Legenda Futian

Rahasia Chen Yi



Rahasia Chen Yi

2Prefektur Ilahi sangatlah luas dan memiliki lempeng-lempeng benua yang tak terbatas di dalamnya.     

Wilayang Cahaya Agung adalah wilayah tertinggi di dalam Prefektur Ilahi selain Wilayah Kekaisaran. Terletak di sisi timur Prefektur Ilahi, Wilayah Cahaya Agung adalah wilayah yang cukup unik di antara 18 wilayah yang ada di Prefektur Ilahi. Karena sejarah yang dimilikinya, Wilayah Cahaya Agung diselimuti oleh misteri dan merupakan tempat yang seringkali dipilih untuk dijelajahi oleh banyak kultivator.     

Selain itu, jika dibandingkan dengan wilayah lain di Prefektur Ilahi, Wilayah Cahaya Agung saat ini memiliki wilayah terkecil karena sebagian besar wilayahnya telah dibagi oleh wilayah di sekitarnya. Wilayah itu bukan lagi bagian dari Wilayah Cahaya Agung yang sesungguhnya. Beberapa orang bahkan mengatakan bahwa Wilayah Cahaya Agung seharusnya tidak pernah ada.     

Oleh sebab itulah, bertahun-tahun kemudian, wilayah yang disebut sebagai Wilayah Cahaya Agung itu hanya terdiri dari satu benua. Benua yang tersisa inilah yang disebut sebagai Wilayah Cahaya Agung, yang juga dikenal sebagai Kota Cahaya Agung.     

Sebuah wilayah yang juga dianggap sebagai sebuah kota.      

Dan sudah jelas, kota ini memiliki pesona yang misterius.     

Menurut legenda, Kota Cahaya Agung sebenarnya adalah Kuil Cahaya, dan seluruh bagian dari kota tersebut adalah wilayah dari Kuil Cahaya. Inilah alasan mengapa bertahun-tahun kemudian, Kota Cahaya Agung diselimuti cahaya dan sepertinya mengandung kekuatan cahaya di dalamnya.      

Namun, cahaya itu ada dimana-mana. Banyak orang telah terpapar cahaya itu sejak hari dimana mereka dilahirkan. Justru karena hal inilah cahaya tersebut lebih sulit untuk ditangkap dan dipahami. Selain dilahirkan dengan kemampuan semacam ini, sebagian besar kultivator di dunia ini tidak dapat beresonansi dengan Jalur Agung Cahaya, apalagi memahaminya.     

Chen Yi adalah satu-satunya kultivator yang mahir dalam Jalur Agung Cahaya yang pernah ditemui oleh Ye Futian selama ini.     

Di Prefektur Ilahi, sebagian besar dari mereka yang mengkultivasi Jalur Agung Cahaya berada di Kota Cahaya Agung. Kota ini adalah tempat yang paling cocok untuk mengkultivasi kekuatan cahaya, tetapi juga tempat yang paling tidak cocok bagi siapa pun yang mengkultivasi dan memahami kekuatan Jalur Agung lainnya.     

Pada saat ini, di area kosong di luar Wilayah Cahaya Agung, sekelompok orang tampak bepergian di antara kumpulan awan dan kabut. Total ada sembilan orang di dalam kelompok ini. Di bawah mereka ada sebuah kapal terbang yang berkilauan dengan cahaya berwarna emas. Kapal itu mengandung kekuatan spasial dari Jalur Agung yang dahsyat, membawa mereka melalui ruang hampa tanpa henti, bergerak melintasi kumpulan awan dan kabut.     

Sembilan orang ini tidak lain adalah Ye Futian dan kelompoknya.     

Ye Futian, Hua Jieyu, Hua Qingqing, Chen Yi, Si Buta Tie, dan empat remaja dari Desa empat Sudut, termasuk Fang Cun di dalamnya.     

