Wasiat Kaisar Agung
Wasiat Kaisar Agung
Para kultivator yang pergi lebih awal tampaknya telah menemukan sesuatu. Mereka mulai berpencar dan pergi ke arah yang berbeda-beda.
"Sepertinya ada peralatan-peralatan ritual yang ditinggalkan di sini," ujar Dou Zhao di samping Ye Futian. Ye Futian tentu saja juga melihat hal ini. Tampaknya ada peralatan-peralatan ritual yang melayang di antara bintang-bintang di dunia galaksi yang luas ini.
"Mungkin mereka adalah benda-benda yang digunakan oleh Ziwei Agung di masa lalu. Mengingat tingkat kultivasi yang dimiliki oleh Ziwei Agung kala itu, setiap benda yang digunakan olehnya pasti mengandung jejak-jejak aura kaisar di dalamnya," Gu Dongliu menambahkan dari bagian samping.
Namun, mereka terus bergerak ke atas tanpa berhenti sedikit pun. Di antara langit berbintang itu, mereka sepertinya melihat cahaya bintang di tempat yang sangat jauh. Saat mereka perlahan-lahan mendekati cahaya bintang ini, pancaran cahayanya menjadi semakin jelas.
"Itu adalah...tulisan," ujar seseorang.
Banyak orang mendapati banyak rune yang melayang di udara. Sepertinya rune-rune itu adalah semacam tulisan.
Semua rune itu terbentuk dari cahaya bintang, melayang tanpa henti di dalam galaksi, kekal dan tidak bisa dihancurkan.
Pada akhirnya, banyak orang melihat tulisan yang melayang di galaksi itu. Hati mereka berdebar kencang saat menyaksikan hal ini. Apakah ini adalah tulisan dari sang Kaisar Agung?
Sebaris tulisan yang dia buat terukir untuk selamanya di dunia bintang ini.
"Apakah ini adalah wasiat dari sang Kaisar Agung?" ujar seseorang yang memahami tulisan itu dengan hati berdebar. Sepertinya ini adalah wasiat dari sang Kaisar Agung.
Kelompok Ye Futian juga melihat sebaris tulisan yang melayang di atas langit itu, dan mereka bisa memahami maksudnya.
Masing-masing huruf itu tampaknya berdiri sendiri. Namun, huruf-huruf itu dapat dibaca secara bersamaan dan membentuk satu paragraf yang utuh.
"Dalam Perang Jalur Surgawi ini, semua jenis kehidupan akan menghadapi bencana. Aku akan ikut bergabung dalam pertempuran, dan aku tidak tahu kapan aku akan kembali. Aku akan menyegel Pecahan Ziwei dengan tanganku sendiri. Bahkan jika aku binasa, auraku akan tetap ada untuk melindungi Pecahan Ziwei dari kehancuran."
Sebaris rune ini melayang tinggi di atas langit dan tampak menakjubkan. Rasanya seolah-olah mereka ditinggalkan di sini tepat sebelum Ziwei Agung pergi untuk menemui ajalnya.
Pertempuran seperti apakah Perang Jalur Surgawi itu?
Ziwei Agung bahkan ikut berpartisipasi di dalamnya. Siapa yang menjadi lawannya?
Kehendak langit? Para dewa lainnya?
Sebenarnya rahasia macam apa yang tersimpan di balik runtuhnya Jalur Surgawi? Apa yang terjadi kala itu? Apakah itu adalah pertempuran antara para dewa? Lalu kenapa perang itu berujung pada kehancuran para dewa? Apa yang sebenarnya terjadi di zaman kuno?
Setelah perang itu berakhir, Jalur Surgawi runtuh dan Zaman Para Dewa berubah menjadi catatan sejarah.
Ye Futian teringat akan Kaisar Agung Shenjia. Pada awalnya, tidak ada Jalur Agung di dunia ini, dan sang Kaisar Agung tidak percaya pada Jalur Surgawi.
