Perbincangan dengan Kaisar Agung
Perbincangan dengan Kaisar Agung
Apa yang sedang terjadi saat ini tampak sedikit aneh; bahkan Ye Futian sendiri tampak bingung di atas langit. Baik Dunia Kegelapan maupun Dunia Empty Divine adalah pasukan yang memiliki dendam terhadap dirinya, sementara itu, dia tidak begitu sering berinteraksi dengan Dunia Manusia. Sebaliknya, Dunia Manusia memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Istana Kekaisaran di Prefektur Ilahi.
Tapi sekarang, mereka semua berbicara untuk membelanya. Sudah jelas, Dunia Kegelapan dan Dunia Empty Divine masing-masing memiliki rencana tersendiri, sedangkan Dunia Manusia tampaknya lebih peduli dengan reputasi Donghuang Agung. Adapun tujuan di balik tindakan masing-masing pasukan itu, hal tersebut adalah sesuatu yang hanya diketahui oleh mereka.
Sekarang, keputusan terkait masalah ini bergantung pada Puteri Donghuang. Dia melihat situasi yang terjadi di hadapannya. Kedua matanya yang indah itu menatap Ye Futian di atas langit saat dia berkata dengan nada dingin, "Ye Futian telah menentang perintah dari Istana Kekaisaran, dan tindakan ini sama saja seperti menyatakan perang pada kami. Itu adalah pelanggaran yang tidak bisa dimaafkan."
"Puteri Donghuang bersikap terlalu berlebihan. Bukankah wajar bagi seseorang untuk memberikan perlawanan dalam kondisi seperti itu?" ujar salah satu sosok terkemuka dari Istana Kegelapan dengan tenang, sepertinya dia berdiri di pihak Ye Futian.
Menilai dari sikap mereka, tampaknya mereka sudah siap untuk ikut campur demi mencegah orang-orang dari Prefektur Ilahi mengambil tindakan terhadap Ye Futian.
Fang Ru melayang ke udara, dan para kultivator dari Istana Kegelapan serta Dunia Empty Divine juga berdiri di sekitarnya, siap bertarung kapan saja.
"Jika kalian bersikeras untuk ikut campur dalam urusan dari Prefektur Ilahi, maka aku terpaksa meminta bantuan ayahku untuk menyelesaikan masalah ini," ujar Puteri Donghuang dengan acuh tak acuh. Semua orang yang mendengar ucapannya tampak menyipitkan mata masing-masing.
Dia ingin meminta Donghuang Agung untuk menyelesaikan masalah ini?
Tiba-tiba, cahaya suci menyinari Puteri Donghuang, dan sebuah kekuatan ilahi yang mengerikan terpancar darinya. Dalam sekejap, sepertinya ada cahaya suci yang turun dari atas langit, menembus dunia langit berbintang seolah-olah cahaya tersebut berasal dari dunia luar. Saat cahaya suci ini menyelimuti seluruh tempat, sebuah kekuatan kaisar yang sangat kuat muncul dari sosok Puteri Donghuang.
Sementara itu di kejauhan, muncul satu sosok yang buram. Sudah jelas, itu bukanlah Donghuang Agung, melainkan bayangannya yang diproyeksikan ke dunia ini.
Pada saat ini, para kultivator dari berbagai macam pasukan—tidak peduli siapa pun mereka—menundukkan kepala dan berkata, "Salam hormat untuk Donghuang Agung."
"Salam hormat untuk Kaisar Agung," ujar yang lainnya.
Bahkan sebagian besar kultivator dari Istana Kegelapan, Dunia Empty Divine, dan Dunia Iblis membungkuk pada Kaisar Agung untuk menunjukkan rasa hormat mereka. Meskipun mereka berada di pihak yang berlawanan, Kaisar Agung adalah sosok di tingkat tertinggi, dan mereka bukanlah tandingan bagi Donghuang Agung. Di hadapan sosok tertinggi seperti itu, bahkan jika mereka bermusuhan, mereka tetap harus menunjukkan sopan santun di hadapannya.
Bayangan itu tidak mengucapkan sepatah kata pun dan hanya memandang Ye Futian, yang berada di antara langit berbintang.
Hati Ye Futian berdebar ketika dia melihat sosok itu. Kala itu, dia pernah melihat bayangan Donghuang Agung di Gunung Langit. Kali ini, sepertinya dia berada lebih dekat dengannya. Dia tidak menyangka bahwa Kaisar Agung akan mengunjungi Dunia Asal secara langsung karena dirinya.
Fang Ru kembali ke tempatnya dan membungkuk hormat, menyerahkan keputusan terkait masalah ini pada Donghuang Agung.
Donghuang Agung masih memusatkan pandangannya pada Ye Futian, dan membuatnya merasakan tekanan yang tidak bisa dijelaskan. Kedua mata itu sangat dalam sehingga dia tidak bisa mendeteksi emosi di dalamnya.
"Pencapaianmu dalam mendapatkan warisan Ziwei Agung cukup luar biasa," ujar Donghuang Agung. "Pencapaianmu ini membuatmu layak menjadi 'penerusnya'."
Kata-kata yang diucapkan oleh Donghuang Agung mengejutkan semua kultivator yang mendengarnya. Donghuang Agung telah angkat bicara dan menyatakan identitas Ye Futian. Dia memang keturunan dari Kaisar Ye Qing.
Pantas saja…
Ye Futian tidak begitu memahami semua ini. Mungkin dia bisa dianggap memiliki garis keturunan dari Kaisar Ye Qing, tapi dia masih belum layak menjadi penerusnya. Mereka baru bertemu satu kali, tetapi Kaisar Ye Qing sudah mengetahui identitas aslinya. Tapi, mungkinkah Donghuang Agung benar-benar tidak mengetahui siapa dirinya sebenarnya, sehingga membingungkannya dengan menganggapnya sebagai penerus dari Kaisar Ye Qing?
