Dibombardir
Dibombardir
Sosok-sosok terkemuka dari berbagai macam pasukan yang berada di bagian bawah ikut menyaksikan medan pertempuran di atas langit itu dengan seksama, dan hati mereka berdebar kencang. Hua Junlai dari Klan Haotian telah dihempaskan oleh Ye Futian yang berasal dari Dunia Asal. Dalam pertarungan yang sengit ini, Huan Junlai dihantam oleh serangan mengerikan yang berhasil melukainya.
Sudah jelas, kekuatan fisik keduanya tidak berada tingkatan yang sama. Ye Futian jauh lebih unggul dari Hua Junlai. Bagaimanapun juga, Ye Futian masih berada di Renhuang Plane tingkat ketujuh, sementara Hua Junlai adalah seorang Renhuang tingkat kedelapan. Fakta bahwa Hua Junlai mengalami luka yang sangat parah menunjukkan bahwa pasti ada perbedaan yang cukup besar di antara mereka.
Saat ini, Ye Futian berdiri jauh di atas langit dengan tubuh yang dikelilingi oleh cahaya suci dari Jalur Agung. Penampilannya membuat sosoknya tampak tak terkalahkan. Seolah-olah sang Kaisar Agung benar-benar telah turun ke dunia ini. Ye Futian selalu membanggakan dirinya sebagai pemilik Tubuh Ilahi dari Jalur Surgawi. Dan pada saat ini, tubuh fisiknya benar-benar menakjubkan.
Tubuh fisik ini dibentuk dari pemahaman yang dia dapatkan dari jasad suci Kaisar Agung Shenjia.
Hua Junlai masih belum menyerah meskipun tubuhnya telah dihempaskan ke permukaan tanah. Dia mendongak dan mengamati sosok Ye Futian, yang berada di atas langit. Tatapan matanya tampak dingin, dan keinginan membunuh berkobar dalam dirinya. Pada saat ini, sinar-sinar cahaya suci mengalir dari atas langit dan menimpa tubuhnya. Bayangan ilahi itu terlihat lebih jelas sekarang. Seolah-olah Haotian Agung telah bereinkarnasi ke dalam sosok Hua Junlai.
Tiba-tiba suara yang sakral terdengar di antara langit dan bumi, yang kemudian diikuti oleh suara gemuruh yang mengerikan. Sebuah badai Jalur Agung bergejolak di area yang luas ini dan menyelimuti segala sesuatu di dalamnya. Sementara itu, jauh di atas langit, muncul satu sosok yang samar di sana, dan itu adalah bayangan dari Haotian Agung.
Rasanya seolah-olah area ini telah berubah menjadi dunia yang diciptakan oleh Haotian Agung.
Pada saat berikutnya, Hua Junlai membentuk segel dengan kedua tangannya, dan tiba-tiba, bayangan Kaisar Agung yang berada di atas langit itu juga melakukan hal yang sama; rasanya seolah-olah pergerakan itu dipantulkan oleh banyak cermin, sehingga membuat dunia ini terlihat seperti dipenuhi oleh segel ilahi tersebut.
Para kultivator dari Klan Haotian memandang medan pertempuran itu dengan wajah serius, namun mereka tidak berani ikut campur. Bahkan jika Ye Futian berada dalam posisi yang menguntungkan, dia tidak akan berani menyakiti Hua Junlai. Ditambah lagi, kekuatan Ye Futian yang sangat menakjubkan akan menjadi tantangan tersendiri bagi Hua Junlai. Meskipun mereka tidak senang dengan Ye Futian, namun hal itu tidak mengubah fakta bahwa Ye Futian adalah lawan yang sangat kuat.
Kemampuan bertarungnya tidak lebih lemah dari para jenius yang ada di Klan Dewa Kuno. Kekuatan fisiknya adalah aspek yang paling tangguh darinya,
*Boom*
Suara gemuruh yang mengejutkan terdengar saat tubuh Jalur Agung milik Ye Futian bergemuruh. Sementara itu di atas langit, dunia langit berbintang telah muncul bersama dengan bintang-bintang yang tak terhitung jumlahnya. Matahari dan bulan tampak menggantung di atas langit, memancarkan cahaya suci tak terbatas yang menerangi bintang-bintang. Semua itu tampak seperti sebuah dunia tersendiri. Kekuatan ini kemudian bertabrakan dengan bayangan-bayangan yang ada di langit, seolah-olah mereka sedang bersaing untuk menguasai area ini.
