Legenda Futian

Pembantaian



Pembantaian

3Tatapan mata Gai Cang tiba-tiba berubah. Melihat Ye Futian yang kini berjalan ke arahnya, ada ketakutan yang tersirat di matanya. Kekuatan ini begitu dahsyat sehingga mampu menghempaskan dan menghancurkan segalanya; bahkan kultivator dari Gunung Dewa Matahari, yang telah selamat dari Ujian Para Dewa itu harus menghindar ke kejauhan, apalagi dirinya.     

*Whoosh* Cahaya suci yang dipancarkan sangatlah menakjubkan. Gai Cang—pemimpin dari Negeri Ilahi Emas—bergegas mundur tanpa melakukan perlawanan dan melarikan diri ke udara, berusaha menjauh dari area ini. Sudah jelas, semua orang terkejut saat melihat hal ini. Bahkan sebagai sosok dengan tingkat kultivasi yang sangat tinggi, pilihannya untuk melarikan diri ini jelas tidak terduga. Tapi Sosok Shenjia Agung memang sangat mengerikan.     

Pemandangan ini menimbulkan ketakutan di dalam hati para kultivator dari Dunia Asal yang bermusuhan dengan Ye Futian. Setelah Ye Futian berhasil membunuh Gai Cang, apakah mereka akan menjadi target selanjutnya?     

Ada seberkas cahaya yang mengerikan di mata Kaisar Agung Shenjia, dan sinar-sinar cahaya suci langsung ditembakkan ke arah langit. Rasanya seolah-olah ada huruf-huruf ilahi yang tiba di langit di atas Gai Cang dan membentuk sebuah area penyegel dari Jalur Agung di sana.     

Tubuh Gai Cang menghantamnya dengan keras, namun dia tetap tidak bisa menembusnya. Ekspresinya kini menjadi semakin muram. Ketika dia menoleh, dia melihat bahwa tubuh Kaisar Agung Shenjia sudah berada di dekatnya, yang tentu saja masih dikendalikan oleh Ye Futian. Tanpa ragu-ragu, sosok itu mengangkat tongkat di kedua tangannya dan mengayunkannya ke bawah. Dalam sekejap, sebuah retakan kegelapan yang mengerikan telah muncul dan mengoyak ruang hampa.     

Gai Cang berteriak saat cahaya suci keemasan itu melesat ke atas langit. Satu sosok yang menyerupai dewa telah muncul sambil mengerahkan sebuah tombak emas ke udara, berusaha menangkis serangan dari sang Kaisar Agung.     

Namun, retakan berwarna hitam pekat yang mengerikan itu turun bersama dengan bayangan tongkat tersebut, menghancurkan sosok yang menyerupai dewa itu dan meledakkannya hingga hancur berkeping-keping. Ada keputusasaan di kedua mata Gai Cang. Meskipun dia telah mengeluarkan cahaya emas yang tak terbatas, dia masih belum bisa menghentikan serangan yang membuat tubuhnya terkoyak dan hancur itu.     

*Brak* Ketika serangan ini mendarat, segala sesuatunya menghilang dalam sekejap. Semua orang melihat Gai Cang—pemimpin dari Negeri Ilahi Emas, menghilang tak berbekas—jiwa spiritual dan rohnya tercerai-berai, dan dia tewas terbunuh oleh satu ayunan tongkat. Selain itu, tidak ada seorang pun yang membantunya selama proses ketika dia dibunuh. Mereka hanya menyaksikan seorang kultivator terkemuka binasa tanpa bisa melakukan apa pun.      

Negeri Ilahi Emas kini telah kehilangan pemimpinnya, dan mereka jelas akan mengalami kemunduran di masa depan.     

Banyak orang bisa merasakan hati mereka berdebar kencang. Para kultivator dari Klan Dewa, Klan Dewa Bela Diri, Jian Ao dari Akademi Tianshen, dan banyak sosok terkemuka lainnya kini merasa ketakutan. Gai Cang adalah sekutu mereka yang pernah bertarung berdampingan dengan mereka saat melawan Ye Futian dan Akademi Heavenly Mandate kala itu.     

