Tamu Kehormatan?
Tamu Kehormatan?
Wilayah Cahaya Agung disebut sebagai Wilayah Cahaya Ilahi di masa lalu. Tempat ini telah melewati masa kejayaannya dan sekarang menjadi salah satu wilayah yang relatif lemah di antara 18 wilayah yang ada di Prefektur Ilahi. Apalagi wilayah ini hanya terdiri dari satu kota di dalamnya. Namun, karena masa lalunya yang gemilang, masih ada cukup banyak pasukan kuat yang berada di Wilayah Cahaya Agung saat ini.
"Pria buta itu telah membuka pintu dari kediamannya," seseorang berkomentar. Di Jalan Tua, banyak orang menatap cahaya yang masih terpancar keluar dari dalam pintu-pintu yang terbuka lebar itu. Hati mereka berdebar kencang. Selama bertahun-tahun, pintu-pintu itu hampir selalu tertutup.
Namun sekarang, pintu-pintu itu telah dibuka. Sebenarnya siapa tamu yang akan datang mengunjungi Si Buta Chen?
Apakah hal ini ada hubungannya dengan ramalan yang dia buat 20 tahun lalu?
Saat ini, banyak sosok bermunculan di langit di atas Jalan Tua. Tatapan mata mereka juga tertuju pada rumah tua itu. Para kultivator yang baru saja tiba ini berasal dari berbagai macam pasukan dan masih-masing dari mereka menempati lokasi yang berbeda-beda di atas langit.
Ye Futian dan kelompoknya juga tiba di sana. Mereka berdiri di langit di atas Jalan Tua saat mereka mengamati rumah tersebut. Ye Futian memandang Chen Yi, yang berada di sampingnya. Menilai dari tanggapan yang disampaikan oleh Chen Yi, kemungkinan besar dia mengenal Si Buta Chen. Apalagi hubungan mereka tampaknya sangat istimewa.
Apakah sinar cahaya yang ditembakkan dari rumah ini ada hubungannya dengan Chen Yi?
Seperti yang diharapkan, Chen Yi memandang ke bagian dalam rumah itu dengan tatapan ragu. Kemudian dia berkata dengan suara pelan, "Hei Pria Buta, aku kembali."
"Apakah ini rumahmu?" Ye Futian bertanya dengan suara pelan.
Chen Yi tampak bingung. Rumah? Apakah dia memiliki rumah dalam hidupnya?
Tidak ada yang tahu akan hal tesebut.
Chen Yi selalu memanggilnya Pria Buta sejak dia masih kecil. Namun, memang benar bahwa selama ini dia dibesarkan oleh Si Buta Chen.
"Aku akan masuk dan memeriksanya terlebih dahulu," ujar Chen Yi pada Ye Futian dan yang lainnya.
"Ya, pergilah," jawab Ye Futian sambil mengagguk pelan. Dia tahu bahwa Chen Yi memiliki hubungan khusus dengan pemilik rumah ini.
Chen Yi berjalan ke depan sendirian dan melangkah melewati pintu-pintu itu. Dalam sekejap, tatapan mata yang tak terhitung jumlahnya tertuju padanya. Kerumunan kultivator yang berada di sana mengungkapkan ekspresi aneh di wajah mereka. Seseorang langsung bertanya, "Siapa dia?"
Para kultivator itu tampak bingung. Mereka tidak bisa memastikan identitasnya; mereka belum pernah melihat orang ini sebelumnya.
Chen Yi akhirnya memasuki rumah tua itu dan tidak terjadi apa-apa padanya. Hal ini membuat ekspresi para kultivator di bagian luar jadi semakin aneh.
Si Buta Chen benar-benar mengizinkan orang asing memasuki rumahnya dengan semudah itu?
"Bertahun-tahun yang lalu, Si Buta Chen pernah membawa pulang seorang pemuda. Pemuda itu berpakaian compang-camping dan tampak kotor. Namun, Si Buta Chen tetap merawatnya dengan baik. Apakah kalian semua masih ingat tentang hal ini?" Saat ini, seorang pria paruh baya angkat bicara saat dia berdiri di atas langit.
