Legenda Futian

Peti Mati Putih



Peti Mati Putih

3Alunan melodi yang mengerikan kembali menyebar dari jasad agung itu tanpa berhenti sedikit pun. Dalam sekejap, langit dan bumi kembali dikelilingi oleh badai musik dan membentuk sebuah area yang didominasi oleh melodi tersebut.     

Untaian nada musik memasuki telinga semua orang dan mempengaruhi jiwa spiritual mereka. Bahkan sosok-sosok terkemuka yang telah melewati Ujian Para Dewa tahap kedua bisa merasakan guncangan pada jiwa spiritual mereka masing-masing.     

*Whoosh* Alunan melodi itu terus menerus menyebar dari sosok jasad agung itu. Seolah-olah tubuhnya hanya berperan sebagai sebuah perantara. Dalam sekejap, area yang luas itu sudah dipenuhi oleh aura yang terkandung di dalam lagu tersebut.     

Lagu itu mulai dimainkan, dan setiap not musik yang bermunculan tampaknya mengandung kesedihan yang tak terbatas di dalamnya.     

"Requiem Ilahi." ekspresi Lord Luo tampak serius dan penuh hormat. Kemudian dia duduk bersila di tempatnya sambil mendengarkan lagu yang dimainkan itu dengan seksama.     

Meskipun Requiem Ilahi adalah sebuah lagu yang sangat mengerikan, namun ini juga merupakan sebuah berkah baginya karena dia mampu mendengarkan Requiem Ilahi yang telah lama menghilang secara langsung. Ditambah lagi, ada kemungkinan bahwa Requiem Ilahi ini dimainkan oleh Shenyin Agung sendiri. Bahkan jika dia tidak dalam bentuk manusia, setidaknya dia masih dalam bentuk lainnya dan mampu memainkan Melodi Ilahi yang menakjubkan ini.     

Sebagai seorang kultivator yang ahli dalam memainkan musik, Lord Luo menghargai kesempatan yang dia dapatkan untuk mendengar Requiem Ilahi di sini, bahkan jika itu berarti dia harus menahan serangan-serangan musik yang mengerikan. Alih-alih menahan serangan-serangan ini, dia justru membiarkan semuanya berjalan apa adanya. Dia ingin memahami Requiem Ilahi seutuhnya.     

Dan karena pencapaiannya dalam sihir musik, sudah jelas dia memiliki ketahanan yang lebih kuat jika dibandingkan dengan kultivator lainnya.     

Tentu saja, bahkan jika Lord Luo sengaja menangkis serangan ini, hal tersebut tidak akan memberi dampak yang besar baginya. Requiem Ilahi telah menyelimuti area yang luas dan bergema di seluruh penjuru langit. Lagu ini telah masuk ke telinga semua orang dan menerobos masuk ke dalam jiwa spiritual mereka sehingga tidak ada lagi tempat untuk bersembunyi.     

Sosok-sosok terkemuka yang telah mundur kini tampak duduk bersila, mencoba menutup panca indera mereka, tetapi hal itu tidak ada gunanya. Begitu Requiem Ilahi dimainkan, kesedihan yang tak ada habisnya itu dengan cepat menguasai pikiran mereka, menyeret mereka ke sebuah dunia yang diciptakan oleh kesedihan. Bahkan mereka jadi lupa dimana mereka berada dan dipaksa merasakan kesedihan yang luar biasa dari dalam diri mereka sendiri.     

Begitu Requiem Ilahi dimainkan, maka seluruh penjuru dunia akan diselimuti oleh kesedihan.     

Saat keputusasaan menyelimuti dunia ini, Ye Futian tampak duduk bersila seperti kebanyakan orang. Meskipun jiwa spiritualnya saat ini berada di tubuh Kaisar Agung Shenjia, masih tidak mungkin baginya untuk melawan serangan Melodi Ilahi ini, yang sangat ampuh dalam menyerang jiwa spiritual targetnya, dan akibatnya, kesedihan yang mendalam kembali menguasai dirinya. Saat ini, hanya ada keputusasaan dan kesedihan tanpa akhir dalam hatinya. Emosi ini kemudian semakin diperkuat hingga bisa membuat siapa pun yang mendengarnya kehilangan akal. Seolah-olah terperosok dalam pasir hisap, mereka membenamkan diri dalam kesedihan yang luar biasa itu dan tidak dapat membebaskan diri sampai aura mereka dilahap habis.     

Bahkan mereka yang telah melewati Ujian Para Dewa tahap kedua juga sangat terpengaruh oleh lagu ini. Mereka memandang jasad agung di hadapan mereka sementara tubuh mereka memancarkan aura Jalur Agung yang mengerikan. Mereka terus bergerak ke depan, berusaha menghancurkan jasad tersebut. Jika mereka tidak melakukan hal ini, mereka juga akan terpengaruh oleh Requiem Ilahi yang sedang dimainkan.     

Namun, saat mereka bergerak ke depan, badai musik itu menjadi semakin mengerikan, melahap tubuh mereka dan menerobos masuk ke dalam pikiran mereka. Kesedihan yang mendalam muncul di dalam benak mereka tanpa disengaja; seolah-olah mereka tidak bisa lagi mengendalikan aura mereka sendiri, yang kini telah dikendalikan oleh alunan musik tersebut.     

Namun, sosok di tingkat setinggi ini memiliki aura sekokoh baja yang tidak mudah untuk ditaklukkan. Bahkan dalam situasi seperti ini, mereka berusaha untuk mengulurkan tangan dan menunjuk jasad agung tersebut. Satu tangan itu mampu menembus badai musik itu sedikit demi sedikit, hingga akhirnya lengan itu tiba di depan sang jasad agung, menunjuk tepat ke arah tubuh fisiknya.     