"Kaisar Agung, bertahun-tahun telah berlalu sejak peristiwa itu terjadi. Mungkin Kaisar Agung sudah melupakan hal-hal itu di masa lalu," sosok terkemuka dari Dunia Manusia berbicara sambil menundukkan kepalanya. Donghuang Agung memandang sosok yang baru saja berbicara, tetapi dia tidak mengatakan sepatah kata pun dan terus menatap Ye Futian.
Pada saat ini, muncul aura mengerikan lainnya dari atas langit, yang membuat semua orang menjadi waspada. Kali ini muncul aura kuat lainnya; siapakah pemiliknya?
"Donghuang." Sebuah suara terdengar dari atas langit, dan banyak orang memandang ke arah dimana suara itu berasal. Sebuah lorong ruang dan waktu tampaknya telah terbuka di atas langit. Kemudian, sebuah gambaran muncul di ujung lorong tersebut. Tampaknya itu adalah sebuah kediaman sederhana dengan sosok yang duduk dengan tenang di bagian tengahnya. Sosok itu memandang ke arah mereka dengan jarak yang tak berujung memisahkan mereka.
"Ini..." Banyak orang tampak sangat terkejut. Sejauh apa tempat orang ini berada?
"Tuan, sudah lama sekali semenjak kita terakhir kali bertemu." Donghuang Agung memandang sosok itu dan berbicara padanya dari kejauhan.
Secara mengejutkan, sosok itu rupanya adalah sang guru dari Desa Empat Sudut."
"Benar, sudah bertahun-tahun lamanya," ujar sang guru. "Aku masih ingat ketika kau pertama kali datang ke desa pada waktu itu. Bertahun-tahun kemudian, Ye Futian juga datang ke sana, dan aku merasakan beberapa kemiripan di antara kalian berdua. Apalagi kau adalah seorang jenius."
"Saya tidak tahu bahwa anda sangat mengaguminya." Donghuang Agung berkata, "Tidak heran dialah yang terpilih."
"Pemuda ini cukup hebat. Mungkin di masa depan, dia akan memiliki kesempatan untuk mengikuti jejakmu," sang guru melanjutkan kata-katanya.
Namun Donghuang Agung tersenyum ketika mendengar hal ini, lalu berkata, "Karena anda berpendapat demikian, saya juga jadi penasaran sejauh apa pemuda ini akan melangkah di masa depan."
"Kalau begitu, aku tidak akan berkomentar apa-apa lagi. Jika kau punya waktu luang, sesekali kau bisa datang ke Desa Empat Sudut," ujar sang guru.
"Tentu saja," Donghuang Agung mengangguk. Kemudian cahaya suci itu memudar saat lorong itu menghilang bersama dengan sosok sang guru, yang sekarang telah menghilang dari pandangan. Semuanya kembali seperti semula. Seolah-olah semua yang baru saja terjadi hanyalah ilusi—tidak ada hal yang terjadi di sana.
Namun semua itu terasa begitu nyata.
Apakah perbincangan antara dua Kaisar Agung itu benar-benar terjadi?
Dari awal hingga akhir, sang guru tidak pernah memohon pada Donghuang Agung untuk mengampuni Ye Futian. Interaksi di antara keduanya itu lebih terlihat seperti obrolan santai antara dua teman lama. Namun, perbincangan yang tak terduga ini tampaknya telah menentukan nasib Ye Futian.
Mereka bisa melihat bahwa Donghuang Agung telah setuju untuk membiarkan Ye Futian pergi.
Sang guru mengatakan bahwa Ye Futian mungkin akan mengikuti jejak Donghuang Agung di masa depan.
Dan sang Kaisar Agung juga mengatakan bahwa dia ingin melihat hal itu terjadi di masa depan.
Seperti yang diketahui oleh semua orang, Donghuang Agung adalah sosok yang tak tertandingi. Kaisar Ye Qing sudah binasa. Akankah Donghuang Agung menaruh perhatian pada seorang kultivator muda?
Kaisar Agung yang telah menguasai sebuah era itu adalah sosok yang sangat tangguh. Akankah dia takut pada seorang pemuda yang bisa saja mengancamnya di masa depan?
Tentu saja tidak. Lagipula dia adalah Donghuang Agung.
"Kau bisa menangani masalah ini sendiri." Donghuang Agung pergi setelah memberi satu perintah terakhir, kemudian dia menatap Ye Futian untuk terakhir kalinya. Sosoknya berangsur-angsur menghilang. Setelah itu, rasanya seolah-olah dia tidak pernah muncul di sana.
Kalimat terakhir yang dia ucapkan jelas ditujukan pada Puteri Donghuang, menyuruhnya untuk menyelesaikan masalah yang sedang terjadi.
Sudah jelas, dia tidak berniat untuk mengambil tindakan terhadap Ye Futian secara pribadi.
"Fuuh.." Pada saat ini, para kultivator dari Akademi Heavenly Mandate dan yang lainnya menghela napas dalam-dalam. Apakah semua ini sudah berakhir sekarang?
Pada akhirnya, mereka tidak pernah menyangka bahwa para kultivator dari berbagai macam dunia akan angkat bicara untuk melindungi Ye Futian, ataupun fakta bahwa sang guru dari Desa Empat Sudut akan membuka lorong ruang dan waktu untuk berbincang-bincang dengan Donghuang Agung sehingga nyawa Ye Futian bisa diselamatkan!