Legenda Futian

Batu Ilahi Matahari



Batu Ilahi Matahari

1Di antara para kultivator yang datang ke titik pusat dari Dunia Matahari, banyak sosok terkemuka yang mengkultivasi Jalur Agung Api. Mereka berdiri di depan badai itu dan merasakan kekuatan di dalamnya, tubuh mereka merinding di hadapan aura seperti itu. Itu adalah sumber dari Jalur Agung Api yang mereka rasakan selama ini, dimana setiap untaian aura yang mengalir itu mengandung kekuatan ilahi di dalamnya.     

Apakah mereka berani menjelajahinya?     

Banyak orang memikirkan hal yang sama, tetapi mereka dengan cepat mengabaikannya. Mereka menyadari bahwa nyaris mustahil bagi mereka untuk melakukan hal tersebut. Bagaimanapun juga, Istana Divine Solar telah berada di sini selama bertahun-tahun, dan bahkan kultivator yang datang ke Dunia Bawah dari Gunung Dewa Matahari itu tidak dapat mencapai benda ilahi di dalam sana, meskipun dia-lah yang membuka jalur ini. Jika kultivator dari Gunung Dewa Matahari itu saja tidak bisa melakukannya, bagaimana mungkin mereka bisa melakukannya?     

Tentu saja, jangankan mendapatkannya, apakah mereka bisa masuk ke dalam sana dan menggunakan kekuatan benda ilahi itu untuk berkultivasi layaknya kultivator dari Gunung Dewa Matahari itu?     

Sementara para kultivator sedang mempertimbangkan konsekuensi untuk masuk ke dalam sana, beberapa orang sudah berjalan mendekat. Salah satu sosok terkemuka dengan tubuh yang bermandikan cahaya api ilahi tampak berjalan memasuki badai itu tanpa ragu-ragu. Sosoknya langsung menjadi buram akibat badai yang bergejolak itu, namun bayangannya samar-samar masih bisa dilihat di dalam badai api tersebut. Dia terus bergerak menuju titik pusat badai.     

Hal ini menyebabkan kultivator lainnya merasa gelisah; apakah mereka sebaiknya mencoba masuk ke dalam sana?     

Mungkin saja ada bahaya yang menanti mereka di dalam badai tersebut.     

Di antara kerumunan kultivator dari Akademi Heavenly Mandate, tatapan mata semua orang saat ini tertuju pada Ye Futian. Renhuang Chen bertanya, "Apakah kau ingin masuk ke dalam sana?"     

"Mmm," Ye Futian menganggukkan kepalanya.     

"Itu terlalu berbahaya," ujar Renhuang Chen. "Badai ini sangat kuat. Kekuatan Jalur Agung Api di lapisan terluarnya mungkin setara dengan kekuatan Jalur Agung dari beberapa kultivator kuat yang hadir di sini. Jika kita bersikeras untuk masuk lebih dalam menuju bagian pusat, bahkan aku mungkin tidak akan bisa menahan kekuatan yang kuterima nantinya. Ini pasti alasan mengapa kultivator dari Gunung Dewa Matahari itu mengalami kegagalan."     

"Di antara Sembilan Dunia Jalur Supremasi di Dunia Asal, terdapat dua dunia yang saling melengkapi satu sama lain: Dunia Bayangan dan Dunia Matahari. Kedua dunia ini memiliki kemiripan satu sama lain. Saya telah memasuki bagian inti dari Dunia Bayangan sebelumnya," ujar Ye Futian pada Renhuang Chen. Jejak-jejak aura mengalir di sekitarnya dan menghasilkan hawa dingin yang samar. Ketika Renhuang Chen merasakan aura ini, tatapan matanya sedikit menajam saat dia memandang Ye Futian.     

Sepertinya Ye Futian telah menemui banyak peluang Jalur Agung sebelum dia mendapatkan warisan dari Kaisar Agung Ziwei. Jika benar demikian, mungkin selama ini dia berpikir terlalu berlebihan. Seharusnya Ye Futian mengetahui sampai dimana batas kemampuannya.     