"Kita hampir sampai." Pada saat ini, Chen Yi angkat bicara di atas kapal terbang itu sambil terus memandang ke kejauhan. Selama ini dia dikenal sebagai sosok yang suka bercanda. Namun saat ini, dia tampak serius ketika dia menyaksikan cahaya menakjubkan yang turun dari atas langit di kejauhan.     

"Tidak heran tempat itu disebut sebagai Wilayah Cahaya Agung," bisik Ye Futian. Cahaya itu terus menerus turun dari atas langit, dan dapat terlihat dengan mata telanjang. Itu adalah sebuah fenomena yang sangat ajaib, dan mampu membedakan benua itu dari area lainnya. Rasanya seolah-olah tempat itu adalah sebuah dunia yang berdiri sendiri. Tidak ada yang tahu kekuatan macam apa yang mampu menghasilkan fenomena seperti itu.      

"Apakah kau berasal dari sana?" Ye Futian bertanya pada Chen Yi, yang berada di sebelahnya.     

"Hm," Chen Yi mengangguk sebagai tanggapan. "Aku dibesarkan di sini ketika aku masih kecil. Cahaya yang turun dari atas langit itu dapat membuat seseorang merasakan kekuatan cahaya dengan lebih jelas. Aku sudah bisa merasakan keberadaan cahaya sejak aku masih kecil, dan jenis cahaya inilah yang memperkuat tubuhku."     

"Itulah sebabnya kau mampu memiliki Tubuh Cahaya dari Jalur Agung." Ye Futian memandang Chen Yi dan melanjutkan kata-katanya, "Jadi, siapa identitasmu yang sesungguhnya?"     

Chen Yi jelas tidak sesederhana penampilannya.     

"Identitasku yang sesungguhnya?" Chen Yi tersenyum, seolah-olah sedang mengejek dirinya sendiri. "Pria buta itu mengatakan bahwa aku dilahirkan untuk menjadi sosok yang luar biasa, namun aku tidak pernah merasa demikian. Aku sudah hidup sendirian selama bertahun-tahun, dan aku sadar bahwa aku bukanlah sosok yang istimewa."     

Pernyataan Chen Yi ini membuat Ye Futian menyadari banyak hal; tampaknya Chen Yi memiliki kisah tersendiri dalam hidupnya.     

"Lalu, kenapa kau pergi ke Wilayah Donghuang waktu itu?" Ye Futian bertanya karena penasaran. Wilayah Cahaya Agung nyatanya berada cukup jauh dari Wilayah Donghuang. Chen Yi telah pergi ke sana pada tahap awal dirinya menjadi seorang Renhuang untuk alasan yang tidak diketahui.     

"Karena seseorang menyuruhku pergi ke sana," ujar Chen Yi sambil tersenyum dan terus mengamati area yang disinari oleh cahaya menyilaukan itu.     

Ye Futian tidak begitu memahami maksud dari ucapannya barusan. Apakah ada seseorang yang menyuruhnya pergi ke sana?     

Siapa yang menyuruh Chen Yi untuk pergi ke Wilayah Donghuang? Sepertinya dia tidak meraih pencapaian yang luar biasa di Wilayah Donghuang. Sebaliknya, Chen Yi justru ikut melarikan diri bersamanya dan mengikutinya hingga saat ini.     

Namun, Chen Yi tampaknya tidak ingin melanjutkan topik ini. Dia masih memandang ke kejauhan ketika dia tiba-tiba bertanya, "Apakah kau percaya pada takdir?"     

Ye Futian tampak berpikir ketika dia mendengar pertanyaan Chen Yi. Takdir?     

Kenapa Chen Yi menanyakan hal itu padanya?     

"Yah, hingga batas-batas tertentu." Ye Futian mengangguk dan melanjutkan kata-katanya, "Ketika aku masih remaja, aku mengenal seorang peramal yang mampu melihat masa depan."     