Beberapa kultivator senior mengangguk dan berkata, "Aku ingat. Kala itu, ada juga rumor yang mengatakan bahwa seseorang melihat cahaya yang muncul dari tubuh pemuda yang tampak kotor itu."
"Itu benar."
Banyak orang di lokasi yang berbeda-beda kini mulai teringat bahwa memang ada pemuda seperti itu sebelumnya di kota ini.
Seseorang berkata, "Aku pernah melihatnya dengan mata kepalaku sendiri sebelumnya. Aku masih ingat bahwa, ketika aku melihat cahaya di tubuhnya kala itu, aku langsung dibuat tercengang. Setelah itu, aku tidak pernah melihatnya lagi. Dia sepertinya sengaja disembunyikan oleh Si Buta Chen."
Di bagian bawah, kelompok dari Klan Lin juga tiba di Jalan Tua. Lin Xi secara pribadi melihat Chen Yi memasuki rumah tersebut. Dia langsung memahami kenapa Chen Yi menunjukkan reaksi yang tidak biasa sebelumnya. Jadi, dia ternyata sudah mengenal Si Buta Chen dan dibesarkan olehnya.
Sepertinya pemuda yang dibicarakan oleh orang-orang itu memang Chen Yi.
Lin Xi mendongak dan memandang ke satu arah. Dia mendapati bahwa para kultivator lainnya dari Klan Lin juga telah tiba di sana. Kelompoknya naik ke atas langit dan bergabung bersama anggota klan lainnya. Kemudian dia memberitahu para seniornya dengan suara pelan tentang apa yang telah terjadi sebelum kedatangan mereka kemari.
"Ayah, apakah klan kita benar-benar percaya bahwa Si Buta Chen dapat melihat cahaya dan memprediksi masa depan?" tanya Lin Xi dengan nada tidak percaya.
Ayahnya menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Tidak ada yang tahu kebenarannya. Namun, Si Buta Chen memang tidak sesederhana penampilannya. Dia telah tinggal di Kota Cahaya Agung selama bertahun-tahun. Ketika aku masih muda, kondisi Si Buta Chen sudah seperti sekarang, dan dia masih hidup hingga detik ini."
"Kultivator memang memiliki usia yang sangat panjang. Apa yang aneh dengan hal itu?" tanya Lin Xi. "Begitu seseorang mencapai Renhuang Plane, mereka akan hidup selama langit dan bumi masih ada di dunia ini."
"Mungkin," pria paruh baya itu menjawab dengan acuh tak acuh. Lin Xi menunduk dan memandang ke bawah. Kemudian dia berkata, "Semua kultivator di Wilayah Cahaya Agung telah menyia-nyiakan waktu selama lebih dari 20 tahun karena apa yang dia katakan. Sampai saat ini kita masih menunggu. Aku tidak mengerti dengan semua ini."
Ketika pria paruh baya itu mendengar ucapan Lin Xi, dia memandang rumah tua itu dengan tatapan dingin dan acuh tak acuh. Apa yang dikatakan oleh putrinya itu memang benar. Setelah lebih dari 20 tahun berlalu, dimana cahaya dan reruntuhan ilahi yang dimaksud oleh Si Buta Chen?
"Hari ini, kita harus mendapatkan jawaban dari Si Buta Chen secara langsung," ujarnya dengan suara pelan.
"Memangnya ada apa? Lin Kong, apakah kau tidak mempercayai peramal tua itu?" pria paruh baya lainnya berkata dengan suara keras saat dia memandang ayah Lin Xi. Orang ini mengenakan jubah biru panjang di tubuhnya. Posturnya tinggi dan dia memiliki kultivasi yang luar biasa. Hanya dengan berdiri di sana saja dia mampu memancarkan aura dari sosok yang berwibawa.
Orang ini adalah pemimpin dari Keluarga Lan, yang merupakan salah satu pasukan terkemuka di Kota Cahaya Agung. Dia memiliki kultivasi yang kuat dan sudah mencapai puncak Renhuang Plane.