Di arah lainnya, mereka yang selamat dari Ujian Para Dewa tahap kedua juga mencoba menyentuh jasad agung itu dengan segala cara. Pada saat ini, area itu telah terkoyak dan hancur berkeping-keping, dan tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan keganasan dari badai itu maupun hancurnya area tersebut.     

Cahaya yang menyilaukan dan arus kegelapan muncul secara bersamaan. Kemudian, mereka melihat sosok jasad agung itu mulai memudar sedikit demi sedikit, hingga akhirnya lenyap tak bersisa.     

Apakah dia sudah binasa? Semua orang bertanya-tanya setelah menyaksikan pemandangan di hadapan mereka itu.     

"Rasanya ada yang tidak beres…" Ekspresi mereka kini berubah menjadi waspada, meskipun kesedihan tetap memenuhi diri mereka. Lagu ini masih dimainkan, dan bagaimanapun juga, itu hanyalah sebuah jasad yang tak bernyawa. Bahkan jika tubuh fisiknya hancur, hal itu tidak berarti apa-apa. Sebelumnya, lagu ini telah menggunakan tubuhnya sebagai media untuk memainkan musik.     

Kultivator yang telah mencapai bagian depan itu menundukkan kepalanya untuk memeriksa makam di bagian bawah. Dia melihat alunan musik yang mulai menyebar keluar. Saat pria itu mengambil langkah, sebuah tekanan yang dahsyat tiba-tiba menyebar di udara dan menyebabkan banyak retakan bermunculan di sekitar makam tersebut. Akibatnya, makam itu mulai terkoyak dari bagian tengah.     

Dia ingin melihat apa yang tersimpan di dalam makam itu.     

Meskipun semua yang terjadi sebelumnya sangatlah luar biasa, seolah-olah sang Kaisar Agung telah hidup kembali, namun dia masih tidak percaya bahwa Kaisar Agung Shenyin masih hidup. Jika benar demikian, kenapa dia membiarkan mereka melakukan semua yang telah mereka lakukan di sini?     

Mungkin saja ada rahasia yang belum mereka ketahui di dalam makam ini.     

Begitu makam tersebut dibuka, sebuah peti mati kuno muncul di dalam sana. Itu adalah sebuah peti mati berwarna putih bersih. Rupanya alunan musik ini berasal dari sana, dan bahkan jiwa spiritual tidak bisa menembusnya, apalagi memeriksanya.     

Hal ini membuat beberapa kultivator yang telah melewati Ujian Para Dewa tahap kedua menjadi antusias kembali. Mereka semua menatap tajam ke arah peti mati putih ini. Apakah jasad Shenyin Agung tersimpan di dalamnya?     

Jika benar demikian, lalu dari mana alunan musik ini berasal?     

Dan kenapa lagu itu bisa dimainkan di sini?     

Terlebih lagi, alih-alih berhenti, alunan musik yang terdengar dari peti mati itu justru menjadi semakin kuat, sehingga membuat kultivator-kultivator tingkat atas ini merasa seperti berada dalam dunia ilusi, dan tidak lama lagi mereka juga akan diliputi oleh kesedihan yang mendalam.     

*Boom*     

Aura yang mereka pancarkan sangat mengejutkan. Mereka memusatkan perhatian mereka pada peti mati itu. Bagaimanapun juga, mereka sudah bertekad untuk membukanya dan mengungkap rahasia di dalam peti mati tersebut. Jika jasad Kaisar Agung Shenyin benar-benar ada di dalam sana, mungkin hal itu akan menjadi awal dari konflik berdarah lainnya.     

Sama seperti sebelumnya, mereka terus bergerak menuju peti mati itu, namun pancaran energi dari Jalur Agung langsung menghilang ketika mereka mendekati peti mati tersebut. Mereka kembali mencoba melancarkan serangan masing-masing dari jarak dekat. Seseorang mengulurkan tangannya dan menunjuk ke arah peti mati itu. Tubuhnya melesat ke depan dan memasuki badai musik di hadapannya.     

Sosok lainnya mengeluarkan sebilah pedang yang langsung menembus badai tersebut.     

Serangan yang dilancarkan para kultivator dari Dunia Asal ini sudah cukup kuat untuk mengguncang langit dan bumi serta menghancurkan Jalur Agung di dalamnya. Namun pada saat ini, mereka berada di bawah tekanan yang tak tertandingi; seolah-olah serangan mereka berhasil dihentikan saat mereka berusaha untuk bergerak ke depan.     

Akan tetapi, mereka tetap mampu mendekatinya.     

Lord Luo membuka matanya dan memandang ke depan dengan hati yang berdebar kencang. Sepertinya peti mati itu tidak lama lagi akan berhasil dibuka.     

Dia berspekulasi bahwa Kaisar Agung Shenyin mungkin masih hidup dalam bentuk lain dan perilaku para kultivator ini sangat tidak menghormati sang Kaisar Agung. Jika Kaisar Agung Shenyin benar-benar masih hidup dalam bentuk lain, tidak ada yang tahu apa konsekuensinya untuk mengungkap misteri tersebut.     

Namun, tekad orang-orang ini sudah bulat, dan tidak ada yang bisa merubah pikiran mereka. Mustahil untuk menghentikan mereka. Akhirnya, serangan seseorang mampu menembus badai itu dan mendarat di peti mati putih tersebut. Terdengar suara retakan saat peti mati itu mulai retak; tampaknya peti mati itu tidak begitu sulit untuk dihancurkan sekarang.     

*Brak* Peti mati putih itu pun meledak. Pada saat ini, tatapan mata semua orang tertuju pada isi dari peti mati tersebut!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.