Legenda Futian

Bekerja Sama



Bekerja Sama

2Ye Futian dan Hua Jieyu saling berdekatan satu sama lain. Salah satu dari mereka duduk dalam posisi bersila sementara yang lainnya berdiri. Saat cahaya suci mengelilingi sosok mereka, rasanya seolah-olah mereka berdua telah bergabung menjadi satu kesatuan. Jiwa spiritual mereka saling berhubungan, dan kekuatan telekinesis mereka telah menyatu. Mereka mampu merasakan setiap bagian dari keberadaan satu sama lain.     

Ketika Shenyin Agung menciptakan lagu luar biasa yang berjudul Requiem Ilahi ini, dia dinobatkan sebagai musisi terhebat di zamannya. Tidak akan sulit untuk membayangkan pencapaian musik yang telah dia capai. Dia telah menciptakan lagu guqin yang tak terhitung jumlahnya sepanjang hidupnya, dan setiap lagu tersebut dapat dianggap sebagai sebuah mahakarya. Bahkan mereka mungkin tidak lebih lemah dari Requiem Ilahi.     

Namun, Requiem Ilahi adalah lagu yang sangat unik. Ketika lagu tersebut dimainkan, seluruh dunia akan dilanda kesedihan, oleh sebab itulah lagu tersebut dikategorikan sebagai salah satu dari Melodi Ilahi.     

Sekarang, di bawah permainan Requiem Ilahi. kini Ye Futian memainkan lagu lainnya—'Hearts as One.'     

Lagu yang dimainkan oleh Ye Futian di Lost Clan dan telah menimbulkan perubahan pada Matriks Pertempuran Batu itu sebenarnya memiliki intisari yang sama dengan lagu ini. Faktanya, lagu itu adalah versi lain dari 'Hearts as One'.     

Lagu guqin ini diciptakan oleh Shenyin Agung ketika dia bersama dengan pujaan hatinya. Mereka telah berbagi segalanya, termasuk kultivasi dan pemikiran mereka masing-masing. Siapa pun bisa melihat betapa dalamnya cinta mereka. Cinta mereka begitu dalam sehingga, ketika salah satu dari mereka meninggal dunia, Shenyin Agung pun menciptakan Requiem Ilahi.     

Saat ini, sebuah badai musik yang lebih mengerikan dari sebelumnya terbentuk dalam sekejap, dan jiwa spiritual yang terpancar keluar dari Ye Futian menjadi semakin kuat. Kekuatan Jalur Agung yang dia kendalikan bergejolak, dan setiap nada yang dia mainkan mengandung konsepsi artistik yang semakin dalam.     

Baik itu keempat kultivator kuat di hadapan mereka maupun para kultivator dari Prefektur Ilahi, mereka semua bisa merasakan bahwa suara guqin itu menjadi semakin kuat, begitu pula dengan Ye Futian.     

Kekuatan macam apa ini?     

Saat Wang Mian mendeteksi segala sesuatu yang ada di dalam area tersegel itu, tatapan matanya menjadi semakin tajam dan dia tampak menyipitkan matanya. Ye Futian benar-benar bisa meminjam kultivasi dari orang lain? Meskipun dia pernah mendengar hal ini sebelumnya, namun teknik seperti itu sangat langka dan selalu membutuhkan konsekuensi besar bagi penggunanya.     

Memang ada konsekuensi yang harus ditanggung untuk penggabungan kekuatan Ye Futian dan Hua Jieyu. Ye Futian harus mampu menanggung beban kekuatan telekinesis milik Hua Jieyu, dan Hua Jieyu juga harus bisa terbuka pada Ye Futian dan memiliki kepercayaan mutlak padanya. Jika tidak, akan ada reaksi keras yang ditimbulkan akibat menggunakan teknik ini. Intinya, hal ini sama saja seperti Hua Jieyu menyerahkan hidupnya kepada Ye Futian.     

Bahkan jika seseorang berhasil mengkultivasi teknik ini, hanya segelintir orang yang mampu menguasainya hingga tingkat setinggi ini.     