"Aku tidak begitu percaya pada takdir," ujar Chen Yi sambil menoleh ke arah Ye Futian. Dia pun tersenyum, "Namun, meskipun aku tidak begitu mempercayainya, aku masih ingin mencobanya."     

"Aku tidak mengerti maksud dari ucapanmu," ujar Ye Futian. Dia tidak begitu memahami apa arti dari ucapan Chen Yi barusan.     

"Mungkin kau akan memahaminya nanti," ujar Chen Yi sambil tersenyum. "Aku tidak bisa menjelaskannya padamu sekarang."     

Ye Futian tampak bingung. Dia merasa bahwa ucapan Chen Yi hari ini dipenuhi dengan teka-teki. Setiap kata-katanya menyimpan misteri tersendiri.     

Sebenarnya rahasia seperti apa yang disembunyikan oleh Chen Yi?     

Apa sebenarnya yang ingin dia katakan?     

Kapal terbang itu masih terus bergerak ke depan, melesat melintasi ruang hampa. Meskipun mereka bisa melihat tempat yang bercahaya itu dari kejauhan, namun mereka sebenarnya masih berada cukup jauh dari sana. Cahaya tersebar di berbagai tempat, menyelimuti Wilayah Cahaya Agung secara keseluruhan, menjadikannya jauh lebih terang daripada apa yang pernah mereka bayangkan. Oleh karena itu, meskipun mereka bisa melihat tempat itu, namun mereka sebenarnya masih berada sangat jauh dari sana.      

Setelah beberapa lama, kapal terbang itu menembus kumpulan awan dan kabut hingga akhirnya tiba di Wilayah Cahaya Agung.     

Di sana, tidak ada satu pun awan maupun kabut yang terlihat—hanya ada cahaya yang bersinar dari sumber yang tak terbatas.     

Ye Futian mengulurkan tangannya, dan dia bisa melihat cahaya yang menyinari tangannya dengan mata telanjang. Dunia ini jauh lebih terang daripada semua tempat yang pernah dia kunjungi sebelumnya. Ketika cahaya itu menyinari tubuhnya, dia bisa merasakan sesuatu yang menakjubkan. Mungkin hal ini sama persis seperti yang dijelaskan oleh Chen Yi—kekuatan cahaya semacam ini tidak bisa dimiliki oleh sembarang orang.     

"Kita akan pergi kemana?" Ye Futian bertanya pada Chen Yi.     

"Wilayah Cahaya Agung ini dulunya hanya sebuah kota, tetapi sebenarnya, tempat ini adalah wilayah dari Kuil Cahaya. Ada rumor yang mengatakan bahwa reruntuhan Kuil Cahaya tersimpan di kota ini, dan itulah tempat tujuan kita." Chen Yi berkata, "Teruslah bergerak. Aku akan menunjukkan arahnya."      

"Apakah reruntuhan dari Kuil Cahaya benar-benar ada di tempat ini? ujar Ye Futian dengan sedikit keraguan. "Jika benar demikian, ada berapa banyak orang yang datang kemari untuk menemukan reruntuhan tersebut?     

"Apakah kau benar-benar bertanya padaku?" Chen Yi mengangkat bahunya dan berkata, "Tapi kau benar. Selama bertahun-tahun, ada banyak orang yang datang kemari untuk mencari reruntuhan itu. Bahkan Istana Pemimpin Wilayah yang menjaga Wilayah Cahaya Agung dibangun di dekat reruntuhan itu, dan alasannya jelas sudah bisa ditebak. Namun, tidak ada yang pernah berhasil menemukan reruntuhan tersebut, jadi siapa yang tahu apakah reruntuhan itu benar-benar ada atau tidak."     

"Lalu, kenapa kau mengajakku untuk datang kemari bersamamu?" Ye Futian bertanya, dan pertanyaan ini tampaknya sangat berhubungan dengan situasi saat ini.     

Chen Yi memandangnya dan tersenyum, "Karena seseorang percaya akan hal tersebut!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.