Legenda Futian

Tak Terkalahkan



Tak Terkalahkan

0Para kultivator yang menyerang Ye Futian sebelumnya tidak terlihat terlalu senang sekarang. Dalam situasi seperti ini, jangankan membunuh Ye Futian dan merebut warisan serta jasad suci Kaisar Agung Shenjia, melindungi diri mereka sendiri saja sudah menjadi sebuah masalah besar.     

"Singkirkan jasad suci itu dan incar tubuh aslinya," seseorang memberikan saran. Dalam sekejap, mata beberapa sosok terkemuka berkilat. Ini adalah sebuah rencana yang masuk akal. Pertama-tama, mereka harus menyingkirkan tubuh Kaisar Agung Shenjia, yang kini dikendalikan oleh Ye Futian.     

"Maju."     

Saat suara itu terdengar, seseorang langsung mengambil tindakan. Para kultivator dari Klan Dewa memancarkan aura yang mengerikan dari tubuh mereka, dan sebuah badai spasial muncul di sana. Badai itu mengoyak ruang hampa dan bahkan mengandung kekuatan untuk mencabik-cabik jiwa spiritual di dalamnya.     

*Syuut* Tiba-tiba terdengar suara sayatan yang keras, dan badai spasial itu bergerak untuk melahap tubuh Ye Futian. Selain itu, mereka bukanlah satu-satunya pasukan yang melancarkan serangan. Kultivator-kultivator kuat lainnya juga mengerahkan serangan masing-masing pada. Ye Futian Sebuah pagoda muncul di atas langit dan menghancurkan ruang hampa, perlahan-lahan mengoyak area tersebut, seolah-olah membentuk sebuah lubang hitam yang mengerikan di sana.     

"Kubur dia!" seseorang berseru. Retakan-retakan mengerikan yang terbentuk berusaha mengubur tubuh Kaisar Agung Shenjia ke dalam ruang hampa yang tak berujung.     

"Hancurkan tubuhnya," terdengar suara lainnya di sana. Dalam sekejap, kultivator-kultivator kuat menerjang ke bawah secara bersamaan, langsung bergerak menuju area yang dijaga oleh kultivator-kultivator kuat dari Istana Kekaisaran Ziwei untuk menghancurkan tubuh Ye Futian. Selama tubuh Ye Futian dapat dihancurkan, maka tidak ada lagi wadah bagi jiwa spiritualnya untuk menetap, dia tidak akan bisa mengendalikan tubuh Kaisar Agung Shenjia dalam waktu lama.     

Sosok yang baru saja berbicara adalah sosok terkemuka dari Klan Dewa, Shen Gao. Sebuah badai spasial yang dahsyat muncul di tubuhnya, menerjang dari atas langit dan menghancurkan semua yang menghalangi jalannya. Setiap untaian angin di dalam badai itu tampak seperti sebilah pedang ilahi yang menyayat ruang hampa, menebas ke bawah dengan tujuan untuk mengoyak dinding penghalang berbentuk bintang itu.     

Serangan dari kultivator lainnya juga tiba satu per satu. Sebuah pagoda tampak turun dari atas langit, dan sebuah jam kuno meledak di bagian atasnya, membentuk sebuah tornado yang dahsyat. Dinding penghalang itu tampaknya akan segera runtuh.     

*Whooosh* Shen Gao mahir dalam menggunakan kekuatan ruang dan waktu. Dia memanfaatkan momen ini dan menebas ke salah satu retakan, yang langsung mengoyaknya. Dia berubah menjadi seberkas sinar cahaya dan melesat ke bawah, mengalihkan serangannya ke arah kerumunan kultivator di hadapannya, berharap untuk memecah belah kultivator-kultivator kuat yang menjaga Ye Futian. Orang-orang ini memiliki tingkat kultivasi yang mengerikan dan merupakan sosok-sosok terkemuka dari Istana Kekaisaran Ziwei. Tidak ada satu pun dari mereka yang lemah. Untuk bisa menghancurkan tubuh Ye Futian, mereka harus memecah belah formasi ini terlebih dahulu, sehingga membuat pasukan lawan tidak dapat bersatu untuk melindungi Ye Futian.     

