Legenda Futian

Empat Anak Muda



Empat Anak Muda

0Setelah Ye Futian pergi meninggalkan Pecahan Ziwei, cahaya bintang mengelilingi Pecahan Ziwei secara keseluruhan. Jika seseorang menyaksikan Pecahan Ziwei dari jauh di area kosong, rasanya seolah-olah seluruh bagian dari Pecahan Ziwei kini diselimuti oleh cahaya bintang.     

Bertahun-tahun yang lalu, Pecahan Ziwei disegel di dalam batu. Kemudian, ketika segel itu dihancurkan, terbentuklah tempat ini di dalamnya.     

Sebelum Ye Futian pergi, dia kembali menyegel Pecahan Ziwei dengan menggunakan kekuatan Ziwei Agung dan meninggalkan tiruan dari jiwa spiritualnya di dalam Pecahan Ziwei untuk mengontrol kekuatan segel itu agar tidak mudah rusak. Bahkan jika segel itu diserang, segel tersebut akan sekuat gunung. Setelah dia melakukan hal itu, Ye Futian baru bisa pergi dengan tenang.     

Rasanya seolah-olah semua kekacauan yang terjadi di Dunia Asal tidak ada hubungannya dengan dirinya. Pada saat ini, dia telah mengesampingkan semuanya.     

Sementara itu di Wilayah Shangqing, Desa Empat Sudut kini telah menjadi tempat suci yang sangat makmur di wilayah tersebut. Beberapa orang mengatakan bahwa di dalam desa misterius dari Kota Empat Sudut itu, hidup seorang Kaisar Agung di sana—sang guru dari Desa Empat Sudut.     

Ketika rumor itu menyebar, Wilayah Shangqing menjadi gempar, dan pengaruh dari Desa Empat Sudut bahkan menyebar hingga ke Prefektur Ilahi. Banyak kultivator berdatangan untuk mencari bimbingan pada sang guru dan ingin memasuki Desa Empat Sudut.     

Di sebuah bar di dalam Kota Empat Sudut, banyak kultivator telah berkumpul di sana. Di lantai paling atas, empat kultivator muda sedang mengobrol di sekitar sebuah meja batu yang indah. Mereka berempat memancarkan temperamen yang luar biasa. Di bawah mereka, beberapa orang berdiri untuk memberi hormat. Bahkan ada beberapa di antara mereka yang memiliki tingkat kultivasi lebih tinggi dari mereka berempat.     

Salah satu dari empat kultivator muda itu, yang memiliki rambut pendek, kini berbicara. "Sebaiknya kalian berhenti membuang-buang waktu untuk mendekati kami. Sang guru tidak akan menerima murid lagi. Namun, karena Desa Empat Sudut telah berinteraksi kembali dengan dunia luar, selama kalian bersedia menjadi bagian dari desa dan fokus berkultivasi. Kalian mungkin dapat menemui sang guru jika kinerja kalian menonjol dari yang lain." Setelah berbicara, dia menghela napas dalam-dalam. Setiap tahun, ketika mereka keluar dari desa, hal yang sama selalu terjadi pada mereka.     

Orang-orang ini tidak ingin mengikuti peraturan dan berharap bisa menjadi sekutu dari Desa Empat Sudut, namun mereka ingin menemui sang guru untuk meminta bimbingan. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi?     

"Saudara Ketiga, kau tidak perlu menanggapi mereka," ujar seorang pemuda yang sangat tampan dan berambut panjang di dekatnya. Dia mengambil gelasnya dan meneguk anggur di dalamnya. Dia sedang menikmati waktu bersantainya. Sindiran dalam tatapan matanya dapat terlihat dengan jelas saat dia memandang ke arah orang-orang yang berdiri di sekitar mereka. Orang-orang ini begitu berambisi untuk mencari keuntungan, dan semua orang tahu apa yang mereka pikirkan, namun dia tidak pernah repot-repot memperhatikan mereka.     

"Itu benar. Selama ini, sang guru hanya membimbing kami. Memangnya apa yang membuat mereka berhak diterima sebagai murid?" Satu-satunya gadis di antara empat kultivator muda itu bertanya dengan suara pelan. Dia tampak anggun dan menawan, selain itu auranya juga tidak kalah menakjubkan.     

Hanya kultivator berambut hitam-pendek itu yang duduk tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tampaknya dia adalah sosok yang pendiam.     

