Legenda Futian

Si Buta Chen



Si Buta Chen

0Terdapat wilayah reruntuhan di sebelah timur dari Kota Cahaya Agung. Area ini cukup luas, dan orang-orang sering datang ke sana untuk menjelajahinya.     

Di bagian ujung dari reruntuhan tersebut, terdapat sebuah pintu. Di balik pintu itu, ada pancaran cahaya yang menembus celah-celah di pintu itu dan menerangi reruntuhan.     

Pintu itu terlihat sangat unik, terlihat seperti tembus pandang, namun di belakangnya, tampaknya ada reruntuhan lain di sana; seolah-olah ada sebuah dunia kecil di balik pintu tersebut.     

Beberapa orang telah melewati pintu itu sebelumnya, tetapi banyak orang yang telah melewati pintu itu dibutakan oleh cahaya di dalamnya. Beberapa orang juga mencoba untuk menghancurkan pintu itu, tetapi ternyata mereka tidak dapat melakukannya. Beberapa dari orang-orang yang mencoba melakukan hal ini sangat kuat, namun semuanya tetap berakhir sia-sia.     

Mungkin karena keanehan inilah banyak orang merasa yakin bahwa reruntuhan ini dulunya adalah tempat dimana Kuil Cahaya berdiri.     

Menurut legenda, pintu ini disebut sebagai Gerbang Cahaya.     

Dikabarkan bahwa semua orang yang berada di kuil itu harus melewati pintu tersebut untuk merasakan pembaptisan cahaya sebelum mereka bisa menjadi bagian dari Kuil Cahaya.     

Di sekitar lokasi reruntuhan ini, banyak kultivator sudah berkumpul di sana. Namun, selama bertahun-tahun, reruntuhan ini telah dijelajahi berulang kali, dan berbagai macam cara telah digunakan. Namun, sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa harta karun yang ada di sana telah lama menghilang, bahkan sejak bertahun-tahun yang lalu.     

Jika bukan karena pintu itu, tidak akan ada yang tahu bahwa tempat ini dulunya adalah lokasi dimana Kuil Cahaya berdiri.     

Meski begitu, semakin sedikit orang-orang di Kota Cahaya Agung yang mempercayai hal tersebut. Sebaliknya, hal ini justru menegaskan kepercayaan beberapa pasukan yang sangat kuat, dan merekalah yang selama ini telah menjaga dan menunggu di area sekitar reruntuhan tersebut.     

Hanya ada satu kota di dalam Wilayah Cahaya Agung, dan pasukan-pasukan terkemuka di Kota Cahaya Agung tersebar di sekitar lokasi reruntuhan. Sehingga dapat dikatakan bahwa reruntuhan ini adalah titik pusat dari Kota Cahaya Agung.     

Pada saat ini, ada beberapa kultivator muda dengan temperamen menakjubkan yang berdiri di atas reruntuhan sambil memandang ke arah Gerbang Cahaya.     

"Apakah pintu ini benar-benar mengarah ke sumber cahaya? Seorang wanita berbisik. Tubuhnya dikelilingi oleh lingkaran cahaya dari Jalur Agung, yang menunjukkan bahwa dia adalah seorang Renhuang.     

"Siapa yang tahu? Tapi para Tetua berkata demikian, jadi mungkin hal itu memang benar adanya," pemuda di sebelahnya menanggapi dengan nada serius.     

"Mungkin mereka salah mengira." Wanita itu menggelengkan kepalanya. "Dalam beberapa tahun terakhir, Dunia Asal telah berubah secara drastis, dan hal itu menarik perhatian para kultivator dari seluruh dunia. Banyak orang dari 18 wilayah di Prefektur Ilahi telah pergi ke Dunia Asal. Bahkan ada rumor yang mengatakan bahwa perubahan di antara langit dan bumi akan dimulai di Dunia Asal. Hanya Kota Cahaya Agung yang tampaknya telah diisolasi dari semua orang di Prefektur Ilahi. Apa gunanya menjaga reruntuhan ini hanya karena sesuatu yang dikatakan oleh pria buta itu?"     

"Kecuali para Tetua benar-benar percaya bahwa Kuil Cahaya akan muncul kembali di sini, bukan?"     

"Setidaknya pria buta dari Taman Chen itu sangat mempercayai hal ini," seorang kultivator yang sedikit lebih tua di samping mereka menambahkan. Tampaknya dia berusia sekitar 30 tahun, dan ada aurora ilahi yang tersembunyi di dalam matanya.     

"Apakah kata-kata Si Buta Chen dapat dipercaya?"     

Wanita itu tampak berpikir. "Semua orang di Kota Cahaya Agung selalu mengatakan bahwa Si Buta Chen mampu melihat cahaya meskipun dia buta. Memangnya keistimewaan apa yang dia miliki sehingga ada begitu banyak orang yang mempercayainya? Sebagai seorang pria buta, apakah dia benar-benar bisa melihat cahaya?"     

"Mungkin. Setidaknya selama bertahun-tahun, tidak ada seorang pun di Kota Cahaya Agung yang pernah berurusan dengan Si Buta Chen, dan mereka semua sangat menghormatinya. Aku tidak tahu alasannya, tetapi para kultivator kuat itu pasti memiliki alasan tersendiri," sosok di sebelahnya ikut menimpali.     

Tatapan mata wanita itu terkesan mengejek, dan ada kesombongan yang tersirat di wajahnya.     

