Kehancuran
Kehancuran
Di sisi lain, menara pengintai ilahi milik Kaisar Millet terus membesar hingga sebuah gerbang ilahi yang mampu menekan dunia muncul darinya. Gerbang itu menghantam permukaan tanah dan mengungkapkan diri sebagai Gerbang Dunia, yang mampu menekan semua kekuatan di dunia ini.
Kobaran api ilahi yang mengalir dari bawah tanah tidak mampu melelehkan Gerbang Dunia tersebut, dan dunia di bawah tanah itu pun terputus dari dunia luar. Akibatnya, kultivator dari Gunung Dewa Matahari itu mulai melemah. Karena dia tidak dapat memanfaatkan kekuatan dari bawah tanah, momentumnya jelas tidak sekuat sebelumnya; situasi dimana Renhuang Chen sedang ditekan langsung berbalik dalam waktu singkat.
*Boom* Sebuah kekuatan ilahi yang mengerikan mengguncang tubuh yang menyerupai dewa itu saat dia menerjang dan menghantam Istana Divine Solar yang berada di dalam kobaran api ilahi. Sepasang mata itu memandang Kaisar Millet di langit di bagian bawah, sangat menyadari bahwa dia adalah orang yang telah menekan kekuatan di bawah tanah. Sekarang, pasokan kekuatannya telah dihentikan, dan dia berhasil dipukul mundur.
Memang tidak mudah untuk mengatasi begitu banyak kultivator hanya dengan mengandalkan kekuatan satu orang. Tampaknya hal itu memang menjadi sebuah tugas yang mustahil untuk dilakukan.
Suara gemuruh yang mengerikan bergema di udara, dan area di sekitarnya kini telah berubah menjadi sebuah dunia langit berbintang. Rasanya seolah-olah dia sedang berada di dalam area Jalur Agung yang dipenuhi oleh bintang-bintang yang bersinar terang. Cahaya bintang itu tampak seperti garis-garis yang menghubungkan bintang-bintang tersebut, sehingga membentuk sebuah matriks langit berbintang yang mengerikan.
Renhuang Chen melayang di udara, seolah-olah dia hendak menyatu dengan langit berbintang di sekitarnya dan menjadi penguasa di sana. Dia mencengkram tongkat di tangannya saat jubahnya yang berwarna biru berkibar tertiup angin. Terdapat aura yang mengejutkan mengalir dari sosoknya; itu adalah aura yang sangat suci.
Kultivator dari Gunung Dewa Matahari itu menyadari bahwa lawannya ingin menahan pergerakannya dan menghabisinya di sini.
Di arah lain, Kaisar Millet berjalan mendekat dengan membawa menara pengintai ilahi di punggungnya. Sulit baginya untuk bertarung melawan pria yang telah meminjam kekuatan dari bawah tanah itu. Tapi sekarang, karena sumber kekuatan itu telah disegel, dia yang membawa menara pengintai ilahi kini memiliki kemampuan yang mumpuni untuk berpartisipasi dalam pertempuran. Belum lagi mereka memiliki Renhuang Chen di pihak mereka.
Kultivator dari Gunung Dewa Matahari itu memandang kedua lawannya, memahami bahwa mereka ingin menahannya di sini, di Dunia Asal, dan menyingkirkannya untuk selama-lamanya.
Sementara itu di bagian bawah, tepatnya dimana Ye Futian dan yang lainnya berada, para kultivator dari Istana Divine Solar menemui ajal mereka dengan cara yang menyedihkan. Banyak dari mereka tewas terbunuh akibat tindakan yang dilakukan oleh kultivator dari Gunung Dewa Matahari itu. Kobaran api ilahi yang dia panggil telah membakar banyak orang hingga tewas; tata letak dari tempat ini telah mencegah mereka untuk melarikan diri.
Semua orang yang masih hidup berada di tingkat Renhuang. Namun pada saat ini, hanya ada keputusasaan yang muncul di dalam hati mereka.
"Istana Divine Solar bersedia untuk tunduk pada Akademi Heavenly Mandate," tiba-tiba terdengar sebuah suara dari bawah, yang ternyata berasal dari salah satu anggota Istana Divine Solar. Tapi Ye Futian tidak melakukan apa pun kecuali memandang ke langit di bagian bawah dengan acuh tak acuh sambil berpikir, 'Sekarang mereka baru bersedia untuk tunduk?'