*Whoosh* Ketika cahaya matahari dan bulan itu bersinar ke bawah, bintang-bintang tampak bergerak mengitari area ini, yang berpusat di tempat Ye Futian berada. Mereka berputar semakin cepat saat dunia ini bergemuruh. Di dalam dunia bintang ini, setiap bintang yang berada di sana memiliki kekuatan yang tak tertandingi.
Di bawah pancaran cahaya suci yang menyinari Ye Futian sebagai titik pusatnya ini, penampilan Ye Futian terlihat seperti penguasa dari dunia ini; raja dari matahari dan bulan, pengendali bintang-bintang, dan pencipta hukum bintang yang ada di dalamnya.
Bayangan Ziwei Agung telah muncul dan bergabung dengan sosok Ye Futian. Samar-samar, aura sang Kaisar Agung menyebar ke dunia ini dan mengali bersama dengan aura milik Haotian Agung pada saat yang bersamaan. Sebagai perbandingan, cahaya kaisar dari Haotian Agung tampak redup ketika dihadapkan dengan aura Ziwei Agung di sekitarnya.
'Apakah ini adalah kekuatan yang diwariskan dari Ziwei Agung?' para kultivator di bagian bawah bertanya-tanya ketika mereka menyaksikan pemandangan di depan mata mereka ini. Ziwei Agung dikenal sebagai salah satu Kaisar Agung yang paling kuat di zaman kuno, dimana dia memegang kendali atas Pecahan Ziwei. Dia adalah dewa bintang, yang mengendalikan hukum dari Jalur Agung Bintang.
Pada saat ini, mereka bisa merasakan bahwa kekuatan ini berasal dari tubuh Ye Futian. Perputaran bintang-bintang di atas langit itu menjadi semakin menakjubkan.
Hua Junlai mendongak dan ikut menyaksikan pemandangan luar biasa yang muncul di atas langit. Pada saat ini, dia telah kehilangan kepercayaan diri yang dia miliki sebelumnya. Kesombongan di matanya sepertinya telah lenyap. Tampaknya dia akhirnya menyadari bahwa pemimpin muda dari Dunia Asal yang masih berada di Renhuang Plane tingkat ketujuh ini memiliki kemampuan bertarung yang jauh lebih unggul darinya.
Keraguan sempat tersirat di mata Hua Junlai saat dia membentuk segel untuk melancarkan serangan. Langit bergemuruh saat segel ilahi yang tak terhitung jumlah dikerahkan ke bawah secara bersamaan, mengincar tempat dimana Ye Futian berada.
Namun pada saat ini, bintang-bintang di sekitar Ye Futian bergerak dengan cepat dan membentuk sebuah area yang tersegel. Ketika segel-segel ilahi itu melesat ke bawah, langit dan bumi berguncang, sementara suara gemuruh yang mengerikan itu mengguncang area ini. Sebuah badai yang mengerikan menghancurkan segalanya dan menyebar ke kejauhan.
Namun, meskipun ada banyak bintang di sekitar Ye Futian yang telah dihancurkan, bintang-bintang lainnya bermunculan dengan sendirinya, dan seberkas cahaya suci yang lebih menyilaukan dari sebelumnya bersinar dari dunia langit berbintang.
Tatapan mata Ye Futian yang tajam tampaknya mampu menembus langit dan bumi. Kemudian, dia mengangkat tangannya dan menunjuk ke udara, sehingga menyebabkan bintang-bintang mulai mengitarinya.
*Brak, Brak, Brak* Suara mengerikan itu membuat langit dan bumi berguncang, bersamaan dengan hancurnya bayangan Kaisar Agung yang buram itu. Cahaya bintang di area itu telah terhubung menjadi satu kesatuan, seolah-olah membawa cahaya suci dari matahari dan bulan untuk menghancurkan semua bayangan tersebut. Tidak lama kemudian, semua bayangan Kaisar Agung itu dihancurkan bersama dengan area Jalur yang dikendalikan oleh Hua Junlai.
