Terlibat Dalam Pertarungan
Terlibat Dalam Pertarungan
Ada banyak pasukan dari Prefektur Ilahi yang hadir di sini. Mereka semua memiliki pemikiran masing-masing terhadap masalah ini. Haruskah mereka melawan Ye Futian dan merebut ajaran yang dia miliki? Atau haruskah mereka membantu Ye Futian dan mendapatkan akses ke tempat kultivasi Kaisar Agung Ziwei untuk berkultivasi?
Mungkin mereka masih bisa mengamati jalannya situasi dan melihat bagaimana pertempuran ini berlangsung nantinya.
Di atas medan pertempuran, berbagai macam kultivator menyerang tirai cahaya bintang itu secara bersamaan. Akibatnya, tirai itu ditekan ke permukaan tanah, dan retakan-retakan yang mengerikan bermunculan di permukaannya. Tanah mulai terbelah dan membentuk celah-celah mengerikan yang terus menyebar ke kejauhan. Sepertinya permukan tanah dalam radius ribuan kilometer dari tempat ini akan terpecah belah.
Sementara itu, para kultivator yang mengamati pertempuran ini dari kejauhan terus pergi menjauh ketika mereka melihat pemandangan yang mengerikan ini. Pertempuran skala besar ini kemungkinan besar akan menyebar ke seluruh penjuru Kota Heavenly Mandate. Mustahil bagi mereka untuk mengamati pertempuran ini dari jarak dekat. Setelah pertempuran sudah tidak bisa dihindari lagi, para sosok terkemuka pasti tidak akan menahan diri dalam mengeluarkan kekuatan maupun cakupan area serangan mereka.
Di bawah serangan gabungan dari berbagai macam kultivator itu, semakin banyak retakan yang muncul di permukaan tirai cahaya bintang tersebut. Sinar-sinar cahaya suci turun dari atas langit dan memasuki retakan-retakan itu, sehingga masuk ke dalam tirai tersebut. Akhirnya, disertai dengan munculnya seberkas cahaya yang menyilaukan, tirai cahaya bintang itu akhirnya hancur berkeping-keping.
Begitu tirai cahaya tersebut dihancurkan, dua sosok tampak melesat ke depan. Keduanya memancarkan kekuatan yang mengerikan dan bergerak sangat cepat. Mereka berdua adalah Renhuang Chen dan Kaisar Xi—dua sosok terkemuka yang sangat kuat.
Pedang-pedang bintang yang mengerikan muncul di sekitar tubuh Renhuang Chen. Mereka langsung menutupi area yang luas, menyelimuti semua kultivator yang berada di atas langit. Dia langsung menggunakan teknik kultivasi miliknya yang mencakup area luas. Dalam sekejap, sosok-sosok terkemuka yang berdiri di atas langit, yang baru saja menyerang mereka, dengan panik mengeluarkan kekuatan Jalur Agung masing-masing, yang akhirnya bertabrakan dengan pedang-pedang bintang itu. Ada beberapa sosok yang sangat kuat berdiri di bagian paling depan.
Serangan yang dilancarkan oleh Kaisar Xi tiba di saat yang bersamaan. Keduanya mengoyak ruang hampa dalam sekejap, sehingga meninggalkan retakan-retakan berwarna hitam pekat di udara. Di sisi lain, para kultivator itu berpencar dengan panik, dipaksa mundur oleh serangan gabungan tersebut.
Di atas langit, banyak kultivator muncul di lokasi yang berbeda-beda. Sementara itu di permukaan tanah, Ye Futian masih dilindungi oleh berbagai macam kultivator di sekelilingnya. Kaisar Millet berdiri di sampingnya dengan membawa menara pengintai ilahi di punggungnya. Kekuatan ilahi yang menakjubkan terpancar dari menara pengintai tersebut.