Namun, di lokasi dimana serangannya mendarat, sebuah retakan tiba-tiba terbentuk, dan dari dalam retakan itu muncul sebuah tangan yang bersinar terang. Tangan ini perlahan-lahan diulurkan ke depan dan ukurannya semakin membesar, berubah menjadi sebuah telapak tangan raksasa yang terdiri dari banyak kombinasi rune di dalamnya. Telapak tangan itu bergerak menuju langit dan menghalangi matahari, menghancurkan serangan yang dilancarkan oleh Shen Gao. Pada saat yang bersamaan, serangan itu bergerak menuju Shen Gao, yang juga terbang ke arahnya.     

Merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres, ekspresi Shen Gao berubah drastis saat dia berhenti mendadak dan berniat untuk melarikan diri.     

"Hati-hati," Pemimpin Klan Dewa berseru saat dia menyaksikan pemandangan itu dengan penuh waspada.     

Cahaya suci bersinar terang. Shen Gao ingin pergi dengan cara menembus ruang hampa, namun dia dihadapkan dengan telapak tangan raksasa yang ditujukan padanya. Tiba-tiba, rune yang tak terbatas muncul di atas langit, yang kemudian berubah menjadi sebuah telapak tangan yang bahkan lebih besar dari sebelumnya dan menutupi seluruh tempat. Telapak tangan itu dikepalkan, menghalangi rute melarikan diri Shen Gao.     

Dari dalam retakan, tubuh Kaisar Agung Shenjia muncul kembali. Sudah jelas, telapak tangan itu adalah miliknya.     

"Kemampuan pengendaliannya menjadi semakin kuat." Melihat pemandangan yang sedang berlangsung, hati para kultivator kuat itu berdebar kencang. Ye Futian tampaknya telah membiasakan diri dengan tubuh Kaisar Agung Shenjia serta bagaimana cara memanfaatkan kekuatannya. Dia tampak semakin terbiasa dengan hal tersebut.     

Telapak tangan raksasa itu dikepalkan dan menghasilkan suara ledakan yang keras. Wajah Shen Gao saat ini dipenuhi oleh ketakutan. Tampaknya dia telah dimasukkan ke dalam sebuah area yang tidak bisa dia tinggalkan. Dia tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menyaksikan telapak tangan itu mengurungnya di area ini.     

Dalam sekejap, dia ditangkap oleh telapak tangan itu, dan seberkas cahaya suci yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Badai spasial yang mengerikan itu tampaknya sama sekali tidak mempengaruhinya. Selama mereka bersentuhan dengan telapak tangan itu, mereka akan berubah menjadi abu. Shen Gao jelas tidak bisa melarikan diri dari situasi ini.     

"Ahh!" Suara jeritan yang menyedihkan bergema di udara. Telapak tangan itu dikepalkan dengan erat saat cahaya suci perlahan-lahan menghancurkan tubuh Shen Gao dan membuat sosoknya memudar. Sebuah bayangan tampak memisahkan diri dari tubuh tersebut. Itu adalah jiwa spiritual milik Shen Gao.     

Namun, cahaya suci yang menyelimuti telapak tangan itu langsung menembus dan merubahnya menjadi abu. Bahkan jiwa spiritual Shen Gao juga tidak bisa melarikan diri.     

*Brak* Di tengah-tengah suara jeritan yang menyedihkan, telapak tangan itu dikepalkan dan langsung melenyapkan Shen Gao. Rasanya seolah-olah hal itu dilakukan tanpa ada kesulitan yang berarti. Dengan kata lain, dia telah dihancurkan seperti seekor semut. Hal ini membuat para kultivator yang awalnya tergoda dengan warisan yang dimiliki oleh Ye Futian, kini harus mempetimbangkan kembali keserakahan dan ambisi mereka.     

