Kultivator dari Tiga Dunia Utama
Kultivator dari Tiga Dunia Utama
Pada saat yang bersamaan, serangan yang dilancarkan oleh kultivator lainnya tiba di sana. Bintang-bintang muncul di tangan salah satu kultivator. Sementara itu di atasnya, muncul satu sosok raksasa di sana. Ketika dia mengulurkan telapak tangannya ke depan, telapak tangan raksasa yang berada di atas langit langsung berusaha meraih tubuh Ye Futian, seolah-olah itu adalah sebuah bintang raksasa. Bintang-bintang tampak mengitari telapak tangan itu, dan sebuah kekuatan yang tak terukur tersembunyi di dalamnya, kekuatan yang mampu memusnahkan segala sesuatu yang menghalangi jalannya.
Ye Futian mendongak dan memandangnya. Dia hanya bisa merasakan langit dan bumi yang mengalami perubahan. Saat ini, dia telah memasuki area Jalur Agung milik lawannya. Tampaknya area ini adalah sebuah dunia bintang. Di dalam dunia bintang ini, telapak tangan bintang raksasa itu dikerahkan padanya. Serangan itu akan memusnahkan segalanya dan tidak bisa dihentikan.
*Boom* Aura yang mengerikan terus menerus terpancar dari tubuh Ye Futian. Suara ledakan yang keras bergema di seluruh penjuru langit. Suara itu terdengar seperti suara gemuruh petir. Dia mengangkat tangannya, dan dalam sekejap, tablet bintang yang tak terhitung jumlahnya muncul di berbagai tempat. Setiap tablet itu dihiasi oleh ukiran kuno, yang merupakan kekuatan tingkat tinggi yang dia pelajari dari teknik Gerbang Tekanan Dunia milik Kaisar Millet.
Kemudian, pada saat itu, terdengar suara berdesing. Sebuah badai spasial keemasan muncul dan mengoyak langit, seolah-olah terdapat bilah-bilah pedang tipis dan tajam yang tak terhitung jumlahnya telah mencabik-cabik langit menjadi bagian-bagian kecil. Badai itu mengincar tubuh Ye Futian. Di sisi lain, beberapa kultivator menyerang pada saat yang bersamaan. Rentetan serangan terus menerus ditujukan padanya.
Hawa dingin terlintas di mata Ye Futian saat serangan-serangan itu melesat ke arahnya. Dia bergegas melompat ke atas langit. Tubuhnya yang sangat kokoh membuat langit bergetar hebat seolah-olah dia adalah monster berbentuk manusia. Cahaya suci terpancar dari tubuhnya. Rasanya seolah-olah tubuh fisiknya saat ini telah berubah menjadi sosok petarung bintang. Bintang-bintang berputar-putar di sekelilingnya, dan cahaya suci dari Jalur Agung Ruang dan Waktu serta cahaya Dewa Iblis juga terpancar dari tubuhnya.
Bilah-bilah pedang emas yang mengerikan itu telah melesat menembus langit dan semakin mendekat, mengincar tubuh Ye Futian. Namun pada saat yang bersamaan, muncul rune-rune cahaya ruang dan waktu di sana. Semua orang terkejut saat melihat bahwa ada beberapa pintu ilahi yang muncul di sekitar Ye Futian. Pintu-pintu itu berputar di sekitar tubuhnya dan membentuk sebuah area tersendiri, menghisap semua serangan yang diarahkan padanya.
*Brak* Sebuah suara yang keras bergema di udara. Ye Futian naik ke atas langit, lalu tubuhnya melesat ke satu arah. Dia menuju ke tempat dimana kultivator yang mengeluarkan Dewa Perang Bintang itu berada. Sosok dewa itu bergerak di atas langit dan mengulurkan tangannya ke arah Ye Futian.
