Datangnya Bencana
Datangnya Bencana
Chen Yi juga sama sekali tidak bergerak. Dia hanya mengangkat kepalanya untuk memandang Lin Xi, yang telah mengambil beberapa langkah ke depan, hingga akhirnya berhenti tepat di bagian tepi dari rumah tua itu. Para kultivator dari Klan Lin yang sangat berbakat berada tidak jauh di belakangnya.
Ye Futian dan kelompoknya juga berhenti melangkah dan mengalihkan perhatian mereka ke depan.
Di area yang menyesakkan ini, aura pedang yang dikeluarkan sebelumnya tampaknya kini menjadi tak terlihat, melayang di atas Si Buta Chen dan yang lainnya. Perhatian semua orang kini tertuju pada Si Buta Chen dan Lin Xi. Mereka bertanya-tanya apakah wanita itu benar-benar akan melakukan sesuatu pada sang Tetua.
Jika Lin Xi benar-benar mengambil tindakan, maka akan menjadi seperti apakah hasil akhirnya nanti?
Tidak ada yang tahu apakah hasil akhir yang dipredikisi oleh Si Buta Chen itu adalah sebuah ramalan atau bukan.
Lin Kong juga ikut menyaksikan semuanya. Sampai detik ini, dia tidak menghentikan Lin Xi. Namun, aura Jalur Agung tampak mengalir dari tubuhnya saat jiwa spiritualnya menyelimuti area ini. Dia percaya bahwa dia bisa mengambil tindakan dalam sekejap mata.
Bagi kultivator di tingkat mereka, area ini masih terlalu sempit, dan mereka bisa menguasainya dengan mudah, menyerang dari segala arah dan menghancurkan semuanya dalam waktu singkat.
"Kalau begitu buktikanlah ucapanmu itu," Lin Xi berseru. Suaranya masih menyiratkan kesombongan yang luar biasa. Saat dia selesai berbicara, sebuah aura pedang yang tak terlihat diarahkan menuju Si Buta Chen. Aura pedang yang tak terlihat ini tampak berakrobat di udara dan tidak bisa dideteksi oleh mata telanjang. Namun meski demikian, keberadaan aura pedang itu memang nyata adanya.
Lin Xi akhirnya melancarkan serangannya. Dia tidak bisa lagi menahan diri untuk melawannya. Meskipun pria yang ada di hadapannya itu adalah Si Buta Chen yang misterius, namun dia tetap tidak percaya padanya.
Hari ini dia ingin memastikan apakah pria buta ini memang telah membohongi mereka semua selama ini.
Tapi saat dia mengambil tindakan, Lin Xi melihat seberkas cahaya di hadapannya. Cahaya itu sangat menyilaukan dan muncul tepat di sebelah Si Buta Chen, menghalangi pandangan mata semua orang. Pada saat ini, dia tidak bisa membuka matanya, jadi dia menutupnya rapat-rapat. Dia merasa seolah-olah seluruh dunia telah berubah menjadi dunia cahaya, yang menyinari segala sesuatu yang ada di area ini. Dia tidak bisa melihat apa pun kecuali cahaya yang menyilaukan ini.
Saat ini, waktu sepertinya telah melambat, dan Lin Xi tiba-tiba merasakan ancaman kematian. Pada saat itu juga, banyak pemikiran muncul di dalam benaknya, dan terdengar suara teriakan di sana.
"Mundur!" ujarnya.
Lin Xi mendengar suara itu, tetapi dia benar-benar tidak punya waktu untuk bereaksi. Dari sudut pandang Lin Xi, hanya ada cahaya yang menyilaukan di sana. Cahaya itu telah menutupi dan melahap segalanya, termasuk tubuh dan jiwa spiritualnya.
Pada saat ini, dia menyadari bahwa dia sudah kalah.
'Ramalan' Si Buta Chen kini telah menjadi kenyataan.
Tubuh Lin Xi hancur di bawah cahaya itu, berubah menjadi titik-titik cahaya yang tak terhitung jumlahnya dalam sekejap. Seolah-olah dia tidak pernah ada di dunia ini. Selain tidak dapat menyelamatkannya, para kultivator di belakangnya juga tidak bisa melakukan apa pun untuk menyelamatkannya. Pada saat ini, cahaya tersebut juga menerobos masuk ke dalam dunia mereka dan menguasai segalanya.
