Membunuh Ular Iblis
Membunuh Ular Iblis
Pemandangan yang mengerikan itu membuat banyak orang memusatkan pandangan mereka padanya. Mereka memandang ke arah Ye Futian dengan tatapan kosong. Aura yang terpancar dari tubuhnya membuat Teratai-Teratai Neraka itu bereaksi sedemikian rupa?
Beigong Ao dan Kaisar Helian juga tampak terkejut. Kemudian, mereka teringat akan reaksi aneh yang ditunjukkan oleh Pohon Berbunga sebelumnya, dan mereka memahami maksudnya. Bagaimanapun juga, Beigong Ao merasa sangat yakin bahwa Pohon Berbunga bereaksi seperti itu karena Ye Futian. Dia adalah orang yang mampu membuat bunga-bunga dari pohon ilahi itu bermekaran. Oleh karena itu, wajar saja bagi Teratai-Teratai Neraka itu untuk memiliki ketertarikan dengannya.
Namun, Beigong Ao masih bertanya-tanya dalam benaknya apakah Ye Futian adalah sang Putra Terpilih dari Jalur Agung.
Dia penasaran apakah Ye Futian memiliki koneksi dengan Dewa Tertinggi Donglai. Apalagi dia bahkan bisa memanipulasi tanaman-tanaman yang ada di sini?
Aura Jalur Agung yang terpancar dari tubuh Ye Futian menyelimuti pulau itu dan mengubah area tersebut menjadi sebuah area dari Jalur Agung. Tiba-tiba, semua Teratai Neraka di area itu berbalik ke arahnya dan kelopak-kelopak mereka terbuka. Mereka berayun-ayun seolah-olah dikejutkan oleh sesuatu. Pemandangan aneh dan menakutkan ini membuat tatapan ular iblis itu menjadi waspada saat menatap Ye Futian.
"Apa yang sedang terjadi?"
"Kau telah meminjam kekuatan kematian dari pulau ini. Jika tidak, kekuatanmu akan semakin berkurang. Jika kau memilih untuk tunduk padaku sekarang, mungkin kau masih memiliki kesempatan untuk hidup," ujar Ye Futian pada ular iblis itu. Nada bicaranya sangat dingin. Ular iblis itu masih menatapnya. Apa yang dikatakan Ye Futian memang benar adanya. Dia memang meminjam kekuatan kematian dari pulau ini.
Jika Ye Futian mampu mengendalikannya, kekuatan ular iblis itu akan semakin berkurang.
Tatapan mata ular iblis itu tampak sedingin es. Gas beracun yang mengerikan mulai menyebar dan memenuhi langit.
"Tidak ada ilusi lagi di sini," ujar Ye Futian pada ular iblis itu. Untaian cahaya suci bermunculan, dan area dari Jalur Agung menyelimuti pulau itu. Tatapan mata ular iblis itu menjadi semakin dingin. Seorang Renhuang tingkat bawah mampu menggunakan area dari Jalur Agung untuk melawan ilusinya?
Hal yang lebih mengerikan adalah, ketika Teratai Iblis Neraka merasakan aura dari tubuh Ye Futian, tampaknya dia mencoba untuk melepaskan diri dari kendali ular iblis itu. Kelopak-kelopak teratai itu membuka dan menutup ke arah Ye Futian, menyerap aura Jalur Agung yang terpancar dari tubuh Ye Futian.
"Senior Beigong," teriak Ye Futian. Ye Futian berdiri di udara. Kemudian, ular iblis itu berkata dengan nada dingin, "Kau ingin aku tunduk padamu?"
"Enyahlah ke neraka." Ular iblis itu adalah Kaisar Iblis di tingkat kedelapan. Dia harus tunduk pada kultivator manusia yang lemah?
Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi?
Lebih baik bertarung dan mati di sini daripada mengalami penghinaan seperti itu.
*Boom* Kekuatan dari aura petir yang mengerikan terpancar dari tubuh Beigong Ao. Dengan bermandikan cahaya petir, tubuhnya berubah menjadi Tubuh dari Jalur Agung Petir. Kemudian, dia mengulurkan telapak tangannya. Tiba-tiba, sebuah gelombang energi petir yang tak ada habisnya berkumpul di depannya, dan sebilah pedang petir ungu muncul di antara kedua telapak tangannya.