"Bukannya aku tidak mempercayainya. Hanya saja, setelah 20 tahun berlalu, sudah seharusnya peramal tua itu memberikan penjelasan pada kita," jawab Lin Kong dengan suara yang berat.
"Kau bisa bertanya pada peramal tua itu secara pribadi nanti," jawab Pemimpin Keluarga Lan sambil tersenyum. Di lokasi lain, berdiri sekelompok kultivator lainnya di sana. Mereka mengenakan jubah panjang berwarna semerah api. Simbol daun maple merah juga terukir di tubuh mereka. Hawa panas yang samar terlihat keluar dari sosok mereka.
Pemimpin dari kelompok ini adalah seorang kultivator yang tampak cukup muda. Dia sangat tampan, dan wajahnya tampak sangat menawan. Meskipun ada hawa panas yang terpancar dari tubuhnya, namun dia juga mengeluarkan sensasi dingin dan sombong.
Dia adalah Yu Hou dari Keluarga Yu. Dia adalah kultivator dengan bakat paling menonjol di keluarganya. Selain kekuatan matahari, dia juga memahami Jalur Agung Cahaya. Meskipun dia saat ini masih berada di Renhuang Plane tingkat kedelapan, namun Pemimpin Keluarga Yu, yang merupakan ayah Yu Hou, sudah mulai mengizinkannya menangani berbagai macam urusan di keluarga mereka.
Di lokasi lain, berdiri sekelompok kultivator yang mengenakan jubah berwarna putih. Temperamen mereka sungguh luar biasa, seolah-olah mereka bukan berasal dari dunia ini. Kelompok ini bukan dari keluarga besar. Mereka berasal dari sebuah sekte, satu-satunya sekte yang ada di Kota Cahaya Agung.
Paviliun Tujuh Bintang didirikan oleh satu sosok terkemuka bertahun-tahun lalu. Pemimpin dari Paviliun Tujuh Bintang memiliki kultivasi yang tak tertebak dan jarang sekali muncul di hadapan publik.
Bahkan hari ini, Pemimpin Paviliun Tujuh Bintang tidak hadir di sini. Ketujuh muridnya yang datang sebagai gantinya. Mereka adalah Tujuh Star Lord dari Paviliun Tujuh Bintang. Masing-masing dari mereka memiliki kultivasi yang sangat kuat. Pemimpin mereka saat ini adalah kultivator paling luar biasa di sekte tersebut, yaitu Seven-Night Star Lord.
Klan Lin, Keluarga Lan, Keluarga Yu, dan Paviliun Tujuh Bintang saat ini adalah empat pasukan terkuat di Kota Cahaya Agung.
Tentu saja, selain mereka berempat, beberapa pasukan lainnya juga tiba di sana dan menyebar di area tersebut. Namun, penampilan mereka tidak semenonjol keempat pasukan itu.
"Karena peramal tua itu telah membuka pintunya untuk menyambut seorang tamu hari ini, dia pasti akan memecahkan teka-teki yang dia tinggalkan 20 tahun yang lalu," ujar Seven-Night Star Lord. Kultivator lainnya memandangnya dan mengabaikan kata-katanya. Mereka terus menatap rumah tua itu dengan seksama.
Hari ini, Si Buta Chen telah menyambut tamunya dengan cara menyinari Kota Cahaya Agung secara keseluruhan. Mereka semua ingin tahu siapa sebenarnya tamu yang sedang ditunggu oleh Si Buta Chen.
Ketika para kultivator membicarakan tentang hal ini, ada dua sosok yang muncul dari dalam rumah tua itu. Suasana langsung menjadi sunyi senyap, dan semua orang memusatkan pandangan mereka pada pintu masuk dari rumah tersebut.
Kemudian, mereka melihat dua orang muncul dari pintu-pintu itu. Salah satunya adalah Chen Yi, yang baru saja memasuki rumah tersebut. Sementara sosok lainnya adalah seorang pria buta yang mengenakan pakaian compang-camping. Dia memegang sebuah tongkat di tangan kanannya. Dia tampak tidak berbeda dari lelaki tua yang cacat pada umumnya. Kerumunan kultivator itu tidak bisa merasakan aura apa pun darinya. Dia sudah berusia senja dan seolah-olah dia bisa meninggal dunia kapan saja.