Ketika mereka akhirnya bisa melihat dunia luar dengan jelas, tubuh Lin Xi telah berubah menjadi titik-titik cahaya, yang kemudian lenyap tepat di depan mata mereka.
Satu sosok muncul di tempat Lin Xi berada. Sosok itu tidak lain adalah Lin Kong. Dia mengulurkan tangannya, mencoba meraih sesuatu, namun titik-titik cahaya itu menguap di telapak tangannya, lolos dari genggamannya. Dia mengira bahwa dia dapat merespon apa pun yang akan terjadi.
Tapi apa yang telah terjadi begitu kejam. Tidak peduli secepat apa pun dia bereaksi, dia tidak akan pernah bisa lebih cepat dari kekuatan cahaya. Di bawah pancaran cahaya itu, Lin Xi dilenyapkan seolah-olah sejak awal dia hanyalah kumpulan debu dan asap. Bagaimana mungkin dia bisa menghentikannya?
Pada jarak yang begitu dekat, cahaya itu menyinari mereka dalam sekejap, dan dia terlalu lambat dalam bereaksi. Dia hanya bisa melihat putrinya itu lenyap tepat di depan matanya.
Selain itu, ramalan Si Buta Chen kini telah terbukti. Itu adalah bencana kematian!
"Kekuatan cahaya..." Hati semua kultivator berdebar kencang. Mereka semua memandang sosok yang mengeluarkan cahaya tersebut. Dia bukanlah Si Buta Chen, melainkan pemuda yang berada di sampingnya.
Penampilan pemuda ini tampak tidak begitu menonjol. Namun pada saat ini, ada cahaya yang menyinari tubuhnya; cahaya itu sangatlah menyilaukan.
Chen Yi, pemuda yang dibesarkan oleh Si Buta Chen bertahun-tahun yang lalu, kini telah kembali. Dia memiliki Tubuh Cahaya, dan kultivasinya sangat mengerikan. Ini adalah aura seorang Renhuang tingkat kedelapan, yang hanya butuh selangkah lagi menuju puncak Renhuang Plane.
Para kultivator dari Klan Lin yang sempat berselisih dengannya di area reruntuhan kini menjadi gelisah. Apabila mereka bertarung melawannya kala itu, mungkin mereka sudah binasa sekarang.
Namun pada saat ini, dia telah membunuh Lin Xi.
"Apakah Pemimpin Klan Lin mempercayai ramalanku sekarang?" ujar Si Buta Chen saat Lin Kong memandangnya.
Ramalan? Apakah dia menganggap hal ini sebagai pembuktian dari ramalannya?
Tentu saja itu benar.
Dia telah meramalkan peristiwa yang belum terjadi, namun pemuda di sampingnyalah yang menentukan apakah ramalan ini akan menjadi kenyataan atau tidak. Faktanya, Lin Xi dan para kultivator dari Klan Lin sejak awal bisa mengambil pilihan. Lin Kong bisa saja menghentikan Lin Xi untuk mengambil tindakan. Atau Lin Xi bisa saja pergi daripada melampiaskan amarahnya.
Jika benar demikian, apakah ramalannya akan salah?
Tapi tidak ada gunanya berandai-andai sekarang. Fakta tidak bisa dirubah bahwa ramalannya sudah menjadi kenyataan dan Lin Xi benar-benar tewas terbunuh.
Lin Kong menatap tajam ke arah Chen Yi, berusaha menahan amarah dan kesedihan di dalam hatinya. Pada saat ini, dia masih bisa menahan diri tanpa mengambil tindakan yang berisiko, menandakan betapa kuatnya pengendalian dirinya.
"Reputasimu memang luar biasa; bahkan muridmu memiliki kemampuan yang menakjubkan. Seorang Renhuang tingkat kedelapan di usia yang masih sangat muda," ujar Lin Kong. Selain tidak melancarkan serangan balasan, dia ternyata masih mampu memberikan pujian.
Tentu saja, alasan utamanya untuk menahan diri adalah ketakutan terhadap lawannya kali ini.
Seorang pemuda yang dibimbing oleh Si Buta Chen telah mencapai Renhuang Plane tingkat kedelapan. Lalu bagaimana dengan Si Buta Chen sendiri? Apakah dia benar-benar hanya seorang pria buta biasa?
Bagaimana jika tingkat kultivasi Si Buta Chen lebih tinggi darinya? Jika dia mengambil tindakan, hasil akhirnya mungkin tidak jauh berbeda dari apa yang dialami oleh Lin Xi, jadi dia tidak berani bertindak gegabah.