"Jadi ini teknik kultivasi yang digunakan oleh Jieyu," Ye Futian ikut merasa senang setelah merasakan jiwa spiritual Hua Jieyu. Dia tahu bahwa Jieyu akan menemui banyak peluang yang menguntungkan selama dia berkultivasi di Prefektur Ilahi.     

Saat suara guqin itu menyebar di antara langit dan bumi, rasanya seolah-olah segala sesuatu di dalam area yang tersegel itu kini berada di bawah kendali Ye Futian.     

Tombak-tombak emas, yang memancarkan cahaya suci yang luar biasa itu terus menerus dikerahkan dari atas langit. Namun, saat jari Ye Futian menari di atas guqin dan alunan melodi dihasilkan, tombak-tombak emas itu hancur satu per satu, dan meledak di udara. Dalam cakupan area Jalur Agung miliknya yang luas, semuanya akan hancur di bawah alunan musik yang dia mainkan.     

Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, semua tombak itu dihancurkan hingga tak bersisa.     

Dengan telapak tangan yang masih ditempatkan pada dinding ilahi di hadapannya, Wang Mian menyipitkan matanya saat dia melihat pemandangan di depannya. Kedua mata emasnya memandang ke arah Ye Futian di dalam area yang tersegel itu. Dia bisa merasakan aura yang bergejolak di sana. Sepertinya Hua Jieyu dan Ye Futian telah bergabung menjadi satu kesatuan. Mereka tidak bisa dibedakan satu sama lain. Aura mereka saling beresonansi, dan kekuatan mereka telah menyatu.     

Dengan satu petikan senar guqin, semua serangannya telah dihancurkan dalam sekejap; hanya gabungan kekuatan telekinesis mereka berdua yang mampu melakukan hal seperti ini.     

Cahaya suci yang menakjubkan terus menerus bersinar pada dinding-dinding ilahi itu. Pola di permukaan dinding tersebut kini telah berubah bentuk menjadi matriks, seolah-olah mereka hendak melancarkan serangan-serangan baru. Tapi saat jemari Ye Futian memetik guqin ilahi di hadapannya, not-not musik muncul satu per satu. Di bawah sensasi kesedihan yang ditimbulkan oleh Requiem Ilahi, not-not musik ini dipenuhi dengan kekuatan yang dapat menghancurkan Jalur Agung, sehingga menyebabkan pola-pola di permukaan dinding ilahi itu meledak, menghancurkan matriks-matriks yang sempurna di dalam area tersegel itu.     

*Boom, Boom, Boom* Banyak retakan mulai muncul di permukaan dinding ilahi itu akibat serangkaian ledakan yang baru saja terjadi, dan ukuran retakan ini terus membesar. Perlahan-lahan, rasanya seolah-olah seluruh area ini akan runtuh saat dinding ilahi yang luas itu hancur berkeping-keping.     

Sosok Ye Futian, Hua Jieyu, dan Yu Sheng kembali muncul di hadapan para kultivator yang berada di sana. Namun, aura yang menyelimuti tubuh Ye Futian dan Hua Jieyu tidak lagi sama seperti sebelumnya—mereka hampir tidak dapat dibedakan antara satu sama lain. Dengan diselimuti oleh cahaya suci yang mengelilingi mereka, keduanya tampak seperti pasangan yang agung.     

"Tidak buruk," ujar Wang Mian sambil memandang ke arah keduanya. Dia mengambil satu langkah ke depan saat auranya bergejolak. Ekspresinya menjadi semakin serius saat dia merasakan bahwa aura yang dipancarkan dari Requiem Ilahi menjadi semakin kuat, dan hal itu mempengaruhi emosinya. Berbagai macam gambaran dan pemandangan mulai muncul di dalam benaknya untuk menggoyahkan dan melemahkan tekadnya.     

Jika tekadnya tergoyahkan dan emosinya dikendalikan oleh orang lain, maka kekuatannya akan melemah. Membiarkan situasi ini terus berlanjut jelas akan sangat tidak menguntungkan bagi mereka.     