*Whoosh* Tubuh Ye Futian berubah menjadi kilatan petir. Cahaya Dewa Iblis Merak terpancar dari tubuhnya saat mereka bergabung menjadi satu kesatuan. Saat dia menggabungkan diri dengan Jalur Agung Pedang, sosoknya kini tampak seperti sebilah pedang yang tidak bisa dihancurkan. Kemudian dia terbang melintasi langit disertai dengan suara gemuruh yang bergema di udara. Tubuhnya langsung menembus telapak tangan bintang raksasa yang mengerikan itu. Kemudian, dia menerjang ke arah tubuh raksasa Dewa Bintang tersebut. Dalam sekejap, sinar-sinar cahaya suci yang tak terhitung jumlahnya melesat keluar dari tubuh dewa raksasa itu, dan tidak lama kemudian, tubuhnya pun hancur berkeping-keping.
Cahaya itu tidak berhenti setelah menusuk tubuh raksasa tersebut. Setelah melewatinya, Ye Futian terus menyerang ke arah kultivator yang mengendalikannya. Kultivator itu berniat untuk kabur, namun cahaya itu terlalu cepat. Dalam sekejap, cahaya itu telah tiba di hadapannya. Satu sosok raksasa yang tampak seperti dewa kuno muncul di belakangnya dan mengulurkan kedua tangannya ke depan untuk menangkis serangan Ye Futian.
*Boom* Ye Futian tiba di sana dengan tubuh menyerupai sebilah pedang dan langsung menghantam kedua telapak tangan lawannya. Suara gemuruh pun bergema di udara. Banyak retakan muncul di kedua telapak tangan itu dan terus menyebar. Ye Futian langsung melewati retakan-retakan itu. Kemudian, dia mengangkat tangannya dan menunjuk ke satu arah.
Diikuti dengan suara letupan, tubuh kultivator itu ditusuk dan dihempaskan ke kejauhan, Dia tidak mampu mengatasi serangan jarak dekat milik Ye Futian.
Namun, pada saat ini, satu sosok berwarna emas yang mengerikan muncul di atas langit dan langsung mengerahkan kepalan tinju ilahi yang dahsyat pada Ye Futian. Aliran cahaya keemasan yang tak terhitung jumlahnya bermunculan dan memenuhi langit berbintang. Cahaya itu juga menyelimuti tubuh Ye Futian. Setiap kepalan tinju yang dikerahkan pada Ye Futian itu berukuran sangat besar. Dalam waktu singkat, kepalan-kepalan tinju yang memancarkan cahaya keemasan telah memenuhi langit. Mereka datang dari segala arah, sehingga mustahil bagi Ye Futian untuk melarikan diri.
"Sungguh serangan yang sangat kuat." Banyak orang merinding saat mereka menyaksikan pemandangan tersebut. Duan Qiong teringat pada satu pasukan yang sangat kuat saat menyaksikan hal ini. Ye Futian juga merasa ada sesuatu yang tidak asing baginya. Kala itu, dia dikejar oleh sosok yang sangat kuat dengan kemampuan yang sama. Saat itu, situasinya juga terjadi di Dunia Kosong, tepatnya pertempuran di Dunia Bayangan. Seorang Renhuang yang kuat dari Gunung Kosong telah memojokkannya kala itu.
Tatapan mata Ye Futian sama sekali tidak berubah saat kepalan-kepalan tinju keemasan itu terbang ke arahnya.
*Boom, Boom, Boom, Boom* Kepalan-kepalan tinju itu menghantam tubuh Ye Futian. Tubuh mungilnya langsung terkubur di antara semua kepalan tinju itu. Para kultivator yang menonton dari kejauhan bisa merasakan hati mereka berdebar kencang saat mereka menatap titik pusat dari semua kepalan tinju ilahi tersebut.
Cahaya keemasan yang dipancarkan dari kepalan-kepalan tinju ilahi itu bersinar terang. Pada saat itu juga, rentetan gelombang aura kepalan tinju menerjang ke depan. Seorang Renhuang yang kuat dengan pakaian berwarna emas muncul di atas langit. Dia menatap Ye Futian yang berada di bawahnya. Kekuatan Jalur Agung dalam jumlah besar terus mengalir keluar dari tubuhnya.