Beigong Ao memegang pedang petir itu di tangannya dan memusatkan perhatiannya pada satu titik di bawahnya. Aura petir di dalam tubuhnya mengalir ke pedangnya, sementara kilatan petir yang mengerikan menghujani area tersebut dari atas langit.
*Syuutt* Terdengar suara yang tajam dan memekakkan telinga di sana. Pedang itu diayunkan ke depan, dan cahaya petir yang dihasilkan langsung membelah ruang hampa menjadi dua bagian. Tubuh Beigong Ao bergerak bersama pedangnya. Teknik pedang yang dia gunakan adalah teknik tertinggi elemen petir yang sangat kuat milik Paviliun Dongyuan. Serangan itu sangat mematikan.
Suara gemuruh yang mengerikan bergema di udara. Kemudian, tubuh ular iblis itu menjadi semakin besar, bahkan ukuran tubuhnya saat ini lebih besar daripada seekor naga raksasa. Sosoknya tampak mengintimidasi dan tangguh. Tubuhnya masih diselimuti oleh sisik, yang terlihat seperti semacam peralat ritual yang melindungi tubuhnya. Sisik-sisik itu tampaknya tidak bisa ditembus.
Tubuh raksasa itu melingkar ke atas. Sementara itu, ekornya yang berukuran sangat besar diayunkan ke arah pedang petir yang semakin mendekat, sehingga menciptakan suara dentangan yang tajam dan keras. Pedang petir itu diayunkan ke bawah dan menghancurkan sisik ular iblis itu, langsung menyayat tubuhnya. Kekuatan dari Jalur Agung Petir yang mengerikan mengalir ke dalam tubuhnya, menghancurkan kekuatan internal dari ular iblis tersebut.
Pada saat yang bersamaan, tubuh raksasa ular iblis itu melingkar di sekitar Beigong Ao. Ekspresi Beigong Ao berubah. Kaisar Iblis ini sedang mengamuk.
*Brak* Dia menarik kembali pedangnya dan bergegas pergi. Pada saat dia mencabut pedangnya, kepala raksasa dari ular iblis itu terus-menerus mengeluarkan gas beracun yang langsung memenuhi area di sekitar mereka dan kemudian menyebar ke seluruh tempat. Kekuatan Jalur Agung telah terkikis dan dihancurkan.
Gas beracun yang mengerikan itu memenuhi seluruh tempat. Tentu saja, para kultivator yang masih berada di sana tidak bisa duduk diam. Mereka juga melancarkan serangan masing-masing pada ular iblis itu pada saat yang bersamaan. Serangan-serangan yang dahsyat itu datang satu per satu. Ular iblis itu mendesis kesakitan, sementara darah bercipratan di berbagai tempat.
Darah segar bercampur dengan gas beracun di udara, sehingga membuat seluruh area itu berubah warna menjadi merah. Hal yang lebih mengerikan adalah, ceceran darah itu tampaknya telah menyatu dengan kekuatan di dalam gas tersebut, yang meningkatkan kekuatan pengikis di dalamnya, sehingga membuat serangannya menjadi semakin mengerikan.
Di sisi lain, Teratai Iblis Neraka terus menerus membuka dan menutup. Banyak Teratai Neraka terus menerus bermekaran. Darah segar membasahi mereka dan, seolah-olah darah itu telah menjadi pupuk, hamparan Teratai Neraka, termasuk Teratai Iblis Neraka. Teratai-Teratai Neraka di pulau itu tiba-tiba tumbuh dengan cepat sebelum mereka mulai mengincar dan melahap orang-orang di pulau itu.
"Hati-hati. Ular itu menggunakan darahnya untuk menumbuhkan Teratai-Teratai Neraka ini." Seseorang berseru dari suatu tempat. Mendengar hal ini, Ye Futian tampaknya menyadari sesuatu. Sekarang dia mengerti kenapa ular iblis itu mampu mengendalikan semua Teratai Neraka tersebut. Selama bertahun-tahun, ular iblis itu tinggal sendirian di pulau ini. Dia menggunakan darahnya sebagai pupuk untuk menumbuhkan Teratai-Teratai Neraka, sehingga terjalin koneksi di antara mereka, dan teratai-teratai itu akhirnya terus tumbuh seiring berjalannya waktu.
Sekarang, darah ular iblis itu kembali membasahi Teratai-Teratai Neraka, dan hal tersebut membuat semua teratai itu menjadi ganas.