"Siapa itu?" Pada saat ini, kultivator muda berambut panjang itu tiba-tiba menoleh dan memandang ke kejauhan. Cahaya suci berwarna emas bersinar di kedua matanya. Pada saat berikutnya, muncul satu sosok di hadapan mereka berempat.     

Dalam sekejap, mereka berempat berdiri dan mengejutkan semua pengunjung bar. Siapa sebenarnya sosok ini?     

"Itu adalah Si Buta Tie," seseorang bergumam pelan. Si Buta Tie sangat terkenal di masanya. Sekarang, dia telah kembali, dan auranya terlihat sangat kuat.     

"Ayah!" remaja berambut pendek yang dipanggil sebagai 'Saudara Ketiga' itu berseru. Dia adalah putra dari Si Buta Tie—Tie Tou. Dia adalah bocah laki-laki yang suka mengikuti Ling Kecil kala itu.     

Pemuda tampan berambut panjang itu adalah Fang Cun, dan satu-satunya gadis di antara mereka berempat itu adalah Ling Kecil. Sedangkan remaja berambut pendek yang pendiam itu adalah bocah yang keberadaannya dulu dilupakan di Desa Empat Sudut—Duo Yu.     

Sekarang mereka semua telah tumbuh besar.     

"Paman Tie." Fang Cun dan Ling Kecil tampak terkejut saat mereka berdua berdiri dari tempat masing-masing. Hanya Duo Yu yang masih duduk dengan tenang di tempatnya.     

"Ikutlah denganku," ujar Si Buta Tie sebelum dia melayang ke udara. Keempat kultivator muda itu pun mengikutinya dari belakang dan terbang ke arah langit.     

Tidak lama kemudian, mereka melihat sudah ada empat orang yang menunggu di bagian depan. Rambut abu-abu dari sosok yang berada di bagian tengah tampak berkibar tertiup angin.     

Kegembiraan muncul di wajah keempat kultivato muda itu. Mereka mempercepat langkah mereka dan terbang hingga tiba di hadapan Ye Futian. Fang Cun dan Ling Kecil berjalan mendekat dan memanggilnya dengan senyuman lebar di wajah mereka, "Guru, anda sudah kembali!"     

"Guru." Tie Tou menggaruk kepalanya dengan pelan sambil tersenyum tipis.     

Hanya Duo Yu yang tidak bereaksi; dia masih berdiri di tempatnya dengan tenang. Dia membungkuk hormat pada Ye Futian dan menyapanya, "Guru."     

Ye Futian harus mengamati dengan seksama sebelum dia bisa mengenali mereka berempat. Bocah-bocah ini sudah tumbuh besar sekarang.     

Empat kultivator muda itu sangat gembira saat bertemu kembali dengan guru mereka itu, namun cara mereka dalam mengekspresikan perasaan mereka tampak sedikit berbeda; mungkin hal itu disebabkan oleh perbedaan kepribadian di antara mereka. Mungkin Fang Cun yang paling bersemangat dan usil di antara mereka berempat.     

Ye Futian menjitak kepala Fang Cun dan mengusap kepala Ling Kecil. Kemudian dia menatap ke arah Tie Tou, yang memiliki senyuman yang terlihat sedikit konyol di wajahnya. Mereka berempat tampaknya memiliki kepribadian yang sama sejak mereka masih anak-anak.     

"Duo Yu, kau tidak perlu bersikap seperti ini ketika bertemu denganku," ujar Ye Futian ketika dia melihat bahwa Duo Yu masih membungkuk hormat padanya.     

Duo Yu memang memiliki nasib yang paling malang di antara mereka berempat. Sebagai seorang yatim piatu, dia makan dari sisa-sisa hidangan penduduk desa, dan tidak ada seorang pun yang peduli padanya.     

"Baik, Guru." Duo Yu mengangguk pelan sebelum berdiri tegak dan menatap Ye Futian. Ada sesuatu yang berbeda dari tatapannya saat dia memandang Ye Futian. Bagaimanapun juga, hidupnya telah berubah berkat Ye Futian. Meskipun mereka berdua jarang sekali menghabiskan waktu bersama, hanya Duo Yu kecil, yang tumbuh dengan makan dari sisa-sisa hidangan keluarga lain, yang tahu apa arti kehadiran Ye Futian kala itu.     

"Saudara Keempat, tidak perlu bersikap terlalu sopan di depan Guru. Bersikaplah seperti biasanya," ujar Fang Cun sambil terkekeh.     