Di antara kepalan-kepalan tinju ilahi itu, semua orang bisa melihat satu sosok kecil di bagian tengah. Kedua lengan dan kakinya direntangkan untuk menahan kepalan tinju ilahi raksasa tersebut. Tubuhnya juga terkena serangan. Namun, para penonton terkejut saat mendapati hawa dingin yang mengerikan di kedua matanya. Dia mengangkat kepalanya untuk memandang kultivator yang berada di atas langit. Ternyata dia baik-baik saja setelah menerima serangan sedahsyat itu.
"Dia masih terlihat baik-baik saja bahkan setelah menerima serangan itu?"
Jantung orang-orang berdegup kencang. Mereka semua memandang tubuh raksasa yang menakjubkan itu; gelombang kejut keemasan dari kepalan tinju ilahinya dapat terus menerus menghancurkan tubuh manusia dan memusnahkan targetnya. Bahkan jika tubuh Ye Futian benar-benar tak tertandingi, bahkan jika dia berhasil selamat, seharusnya dia terluka parah sekarang.
Namun, bahkan setelah menerima rentetan serangan itu, dia masih terlihat baik-baik saja.
Apakah tubuhnya masih bisa dianggap sebagai tubuh manusia?
*Deg, Deg* Rasanya seolah-olah semua orang bisa mendengar detak jantungnya yang begitu keras, dan membuat jantung semua orang berdetak seirama dengannya. Ye Futian mengangkat kepalanya. Kesombongan yang benar-benar mengabaikan segalanya bisa dilihat dalam tatapan matanya, Kekuatan Yin mulai terpancar dari tubuhnya. Dalam sekejap, kepalan tinju keemasan itu mulai diselimuti oleh lapisan es.
Pada saat yang bersamaan, bayangan Dewa Iblis Merak telah terbentuk di sana. Cahaya suci yang mengerikan terpancar dari dalam tubuh Ye Futian. Dalam sekejap, cahaya suci yang menyilaukan bersinar terang, dan kepalan-kepalan tinju raksasa itu pun dihancurkan hingga berkeping-keping. Tidak lama kemudian, semua kepalan tinju itu dilenyapkan hingga tak bersisa.
Sementara itu, sosok masih melayang di atas langit. Kedua matanya yang berwarna hitam legam mengamati para kultivator di sekelilingnya, seolah-olah dia adalah sosok yang tidak bisa dihancurkan ataupun dibunuh.
Sosok Dewa Iblis Merak itu mengepakkan sayapnya dan menciptakan hembusan angin yang mengoyak ruang hampa. Ye Futian langsung bergerak menuju kultivator yang berasal dari Gunung Kosong itu. Dia juga ingin membalas perbuatan yang dilakukan oleh kultivator itu sebelumnya.
Kultivator dari Gunung Kosong itu menyipitkan matanya dan langsung mengambil satu langkah di atas langit. Kemudian, muncul bayangan Dewa Perang raksasa berwarna emas di belakangnya. Setelah itu, dia mengulurkan kedua tangannya secara bersamaan. Dalam sekejap, kepalan tinju ilahi yang tak terhitung jumlahnya memenuhi langit, dan masing-masing kepalan tinju keemasan itu melesat ke arah Ye Futian. Saat ini, matahari dan langit benar-benar ditutupi oleh serangan tersebut.
*Whoosh* Sepasang sayap ilahi berwarna emas muncul di atas Ye Futian. Kemudian, sebuah gambaran yang mengerikan muncul di atas langit. Itu adalah teknik Golden Roc Heaven Slayer. Rasanya seolah-olah ada seekor roc raksasa bersayap emas telah muncul di sana, Tubuh Ye Futian saat ini telah berubah menjadi seekor roc raksasa bersayap emas. Dia terbang melintasi langit dan mengoyak serbuan kepalan tinju emas itu, menghancurkannya hingga berkeping-keping hingga dia mencapai lawannya.