Tubuh fisik Kaisar Agung Shenjia memang tak terkalahkan, namun dia tetap tewas dalam perang. Di sisi lain, Ziwei Agung adalah penguasa dari Pecahan Ziwei. Dia adalah Ziwei Agung yang legendaris. Namun, sebelum dia pergi berperang, dia meramalkan bahwa dia akan binasa. Pertempuran sengit macam apa yang mereka jalani kala itu?
Rasanya seolah-olah catatan sejarah di masa ini telah tersegel. Mungkin hanya beberapa sosok dewa di dunia ini yang mengetahui kebenaran di balik perang besar di masa lalu itu.
Namun, Ziwei Agung masih meninggalkan auranya dan melindungi Pecahan Ziwei dari kehancuran selama bencana itu berlangsung. Keberanian dan kekuatan semacam ini memang luar biasa. Dia layak menjadi sosok yang mampu mengguncang dunia.
Para kultivator yang datang hari ini semuanya memiliki latar belakang yang luar biasa. Mereka berasal dari berbagai macam pasukan terkemuka dan mengetahui tentang hal-hal ini sampai batas tertentu. Justru karena hal inilah mereka jadi semakin penasaran mengenai kebenarannya. Mereka penasaran apa yang telah terjadi di zaman itu, seperti apakah pertempuran kala itu, bagaimana bisa zaman itu berujung pada hancurnya para dewa, dan bagaimana semua itu menyebabkan runtuhnya Jalur Surgawi.
Mereka berharap dapat melakukan perjalanan menembus ruang dan waktu dan kembali ke zaman itu untuk menyaksikan perang antar dewa. Itu adalah sebuah pertempuran yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan ada bandingannya di masa depan. Di masa sekarang, mustahil untuk membayangkan seperti apa dahsyatnya pertempuran kala itu.
"Huh?" Pada saat ini, kelompok Ye Futian melihat banyak kultivator melesat ke arah rune-rune itu. Ekspresi mereka menjadi aneh saat menyaksikan pemandangan ini. Apa yang sedang dilakukan oleh kultivator-kultivator itu?
"Ada sebuah kuas di sana," ujar Chen Yi saat cahaya suci bersinar dari kedua matanya. Dia melihat sebuah kuas melayang di antara rune-rune itu. Kuas tersebut memancarkan cahaya bintang yang samar.
Kala itu, Ziwei Agung telah mengukir rune-rune ini ke dalam ruang hampa. Jika dia memang menggunakan kuas ini untuk melakukannya, itu berarti kuas ini memiliki kemampuan yang luar biasa. Kuas yang digunakan Kaisar Agung untuk menulis, bahkan jika itu adalah sebuah benda biasa, tentu saja akan menjadi luar biasa. Lagipula, segala sesuatu yang digunakan Kaisar Agung tidak mungkin biasa-biasa saja.
Mungkin kuas ini adalah sebuah kuas ilahi.
Para kultivator itu bergerak ke atas langit. Meskipun mereka dapat melihat rune-rune itu dengan jelas, namun jarak di antara mereka masih sangat jauh. Semua rune itu berada jauh di atas langit.
"Ayo kita juga pergi ke sana," ujar seseorang di samping Ye Futian. Kelompok mereka pun naik ke atas langit dan mengikuti jalur bintang itu. Setelah beberapa lama, mereka mendapati bahwa beberapa kultivator telah tiba di sana, dan sebuah pertempuran besar terjadi dalam sekejap mata. Mereka tampaknya sedang memperebutkan kuas itu.
Kuas itu memang benda ilahi yang ditinggalkan oleh Kaisar Agung. Keberadaannya langsung menimbulkan pertempuran antara orang-orang yang ingin mendapatkannya.
"Kau ingin pergi ke sana?" Fang Huan bertanya pada Ye Futian. Saat ini, Ye Futian telah menjadi sosok terpenting di kelompok mereka.