"Dunia Asal adalah titik pusat perubahan yang akan datang, tetapi para Tetua tidak peduli sedikit pun akan hal tersebut. Hanya butuh sepatah kata dari Si Buta Chen sebelum Kota Cahaya Agung akan dihancurkan hingga menjadi reruntuhan." Nada bicara wanita itu terkesan mengejek. Dia memandang Gerbang Cahaya di hadapannya dan berkata, "Karena para Tetua tidak bersedia melakukannya, maka aku yang akan bertanya pada Si Buta Chen secara langsung dan membuktikan apakah kata-katanya benar atau tidak."     

Orang-orang langsung memandangnya, dan mereka bisa melihat sedikit kebanggaan di wajahnya. Mereka semua tahu bahwa wanita itu ingin pergi ke Dunia Asal ketika dia mendengar bahwa banyak sosok terkemuka dari berbagai macam dunia telah melakukan perjalanan ke sana. Para kultivator dari 18 wilayah di Prefektur Ilahi dan dunia lainnya telah menemukan banyak reruntuhan di Dunia Asal, yang semuanya merupakan peristiwa yang sangat ingin dia saksikan secara langsung.     

Namun, karena sesuatu yang dikatakan oleh Si Buta Chen 20 tahun lalu, Kota Cahaya Agung diliputi oleh ketegangan dan tidak ada yang berani pergi meninggalkan kota ini. Semua orang memilih untuk tetap tinggal dan menjaga reruntuhan ini.     

Tidak ada satu orang pun yang berani mempertanyakan kata-katanya. Namun hari ini, dia akan bertanya padanya secara langsung.     

Bagaimana mungkin seorang pria buta bisa melihat cahaya?     

"Jangan bertindak gegabah." Sosok di sampingnya mengingatkan, "Jika mereka bisa melakukannya, maka para Tetua pasti telah melakukannya sejak lama. Semua orang di Wilayah Cahaya Agung mempercayai hal tersebut, jadi pasti ada alasan tersendiri di baliknya."     

"Jadi cahaya itu akan turun, dan Reruntuhan Ilahi akan muncul kembali?" Wanita itu tersenyum sinis dan terkesan mengejek. Sesuatu yang dikatakan oleh Si Buta Chen 20 tahun yang lalu adalah alasan mengapa para kultivator dari Wilayah Cahaya Agung menunggu selama lebih dari dua dekade, termasuk keluarganya sendiri. Karena itulah, mereka telah melewatkan peristiwa besar yang terjadi di Dunia Asal.     

Pada saat ini, di langit tidak jauh dari sana, sebuah kapal terbang melayang dengan tenang tanpa mengganggu siapa pun.     

Ye Futian dan yang lainnya berdiri di atas kapal terbang itu dan memandang reruntuhan di bagian depan. Kemudian dia menyimpan kembali kapal terbang tersebut. 'Ini pasti reruntuhan dari Kuil Cahaya yang dibicarakan oleh Chen Yi sebelumnya,' dia bergumam dalam hati. Dia tidak menyangka bahwa tempat itu telah porak poranda sehingga hanya menyisakan satu pintu di sana.     

Namun, pintu ini tampak menarik melihat adanya cahaya yang bersinar di baliknya, menunjukkan bahwa ada sebuah dunia yang tersembunyi di dalamnya.     

Ye Futian memandang wanita yang berbicara di hadapan mereka, lalu dia memandang ke arah Chen Yi, yang berada di sebelahnya. Namun ekspresi Chen Yi masih terlihat datar; seolah-olah dia tidak mendengar apa pun yang dikatakan oleh wanita itu.     

Ye Futian ingat bahwa dalam perjalanan mereka kemari, Chen Yi telah menyinggung bahwa seorang pria buta pernah mengatakan kepadanya bahwa dia ditakdirkan untuk menjadi sosok yang luar biasa. Dia jadi bertanya-tanya apakah pria buta bernama 'Chen' yang dimaksud oleh wanita itu adalah dua orang yang kebetulan sama-sama buta ataukah pria buta yang mereka bicarakan adalah orang yang sama?     

'20 tahun lalu?' pikir Ye Futian dalam hati. Dia juga bertemu dengan Chen Yi sekitar 20 tahun lalu di Wilayah Donghua.     

"Rupanya pria buta itu tidak pernah berubah. Dia masih suka mengatakan hal yang tidak masuk akal," ujar Chen Yi dengan suara pelan dan tatapan dingin di matanya. Tampaknya dia sangat membenci pria buta yang dia bicarakan.     

Seolah-olah mereka ikut mendengar apa yang dia katakan, beberapa orang di bagian depan menoleh untuk memandang mereka. Mereka bisa merasakan bahwa Ye Futian dan kelompoknya bukanlah sosok biasa. Wanita itu tersenyum dan berkata, "Kau juga berpikir bahwa pria buta itu adalah seorang penipu?"     

Chen Yi memandang wanita itu dan bertanya, "Siapa kau?"     

"Lin Xi dari Keluarga Lin," ujar wanita itu.     

"Keluarga Lin?" Chen Yi memandang wanita itu dengan acuh tak acuh dan berkata, "Aku memang berhak mengkritik pria buta itu, tapi memangnya kau siapa sehingga berani menghinanya?"     

"Kau..." Ekspresi wanita itu sedikit berubah saat hawa dingin terpancar dari kedua matanya. Ye Futian juga tampak terkejut. Tampaknya apa yang dikatakan oleh Chen Yi berbeda dengan apa yang dia pikirkan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.