Legenda Futian

Bantuan



Bantuan

3"Berkumpul," ujar Renhuang Chen dari atas langit. Tiba-tiba, beberapa sosok melesat menuju awan, kemudian mereka berhenti di samping Renhuang Chen.     

Mereka mengetahui apa yang ingin dilakukan oleh Renhuang Chen.     

Pada saat yang bersamaan, para kultivator dari pihak lawan juga berkumpul di area di bawah mereka. Tetua berjubah hitam itu mengangkat kepalanya untuk memandang Renhuang Chen. Dalam pertempuran sebelumnya, dia sudah bisa merasakan bahwa kekuatan lawannya ini melebihi kekuatannya sendiri, dan tongkat di tangan lawannya itu juga sangat luar biasa. Orang ini sangat mengerikan.     

Kemudian, tirai cahaya bintang di area itu mulai berputar, dan sinar-sinar cahaya bintang yang tak terhitung jumlahnya turun dari atas langit. Suara gemuruh yang keras bergema di udara. Setelah itu, bilah-bilah pedang bintang bermunculan di atas langit. Pada saat yang bersamaan, ketika Renhuang Chen mengulurkan tongkatnya ke depan, tongkat itu langsung terhubung dengan tirai cahaya bintang itu dan melahap cahaya bintang yang tak terbatas di sekelilingnya. Setelah itu, semuanya menyatu dan berubah menjadi sebilah pedang ilahi yang diarahkan ke bawah.     

Seberkas cahaya bintang ditembakkan ke arah langit. Rasanya seolah-olah semua cahaya bintang di sembilan langit telah dikerahkan pada tirai cahaya bintang itu, yang kemudian berubah menjadi pedang bintang yang sangat kuat.     

Setiap pedang bintang raksasa itu tampaknya berniat untuk mengubur seluruh penjuru dunia. Kultivator-kultivator dari Dunia Kegelapan bisa merasakan bahaya yang semakin mendekat. Masing-masing dari mereka mengeluarkan kekuatan Jalur Agung yang mengerikan dari tubuh mereka.     

Sosok terkemuka yang telah melewati Ujian Para Dewa itu ingin memusnahkan mereka sekaligus.     

Tatapan mata pemuda berjubah hitam itu masih sedingin es. Aurora dari Dewa Kematian ditembakkan dari kedua matanya. Di Dunia Kegelapan, pasukan tempat asalnya adalah salah satu pasukan terbaik di sana. Selain Istana Kegelapan dan beberapa pasukan lainnya, tidak ada orang lain yang berani bertindak kurang ajar di hadapan mereka, apalagi berupaya untuk membunuh mereka.     

Sekarang, di salah satu dunia yang ada di dalam Dunia Kosong, yang sudah lama terbengkalai, ternyata ada satu pasukan yang berniat untuk menghancurkan mereka.     

Tetua berjubah hitam itu memiliki ekspresi serius di wajahnya. Dia berdiri di depan pemuda itu. Para kultivator dari Dunia Kegelapan juga berkumpul di belakangnya. Kemudian, jubah hitamnya berkibar di udara, dan sebuah aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Sepertinya ada kumpulan awan hitam yang telah menutupi langit dan menghalangi cahaya bintang yang menakjubkan itu.     

Sebuah dunia neraka tampaknya telah muncul di area ini dan menutupi langit dan bumi. Sepertinya dunia ini juga ingin melahap Renhuang Chen dan kelompoknya yang berada di atas langit. Banyak bayangan iblis bermunculan di dalam area ini. Mereka semua memegang tombak kegelapan, palu iblis berwarna merah tua, sabit kematian, dan banyak senjata lainnya. Pemandangan yang dihasilkan tampak seperti neraka yang sesungguhnya.     

Selain itu, ada juga cahaya bencana yang berkilauan di sana. Itu adalah cahaya bencana dari dewa kematian; cahaya itu akan menghancurkan semua yang menghalangi jalannya.     