"Karena Pemimpin Istana memiliki pengalaman serupa sebelumnya, maka aku tidak akan mengatakan apa-apa lagi. Namun, harap berhati-hati. Bagaimanapun juga, masih ada beberapa risiko yang harus dihadapi di dalam sana; izinkan aku ikut masuk ke dalam sana bersamamu. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, maka aku dapat membantumu," ujar Renhuang Chen.     

"Baiklah kalau begitu." Ye Futian mengangguk dan tidak menolak niat baik yang diajukan oleh Renhuang Chen. Kemudian dia berjalan ke depan dengan didampingi oleh Renhuang Chen dan yang lainnya. Bahkan Renhuang Chen tampak mengawasinya dengan seksama untuk memastikan keselamatan Ye Futian.     

Sebelum mereka memasuki badai itu, Renhuang Chen samar-samar bisa mendeteksi sebuah aura yang tidak biasa mengalir di sekujur tubuh Ye Futian. Aura ini menyebar ke sekelilingnya dan sepertinya berubah menjadi dahan-dahan dan dedaunan yang tak terlihat. Ketika aura ini bertemu dengan aura api yang menyerang, aura itu ternyata mampu melahapnya.     

Hal ini membuat Renhuang Chen menjadi semakin takjub. Dia memandang pria berambut abu-abu di depannya itu dan merasa bahwa Ye Futian kini menjadi semakin misterius.     

*Boom* Aura Jalur Agung yang mengerikan terpancar dari tubuh Ye Futian. Karena tubuhnya sudah menjadi tubuh Jalur Agung, suara gemuruh dapat terdengar dari dalam tubuhnya. Cahaya suci mengalir di sekujur tubuhnya saat dia berjalan ke dalam badai itu dengan santai. Hebatnya, bahkan di tingkat Plane-nya saat ini, dia tidak terbakar oleh kekuatan api dari Jalur Agung itu.     

Dengan menjadikan tubuhnya sebagai titik pusat, sebuah Fenomena aneh sedang terjadi di sana. Kobaran api yang memenuhi badai itu kini telah berubah menjadi sebuah tornado yang mengelilingi sosok Ye Futian. Tornado itu memasuki tubuhnya sedikit demi sedikit hingga akhirnya lenyap tak bersisa.     

Pada saat ini, Renhuang Chen menyadari bahwa Ye Futian masih memiliki rahasia yang tidak diketahui oleh siapa pun.     

Mungkin aura Kaisar Agung Ziwei memilihnya karena suatu alasan, dan kemungkinan itu ada hubungannya dengan hal ini.     

Beberapa orang yang telah masuk ke dalam lubang api itu memilih untuk berhenti di sini, merasakan kekuatan Jalur Agung itu dengan tenang atau mencoba menggunakannya untuk berkultivasi. Sesekali, beberapa dari mereka akan terus bergerak ke depan untuk melihat sampai dimana mereka bisa melanjutkan perjalanan ini.      

Kultivator lainnya juga melakukan hal yang sama, mereka semua ingin melangkah lebih dalam.     

Ye Futian dan Renhuang Chen terus bergerak ke depan. Di dalam badai yang mengerikan ini, semakin jauh mereka melangkah, mereka mendapati bahwa warna kobaran api yang mereka temui menjadi semakin gelap. Bahkan mendekati bagian inti, warna kobaran apinya terlihat seperti darah, sehingga menghasilkan pemandangan yang sangat mengejutkan untuk dilihat.     

Dan semua energi api itu tampaknya berasal dari bagian inti.     

Saat mereka terus bergerak, langkah Ye Futian perlahan-lahan juga mulai melambat, dan semakin banyak kultivator yang berhenti melangkah, merasa kesulitan untuk terus bergerak ke depan. Mereka telah memasuki area yang lebih dalam, dimana sulit bagi sosok terkuat di antara mereka untuk bergerak lebih jauh. Hanya mereka yang telah melewati Ujian Para Dewa yang berani menjelajah lebih dalam.     

Renhuang Chen, yang mengikuti Ye Futian dari belakang, juga bisa merasakannya. Jika dia melangkah semakin dalam, mungkin dia juga tidak akan bisa melanjutkan perjalanan.     