*Whoosh* Pada saat ini, seberkas cahaya dari pedang-pedang ilahi itu melesat menembus langit. Rasanya seolah-olah cahaya itu muncul dari retakan-retakan yang telah terbentuk di udara, mengoyak ruang hampa seolah-olah ingin melahap area ini.
Seorang kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei langsung melangkah ke depan untuk menebasnya. Namun, muncul Qi Pedang dari retakan-retakan yang mengerikan itu dan langsung memenuhi langit. Pedang-pedang ilahi itu tampaknya telah menyatu ke dalam retakan-retakan tersebut dan kemudian menerjang ke arah Ye Futian.
*Brak* Kaisar Millet menghentakkan kakinya ke permukaan tanah dengan keras. Dalam sekejap, kekuatan Jalur Agung yang tak terbatas dan mengerikan terpancar keluar dari sosoknya. Dia mengangkat menara pengintai ilahi di tangannya dan menerjang ke dalam medan pertempuran. Gerbang-gerbang surgawi muncul di sekelilingnya dan membentuk Gerbang Tekanan Dunia yang langsung dikerahkan ke depan. Gerbang-gerbang itu menghancurkan semua pedang ilahi yang menebas ke arah mereka dan menangkis serangan yang ditujukan ke tempat mereka berdiri, seolah-olah telah membentuk sebuah area pertahanan yang kokoh di sana.
Kala itu, selama pertempuran di Perjamuan Donghua berlangsung, dengan menggunakan menara pengintai ilahi, Kaisar Millet sudah menjadi sosok yang mampu berhadapan dengan Ning Yuan dari Istana Pemimpin Wilayah Donghua. Begitu dia menjadi satu kesatuan dengan menara pengintai ilahi itu, dia akan mampu mengeluarkan kekuatan dari teknik Gerbang Tekanan Dunia secara maksimal. Dia bahkan sudah bisa disejajarkan dengan sosok-sosok terkemuka yang telah menghadapi Ujian Para Dewa. Oleh karena itu, kultivator-kultivator biasa tidak akan bisa menembus kekuatan pertahanan dari gerbang-gebang tersebut.
Sementara itu, jauh di atas langit, Pendekar Taichu menatap area pertahanan di bagian bawah dengan tatapan mata setajam pedang. Angin berhembus kencang dan deretan awan bergejolak di atas langit. Sebuah galaksi pedang yang mengerikan telah muncul di atas sana, menciptakan pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya dari dalamnya. Galaksi itu tampak memenuhi langit, dan kekuatan yang dipancarkan olehnya sangat mengancam. Galaksi itu bergemuruh saat turun dari atas langit. Seolah-olah kekuatannya terus meningkat ketika galaksi itu bergerak ke bawah. Orang-orang di area sekitarnya bisa merasakan kekuatan tersebut.
"Semuanya, hati-hati," Ye Futian memperingatkan saat dia memandang ke arah langit. Kaisar Millet mengambil satu langkah ke udara. Pada saat itu juga, semakin banyak gerbang ilahi yang bermunculan saat menara pengintai ilahi miliknya melayang di atas langit. Tampaknya menara itu memanggil Gerbang Tekanan Dunia kuno yang menekan semua jenis kekuatan dan menyebabkan gelombang kekuatan yang menerjang ke bawah itu tidak dapat terus melaju. Dua kekuatan yang memenuhi langit itu bahkan belum bertabrakan ketika sebuah suara yang keras terdengar di udara.
*Boom* Sungai pedang itu menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalannya. Retakan-retakan berwarna hitam yang sangat mengerikan muncul di berbagai tempat, dan semua retakan itu tampaknya ikut beresonansi dengan pedang-pedang tersebut. Kondisi medan dari Dunia Asal tidak begitu stabil. Tempat ini tidak bisa menahan serangan sedahsyat itu.
Saat sungai pedang itu semakin mendekat, Gerbang Tekanan Dunia yang tampaknya berasal dari zaman kuno itu juga turun dari atas langit. Kedua serangan itu menciptakan sebuah badai penghancur yang mengerikan. Dalam sekejap, area di sekitarnya terkoyak, seolah-olah ada sebuah lubang hitam yang mengerikan di sana.