Rambutnya yang panjang dan berwarna putih tampak tidak terawat. Selain itu, dia memiliki janggut panjang yang juga berwarna putih. Dia tampak seolah-olah tidak pernah merapikan rambutnya selama bertahun-tahun. Dengan penampilan seperti ini, dia sama sekali tidak terlihat seperti seorang ahli. Namun, meskipun penampilannya sangat buruk, tubuhnya tampak bersih. Bahkan tidak ada setitik debu pun di pakaiannya yang compang-camping itu.
Dia memang tampak berantakan, namun dia tidak kotor sedikit pun!
"Salam hormat, Peramal Tua." Pemimpin Klan Lin dan Keluarga Lan bersikap sopan. Meskipun mereka berdiri di udara, mereka tetap membungkuk hormat ke arah dimana Si Buta Chen muncul. Namun, Yu Hou dan Tujuh Star Lord dari Paviliun Tujuh Bintang terlihat tidak begitu sopan. Yu Hou berdiri tegak di tempatnya dan berkata, "Sang peramal tua akhirnya keluar dari pengasingannya."
"Bagaimana mungkin aku tidak pergi keluar? Ada tamu terhormat yang datang hari ini." Si Buta Chen maju beberapa langkah dengan bantuan tongkatnya sebelum akhirnya dia mengatakan sesuatu. Meskipun suaranya tidak keras, namun semua orang di sekitarnya bisa mendengar suaranya dengan jelas.
"Apakah dia ada hubungannya dengan ramalan yang kau buat 20 tahun lalu?" tanya Lin Kong, yang merupakan pemimpin dari Klan Lin.
"Ya," jawab Si Buta Chen tanpa ragu-ragu. Dia langsung mengakui hal tersebut dan membuat ekspresi semua orang menjadi serius. Tamunya kali ini ternyata ada hubungannya dengan ramalan itu.
Ditambah lagi, ini adalah pertama kalinya Si Buta Chen mengkonfirmasi informasi apa pun yang ada hubungannya dengan ramalan itu. Sepertinya, bersamaan dengan kedatangan sosok yang luar biasa ini, reruntuhan Kuil Cahaya mungkin akan muncul kembali.
"Siapa sebenarnya tamu kehormatan yang kau maksud ini?" Lin Kong bertanya lebih lanjut.
Si Buta Chen menggenggam tongkatnya dan terus bergerak ke satu arah. Semua orang mengamati tempat yang dia tuju.
Ye Futian masih berdiri di tempatnya dengan tenang. Namun, ketika dia melihat bahwa Si Buta Chen bergerak ke arahnya, dia pun tampak terkejut.
Apakah dia adalah tamu kehormatan yang disampaikan oleh Si Buta Chen sebelumnya?
Meskipun Ye Futian baru saja tiba di sini bersama Chen Yi, namun berdasarkan informasi yang dia kumpulkan secara singkat, Si Buta Chen bukanlah seorang lelaki tua biasa. Bahkan para Renhuang terkemuka yang hadir di sini menganggap Si Buta Chen sebagai Peramal Chen. Orang seperti dia tidak punya alasan untuk menyambut teman Chen Yi dengan kehebohan seperti ini. Si Buta Chen bahkan telah menimbulkan keributan besar dengan penyambutannya yang luar biasa.
Ditambah lagi, Si Buta Chen menyinggung bahwa tamunya ini ada hubungannya dengan ramalan yang dia sampaikan 20 tahun lalu.
Karena hal inilah Ye Futian merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres di sini.
Apakah Si Buta Chen telah menunggu kedatangannya kemari?
Hal-hal yang disampaikan oleh Chen Yi padanya sebelumnya kini juga menarik perhatiannya. Kenapa dia merasa bahwa pertemuannya dengan Chen Yi kala itu bukanlah sebuah kebetulan belaka?