Sebuah pusaka yang mengerikan juga muncul di hadapan Tetua berjubah hitam itu, yang tampaknya dibentuk dari Roda Ilahi Jalur Agung. Sebuah kekuatan yang sangat dahsyat sepertinya tersimpan di dalamnya. Cahaya bencana itu bersinar tanpa henti. Sepertinya pusaka itu terbentuk dari sebuah benda ilmu hitam yang telah digabungkan dengan Roda Ilahi miliknya, sehingga menghasilkan sebuah pusaka yang sangat kuat.     

"Bunuh mereka!" Renhuang Chen berteriak dari atas langit. Tiba-tiba, cahaya bintang yang tak terbatas itu melesat menembus kegelapan dengan membawa kekuatan penghancur di dalamnya.     

Rentetan suara gemuruh yang mengerikan memenuhi langit saat pedang-pedang bintang itu menembus langit dan bumi. Disertai dengan pancaran cahaya suci yang menyilaukan, semua pedang itu melesat ke arah para kultivator dari Dunia Kegelapan. Semua kultivator itu pun mengeluarkan kekuatan Jalur Agung yang mengintimidasi saat mereka bersiap untuk menangkisnya. Sosok terkuat di antara mereka tentu saja adalah sang Tetua berjubah hitam, yang menangkis serangan tepat di depannya itu.     

Ketika pedang-pedang bintang itu menembus ke dalam dunia neraka, sosok-sosok iblis di dalamnya langsung menghantam mereka. Bilah-bilah pedang cahaya bencana juga ditembakkan ke arah mereka. Dalam sekejap, langit dan bumi sepertinya akan runtuh saat sebuah badai penghancur muncul di dalam neraka itu.     

*Boom, Boom, Boom* Pedang bintang yang berada di bagian tengah mengandung kekuatan yang paling besar. Saat pedang itu melesat ke bawah, sosok-sosok iblis itu langsung ditusuk dan dihancurkan olehnya. Para iblis itu tidak mampu menghentikannya.     

Ini juga merupakan pedang yang telah membunuh sosok terkemuka dari Gunung Dewa Matahari kala itu. Siapa pun bisa membayangkan betapa mengerikannya pedang tersebut.     

*Boom* Pedang itu menghantam targetnya. Layaknya satu sosok Dewa yang sedang menghentikan seorang pembunuh Dewa, pedang itu langsung ditembakkan ke arah para kultivator di bagian bawah. Tetua berjubah hitam itu memiliki ekspresi serius di wajahnya. Dia melemparkan mangkuk berwarna hitam di tangannya itu ke atas langit. Tiba-tiba, mangkuk hitam itu berubah menjadi sebuah area Jalur Agung yang melahap segalanya. Pedang bintang raksasa itu langsung dilahap oleh mangkuk hitam ini.     

Kemudian, di dalam mangkuk itu, cahaya bintang dan arus kegelapan penghancur itu meledak pada saat yang bersamaan. Suara ledakan yang keras terus menerus terdengar dari dalam mangkuk tersebut. Mangkuk hitam itu bergetar hebat. Di sisi lain, Tetua berjubah hitam itu mengangkat satu tangannya dan memegang mangkuk hitam tersebut. Gelombang kekuatan Jalur Agung mengalir ke dalam mangkuk itu, dan energi kegelapan di sekitarnya juga mengalir ke dalamnya, seolah-olah mencoba melahap semua kekuatan Jalu Agung yang ada di sana.     

Guncangan yang ditimbulkan menjadi semakin kuat. Tidak lama kemudian, dua sinar cahaya suci ditembakkan ke atas langit. Salah satunya adalah cahaya bintang, dan cahaya lainnya adalah cahaya bencana. Kedua cahaya itu saling bertautan satu sama lain.     

Di atas langit, jubah ungu yang dikenakan oleh Renhuang Chen juga mulai berkibar. Dia mengulurkan tangannya ke depan, dan kekuatan ilahi mengalir ke dalam tongkatnya dari bagian bawah. Kemudian, terdengar suara ledakan yang keras. Suara ledakan itu ternyata berasal dari mangkuk hitam milik sang Tetua berjubah hitam.     