Sekuntum Teratai Neraka raksasa langsung melahap seorang Renhuang. Teratai itu perlahan-lahan melahap tubuh sang Renhuang. Aura kematian mengalir ke dalam tubuhnya, dan tidak lama kemudian, tubuh Renhuang itu menghilang. Dia telah menjadi pupuk bagi Teratai Neraka.
Teratai-Teratai Neraka ini juga mewarisi kekejaman dari ular iblis itu.
Untaian cahaya suci terus menerus terpancar dari tubuh Ye Futian. Hawa dingin juga ikut terpancar saat Cahaya Ilahi Yin dikeluarkan. Teratai-Teratai Neraka itu membeku, tetapi mereka terus mendekat ke arah Ye Futian. Hal ini menciptakan jarak aman yang memisahkan tubuh Ye Futian dengan teratai-teratai tersebut.
"Apakah kami boleh bersembunyi di sini sebentar?" seorang Renhuang bertanya pada kelompok Ye Futian.
"Ya, kau boleh masuk," Ye Futian mengangguk. Dia tidak menolak mereka.
"Terima kasih banyak." Renhuang itu memasuki area ini, dan seperti yang diharapkan, dia langsung menjadi jauh lebih aman daripada sebelumnya. Banyak kultivator lain juga mendatangi lokasi dimana Ye Futian berada. Ular iblis itu sedang disibukkan oleh pertempuran sengit melawan Beigong Ao. Namun, banyak di antara kultivator ini tidak dapat menghentikan serangan yang dilancarkan oleh Teratai Neraka.
Tidak lama kemudian, banyak kultivator menghampiri Ye Futian untuk mencari tempat berlindung. Meskipun banyak di antara mereka mencoba mengambil Teratai Neraka sebelumnya, Ye Futian tidak mempermasalahkan hal tersebut. Aura Jalur Agung miliknya menyelimuti tempat ini dan melindungi mereka dari serangan teratai-teratai tersebut.
Kemudian, satu sosok tampak bergerak mendekat. Dia adalah Yan Daoren, kultivator yang mereka temui di Danau Dewa Penglai. Diam-diam dia bergerak ke depan, tetapi pergerakannya masih terdeteksi oleh Kaisar Helian. Melihatnya mendekat, Kaisar Helian mengayunkan tangannya dan berkata, "Enyahlah. Tidak ada tempat bagimu di sini."
Dia mengingkari kata-katanya hanya karena dia takut menyinggung perasaan Jun Qiuyan, menolak bertransaksi dengan Ye Futian di depan umum, dan sekarang, dia ingin mencari perlindungan?
Meskipun mereka murah hati, bukan berarti mereka akan membalas penghinaan seperti itu dengan kebaikan.
Kultivator jelas memiliki dendam tersendiri di dalam hati mereka.
Ekspresi Yan Daoren berubah menjadi muram. Dia memandang Ye Futian dan berkata, "Kesalahanku sebelumnya disebabkan karena aku tidak punya pilihan lain saat itu. Kuharap kau bersedia memaafkanku."
Ketika dia berbicara, sekuntum Teratai Neraka sedang bergerak ke arahnya.
Ye Futian meliriknya dan kemudian mengabaikannya. Dia tidak mudah untuk dirayu.
*Whoosh* Yan Daoren ingin menerjang ke depan. Ye Futian mengerutkan keningnya, dan seberkas aura pedang tiba-tiba terbang ke arahnya. Ekspresi Yan Daoren berubah saat dia bergegas mundur. Aura pedang itu terbang melintasi langit dan kembali ke sisi Ye Futian. Aura pedang itu sangat mengerikan.
"Tidak ada tempat bagimu di sini." Ye Futian memberikan jawabannya dan berhenti menatap Yan Daoren. Dia kembali memfokuskan perhatiannya ke arah medan pertempuran. Yan Daoren berbalik untuk melarikan diri. Namun, Teratai Iblis Neraka telah menyegel area ini. Tidak ada jalan keluar baginya. Melihat Teratai Neraka yang ukurannya cukup besar untuk menutupi langit itu mendekatinya, Yan Daoren menjadi putus asa dan mencoba untuk menerjang keluar. Namun, tidak lama kemudian, dia dilahap oleh Teratai Neraka yang berwarna merah darah itu, dan tubuhnya hancur perlahan-lahan saat bunga-bunga itu melahapnya.