Ye Futian memandangnya dan berkata, "Apa ini? Kalian membuat peringkat di antara kalian?"     

"Guru, kami semua adalah murid anda. Tentu kami perlu tahu siapa yang paling senior dan siapa yang paling junior. Saya adalah Saudara Pertama, Ling Kecil adalah Saudari Kedua, Tie Tou adalah Saudara Ketiga, dan Duo Yu adalah yang termuda, jadi dia adalah Saudara Keempat," ujar Fang Cun.     

Ye Futian masih memandangnya dan menggelengkan kepalanya, walaupun dia bisa merasakan kehangatan di dalam hatinya. Hal ini mengingatkannya pada hari-hari ketika dia berkultivasi di Pondok.     

Dia adalah anggota paling muda kala itu, dan semua kakak seniornya sangat perhatian padanya.     

"Guru, siapa dua Dewi ini?" Ling Kecil sejak awal telah memperhatikan kehadiran Hua Jieyu dan Hua Qingqing di sana. Bahkan Ling Kecil memberi perhatian khusus pada Hua Jieyu, yang berdiri sangat dekat di samping gurunya, yang membuatnya bisa menebak identitas Hua Jieyu, tapi dia tidak masih tidak begitu yakin. Hal ini dikarenakan kala itu, ketika Ye Futian datang ke Desa Empat Sudut, dia didampingi oleh sosok yang berbeda.     

"Dia adalah Tuan Putrimu [1][1], dan wanita di sebelahnya adalah temanku. Namanya Hua Qingqing," ujar Ye Futian sambil tersenyum.     

Ling Kecil tertegun sejenak sebelum senyuman manis muncul di wajahnya saat dia berkata, "Senang bertemu anda, Tuan Putri. Anda sangat cantik, seperti seorang dewi. Bibi Hua, anda juga cantik!"     

"Sejak kapan kata-katamu menjadi semanis ini?" ujar Ye Futian. Senyuman lembut muncul di wajah Hua Jieyu saat dia memberi pujian. "Ling Kecil juga cantik."     

"Terima kasih, Tuan Putri," jawab Ling Kecil sambil tersenyum manis.     

"Nama saya Fang Cun. Senang bertemu dengan anda, Tuan Putri."     

"Nama saya Tie Tou. Senang bertemu dengan anda, Tuan Putri."     

"Nama saya Duo Yu. Senang bertemu dengan anda, Tuan Putri."     

Tiga remaja lainnya juga menyapa Hua Jieyu. Mereka tampak lebih serius jika dibandingkan ketika mereka bertemu dengan Ye Futian.     

"Kalian tidak perlu bersikap terlalu serius. Perlakukan aku sama seperti bagaimana kalian memperlakukan guru kalian," ujar Hua Jieyu sambil tersenyum. Dia bisa merasakan rasa hormat yang dimiliki oleh para remaja ini pada Ye Futian.     

"Tuan Putri benar. Kalian tidak perlu bersikap terlalu kaku di hadapan kami," ujar Ye Futian. "Ayo kita kembali ke desa."     

"Baik." Mereka semua mengangguk sebelum kelompok itu terbang ke atas langit. Tidak lama kemudian, mereka sudah kembali ke Desa Empat Sudut.     

Semua penduduk desa merasa senang saat melihat kembalinya Ye Futian. Saat kelompok itu memasuki desa, Ling Kecil bertanya, "Guru, kenapa kakek tidak kembali bersama anda?"     

"Kakekmu merasa lega melihat sang Guru menjaga kalian, jadi dia ingin tinggal di sana dan bekerja keras untuk meningkatkan tingkat kultivasinya sehingga dia bisa melindungi kalian di masa depan," jawab Ye Futian, yang kemudian tersenyum. Ling Kecil tampak cemberut dan berkata, "Guru, saya bukan gadis kecil lagi. Saya juga seorang Renhuang sekarang."     

Seorang Renhuang berusia 30 tahun—itu memang pencapaian yang mencengangkan.     

Namun, tidak hanya Ling Kecil, keempat kultivator itu semuanya adalah Renhuang—100 persen Renhuang asli.     

Namun, proses kultivasi mereka memang unik; mereka dilahirkan dengan Jalur Agung di dalam tubuh masing-masing, diberkahi oleh Jalur Agung, dan dibimbing sejak muda oleh sang guru. Sejak bayi, kultivasi mereka sudah mengandung aura alami dari Jalur Agung, yang sangat mempercepat laju kultivasi mereka dan memungkinkan mereka mencapai tingkat kultivasi mereka saat ini.     