Kultivator dari Gunung Kosong itu tetap terlihat tenang meskipun Ye Futian tiba di hadapannya dalam waktu singkat. Sosok raksasa emas di belakangnya masih menyelimuti tubuhnya; kedua lengannya dikerahkan ke depan. Dalam sekejap, dua kepalan tinju melesat keluar dan menembus langit. Tidak ada yang tahu sekuat apakah serangan tersebut. Satu pukulan saja seharusnya sudah bisa menghancurkan semua yang ada dalam radius ribuan atau puluhan ribu mil jauhnya.
*Rawwrr* Kemudian terdengar suara raungan yang bergema di udara. Tubuh Ye Futian saat ini telah berubah wujud dengan menggunakan teknik Starry Great Ape. Tubuhnya kini berukuran sangat besar, dan dia juga mengerahkan dua kepalan tinjunya ke depan. Serangan itu terlihat seperti dua buah bintang yang ditembakkan ke depan.
*Boom* Suara tabrakan yang keras bergema di udara. Bintang-bintang yang tak terhitung jumlahnya terbang ke depan dan membuat sosok raksasa emas milik lawannya itu bergetar hebat.
Baik itu teknik Golden Roc Heaven Slayer maupun Starry Great Ape, keduanya adalah bagian dari Tujuh Teknik Ilahi yang dia pelajari dari Desa Empat Sudut. Ye Futian telah berkultivasi di Desa Empat Sudut selama bertahun-tahun. Dia telah mencapai tingkat dimana dia bisa menggunakan teknik-teknik itu kapan saja. Pemahamannya tentang Tujuh Teknik Ilahi sudah sangat mendalam.
Saat keduanya bertabrakan, muncul satu sosok bayangan di atas mereka. Seolah-olah Dewa Kuno Kegelapan telah muncul di sana. Aliran udara berwarna abu-abu yang tak terhitung jumlahnya berputar-putar dan mengalir ke tubuh Ye Futian. Dalam sekejap, segala sesuatu di sekitarnya telah dilahap. Aliran udara abu-abu itu tampak menyerupai untaian rantai kegelapan yang telah menjeratnya dan mengalir ke dalam tubuhnya, sehingga membuat Ye Futian bisa merasakan kekuatan di tubuhnya dihisap secara perlahan-lahan. Jiwa spiritualnya juga terguncang.
"Soul Chain!" Ye Futian mengangkat kepalanya dan memandang ke atas langit. Dia melihat sepasang mata kegelapan di sana. Sosok ini adalah salah satu kultivator terkuat dari Dunia Kegelapan. Aliran udara yang menjeratnya adalah teknik Soul Chain.
*Brak* Kedua tangannya bergetar. Dia menghempaskan kultivator dari Gunung Kosong itu ke kejauhan. Setelah itu, Ye Futian mengalihkan pandangannya ke arah kultivator lainnya dengan tatapan dingin. Soul Chain. Dia ingin mengambil jiwa spiritualnya dan membelenggunya.
Dalam pertempuran ini, dia menghadapi para kultivator dari tiga dunia utama—Prefektur Ilahi, Dunia Empty Divine, dan Dunia Kegelapan—secara bersamaan.
Tentu saja, setelah melihat pemandangan ini, para kultivator lainnya tidak bisa menahan diri untuk menyipitkan mata mereka dan menatap sosok mengerikan di atas langit itu. Bayangan Dewa Kegelapan tampaknya telah muncul di atas Ye Futian. Sosok itu memiliki sepasang mata berwarna hitam pekat. Teknik Soul Chain yang berasal dari sosok Dewa Kegelapan itu mengelilingi Ye Futian seolah-olah ingin mengambil roh Ye Futian. Sementara itu, muncul sebuah bayangan manusia di sekitar tubuh Ye Futian. Jiwa spiritual miliknya ingin pergi meninggalkan tubuhnya.
Kultivator itu datang kemari bukan untuk mengincar pusaka, melainkan Ye Futian. Memang benar bahwa Ye Futian jauh lebih berharga daripada harta karun, pusaka, atau semacamnya. Itulah sebabnya kultivator dari Dunia Kegelapan ini tiba-tiba ikut campur dalam pertempuran.
Pertempuran melawan para kultivator dari tiga dunia utama ini akan membantu Ye Futian meraih ketenaran!