereka adalah para kultivator asing yang datang kemari untuk menyelidiki reruntuhan dari Kuil Cahaya. Namun, mereka semua tidak menemukan apa pun, dan mereka tidak akan berlama-lama tinggal di tempat itu. Hanya para kultivator dari empat pasukan utama itulah yang tinggal di sini secara permanen.
Si Buta Chen tidak menanggapi pertanyaan Tetua Lin. Dia justru mengambil beberapa langkah ke depan dan mengumumkan, "Bukankah kalian semua selama ini ingin memastikan kebenaran dari ramalanku? Kalau begitu, mari kita pergi ke Gerbang Cahaya."
Para kultivator menyipitkan mata saat mereka mendengar ucapan Si Buta Chen. Mata mereka tampak berbinar.
Apakah Si Buta Chen mengatakan bahwa reruntuhan Kuil Cahaya akan muncul kembali hari ini?
Banyak orang kini kembali memandang Ye Futian. Si Buta Chen sudah lama menunggu kedatangan Ye Futian, dan dia menyambutnya dengan cahaya yang menakjubkan hari ini. Sekarang setelah Ye Futian berada di sini, mereka akan pergi ke Gerbang Cahaya. Apa artinya ini?
Bahkan Tetua Lin ikut tertegun. Kekuatan yang dia keluarkan sebelumnya kini telah melemah. Sudah jelas, reruntuhan Kuil Cahaya jauh lebih penting baginya daripada nyawa seorang juniornya.
Tidak ada lagi yang menunjukkan tanda-tanda akan menyerang. Ketika mereka melihat Si Buta Chen melangkah ke depan, mereka mengikutinya dan pergi menuju Gerbang Cahaya. Tatapan mata para kultivator dari Klan Lin tampak sedingin es ketika mereka menatap punggung Si Buta Chen. Namun, karena Tetua Lin tidak melakukan apa-apa, mereka menekan keinginan membunuh mereka dan mengikutinya dari belakang.
Tidak lama kemudian, sekelompok orang tiba di tempat Gerbang Cahaya berada. Orang-orang sesekali masih datang ke reruntuhan ini. Banyak kultivator tampak mengamati Gerbang Cahaya ini. Mereka ingin memahami misteri di dalamnya. Namun, tidak ada seorang pun yang berani masuk ke dalam sana.
Bagaimanapun juga, sudah banyak orang yang memasuki Gerbang Cahaya mengalami nasib yang tragis sebelumnya.
"Peramal Chen datang kemari." Banyak orang mengenali Si Buta Chen begitu mereka melihat sosoknya.
Si Buta Chen masih dianggap sebagai sosok yang terkenal di Kota Cahaya Agung.
Rumor mengatakan bahwa kedua matanya menjadi buta setelah dia memasuki Gerbang Cahaya. Matanya tidak mampu menahan kekuatan cahaya yang ada di dalam gerbang tersebut. Hal inilah yang membuatnya kehilangan penglihatan secara permanen.
Sekarang, kenapa Si Buta Chen membawa para kultivator dari Kota Cahaya Suci kemari?
Apakah mereka akan kembali mencoba untuk memasuki Gerbang Cahaya?
Sosok Si Buta Chen mendarat di atas reruntuhan. Chen Yi, Ye Futian, dan yang lainnya juga mendarat di sana. Sementara itu di belakang mereka, para kultivator dari berbagai macam pasukan tetap melayang di udara. Mereka menunggu dengan tenang di bagian belakang, menunggu Si Buta Chen untuk bertindak. Mereka ingin melihat bagaimana dia akan membuka reruntuhan dari Kuil Cahaya.
Reruntuhan Kuil Cahaya tidak pernah dibuka selama bertahun-tahun. Apakah reruntuhan itu akan terbuka hanya karena pemuda itu telah tiba di sini?
Ye Futian sendiri tidak memahami semua ini. Si Buta Chen mengatakan bahwa Ye Futian dapat mengungkap misteri di balik Kuil Cahaya. Namun, hanya ada Gerbang Cahaya di sini. Apa yang harus dilakukan oleh Ye Futian?
Gerbang Cahaya ini juga terlihat sangat berbahaya.
Saat ini, Si Buta Chen tiba di hadapan Gerbang Cahaya. Ekspresinya tampak serius. Dia sudah bertahun-tahun lamanya tidak datang kemari. Hari ini, akhirnya ada harapan bahwa misteri di balik Kuil Cahaya akan terungkap.
Dia membungkuk hormat ke arah Gerbang Cahaya, kemudian dia bersujud di permukaan tanah, memuja gerbang tersebut. Seolah-olah gerbang ini adalah kepercayaannya, dan dia sedang menunjukkan rasa hormatnya yang tak terbatas.
Ketika Ye Futian menyaksikan pemandangan ini, dia menunjukkan ekspresi aneh di wajahnya. Siapa identitas Si Buta Chen yang sesungguhnya? Kenapa dia begitu memuja Gerbang Cahaya?
Mungkinkah ada hubungan khusus antara Si Buta Chen dan Kuil Cahaya?
Namun, Kuil Cahaya merupakan salah satu pasukan terkemuka di zaman kuno. Bagaimana mungkin Si Buta Chen memiliki hubungan dengannya?
Ye Futian pernah mendengar bahwa Si Buta Chen telah hidup bertahun-tahun lamanya. Meski begitu, mustahil baginya untuk hidup dari zaman kuno hingga saat ini, bukan?
Jika benar demikian, maka hal itu benar-benar tak terbayangkan.
Para kultivator dari berbagai macam pasukan terkemuka juga tampak tercengang. Hanya sosok-sosok senior yang memiliki ekspresi normal di wajah mereka. Tidak ada satu hal pun yang tampak aneh bagi mereka. Mereka jelas telah melihat Si Buta Chen bertindak seperti ini sebelumnya.
Si Buta Chen mengeluarkan suara-suara aneh dari mulutnya, dan para kultivator tidak bisa memahami apa yang dia katakan. Kemudian Si Buta Chen bangkit dari sujudnya dan berdiri menghadap Gerbang Cahaya. Dia berkata, "Lebih dari dua dekade yang lalu, aku menyatakan bahwa cahaya akan turun dan reruntuhan Kuil Cahaya akan muncul kembali. Hari ini adalah hari dimana ramalan itu akan menjadi kenyataan. Kalian semua ingin membuka reruntuhan dari Kuil Cahaya, bukan? Kalau begitu, kalian bisa memasuki Gerbang Cahaya ini bersama-sama."
Ketika mereka mendengar kata-kata Si Buta Chen, para kultivator menyipitkan mata mereka saat menatap sosoknya. Memasuki Gerbang Cahaya?
Semua orang mengetahui betapa berbahayanya gerbang itu. Apakah dia menyuruh mereka untuk menjemput ajal masing-masing dengan menjelajahi bagian dalamnya?
Mereka jelas tidak akan menyetujui usulannya begitu saja.
"Peramal Tua, seharusnya kau dan kelompokmu yang menunjukkan jalan di bagian depan," ujar Tetua Lin dengan nada dingin.