Tubuh Ye Futian bersinar dengan cahaya yang menyilaukan, seolah-olah sang Kaisar Agung telah turun ke dunia ini. Dia memandang Hua Junlai di bagian bawah dan menunjuk dengan jarinya. Tiba-tiba sebilah pedang bintang melesat menembus ruang hampa dan menghancurkan segalanya. Di sisi lain, Hua Junlai juga mengeluarkan segel ilahi miliknya, tapi upayanya itu berakhir sia-sia. Pedang bintang yang membawa momentum luar biasa di dalamnya itu tiba di hadapan Hua Junlai dalam sekejap.
*Boom* Sebuah badai yang sangat mengerikan bergejolak di atas medan pertempuran, dan pedang bintang itu akhirnya berhenti di depan Hua Junlai. Badai penghancur yang mengerikan itu menghantam Hua Junlai, sehingga membuat jubah putihnya berkibar tertiup angin dan rambut panjangnya terlihat berantakan.
Tatapan mata Hua Junlai terpaku pada pedang ilahi yang melayang di atas kepalanya dan hampir membunuhnya itu. Ada sedikit kesedihan di matanya. Dia tidak hanya sekedar kalah, melainkan dikalahkan secara menyedihkan. Sebelumnya, kemampuannya telah ditingkatkan oleh pancaran aura Kaisar Agung. Namun, ketika Ye Futian juga mengeluarkan aura Kaisar Agung, dia tidak mampu menghentikan serangannya. Ye Futian, yang mewarisi aura milik Ziwei Agung, jauh lebih kuat dari apa yang dia bayangkan.
Pada saat ini, banyak kultivator teringat pada kata-kata yang diucapkan oleh Ye Futian sebelumnya. Jika dia ingin berkultivasi di tempat suci milik Lost Clan, dia bisa saja menghancurkan matriks itu sendirian. Dia tidak perlu menggunakan cara lain untuk merebut hati Lost Clan. Dia bisa menghancurkan Matriks Pertempuran Batu yang dibentuk oleh para Renhuang tingkat ketujuh dari Lost Clan. Saat ini, tidak ada seorang pun yang meragukan pernyataan yang dibuat oleh Ye Futian itu setelah dia menampilkan kemampuan bertarungnya; mereka percaya bahwa dia mampu membuktikan ucapannya itu.
Ye Futian memandang Hua Junlai sambil mengayunkan tangannya. Pedang ilahi itu pun kembali ke sisinya dan pada akhirnya tidak jadi menghabisi nyawa Hua Junlai. Dia memang tidak ingin membunuhnya—terutama karena mereka bukanlah musuh bebuyutan, dan tidak ada dendam yang mendalam di antara mereka.
"Perlakukan orang lain sama seperti apa yang ingin orang lain lakukan padamu. Seandainya Benua Shenyi adalah sebuah benua tanpa pemilik, dan tidak ada yang mengendalikannya, maka tidak masalah siapa yang ingin menguasainya. Tetapi Lost Clan sejak awal berdiri di Benua Shenyi dan telah menjaga benua ini selama bertahun-tahun. Tidak ada yang diperbolehkan untuk mengambil benua ini dari mereka. Itu adalah tindakan yang tidak adil," ujar Ye Futian dengan lantang.
Namun, para kultivator dari berbagai macam pasukan terkemuka itu tidak tergerak dengan apa yang disampaikan oleh Ye Futian. Mereka jauh lebih senior dan lebih berpengalaman. Banyak dari mereka telah melalui Zaman Kekacauan yang terjadi sekitar 300-400 tahun lalu dan merasakan secara langsung betapa kejamnya dunia kultivasi.
Ye Futian terlalu idealis.
Dunia kultivasi adalah dunia yang kejam, dan tindakan seperti penjarahan dianggap sebagai hal yang biasa. Jika suatu hari nanti mereka menghadapi situasi yang sama, tidak ada seorang pun yang akan mengasihani mereka; mereka akan membuat pilihan yang sama, yaitu menjarah apa pun yang dimiliki oleh target mereka.