"Tidak," jawab Ye Futian saat dia menyaksikan apa yang sedang terjadi di sana. "Aku merasa situasi saat ini tidak sesederhana apa yang kita lihat."
"Kenapa kau merasa begitu?" tanya Fang Huan.
"Jika kuas itu memang sebuah benda ilahi, kenapa kuas itu ditinggalkan di sini?" Fang Gai memberikan tanggapan sebelum Ye Futian sempat menjawabnya. Orang-orang di sekitarnya juga menyadari hal ini dan ekspresi mereka menjadi aneh saat menatap kuas tersebut.
Apalagi mereka hanya tamu yang diundang ke tempat ini.
Jika kuas itu benar-benar sebuah benda ilahi yang bisa dibawa pergi, seharusnya kuas itu tidak akan berada di sini.
Kecuali kuas itu sengaja diletakkan di sana untuk memicu konflik.
Tentu saja, orang-orang yang sedang memperebutkan kuas itu mungkin sudah menyadari hal ini. Namun, dihadapkan dengan sebuah benda ilahi di depan mata mereka, bahkan jika ada trik yang digunakan di dalamnya, mereka tetap akan mencoba untuk mendapatkannya.
"Mengingat ada begitu banyak pasukan dari dunia luar yang berkumpul di sini, Istana Kekaisaran Ziwei pasti sudah merencanakan semuanya dengan matang. Strategi terbaik yang dapat digunakan oleh Istana Kekaisaran Ziwei, adalah membagi sebaran kekuatan dan menaklukkan lawan-lawannya, membiarkan konflik muncul di antara pasukan-pasukan dari dunia luar," lanjut Fang Gai. Jika benar demikian, kemungkinan besar pihak Istana Kekaisaran Ziwei sudah memasang jebakan sebelum para kultivator dari dunia luar tiba di sini.
Metode yang paling efektif adalah dengan menempatkan harta karun untuk mereka perebutkan. Istana Kekaisaran Ziwei juga perlu berkorban untuk melakukannya. Kalau tidak, para kultivator dari berbagai macam pasukan mungkin tidak akan tertarik dengan harta karun itu.
Ye Futian memandang langit berbintang di sekitarnya. Kemudian dia berkata dengan suara pelan. "Kala itu, Ziwei Agung berkultivasi di langit berbintang ini. Bagaimana bisa seseorang mendeteksi aura sang Kaisar Agung dari jarak yang begitu jauh?
Jika ajaran dari Ziwei Agung memang tersimpan di sini, apa yang harus mereka lakukan untuk bisa mendapatkannya?
Para kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei pasti sudah mencoba mendapatkannya selama bertahun-tahun. Namun, mengenai apakah mereka berhasil melakukannya atau tidak, tidak ada yang tahu akan hal tersebut.
"Mungkinkah Istana Kekaisaran Ziwei sedang mempermainkan kita? Mereka memang memang mengundang kita kemari. Namun pada kenyataannya, tidak ada apa pun di sini?" Duan Qiong bertanya dengan nada curiga.
Setelah berpikir sejenak, Fang Gai berkata, "Mereka mungkin tidak akan melakukan hal itu. Pemimpin Istana telah mengizinkan kita untuk datang kemari. Paling tidak, ini adalah tempat dimana Ziwei Agung pernah berkultivasi. Tulisan itu pasti juga asli. Jika tulisan itu palsu, akan sulit untuk merahasiakannya dari berbagai macam pasukan yang datang kemari. Hal itu malah akan menjadi bumerang bagi mereka." Duan Qiong mengangguk sebagai tanggapan. Meskipun kuil ilahi bintang ini sangat megah dan indah, dia tidak melihat ada sesuatu yang aneh saat ini.
"Aku jadi penasaran setinggi apa kuil ilahi bintang ini. Ayo kita kembali bergerak," ujar Ye Futian. Kelompok itu pun melanjutkan penjelajahan mereka, berusaha mengungkap rahasia yang tersimpan di tempat Ziwei Agung berkultivasi ini!