Berhenti
Berhenti
Para kultivator dari Dunia Heavenly Mandate langsung memandang ke arah sumber keributan itu. Mereka melihat sebuah pemandangan yang sangat mencengangkan di sana. Seekor Penyu Naga raksasa yang membawa reruntuhan kota kuno di punggungnya tampak melintasi langit. Penyu itu melayang turun, dan tampaknya mendekati area perbatasan dari Dunia Heavenly Mandate.
Retakan-retakan kegelapan itu tampaknya mampu melahap segalanya.
Apa itu sebenarnya?
Ada begitu banyak kultivator dari Dunia Heavenly Mandate yang menyaksikan pemandangan menakjubkan ini. Dampak yang diberikan sangatlah besar dan mereka semua sangat terkejut akan hal ini.
Mereka tidak hanya melihat Penyu Naga raksasa itu, tetapi mereka juga memandang para kultivator yang berada di sekitarnya. Masing-masing kultivator ini adalah sosok terkemuka. Mereka benar-benar mengikuti Penyu Naga yang membawa sebuah kota kuno yang hancur di punggungnya ini sementara dia terus bergerak ke depan.
Sebenarnya apa yang mereka inginkan?
"Lord Taixuan juga berada di sana!"" seseorang berseru. Banyak orang menemukan keberadaan Lord Taixuan dan yang lainnya di atas sana. Kultivator-kultivator tingkat atas dari Akademi Heavenly Mandate juga ada di sana. Dan mereka tidak sendirian; para kultivator dari berbagai macam pasukan terkemuka juga berkumpul di sekeliling penyu tersebut.
"Mundur!" seseorang berteriak. Penyu Naga itu bergerak dengan kecepatan yang mencengangkan ke arah mereka. Tidak ada yang tahu dimana dia akan mendarat. Kemungkinan besar, penyu itu akan jatuh di area perbatasan Dunia Heavenly Mandate. Saat ini, banyak kultivator sudah mulai melarikan diri dari tempat masing-masing.
Di atas langit, Lord Taixuan memandang ke arah yang dituju oleh Penyu Naga ini. Dia pun mengerutkan kening ketika menganalisis jalur lintasannya. Ada kemungkinan bahwa penyu ini akan bertabrakan dengan area perbatasan dari Dunia Heavenly Mandate.
Namun, mereka tidak bisa melakukan apa pun untuk menghentikannya. Meskipun ada semakin banyak kultivator yang bergegas pergi ke tempat mereka berada, namun mereka masih kalah jumlah. Mereka tidak bisa menghentikan pergerakan sang Penyu Naga. Mereka telah berusaha melakukannya berkali-kali di sepanjang perjalanan.
"Dia sudah semakin dekat!" seseorang berteriak. Para kultivator dari Dunia Heavenly Mandate kini menyebar ke berbagai arah. Penyu Naga itu melayang turun dengan cara yang mengesankan. Dia tampak seperti seekor monster iblis yang ingin melahap segalanya. Dengan membawa sebuah kota kuno di punggungnya, dia mendarat di area perbatasan dari Dunia Heavenly Mandate dan menabraknya.
*Boom* Penyu Naga itu akhirnya menabrak area perbatasan dari Dunia Heavenly Mandate. Retakan-retakan yang mengerikan bermunculan di permukaan tanah, diikuti oleh puing-puing yang berserakan dimana-mana. Retakan-retakan berwarna hitam legam yang mengerikan itu melahap segalanya, seolah-olah langit dan bumi sedang runtuh. Pada saat ini, seluruh penjuru Dunia Heavenly Mandate merasakan guncangan yang hebat. Semakin dekat mereka ke tempat ini, maka semakin kuat pula guncangan yang dirasakan.
Bahkan ada pula retakan yang menyebar hingga ke kejauhan. Rasanya seolah-olah area ini sedang dicabik-cabik. Ini benar-benar sebuah bencana yang mengerikan.
Jauh di bagian bawah, para kultivator dari Akademi Heavenly Mandate mengeluarkan cahaya suci dari Jalur Agung, melindungi mereka yang belum sempat melarikan diri.
Pergerakan Penyu Naga itu tidak terlalu terpengaruh. Dia terus bergerak ke bawah dan menembus Dunia Heavenly Mandate. Area di sepanjang perbatasan langsung berubah menjadi puing-puing dan kemudian dilahap oleh retakan-retakan kegelapan itu.
Setelah Penyu Naga itu pergi, Lord Taixuan dan yang lainnya menempatkan orang-orang yang mereka selamatkan ke tempat yang aman sebelum kembali mengejar penyu tersebut.
Para kultivator itu membungkuk hormat pada Lord Taixuan dan yang lainnya. Mereka merasa emosional karena telah selamat dari bencana. Pemandangan yang baru saja terjadi sangatlah mengerikan. Mereka menunduk dan mengintip ke bagian bawah. Hati mereka masih berdebar kencang. Makhluk apa itu sebenarnya?
Sepertinya ada sebuah makam yang terletak di punggung Penyu Naga itu.
Setelah menembus Dunia Heavenly Mandate, Penyu Naga itu telah sepenuhnya memasuki wilayah 3.000 Dunia Jalur Agung dan masih terus bergerak lebih jauh. Penyu Naga yang telah berkeliaran di area kosong yang luas selama bertahun-tahun ini akhirnya tiba di 3.000 Dunia Jalur Agung, yaitu tempat dimana para kultivator tinggal di dalamnya.
"Kita harus menghentikannya," ujar Lord Taixuan. Terlalu berbahaya untuk membiarkan penyu ini terus bergerak. Tidak ada yang tahu benua mana yang akan ditabrak olehnya. Begitu hal tersebut terjadi, maka benua itu akan dihancurkan hingga menjadi bagian-bagian kecil.