Jeritannya dipenuhi oleh keputusasaan. Dia tidak ingin mati dengan cara semenyedihkan ini; Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengubah situasi ini.
Ye Futian tidak menatapnya. Dia terus memandang ke arah medan pertempuran. Beigong Ao, yang telah menerobos ke tingkat berikutnya dan menggabungkan Kayu Awan ke dalam tubuhnya, jelas lebih kuat daripada ular iblis itu. Di bawah kilatan dari pedang petirnya, orang-orang bisa melihat bahwa jumlah luka di tubuh ular iblis itu semakin meningkat.
Terlebih lagi, teknik pedang petir itu menjadi semakin kuat saat pertempuran itu berlangsung. Kilatan petir yang kuat terus menerus membombardir tubuh raksasa ular iblis itu, sehingga menyebabkan tubuh ular iblis itu terkoyak dan hancur. Tubuh raksasa itu sudah berlumuran darah. Siapa yang tahu berapa banyak luka yang ada di tubuhnya sekarang.
"Aku bersedia tunduk padamu," ular iblis itu meraung. Akhirnya dia menyerah. Sepertinya dia menyadari bahwa dia tidak mungkin bisa membalikkan keadaan. Ketika energi kehidupannya perlahan-lahan menghilang, nalurinya untuk bertahan hidup akhirnya mengalahkan harga dirinya.
"Bunuh dia," ujar Ye Futian.
"Baiklah." Beigong Ao mengangguk. Pedang petir miliknya kembali diayunkan ke depan, menebas dan meninggalkan luka sayatan yang mengerikan di tubuh raksasa dari ular iblis itu. Beigong Ao berteriak, dan teknik Thousand Punishment dikerahkan menuju ular iblis itu, memasuki tubuhnya. Kemudian, dalam sekejap, tubuh ular iblis raksasa itu dilahap oleh cahaya petir. Tubuhnya bergetar hebat.
Beigong Ao tentu saja tidak akan membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja. Dia mengulurkan tangan kirinya, dan Light of Thunder Punishment mengalir ke dalam tubuh ular iblis itu. Di bawah kekuatan penghancur dari Jalur Agung Petir, tubuh raksasa dari ular iblis itu dihancurkan. Tidak lama kemudian, dia tewas terbunuh dan jatuh ke permukaan tanah diikuti dengan suara benturan yang keras.
Seekor Kaisar Iblis tingkat kedelapan telah tewas terbunuh.
Orang-orang di sekitar Ye Futian memandang ke arahnya. Di dalam benak mereka, banyak yang bertanya-tanya, 'Siapa sebenarnya pria ini? Tindakannya sangat kejam. Dia menolak permohonan Kaisar Iblis tingkat kedelapan untuk menjadi pengikutnya secara langsung sebelum membunuhnya..."
"Tubuh ular iblis itu sendiri adalah sebuah harta karun. Senior Beigong, anda bisa memilikinya," ujar Ye Futian.
"Itu benar." Beigong Ao mengangguk. Seekor ular iblis di Renhuang Plane tingkat kedelapan sudah menjadi sebuah harta karun tersendiri. Sisik-sisiknya setara dengan peralatan ritual tingkat atas. Serangan seperti apa pun nyaris tidak bisa menembusnya.
Adapun fakta bahwa Ye Futian menolak untuk memaafkan ular iblis itu, dia sudah terbiasa dengan hal tersebut. Di dalam benaknya, mungkin seekor Kaisar Iblis di tingkat kedelapan tidak berarti apa-apa di mata Ye Futian.
Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun Beigong Ao telah menerobos ke Renhuang Plane tingkat kedelapan, Ye Futian tidak akan dan mungkin tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Karena bagaimanapun juga, pemikirannya jauh melebihi apa yang dibayangkan oleh Beigong Ao.
Namun, hal ini pula yang membuat Beigong Ao semakin bersemangat untuk mendampingi Ye Futian. Dia ingin terus mendampinginya dan melihat seberapa jauh pria ini bisa melangkah di masa depan.
"Aku berasumsi bahwa tidak ada satu pun dari kalian yang berniat melawanku untuk mendapatkan Teratai Iblis Neraka?" Ye Futian bertanya pada orang-orang di sekitarnya. Mereka mengangguk, menangkupkan tangan, berbalik, lalu bergegas pergi!