Tidak ada yang namanya jalan pintas dalam kultivasi; namun, memang ada sosok-sosok yang unik di dunia ini.     

Melihat hal ini, dapat terlihat dengan jelas apa yang tidak dimiliki oleh Muyun Shu dari Keluarga Muyun di Desa Empat Sudut. Kala itu, Muyun Shu adalah pemimpin para remaja di desa ini.     

Setelah insiden itu berakhir, sang guru, yang semula hanya mengajar pengetahuan dasar, akhirnya mulai mengajarkan kultivasi pada Ling Kecil dan tiga remaja lainnya.     

'Sang guru memang sosok yang legendaris.' Ye Futian menghela napas saat kelompok itu tiba di depan sekolah.     

"Tuan." Ye Futian membungkuk hormat.     

"Masuklah," tiba-tiba terdengar sebuah suara dari dalam sekolah. Kelompok itu pun melangkah masuk dan melihat sang guru duduk dengan tenang di dalam kediamannya. Tatapan matanya tertuju pada, Hua Jieyu, Hua Qingqing, dan Chen Yi.     

"Kalian semua jelas bukan sosok biasa," ujarnya pelan.     

Ye Futian memandang Jieyu, Chen Yi, dan Hua Qingqing yang berada di sampingnya. Bukan sosok biasa?     

Jieyu memiliki warisan seorang Kaisar Agung, asal-usul Hua Qingqing memang tidak biasa, dan Chen Yi juga memiliki beberapa rahasia tentang dirinya. Apakah sang guru bisa mengetahui semua ini dalam waktu yang begitu singkat?     

"Apa tujuanmu untuk kembali ke desa kali ini?" Sang guru bertanya pada Ye Futian.     

"Tuan, kami ingin berpamitan sekaligus menengok murid-murid saya," ujar Ye Futian. Kami berencana untuk pergi ke Western Heaven kali ini. Namun sebelum itu, kami juga akan pergi ke Wilayah Cahaya Agung."     

"Pilihan yang tepat." Sang guru mengangguk. "Daripada terjebak di Dunia Asal, mungkin lebih baik bagi kalian untuk mengesampingkan semuanya dan menjelajahi dunia luar. Kau hanya pernah mengunjungi beberapa tempat sejauh ini, jadi Western Heaven adalah pilihan yang cukup bagus."     

"Guru, kami juga ingin pergi ke sana," ujar Fang Cun.     

"Ya, itu benar." Ling Kecil dan Tie Tou juga mengangguk setuju. Duo Yu ikut memandang Ye Futian; sepertinya dia juga ingin ikut dalam perjalanan ini.     

Ye Futian memandang mereka berempat. Tepat saat dia hendak menolak mereka, sang guru berkata, "Empat remaja ini telah mempelajari apa yang harus mereka pelajari, namun mereka belum pernah keluar dari Kota Empat Sudut sebelumnya. Memang sudah waktunya bagi mereka untuk pergi ke dunia luar. Sebaiknya kau membawa mereka bersamamu."     

Mereka berempat semuanya sudah mencapai Renhuang Plane, namun mereka sangat polos. Hati mereka masih murni, dan kepribadian mereka sebersih kertas kosong. Namun justru karena hal inilah mereka mampu mencapai posisi mereka saat ini.     

Dan sekarang, sang guru merasa bahwa sudah saatnya bagi mereka untuk pergi ke dunia luar.     

Saat mendengar sang guru berkata demikian, dia sempat ragu-ragu, namun pada akhirnya dia mengangguk dan berkata, "Baiklah."     

Mereka berempat adalah kultivator di tingkat Renhuang. Mereka akan dianggap sebagai sosok-sosok yang kuat di dunia luar, jadi dia tidak perlu terlalu khawatir tentang hal tersebut. Belum lagi, Si Buta Tie juga akan mendampingi mereka, jadi dia bisa mengawasi dan melindungi mereka juga. Tampaknya bukan ide yang buruk untuk membawa mereka ke dunia luar dan merasakan dunia yang sesungguhnya!     

[1] Panggilan untuk istri dari guru mereka, sama seperti panggilan yang digunakan Ye Futian untuk memanggil istri Hua Fengliu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.