Pertempuran Terakhir
Pertempuran Terakhir
Tampaknya mereka kini berada dalam situasi yang sangat memalukan. Selain tidak bisa menembus pertahanan lawan mereka, suara guqin itu juga telah membawa dampak besar bagi kemampuan bertarung mereka masing-masing.
Jika penampilan Requiem Ilahi Ye Futian sebelumnya tidak cukup kuat untuk mengancam mereka, hal itu dikarenakan tingkat Plane-nya yang lebih rendah. Tapi sekarang, Hua Jieyu-lah yang bermain guqin dengan pikirannya yang kuat. Pikiran Hua Jieyu kini telah terhubung dengan Ye Futian, sehingga dia bisa mengekspresikan makna dari Requiem Ilahi dengan sempurna. Belum lagi Ye Futian memberinya guqin 'Kerinduan' untuk dimainkan olehnya.
Suasananya berubah begitu drastis sehingga area yang luas itu kini dipenuhi oleh kesedihan yang mendalam. Bahkan para kultivator dari Akademi Heavenly Mandate yang selama ini menyaksikan jalannya pertempuran di bagian bawah kini bisa merasakan kesedihan yang begitu luar biasa di dalam hati masing-masing.
Melewati jarak yang tak berujung, suara guqin itu dengan lembut menyelimuti area di bagian bawah dan memasuki Kota Heavenly Mandate. Meskipun kekuatan musik yang mencapai kota tersebut memiliki dampak yang lebih lemah, namun lagu itu masih bisa membuat banyak kultivator jatuh dalam kesedihan, bahkan banyak dari mereka mulai menangis tak terkendali.
Dan di tengah-tengah medan pertempuran, keempat kultivator dari Klan Dewa Kuno ini, yang sudah terpengaruh oleh konsepsi artistik yang terkandung dalam suara guqin, sekarang berada di bawah tekanan yang tak terbayangkan. Ketika mereka diserang oleh Ye Futian sebelumnya, emosi mereka pasti telah terpengaruh. Banyak gambaran mulai muncul di dalam benak mereka, dan perlahan-lahan, pikiran mereka dikuasai oleh emosi mereka.
Ada kesedihan yang muncul dari dalam lubuk hati mereka. Kesedihan ini tampaknya berasal baik dari hati maupun jiwa spiritual mereka. Tanpa sadar, mereka jadi teringat akan kenangan yang selama ini tersimpan di masa lalu.
Mereka bisa merasakan dengan jelas bahwa kendali mereka atas Jalur Agung Dunia kini telah melemah.
Ye Futian dapat melihat perubahan yang terjadi pada para kultivator ini, dan dia tahu betul betapa kuatnya Requiem Ilahi. Meskipun kekuatan ini tidak terlihat dan kehancurannya tidak dapat dideteksi secara langsung, namun tambahan kekuatan telekinesis Hua Jieyu serta guqin ilahi sudah lebih dari cukup untuk menjebak mereka semua tanpa ada kesempatan untuk melarikan diri—ini hanya masalah waktu sebelum mereka menyerah.
Tangan Ye Futian yang diulurkan ke depan terus bergerak, memetik senar-senar yang tidak terlihat, hingga membuat setiap nada yang dihasilkan memberikan dampak secara langsung pada jiwa targetnya dan menyebabkan jiwa spiritual para pendengarnya berguncang. Meskipun hal itu tidak cukup kuat untuk melukai lawan-lawannya, namun serangan tersebut setidaknya mampu mengikis aura mereka sedikit demi sedikit sampai akhirnya mereka takluk dan menyerah pada keputusasaan itu.
Mereka berjalan ke depan, dan aura yang lebih mengerikan dari sebelumnya muncul dari tubuh mereka. Di bawah cahaya suci yang masih mengalir di sana, bayangan Haotian Agung di belakang Hua Junmo kembali menekan ke bawah, melancarkan Mudra Haotian yang mengerikan. Meski demikian, para kultivator dari Prefektur Ilahi dapat merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres di sana.
"Tampaknya Hua Junmo telah terpengaruh oleh lagu itu," seseorang berbisik.
"Yah, tidak ada yang bisa lolos dari dampak yang ditimbulkan oleh Requiem Ilahi. Mudra Haotian ini dikeluarkan terlalu cepat dan tidak memiliki momentum kuat seperti sebelumnya." Insting sosok-sosok terkemuka ini sangat tajam, dan mereka dapat menghitung kekuatan serangan dalam sekali pandang, dimana mereka mampu membedakan tingkat dan kondisi pikiran orang yang melancarkan suatu serangan.
Ye Futian tidak bergerak dari tempatnya. Saat senar-senar itu dipetik, aura pedang yang kuat berkumpul, dan ada banyak pedang ilahi melesat ke depan untuk melawan momentum dari Mudra Haotian di tengah-tengah badai yang mengerikan itu. Rentetan suara gemuruh yang mengerikan terdengar saat Mudra Haotian berguncang, meledak sedikit demi sedikit hingga akhirnya pedang-pedang itu berubah menjadi sebuah badai, menusuk target mereka tanpa henti sampai Mudra Haotian itu meledak sepenuhnya.
Di sisi lain, Hua Jieyu masih memusatkan perhatiannya dalam memainkan Requiem Ilahi sementara Ye Futian sedang membombardir lawan-lawan mereka dengan serangan. Kerja sama di antara keduanya begitu sempurna sehingga membuat keempat kultivator kuat dari Prefektur Ilahi itu tidak bisa berkutik.