Dia telah memberi mereka kesempatan sebelumnya, namun Istana Divine Solar malah mengabaikannya. Baru ketika mereka berada dalam krisis, seperti yang mereka alami saat ini, mereka berpikir untuk menyerah. Namun sayangnya, mereka terlalu menyepelekan kemurahan hatinya.
"Akademi Heavenly Mandate saat ini tidak membutuhkan anggota baru," jawab Ye Futian dengan acuh tak acuh dan membuat wajah kultivator di bagian bawah itu langsung memucat saat keputusasaan mulai memenuhi hatinya.
*Boom* Di sebelah Ye Futian, banyak kultivator kuat mulai bergerak ke bawah saat aura mengerikan terpancar dari tubuh mereka masing-masing, menekan para kultivator dari Istana Divine Solar. Terdapat keinginan membunuh yang sangat mengerikan di dalam tatapan mata mereka semua.
Pada saat ini, anggota Istana Divine Solar menyadari bahwa takdir mereka sudah ditentukan—riwayat mereka akan berakhir di sini.
Pertempuran sesudahnya benar-benar tidak seimbang. Tanpa ragu-ragu, setiap kultivator dari Istana Divine Solar dibantai satu per satu. Di bawah kekuatan yang begitu mengerikan, tidak ada cara bagi mereka untuk melawan balik. Maka dari itu, hari ini akan menjadi hari dimana pasukan terkuat di Dunia Matahari dibantai hingga tak bersisa.
Sebenarnya, Istana Divine Solar memiliki kesempatan yang sama dengan Klan Dewa dan Negei Ilahi Emas untuk menyelamatkan diri. Paling tidak, mereka tidak akan berakhir seperti ini, tetapi mereka telah dimanfaatkan dan dikorbankan oleh anggota mereka sendiri.
Di medan pertempuran lainnya, bintang-bintang yang mengelilingi pria dari Gunung Dewa Matahari itu tiba-tiba menembakkan sinar-sinar dari cahaya bintang, dan cahaya suci ini sekarang berubah menjadi Pedang-Pedang Bintang yang melesat melintasi langit dan bumi, mencoba menghancurkan area ini. Pedang-pedang itu telah menutup semua rute melarikan diri bagi pasukan lawan, tidak meninggalkan satu tempat pun untuk pergi. Begitu seseorang terkena salah satu dari pedang ini, maka tidak akan ada yang tersisa darinya.
Rentetan serangan ini tiba dalam sekejap, dan ketika kultivator dari Gunung Dewa Matahari itu melihat hal ini, tubuh yang menyerupai dewa itu mulai terbakar, seolah-olah dia telah berubah wujud menjadi sebuah matahari yang berapi-api. Kemudian, dengan menjadikan tubuhnya sebagai titik pusat, sebuah badai matahari telah terbentuk dan berniat menghancurkan segalanya.
Cahaya ilahi matahari bersinar terang dan membuat area itu terbakar. Ketika Pedang-Pedang Bintang penghancur itu tiba di hadapannya, mereka langsung memasuki sebuah area yang sangat kuat. Pedang itu berubah warna menjadi merah menyala dan mulai meleleh. Pada saat mereka tiba di dekatnya, pedang-pedang itu sudah melebur menjadi ketiadaan.
Sosok yang telah melewati Ujian Para Dewa jelas memiliki kemampuan yang mengerikan dikarenakan mereka sudah sangat dekat dengan asal-usul Jalur Agung. Oleh sebab itulah, tidak akan mudah untuk membunuhnya.
Pada saat ini, matriks bintang raksasa yang mengelilingi mereka berkumpul di satu titik, dan di sanalah sosok Renhuang Chen muncul kembali. Dia mengulurkan tongkat di tangannya, dan dalam sekejap, terdengar suara gemuruh yang mengerikan. Tiba-tiba, sepertinya ada cahaya bintang yang mengalir dari suatu tempat di atas langit. Seolah-olah mereka dipanggil kemari untuk memancarkan cahaya suci ke seluruh tempat.
Tidak lama kemudian, wilayah Dunia Matahari yang sangat luas telah berubah menjadi sebuah dunia langit berbintang. Cahaya dari ratusan juta bintang mengalir ke arah Renhuang Chen dan berkumpul di tongkat yang dipegangnya. Cahaya itu tampaknya telah menarik kekuatan dari sembilan langit dan memanggil kekuatan Jalur Agung Bintang dari suatu tempat di atas langit.