Dia terlalu berbahaya. Pada saat ini, Ye Futian, yang memegang kendali atas jasad suci Kaisar Agung Shenjia, terlihat seperti satu sosok Dewa Kematian. Mengingat bagaimana dia melenyapkan Shen Gao hanya dengan satu telapak tangan... Apabila dia melakukan hal yang sama pada mereka, sudah jelas mereka akan mengalami nasib yang sama seperti Shen Gao.     

Tidak peduli betapa serakahnya mereka, tetap saja mereka harus memprioritaskan nyawa mereka masing-masing. Satu-satunya pilihan bagi mereka saat ini hanyalah menunggu dan melihat perkembangan situasi. Mereka masih belum percaya bahwa Ye Futian mampu mengendalikan jasad suci itu untuk waktu yang lama.     

Semakin baik kemampuan pengendaliannya atas jasad suci itu, maka semakin besar pula dampak yang diterima oleh tubuhnya. Cepat atau lambat, jiwa spiritualnya tidak akan kuat menanggung beban sebesar itu.     

Namun, pada saat ini, kultivator-kultivator kuat dari Klan Dewa merasa sedikit putus asa. Shen Gao telah tewas terbunuh. Dia berasal dari Klan Dewa yang berada di Prefektur Ilahi; Namun, dia telah dihancurkan dan dibunuh dengan cara yang menyedihkan. Shen Gao adalah salah satu sosok terkemuka yang ikut berpartisipasi dalam penyerangan di Akademi Heavenly Mandate, termasuk Gai Cang dan Gai Qiong yang tewas terbunuh sebelumnya.     

Dan sekarang, Ye Futian sedang membalas dendam. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk membantai musuh-musuhnya di masa lalu.     

Bahkan kekuatan dari teknik Space Exile tidak berdampak apa pun padanya?     

Lalu apa yang bisa mereka lakukan untuk membunuhnya?     

Satu-satunya pilihan yang tersisa adalah membuatnya kelelahan, sehingga tekanan yang dia terima akan menewaskan dirinya sendiri.     

Pada saat ini, Ye Futian menatap kultivator-kultivator kuat yang melayang di udara. Dia tahu bahwa banyak dari mereka masih belum bergerak dan hanya menyaksikan semuanya dari kejauhan. Bahkan, mereka semua saat ini menatapnya dengan penuh hasrat. Semakin lama mereka menyaksikan betapa hebatnya kekuatan yang dimiliki oleh jasad suci Kaisar Agung Shenjia, maka semakin besar pula keserakahan di dalam diri mereka.     

Bagi orang-orang di tingkat kultivasi mereka saat ini, apakah ada yang tidak ingin mencapai tingkat Plane tertinggi?     

Jika ada sosok terkemuka yang telah melalui Ujian Para Dewa dan mampu mengendalikan jasad suci Kaisar Agung Shenjia seperti Ye Futian, maka mereka akan dianggap sebagai sosok yang tak terkalahkan.     

Sudah jelas, Ye Futian sangat menyadari bahwa selain dirinya, sulit bagi orang lain untuk mengendalikan jasad suci Kaisar Agung Shenjia, termasuk mereka yang telah melalui Ujian Para Dewa. Tapi tentu saja, sang guru adalah sebuah pengecualian.     

Mengenai bagaimana caranya sang guru mampu melakukannya, Ye Futian belum mengetahui jawabannya. Namun yang jelas, Ye Futian tidak meragukan kemampuan sang guru, karena dia adalah sosok yang sangat menakjubkan.     

Melihat kultivator-kultivator kuat yang berada di sekitarnya, tekanan yang diterima oleh Ye Futian semakin meningkat. Jiwa spiritualnya kini menjadi sedikit tidak stabil. Dia tidak bisa terus menerus bertempur dengan cara seperti ini. Dia harus memikirkan cara untuk mengakhiri pertempuran ini sesegera mungkin. Jika tidak, situasinya akan menjadi semakin merepotkan baginya.     

Begitu sesuatu terjadi padanya, semua kultivator kuat itu akan mengincarnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.