Penyu Naga itu terus bergerak ke depan, dan semakin banyak kultivator yang mendekatinya. Bahkan banyak kultivator yang telah melewati Ujian Para Dewa ikut mengejar penyu tersebut.
Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di atas Dunia Heavenly Mandate. Mereka adalah Ye Futian dan Tetua Ma. Mereka berdua memandang ke bawah dan melihat area perbatasan dari Dunia Heavenly Mandate yang telah porak-poranda, serta retakan-retakan dari Jalur Agung yang mengerikan di sekitarnya.
"Ayo kita pergi." Mereka berdua melangkah ke depan dan mengejar aura yang mengerikan itu. Ye Futian mengerutkan keningnya. Sesuai dugaan, hal yang dia khawatirkan kini telah terjadi. Penyu Naga itu telah memasuki wilayah 3.000 Dunia Jalur Agung, dan dia bahkan telah menghancurkan area perbatasan Dunia Heavenly Mandate dan bergerak semakin dalam ke wilayah tersebut.
Cahaya suci ruang dan waktu bersinar terang. Pergerakan Tetua Ma sangat cepat saat dia melintasi ruang hampa dan mengejar aura tersebut. Di sepanjang perjalanan, Ye Futian dan Tetua Ma melihat sebuah benua yang telah dihancurkan. Reruntuhan yang tak terhitung jumlahnya melayang di udara. Lebih dari setengah bagian benua itu telah dilahap oleh retakan-retakan kegelapan.
Ketikan Ye Futian menyaksikan pemandangan ini, hatinya terasa sangat berat. Skenario terburuk dalam masalah ini kini benar-benar terjadi. Penyu Naga itu telah menabrak sebuah benua dan menghancurkannya.
Akhirnya, mereka bisa merasakan aura mengerikan itu di bagian depan dan tahu bahwa mereka sudah dekat.
Keduanya terus bergerak ke depan dan akhirnya bertemu dengan Penyu Naga itu.
Pada saat ini, di area sekitar tempat Penyu Naga itu melintas, banyak kultivator kuat telah bermunculan di sana. Sebagian besar dari mereka adalah kultivator yang telah selamat dari Ujian Para Dewa. Para kultivator dari Prefektur Ilahi, Dunia Kegelapan, dan Dunia Empty Divine semuanya hadir di sana. Mereka tampaknya telah mencapai suatu kesepakatan dan bersiap-siap untuk bekerja sama dalam menghentikan pergerakan Penyu Naga itu. Hal ini dilakukan bukan karena pasukan-pasukan asing itu mengasihani 3.000 Dunia Jalur Agung, melainkan akan sangat sulit bagi mereka untuk menguasai kota yang hancur di punggungnya jika Penyu Naga itu terus bergerak. Pilihan terbaik bagi mereka saat ini adalah berusaha menjebaknya di sini dan menghentikan pergerakannya.
Sebuah benteng surgawi sepertinya telah muncul di hadapan Penyu Naga itu. Puluhan ribu rune bersinar di permukaannya dan menghasilkan pemandangan yang sangat menakjubkan. Penyu Naga itu menabrak benteng itu, sehingga menyebabkan banyak retakan muncul di permukaannya. Namun, pada saat berikutnya, Gerbang Tekanan Dunia muncul di sana. Teknik itu berbentuk seperti sebuah pintu kuno milik para dewa yang bisa menekan segala sesuatu yang ada di dunia ini. Menara pengintai ilahi juga menghalangi jalan sang Penyu Naga. Rupanya Kaisar Millet juga telah tiba di sana.
*Boom* Rentetan suara gemuruh yang mengerikan membuat area itu berguncang hebat. Secara mengejutkan, bahkan teknik Gerbang Tekanan Dunia berhasil ditembus, dan menara pengintai ilahi milik Kaisar Millet dihempaskan ke belakang. Namun, pergerakan Penyu Naga itu kini mulai melambat.
Setelah itu, kultivator lainnya muncul satu per satu. Banyak sosok yang sangat kuat telah tiba di sana. Kaisar Xi dan Renhuang Chen juga melancarkan serangan. Kali ini, para kultivator dari tiga dunia utama telah bersatu dalam upaya untuk menghentikan pergerakan sang Penyu Naga.
Penyu Naga itu mulai melambat, dan pergerakannya kini tampak kaku. Dia kembali mengeluarkan geraman yang menyedihkan. Kemudian, diikuti dengan suara gemuruh yang keras, akhirnya Penyu Naga itu berhenti di tempatnya.
Saat ini, rasanya seolah-olah ada sebuah reruntuhan kota kuno yang tiba-tiba muncul di udara.
Sebuah melodi kembali dimainkan dari dalam makam itu, dimana lagu tersebut mengandung kesedihan yang luar biasa di dalamnya. Makam itu pun bergerak lagi, seolah-olah tindakan yang dilakukan oleh para kultivator itu telah menyulut kemarahan dari penghuni makam tersebut.
Tampaknya memang ada makhluk hidup di dalam sana.
Ye Futian menatap lurus ke depan. Dia samar-samar bisa merasakan bahwa Penyu Naga ini berhenti bergerak bukan karena tindakan para kultivator yang telah menghalangi jalannya, melainkan kekuatan yang mendorongnya untuk bergerak telah memaksanya berhenti. Kalau tidak, kemungkinan besar masih sulit bagi para kultivator untuk menghentikan pergerakan Penyu Naga ini.
Sang guru mengatakan bahwa Penyu Naga ini sedang mencari jalan pulang. Mungkinkah sosok yang sebenarnya mencari jalan pulang adalah pemilik dari makam tersebut?