Jejak-jejak dari Cahaya Kaisar mengalir di sekitar tubuh Ye Futian, yang kini sudah menjadi tubuh Jalur Agung. Ada juga cahaya api ilahi yang mengalir di sekitarnya, dan tubuhnya tampak dipengaruhi oleh kekuatan api di tempat ini secara perlahan-lahan.     

Dia berhenti sejenak. Meskipun tingkat Plane-nya tidak sekuat sekarang, namun dia ingat ketika tubuhnya membeku dan hampir kehilangan nyawanya di Dunia Bayangan. Saat ini, tingkat Plane-nya jelas jauh lebih tinggi, namun kekuatan Api Dewa Matahari itu tentu saja tidak kalah mengancam jika dibandingkan dengan kekuatan bayangan kala itu. Jika dia tidak mampu menahannya, maka konsekuensinya bukanlah dibekukan, melainkan dibakar menjadi abu tanpa ada harapan untuk kembali.     

Ada beberapa pergerakan yang tidak biasa di dalam Istana Kehidupannya, dan Pohon Dunia terus berayun-ayun ke arah anggota tubuh dan ototnya, melindungi tubuh fisiknya yang tidak dapat dihancurkan itu jika terjadi situasi yang tidak terduga. Pada saat yang bersamaan, dahan-dahan itu berubah menjadi kekuatan tak terlihat yang menyebar ke area di sekitarnya saat Pohon Dunia kembali bereaksi di dalam Istana Kehidupannya.     

Pada saat ini, tubuh Ye Futian sepertinya telah berubah menjadi sebuah pohon suci. Dia mengangkat telapak kakinya dan kembali melangkah ke depan.     

Renhuang Chen memandang Ye Futian dan sempat merasa ragu sebelum mengikutinya ke depan, bergerak semakin dalam menuju bagian pusat.     

Saat ini, tubuh Ye Futian bertindak seperti tubuh monster. Di bawah tatapan mata Renhuang Chen, Ye Futian melahap aura api di sekelilingnya tanpa henti. Saat semua aura itu memasuki tubuhnya, mereka tampak seperti dihisap ke dalam sebuah jurang yang tak berdasar.     

"Teknik macam apa ini?" Renhuang Chen bergumam dalam hati setelah menyaksikan pemandangan yang spektakuler ini. Tampaknya kekhawatirannya tidak beralasan. Di dalam tempat ini, dia mungkin tidak lebih kuat dari Ye Futian. Saat ini, dia sudah menerima tekanan yang kuat, dan pertahanan bintang miliknya mulai melemah. Jika dia melangkah lebih jauh, mungkin dia tidak akan bisa melanjutkan perjalanan.     

"Pemimpin Istana." Renhuang Chen memanggil Ye Futian ketika dia memikirkan hal ini, dan Ye Futian pun menoleh untuk memandangnya. Kemudian dia mendengar Renhuang Chen berkata, "Aku hanya bisa berjalan sampai di sini saja."     

"Mmm," Ye Futian hanya mengangguk dan kembali melangkah menuju bagian inti. Ketika Renhuang Chen menyaksikan hal ini, dia tidak tahu harus berkata apa.     

Selain dirinya, tatapan mata sosok-sosok terkemuka di belakang mereka juga menajam. Bagaimana caranya Ye Futian bisa melakukan hal ini?     

Tidak butuh waktu lama sebelum Ye Futian memasuki area di dekat bagian inti. Kobaran api di sana berwarna merah tua dan tampak mengerikan; rasanya seolah-olah kobaran api itu bisa melahap banyak orang sekaligus. Di bawah pancaran cahaya suci, segala sesuatu yang ada di area ini tampak terbakar, kecuali sebuah area kecil tempat Ye Futian berdiri.     

Ye Futian bisa melihat titik pusat badai ini di bagian depan; mata badai itu terlihat seperti sebuah kristal, yang membuat mata siapa pun yang memandangnya kesakitan.     

"Apakah ini adalah Batu Ilahi Matahari?" Ye Futian bergumam dalam hati. Kekuatan ini tidak kalah mengerikan dari Kekuatan Yin. Kobaran api matahari yang dipancarkan sangatlah murni!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.