Sementara mereka berdua saling bertarung, banyak kultivator lainnya juga tampak sibuk. Di antara mereka, seorang kultivator kuat dari Gunung Dewa Matahari sedang mengeluarkan Api Ilahi Matahari. Sekujur tubuhnya bermandikan Cahaya Ilahi Matahari, dan kobaran api ilahi dari Jalur Agung berputar-putar di sekelilingnya. Saat ini, dia tampak seperti Dewa Matahari, memancarkan hawa panas yang membakar segala sesuatu di sekitarnya. Rasanya seolah-olah kekuatan apinya yang begitu dahsyat bisa langsung melelehkan semua makhluk hidup.
*Boom*
Sebuah area api yang mengerikan muncul seperti area dari Jalur Agung. Semua kultivator yang berada di sana masuk ke dalam area api yang membara itu. Matahari tampak menggantung tinggi di atas langit. Selain itu, satu sosok dewa yang berapi-api muncul di bawah matahari dan ukurannya menjadi semakin besar. Tampaknya itu adalah sang Dewa Matahari.
Sosok dewa itu memancarkan Cahaya Ilahi Matahari yang menyinari segalanya. Dimana pun cahaya itu bersinar, semuanya akan dihancurkan menjadi abu hingga akhirnya lenyap tak bersisa.
Beberapa kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei mulai bergerak. Mereka ingin menghadapi kekuatan ilahi matahari itu.
Mereka mengulurkan kedua tangan mereka secara bersamaan. Dalam sekejap, dengan menjadikan area ini sebagai titik pusatnya, sebuah matriks raksasa dari cahaya bintang telah terbentuk dan mengelilingi banyak kultivator di dalamnya. Matriks cahaya bintang yang berukuran besar ini bersinar terang. Ketika Api Ilahi Matahari menyinarinya, kobaran api itu tidak bisa menembus matriks tersebut. Cahaya dari Api Ilahi Matahari itu terhalang oleh cahaya bintang.
Dewa Matahari yang berada di atas langit itu mengulurkan telapak tangannya. Kemudian, dari arah matahari, muncul kekuatan ilahi matahari yang tak tertandingi dan perlahan-lahan membentuk sebilah Pedang Dewa Matahari raksasa. Pedang Dewa Matahari itu tampak sangat besar saat dipegang oleh sang Dewa Matahari di tangannya. Seolah-olah Cahaya Ilahi Matahari terkandung di dalam pedang tersebut.
Sosok Dewa Matahari itu pun menusukkan pedang di tangannya ke depan. Cahaya Ilahi Matahari langsung menyebar dengan cepat. Dalam waktu singkat, Pedang Dewa Matahari itu bertabrakan dengan cahaya bintang. Kobaran api ilahi yang mengerikan mengikis matriks cahaya bintang tersebut, perlahan-lahan merubah warna matriks raksasa itu menjadi merah menyala dan mulai menghancurkannya sedikit demi sedikit sebelum akhirnya hancur tak bersisa.
Sosok-sosok terkemuka dari Prefektur Ilahi ini semuanya memiliki kemampuan yang menakjubkan. Banyak di antara mereka adalah kultivator tingkat atas yang telah menghadapi Ujian Para Dewa. Perbedaan tingkat Plane bukanlah sesuatu yang bisa dilampaui oleh jumlah petarung.
Jika anggota dari Prefektur Ilahi memiliki sosok-sosok lain yang telah menghadapi Ujian Para Dewa, maka hal tersebut adalah sebuah bencana bagi kubu Ye Futian.
Melihat sang Dewa Matahari mulai menembus matriks itu sedikit demi sedikit, Ye Futian pun memandang ke atas langit dengan tatapan dingin. Kecuali dia berada dalam kondisi terdesak, dia tidak ingin mengambil risiko apa pun!