Tiga dari empat kultivator kuat lainnya juga menyadari hal ini. Mereka bisa merasakan bahwa langit yang tak berujung dan area yang membentang di sekitar mereka itu kini telah diselimuti oleh sebuah badai musik yang tak berbentuk. Alunan musik yang mengerikan itu berada dimana-mana dan masih menyerang pikiran mereka dan situasinya menjadi semakin mengkhawatirkan.     

"Sudah waktunya," ujar Wang Mian. Hua Junmo dari Klan Haotian, Pei Sheng dari Pegunungan Infinite, dan Jiang Qingfeng dari Klan Dewa Kuno Jiang semuanya mengangguk pelan. Tatapan mata mereka terpaku ke tempat Ye Futian berada. Cahaya suci masih mengelilingi mereka, dan aura yang mencengangkan terpancar dari tubuh mereka masing-masing.     

Pada saat ini, empat Renhuang tingkat kesembilan yang kuat itu akhirnya bersikap serius dan siap untuk menyerang secara bersamaan. Sebelumnya, mereka semua memandang rendah lawan mereka hingga batas-batas tertentu. Tapi sekarang, gabungan kekuatan Ye Futian dan Hua Jieyu membuat mereka merasakan bahaya yang mengancam.     

Suara-suara Jalur Agung mulai bergema di seluruh tempat saat bayangan satu sosok Dewa Kuno muncul di belakang Hua Junmo. Rasanya seolah-olah Haotian Agung telah turun ke dunia ini, mengintimidasi semua orang yang berdiri di hadapannya. Dia memandang ke arah medan pertempuran di bagian bawah saat tubuhnya mengeluarkan aura yang sangat mengerikan.     

*Boooom* Saat Hua Junmo mengangkat tangannya, sosok seperti dewa itu mengerahkan sebuah serangan. Dari atas langit hingga bagian bawah, muncul sebuah Mudra Haotian yang menyelimuti langit, menutupi semua area Jalu Agung yang bisa dilihat oleh ketiga sosok itu. Tidak ada tempat untuk melarikan diri bagi mereka.     

Sementara itu, dengan satu perintah dari dalam pikirannya, Pei Sheng memanggil begitu banyak bayangan yang langsung memenuhi seluruh area tersebut. Masing-masing dari mereka tampaknya merupakan perwujudan dari dirinya. Saat sosoknya yang asli mengayunkan telapak tangannya, semua bayangan itu pun menyerang dengan menggunakan pedang ilahi masing-masing dan menerjang ke arah ketiga sosok itu dengan niat untuk membunuh, menghalangi semua rute melarikan diri yang bisa digunakan oleh mereka bertiga.     

Jiang Qingfeng menghentakkan kakinya di udara, dan dalam sekejap, sosoknya muncul di atas ketiga sosok itu. lalu menciptakan sebuah badai spasial yang mengerikan dan langsung bergejolak di area tersebut.     

Di belakang Wang Mian, muncul sebuah pola raksasa berwarna emas. Pola ini dengan cepat membesar ke arah langit, menyelimuti seluruh penjuru langit dan menghalangi matahari. Disertai dengan rentetan suara ledakan yang mengerikan, rasanya seolah-olah Jalur Agung Dunia telah melebur ke dalam pola tersebut, sehingga menciptakan sebuah lubang hitam yang mampu menghisap semua jenis kekuatan Jalur Agung. Cahaya suci yang tak terhitung jumlahnya ditarik ke dalamnya saat seluruh area itu berubah menjadi wilayah yang penuh dengan kekacauan. Apa pun yang mendekati lubang hitam itu akan berubah menjadi abu dan debu.     

*Boom* *Krak* Sebuah suara yang mengerikan bergema di udara. Kekuatan dari badai itu mengalir ke bawah untuk menyelimuti area luas di bagian bawah. Di dalam badai berwarna emas itu, muncul sebuah tombak ilahi yang bersinar dengan menakjubkan; tombak itu tampak seperti sebuah senjata ilahi sejati, tampak bergetar dan memancarkan cahaya suci yang membentang hingga ribuan mil jauhnya. Saat tombak itu jatuh dari atas langit, tombak tersebut menyebabkan munculnya sebuah celah yang mengerikan membentang dari atas langit hingga ke permukaan tanah!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.