Namun pada saat ini, setelah mereka menyaksikan kematian Gai Cang, mereka pasti merasa sedih dan putus asa.     

Dan bagaimana jika mereka menjadi target Ye Futian berikutnya?     

Sekarang setelah Ye Futian memegang kendali atas jasad suci Kaisar Agung Shenjia, siapa yang mampu melawannya? Tidak ada satu pun sosok terkemuka dari Dunia Asal yang memenuhi syarat untuk bersaing dengannya; nasib mereka mungkin akan berakhir seperti Gai Cang, yang langsung dihabisi oleh satu serangan tongkat.     

Sementara itu di kejauhan, beberapa kultivator dari Negeri Ilahi Emas ikut menjadi saksi dari hasil akhir yang mengejutkan ini. Saat ini mereka merasakan kesedihan yang mendalam.     

Pemimpin mereka telah tewas terbunuh dengan begitu mudahnya dalam pertempuran?     

Ye Futian membunuhnya di hadapan semua orang. Pemimpin mereka telah dieksekusi. Namun, bukankah semua pasukan ini telah mengepung Ye Futian?     

Dan sekarang mereka semua dikalahkan oleh satu orang, yang telah memaksa mereka untuk mundur. Tidak ada seorang pun yang berani berdiri di hadapannya.     

"Gai Cang."     

Masih ada kultivator terkemuka lainnya di Negeri Ilahi Emas—Gai Qiong. Setelah menyaksikan kematian saudaranya sendiri, yang tewas di depan matanya saat dia benar-benar dibuat tak berdaya, dia tahu bahwa bahkan jika dia turun tangan dalam pertempuran ini, hasilnya tidak hanya akan sama, tetapi dia juga akan kehilangan nyawanya sendiri.     

Pada saat ini, sosok Kaisar Agung Shenjia menoleh dan memandang ke arah Gai Qiong, seolah-olah perhatiannya teralihkan oleh suara pria tersebut.     

"Gai Qiong, kau berkultivasi di Istana Kekaisaran sebagai bawahan dari Kaisar Agung. Tapi kau malah berkomplot dengan kultivator dari dunia luar untuk memicu konflik internal di dalam Prefektur Ilahi. Selain itu, kau telah berkali-kali menempatkanku dalam bahaya sebelumnya, jadi hukuman yang akan kau terima hari ini semoga bisa dimaklumi oleh Istana Kekaisaran."     

Ketika dia selesai berbicara, seberkas cahaya suci yang menyilaukan terpancar dari tubuh Kaisar Agung Shenjia. Sosoknya melesat menembus ruang hampa dengan kecepatan tinggi, dan tongkat di tangannya kembali diayunkan ke bawah.     

Ekspresi Gai Qiong berubah secara tiba-tiba. Satu sosok yang menyerupai dewa kini telah muncul di antara langit dan bumi. Kedua telapak tangannya dikerahkan ke depan, dan dalam sekejap, dua jejak telapak tangan raksasa ditembakkan untuk menghentikan serangan tombak tersebut.     

Namun, retakan-retakan kegelapan yang mengerikan itu masih bermunculan saat area itu runtuh, dan terdapat arus udara yang bergejolak di antara langit dan bumi. Tongkat ini tampaknya telah menembus Dunia Asal, bahkan mempengaruhi kekuatan Jalur Agung di dunia ini.     

*Brak* Suara keras kembali terdengar di sana, dan satu sosok terkemuka lainnya telah tewas terbunuh. Seorang kultivator dari Istana Kekaisaran terbunuh oleh satu serangan yang dilancarkan oleh Ye Futian. Rohnya tersebar dan menghilang menjadi ketiadaan.     