Bahkan kultivator kuat dari Gunung Dewa Matahari itu juga bisa merasakan ancaman yang mengerikan saat ini. Kedua matanya yang dipenuhi oleh Api Ilahi Matahari di dalamnya tertuju pada sosok yang berada di udara; dia memiliki firasat buruk.
Dia ingin segera pergi dari tempat ini.
*Boom* Cahaya dari kobaran api ilahi langsung menyebar ke atas langit, berniat untuk menembus dunia langit berbintang dan pergi meninggalkan area ini. Tiba-tiba, langit berbintang itu tampak terbakar dan bermandikan kobaran api ilahi. Namun, Renhuang Chen masih berdiri tegak di atas langit. Dia seperti tidak menyadari hal tersebut dan terus memanggil kekuatan itu. Jika dia ingin menghabisi lawannya di sini, dia harus mengerahkan kekuatan yang dahsyat untuk melancarkan sebuah serangan yang fatal.
Awalnya Kaisar Millet ingin ikut mengeluarkan serangan, namun dia dikejutkan oleh kekuatan yang dikeluarkan oleh Renhuang Chen saat ini. Dia belum pernah menghasilkan kekuatan di tingkat ini sebelumnya, bahkan dengan bantuan menara pengintai ilahi miliknya.
Bagaimanapun juga, Renhuang Chen sendiri, dengan membawa tongkat di tangannya, sudah menjadi sosok yang telah melewati Ujian Para Dewa. Tongkat itu adalah sebuah benda ilahi yang diwariskan oleh sang Kaisar Agung di masa lalu, dan hanya pemimpin dari Istana Kekaisaran Ziwei yang dapat memiliki dan mengendalikannya. Namun, alih-alih mengambilnya untuk dirinya sendiri, Ye Futian justru menyerahkan tongkat itu pada Renhuang Chen. Oleh karena itu, Renhuang Chen jelas memihak Ye Futian karena mereka tampaknya saling mempercayai satu sama lain.
Di atas langit, cahaya bintang yang menakjubkan mengalir ke bawah dan berkumpul di tongkat tersebut. Saat Renhuang Chen mengulurkan tangannya, tongkat itu tiba-tiba terbang dari tangannya dan mulai melayang di udara. Bentuk tongkat itu tampak berubah, seolah-olah dibentuk oleh semua bintang di atas langit hingga akhirnya, sebilah pedang muncul di sana.
Di antara dunia langit berbintang yang luas ini, cahaya bintang yang tak terbatas telah menciptakan sebuah pedang ilahi dan berniat untuk menghancurkan area ini.
Aura pedang mengalir ke bawah satu per satu, dan segala sesuatu di bawahnya ditekan oleh kekuatan yang dahsyat. Akhirnya, kultivator dari Gunung Dewa Matahari itu memusatkan perhatiannya pada pedang tersebut dan bisa merasakan ancaman kematian yang semakin mendekat. Dia memandang Renhuang Chen dan berkata, "Jika aku tewas terbunuh di sini, maka semua kultivator dari Gunung Dewa Matahari akan datang ke Dunia Bawah untuk menuntut keadilan. Apakah ini yang diinginkan oleh Akademi Heavenly Mandate?"
"Sepertinya kau sudah melupakan apa yang terjadi sebelumnya." Renhuang Chen memandang pria itu dengan acuh tak acuh dan melanjutkan kata-katanya, "Karena kau yang memulai perang ini, maka sudah seharusnya kau mati di sini sebagai bukti bahwa kau tidak layak menghadapi kami. Jadi, mari kita akhiri semuanya di sini."
Ketika Renhuang Chen selesai berbicara, dia mengarahkan jarinya ke bawah, dan dalam sekejap, Pedang Bintang itu menembus langit dan bumi disertai dengan suara gemuruh yang keras. Dunia ini seolah-olah ditembus oleh Pedang Bintang saat pedang itu melesat dari atas langit.
*Boom* Sosok terkemuka dari Gunung Dewa Matahari itu berusaha untuk melawan balik dengan cara mengeluarkan Pedang Dewa Matahari untuk menghancurkan segalanya. Tungku Matahari Ilahi yang terbentuk berusaha untuk melelehkan pedang tersebut, namun upaya itu tidak membuahkan hasil. Pedang Bintang Surgawi ini dikerahkan ke bawah dengan membawa kekuatan langit dan bintang-bintang di dalamnya, serta memanggil kekuatan di luar dunia ini untuk berkumpul di satu pedang ini.