Tetua berjubah hitam itu terdengar mengeluarkan sedikit geraman. Setelah itu, samar-samar terdengar suara dari suatu benda yang pecah dan retak. Kemudian, banyak orang terkejut saat mengetahui bahwa ada beberapa retakan yang muncul di bawah mangkuk hitam raksasa itu. Pedang-pedang cahaya bintang yang mengerikan mulai bermunculan dari dalam sana. Seolah-olah mereka akan meledak dari sana kapan saja.     

Jubah hitam Tetua itu disibakkan, dan dia mengarahkan jarinya pada mangkuk hitam tersebut. Kemudian, sebuah kekuatan Jalur Agung yang lebih dahsyat dari sebelumnya mengalir ke dalamnya. Dua aura yang berbeda itu pun bertabrakan di dalamnya.     

*Boom* Suara ledakan yang keras bergema di udara. Mangkuk hitam itu akhirnya terbuka. Di sisi lain, Tetua berjubah hitam itu memuntahkan darah segar dari mulutnya. Auranya juga melemah secara signifikan. Namun, meskipun mangkuk hitam itu telah rusak, pedang bintang itu juga telah dihancurkan dan tidak bisa lagi membunuh targetnya.     

"Dia berhasil menghancurkan sebuah Roda Ilahi dari Jalur Agung." Hati para kultivator dari Dunia Kegelapan berdebar kencang. Tetua itu adalah sosok yang telah melewati Ujian Para Dewa. Akan tetapi, saat ini dia benar-benar ditekan hingga seperti ini? Salah satu Roda Ilahi miliknya telah dihancurkan, dan dia juga terluka parah. Sepertinya hampir tidak mungkin baginya untuk pulih kembali.     

Satu serangan ini mampu menghancurkan masa depan sang Tetua berjubah hitam. Sepertinya dia tidak akan bisa melangkah lebih jauh, dan kultivasinya bahkan akan hancur.     

Namun, ini bukan saatnya untuk memikirkan hal-hal seperti itu. Saat ini, mereka bahkan tidak tahu apakah mereka bisa keluar hidup-hidup dari tempat ini, apalagi memikirkan masa depan.     

*Boom, Boom, Boom* Cahaya bintang mulai berkumpul lagi. Di atas langit, tirai cahaya bintang itu terus menerus menghasilkan kekuatan yang dahsyat. Sepertinya hal itu tidak akan berhenti sampai mereka dimusnahkan.     

Para kultivator dari Dunia Kegelapan menyadari bahwa mereka telah bertemu dengan lawan yang sangat kuat kali ini. Pihak lawan benar-benar berniat membunuh mereka hanya karena orang-orang awam yang mereka bunuh di beberapa dunia.     

*Brak*     

Namun, pada saat ini, tirai cahaya bintang itu tiba-tiba bergetar hebat. Area tempat mereka berada saat ini telah tersegel. Namun, melihat terjadinya guncangan sedahsyat ini, sudah bisa ditebak bahwa ada seseorang yang melancarkan serangan dari luar.     

Renhuang Chen mengirimkan jiwa spiritualnya ke bagian luar dari area yang disegel ini dan melihat bahwa ada banyak kultivator yang telah muncul di sana. Kemudian, suara ledakan yang keras kembali terdengar. Beberapa retakan muncul di permukaan tirai cahaya bintang itu hingga akhirnya hancur berkeping-keping. Jauh di atas langit, banyak kultivator muncul dari berbagai arah dan berdiri tegak di tempat masing-masing. Aura yang terpancar dari tubuh mereka sangat mengerikan. Mereka semua adalah kultivator tingkat tinggi.     

Melihat pemandangan di depan mereka, tatapan mata para kultivator dari Dunia Kegelapan di bagian bawah tidak lagi terlihat muram. Seseorang telah datang kemari untuk menyelamatkan mereka!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.