"Dia bukan muridku," jawab Si Buta Chen.
"Tidak peduli apakah dia muridmu atau bukan, dia pasti mendapatkan kekuatan ini darimu, Tetua," Lin Kong langsung menimpali.
"Kenapa kau masih berada di atap rumahku?" Alih-alih menanggapi, Si Buta Chen mengomentari tindakan yang dilakukan oleh Lin Kong. Lin Kong terdiam dan melihat Si Buta Chen berjalan menuju rumah tua itu dengan mengandalkan tongkat di tangannya.
Aura Jalur Agung dari tubuh Lin Kong menyelimuti area ini, dan kekuatannya sangat dahsyat. Namun, Si Buta Chen sepertinya tidak menyadarinya dan masih bergerak maju perlahan, mendekati rumah tua itu dengan setiap langkahnya. Sementara itu, perhatian Chen Yi hanya tertuju pada Lin Kong, yang berada di atap rumah tua itu.
Sedangkan kultivator lainnya, selain dikejutkan oleh kekuatan yang ditampilkan oleh Chen Yi, mereka juga penasaran terhadap identitas Ye Futian dan anggota kelompoknya.
Chen Yi dibesarkan oleh seorang pria buta, dan kini dia kembali ke Kota Cahaya Agung setelah bertahun-tahun lamanya dengan menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Namun siapa sebenarnya Ye Futian dan kelompoknya itu?
Ye Futian dan kelompoknya adalah satu-satunya tamu terhormat yang telah membuat pria buta itu keluar dari rumah tuanya dan menyambut mereka secara langsung.
Apakah mereka diundang kemari oleh Chen Yi?
Jika benar demikian, setinggi apakah tingkat kultivasi mereka, dan bagaimana mereka bisa memiliki keterkaitan dengan Kuil Cahaya?
Mereka sangat ingin menanyakan semua pertanyaan ini, namun Si Buta Chen kemungkinan besar tidak akan memberi jawaban yang mereka inginkan.
Tubuh Chen Yi masih diselimuti oleh cahaya, yang kini ditembakkan ke tempat dimana Lin Kong berada. Lin Kong bisa menyerang hanya dengan memberi satu perintah dari dalam pikirannya, dan Chen Yi mampu melakukan hal yang sama. Dalam jarak yang begitu dekat, ketika pertempuran terjadi, tidak ada yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi nantinya.
Sebelumnya, Lin Xi bersikeras untuk melakukan apa pun yang dia mau, dan cahaya itu pun membunuhnya. Sedangkan bagi Lin Kong—Pemimpin Klan Lin—apa yang akan dia lakukan untuk menghadapi cahaya tersebut?
Saat ini, semua orang yang berada di sekitar rumah tua itu memusatkan pandangan mereka pada Lin Kong.
Jika dia menolak untuk menyerah, maka apa yang akan terjadi selanjutnya?
Bunyi tongkat yang menghantam lantai terdengar dengan keras dan jelas. Si Buta Chen bergerak semakin dekat menuju rumah tua itu. Sedangkan fokus Lin Kong masih terpaku ke depan. Pada akhirnya, dia berkata, "Ayo kita pergi."
Ketika dia selesai berbicara, Lin Kong melayang ke atas langit dengan membawa para kultivator dari Klan Lin untuk pergi bersamanya.
Setelah mereka semua pergi, Si Buta Chen memasuki rumah tua itu dan menutup pintunya, sehingga sosok Ye Futian dan kelompoknya hilang dari pandangan semua orang.
Namun, tidak ada satu orang pun yang pergi dari sana dan mereka masih berdiri dengan tenang di kejauhan. Lin Xi telah tewas terbunuh, dan Lin Kong, sebagai Pemimpin Klan Lin, jelas tidak akan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja.
Mungkin Lin Kong sedang mencari bala bantuan dan akan segera kembali kemari.
Orang-orang di Kota Cahaya Agung tahu bahwa di antara empat pasukan terkuat di kota ini, para pemimpin klan dari tiga keluarga di dalamnya belum tentu kultivator terkuat di Kota Cahaya Agung. Masing-masing keluarga juga memiliki sosok-sosok monster senior yang merupakan individu-individu yang diandalkan oleh keluarga-keluarga ini.
Masalah kali ini mungkin tidak bisa diselesaikan dengan mudah!