Pedang itu pun tiba dan menusuk tubuh kultivator dari Gunung Dewa Matahari itu. Tapi kemudian, tubuhnya hancur sedikit demi sedikit hingga akhirnya berubah menjadi ilusi. Setelah itu, sebuah wajah muncul dalam ilusi yang akan segera menghilang itu, dan wajah tersebut dipenuhi dengan keengganan dan ketidakpercayaan.
Bagaimana bisa dia menemui ajalnya dalam pertempuran di Dunia Bawah?
Jejak-jejak cahaya api ilahi yang tersisa pun menghilang, dan seorang kultivator tingkat atas—sosok yang selamat dari Ujian Para Dewa tahap pertama—telah tewas terbunuh di tempat ini. Dunia langit berbintang itu juga menghilang, dan ada begitu banyak orang yang mengamati medan pertempuran ini dari berbagai tempat di kejauhan. Hati mereka berdebar kencang dan mereka semua sangat terkejut. Mereka tidak menyangka Renhuang Chen dari Pecahan Ziwei akan memiliki kekuatan yang begitu mengerikan. Tongkat di tangannya telah membunuh sosok dari Gunung Dewa Matahari di tingkat yang sama dengannya itu, dan dia bahkan tidak memberikan kesempatan pada pria itu untuk melarikan diri.
Dalam pertempuran ini, Istana Divine Solar telah dimusnahkan, dan semua anggotanya telah dibantai. Mulai sekarang dan seterusnya, Dunia Matahari akan dikendalikan oleh Akademi Heavenly Mandate.
Saat ini, dapat dikatakan bahwa Akademi Heavenly Mandate sudah menjadi penguasa mutlak dari Dunia Asal.
Ye Futian ikut menyaksikan semua yang telah terjadi. Dia berjalan mendekat dan berkata pada Renhuang Chen, "Terima kasih, Tetua."
"Ini sudah menjadi tugasku. Jika bukan karena Kaisar Millet, yang telah menekan kekuatan yang muncul dari bawah tanah, mungkin aku tidak akan bisa membunuhnya. Kemungkinan besar, aku bahkan akan mengalami kesulitan melawannya. Aku masih tidak tahu apa yang tersimpan di dalam dunia ini." Renhuang Chen memandang ke bawah saat Kaisar Millet mengulurkan telapak tangannya ke arah permukaan tanah. Dalam sekejap, suara gemuruh bergema di udara, dan kekuatan yang menekan bawah tanah itu menghilang.
Tiba-tiba, semua orang bisa merasakan kekuatan ilahi yang terpancar keluar dari bawah tanah. Aliran hawa panas langsung menyebar menuju ke permukaan. Dalam waktu singkat, suhu udara menjadi sangat panas, dan bahkan permukaan tanah kini berwarna merah menyala. Seolah-olah permukaan tanah telah dicap oleh besi panas.
Sudah bertahun-tahun lamanya sejak Istana Divine Solar memulai proses ini, dan kemudian datanglah kultivator dari Gunung Dewa Matahari dari Dunia Atas itu. Semua ini menunjukkan bahwa mereka mungkin sudah mulai menarik kekuatan dari pusat bumi, hanya saja mereka belum menemukan metode yang tepat untuk mengendalikan maupun mengambilnya secara sempurna. Hal ini menjadi alasan kenapa kultivator dari Gunung Dewa Matahari itu sangat enggan untuk pergi dari Dunia Matahari—dia masih ingin menggunakan kekuatan ini untuk bertarung, Ye Futian menebak-nebak dalam hati.
Apalagi ketika dia merasakan aliran hawa panas ini, dia menduga bahwa pria itu telah menciptakan suatu resonansi dengan kekuatan yang tersimpan di pusat bumi ini. Jika tidak, mustahil dia bisa menggunakannya dalam pertempuran.
Semua orang di sekitarnya mengangguk setuju. Jika kultivator dari Gunung Dewa Matahari itu dapat menggunakan kekuatan di dalam pusat bumi untuk bertarung sebelumnya, masuk akal bahwa jalur itu memang sudah terbentuk, hanya saja tidak ada cara yang bisa digunakan untuk menguasai kekuatan itu sepenuhnya!