Serangannya sangatlah mematikan. Ye Futian, yang memiliki kendali atas jasad suci Kaisar Agung Shenjia, dapat menggunakan kekuatan yang terkandung di dalam jasad suci itu untuk menampilkan sebuah kekuatan pemusnah yang dahsyat. Setiap serangan yang dia keluarkan memiliki kemampuan untuk mengoyak dan menghancurkan ruang hampa; bahkan sosok-sosok terkemuka itu tidak mampu menangkis serangannya.     

Dalam sekejap mata, dua sosok terkemuka telah tewas terbunuh. Keduanya adalah saudara, mereka berdua adalah pilar utama bagi Negeri Ilahi Emas.     

Kematian dua sosok terkemuka ini menandakan berakhirnya riwayat dari Negeri Ilahi Emas. Mereka tidak bisa lagi dianggap sebagai salah satu pasukan terkemuka dan kemungkinan besar akan membubarkan diri di masa depan.     

"Siapa yang bisa bersaing dengan Ye Futian saat ini?" Para kultivator ini merinding, terutama mereka yang merupakan musuh bebuyutan Ye Futian. Awalnya mereka ingin mengepung Ye Futian dan menghancurkannya, namun mereka mendapati fakta bahwa Ye Futian adalah sosok terkuat di antara mereka setelah dia menggunakan kekuatan dari jasad suci Kaisar Agung Shenjia. Tidak ada seorang pun yang bisa menghentikannya.     

Medan pertempuran kini telah meluas, sementara para kultivator dari berbagai macam pasukan telah melarikan diri ke kejauhan, tidak berani berada terlalu dekat dengan area tersebut. Mereka khawatir serangan mendadak yang dilancarkan oleh Ye Futian dapat membuat mereka mengalami nasib yang sama seperti Gai Qiong dan Gai Cang.     

Semua kultivator ini telah dibuat terkesima oleh satu orang.     

Bagi para kultivator dari Wilayah Shangqing, situasi ini seperti déjà vu dari pertempuran yang terjadi di luar Desa Empat Sudut. Ye Futian juga menggunakan kekuatan mengerikan dari jasad suci Kaisar Agung Shenjia untuk menghentikan dan membantai semua orang yang menghalangi jalannya.     

Para kultivator dari Dunia Kegelapan dan Dunia Empty Divine sedang menunggu dan menyaksikan semuanya dari kejauhan. Mereka tidak punya niatan untuk bergerak, karena mereka juga tidak sedang terburu-buru. Setelah para kultivator dari Prefektur Ilahi saling membunuh satu sama lain, mereka kemudian akan menilai kehebatan Ye Futian saat mengendalikan jasad suci Kaisar Agung Shenjia. Jika dia mampu mempertahankan penampilannya di tingkat tertinggi ini, maka akan sulit bagi mereka untuk menghadapinya.     

Di sini, tidak ada seorang pun yang bisa berhadapan dengan Ye Futian secara langsung. Di antara para kultivator yang hadir di sini, sosok yang paling kuat adalah mereka yang berhasil selamat dari Ujian Para Dewa tahap pertama. Seperti yang dibuktikan oleh kultivator pada tingkatan ini dari Gunung Dewa Matahari sebelumnya, dia dihempaskan oleh Ye Futian secara langsung dan tidak berani lagi mencoba bertarung dalam jarak dekat melawan Ye Futian.     

Di kejauhan, tepatnya di atas sebuah bar, Mei Ting tampak berdiri di sana dengan tenang. Tidak peduli perubahan semengerikan apa pun yang terjadi di atas sana, dia tetap tidak bergerak dari tempatnya. Akan tetapi, tatapan matanya yang tertuju pada tubuh Kaisar Agung Shenjia kini menjadi agak berbeda. Keingintahuannya tentang Ye Futian menjadi semakin kuat. Orang seperti apakah dia sehingga dia mampu mencapai hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain?     

Melihat pencapaiannya dalam mengendalikan jasad suci Kaisar Agung Shenjia dan mendapatkan warisan milik Kaisar Agung Ziwei, tidak heran Yu Sheng bersedia mengikutinya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.