"Kombinasi guqin ilahi dan Requiem Ilahi benar-benar kuat. Guqin ini adalah peninggalan dari Shenyin Agung, dan jiwa sang Kaisar Agung bahkan telah menyatu di dalamnya; tampaknya guqin ini dapat dianggap sebagai senjata ilahi dari Kaisar Agung," ujar Wang Mian. Kemudian dia memandang tiga kultivator lainnya. "Jika ini adalah kemampuan terbaik yang bisa kalian lakukan, tampaknya kita tidak akan mendapatkan hasil apa pun. Kemungkinan besar, kita semua akan dikalahkan oleh permainan guqin ini."
Hua Junmo, Pei Sheng, dan Jiang Qingfeng jelas menyadari poin yang disampaikan oleh Wang Mian. Mereka memandang sepasang kekasih yang sedang memainkan guqin itu dan melihat rambut abu-abu Ye Futian berkibar tertiup angin, sementara Hua Jieyu duduk bersila di tempatnya, bermain guqin dengan terampil. Jika ini bukanlah medan pertempuran, maka keduanya akan menghasilkan sebuah pemandangan yang sangat indah untuk dilihat, layaknya sebuah lukisan.
*Boom* Sinar-sinar cahaya suci tiba-tiba menyelimuti mereka. Di mata mereka, suatu perubahan telah terjadi lagi di sini.
Kekuatan mereka masih terus meningkat, dan aura mereka berempat juga menjadi semakin mengerikan, berusaha menahan dampak yang ditimbulkan oleh Requiem Ilahi.
"Apakah mereka akan menggunakan senjata pamungkas masing-masing sebelum pertempuran yang sesungguhnya terjadi?" seseorang berbisik dengan takjub.
"Bukannya mereka tidak ingin tampil secara maksimal. Hanya saja di bawah alunan musik itu, mereka telah menerima dampak yang begitu besar. Meskipun mereka memaksa untuk bertarung, pada akhirnya mereka akan jatuh dalam kendali lawan mereka. Melemahnya kemampuan pengendalian Jalur Agung adalah kesalahan yang fatal. Mereka tidak bisa menembus pertahanan Ye Futian, dan jika mereka terus terjebak dalam situasi ini, maka segala sesuatunya akan menjadi semakin buruk. Oleh sebab itulah mereka terpaksa melakukan hal ini."
"Dengan mengandalkan kekuatan ilahi, aura mereka pasti akan meningkat. Alih-alih terjebak oleh tarik ulur ini dan perlahan-lahan mengalami kerugian, lebih baik mereka mengerahkan semua kemampuan mereka dan bertarung habis-habisan." Banyak orang dapat membaca situasi saat ini dengan jelas. Jika mereka berempat terus bertarung melawan Ye Futian dalam kondisi seperti itu, pada akhirnya, kekuatan mereka akan melemah. Hal itu akan mempengaruhi hasil pertempuran, sehingga melemahkan posisi mereka dalam konflik ini.
Di bawah lingkaran kekuatan ilahi, Hua Junmo sedang mengalami suatu perubahan. Wajah dari seorang dewa muncul di atas langit saat sosok Hua Junmo pergi dalam sekejap dan melayang ke udara. Untaian aura yang mengerikan tampak menembus tubuhnya. Ini adalah pertanda bahwa kekuatannya semakin meningkat. Hua Junmo sendiri tampaknya telah berubah menjadi satu sosok dewa. Seolah-olah dia adalah reinkarnasi dari Haotian Agung yang telah turun ke dunia, dan menekan area ini dengan sekuat tenaga.
Tidak lama kemudian, Pei Sheng dari Pegunungan Infinite dan Jiang Qingfeng dari Klan Dewa Kuno Jiang juga mengalami perubahan. Di bawah pancaran cahaya suci, masing-masing dari mereka kini tampak menyerupai dewa.
Wang Mian melayang jauh ke atas langit. Cahaya suci berwarna emas telah menyelimuti area yang tak terbatas. Kemudian, cahaya yang dipancarkan dari tubuhnya sepertinya telah menghisap kekuatan di antara langit dan bumi yang tak terbatas. Saat dia mengayunkan tangannya di udara, seberkas cahaya suci yang tajam muncul di dalam telapak tangannya, dan tidak lama kemudian membentuk sebuah tombak ilahi emas. Tampaknya tombak itu adalah senjata ilahi paling tajam di dunia ini, tetapi seluruh Jalur Agung dari area ini tampaknya juga dipengaruhi olehnya. Pada saat ini, banyak matriks badai muncul di atas Wang Mian.
*Boom* Cahaya emas penghancur mengalir ke bawah saat serangkaian retakan muncul di udara. Ini bukanlah serangan yang sama seperti sebelumnya. Jelas ada perbedaan kekuatan yang besar di antara keduanya.
"Belum terlambat bagimu untuk menyerahkan jasad suci Kaisar Agung Shenjia. Aku masih bisa membiarkanmu lolos dari masalah ini." Wang Mian menunduk untuk memandang Ye Futian, yang berada di bagian bawah. Nada bicaranya masih menyiratkan kesombongan di dalamnya, seolah-olah dia adalah hakim utama di dunia ini.
Namun, Ye Futian hanya tersenyum sinis dan membalas, "Tapi, bukankah aku yang sebenarnya kau inginkan?"
Pada saat yang bersamaan, ketika Yu Sheng memandang para kultivator yang melayang di udara itu, kekuatan iblis yang menakjubkan terpancar keluar darinya. Kemudian, sebuah benda ilahi muncul dari sosoknya, dan dalam sekejap, aura iblis yang mengerikan itu langsung melesat ke atas langit!