Jari Kematian
Jari Kematian
Orang-orang ini jelas memiliki kepribadian yang tidak ramah. Namun, mereka tidak terlalu memedulikan hal ini. Tujuan utama mengundang semua pasukan ini ke Akademi Donghua kali ini adalah untuk melihat sejauh mana kemampuan kultivasi dari berbagai macam Renhuang di Wilayah Donghua.
Tidak mengejutkan bahwa situasinya akan menjadi seperti ini.
Area di sekitar gunung tempat Desolation berdiri sangatlah sempit. Sebuah bayangan yang pekat menyelimuti area di sekitar gunung tersebut; sulur-sulur kegelapan tampak berputar-putar dan menciptakan perasaan yang dingin dan suram. Itu adalah sebuah aura yang membuat siapa pun merasa sangat tidak nyaman.
"Karena Ning Hua tidak ada di sini, apakah ada seseorang dari Akademi Donghua yang ingin bertarung melawanku?" Desolation bertanya. Suaranya bergema ke seluruh tempat, dan nada bicaranya terdengar sangat mengintimidasi.
Bagaimanapun juga, tempat ini adalah Akademi Donghua—akademi nomor satu di Wilayah Donghua—namun Desolation berani bersikap sangat sombong di hadapan semua orang.
Di kejauhan, beberapa orang berdiri di tepi pulau-pulau terapung dan mengamati area di sekitar pegunungan kuno serta Panggung Pencarian Jalur Agung ini. Sang penerus dari Dewa Kehancuran adalah salah satu dari empat kultivator muda yang paling banyak dibicarakan di seluruh penjuru Wilayah Donghua. Sudah jelas, banyak orang ingin melihat sekuat apakah calon Dewa Kehancuran dari generasi ini.
Di dunia luar, di antara mereka berempat, Ning Hua berada di peringkat pertama, Jiang Yueli di peringkat kedua, Desolation di peringkat ketiga, dan Zong Chan dari Menara Pengintai Wangshen, yang telah menerobos ke Renhuang Plane tingkat atas belum lama ini, menempati peringkat terakhir.
Meskipun Desolation bersikap sangat sombong, namun semua orang tetap ingin melihat sekuat apakah sosok terkemuka dari Istana Dewa Kehancuran ini.
Istana Dewa Kehancuran terletak di Benua Badlands dari Wilayah Donghua. Benua itu berada sangat jauh dari area pusat di Wilayah Donghua. Berbagai macam pasukan yang hadir di sini semuanya berasal dari benua yang berbeda-beda, dan meskipun mereka semua pernah mendengar informasi mengenai satu sama lain sebelumnya, namun hanya beberapa di antara mereka yang mengetahui tentang kekuatan mereka yang sesungguhnya. Lagipula, jarang sekali mereka memiliki kesempatan dimana mereka semua akan berkumpul di satu tempat yang sama.
Sekarang setelah berbagai macam pasukan telah diundang ke Langit Donghua oleh Pemimpin Wilayah Donghua, bukankah mereka akan penasaran terhadap kekuatan satu sama lain?
Jiang Yueli, Qin Qing, dan para kultivator dari Istana Fluttering Snow memusatkan pandangan mereka pada satu tempat yang sama. Mereka juga menantikan pertarungan yang akan dihadapi oleh Desolation.
Pada saat ini, seorang Renhuang tingkat atas berjalan keluar dari Akademi Donghua. Dia adalah seorang pria paruh baya di Renhuang Plane tingkat kedelapan. Meskipun dia bukanlah salah satu sosok terkemuka di Akademi Donghua, Desolation hanyalah seorang Renhuang tingkat ketujuh. Meskipun dia memiliki Roda Ilahi yang sempurna, namun pihak akademi tidak ingin mengirimkan seorang Renhuang tingkat kesembilan—sosok terkemuka—secara langsung. Jadi, dia-lah yang maju untuk menghadapinya.
Beberapa kultivator dari Akademi Donghua mengangguk pelan ketika mereka melihat sosok itu berjalan ke depan. Ini adalah keputusan yang tepat, meskipun risikonya sangatlah besar, karena lawan yang dia hadapi adalah Desolation.
"Silahkan mulai duluan," Renhuang tingkat kedelapan itu berbicara pada Desolation, yang berada di puncak gunung.
Tubuh Desolation melesat ke depan dan tiba di area di atas Panggung Pencarian Jalur Agung. Alih-alih memandang lawannya, dia justru memandang wilayah di antara dua gunung kuno itu. Ada sebuah cermin transparan yang menggantung di sana. Tampaknya ada gelombang yang terus menerus memasuki cermin tersebut. Itu adalah Cermin Ilahi dari Roda Surgawi.
Sebelum para kultivator dari Akademi Donghua mencari Jalur Agung masing-masing di sini, jika mereka memiliki Roda Ilahi yang sempurna, mereka akan mengetahui tingkat kekuatan dari Roda Ilahi mereka dengan menggunakan Cermin Ilahi dari Roda Surgawi.
Ketika Desolation bergerak, dia ingin tahu berapa banyak lingkaran cahaya yang mampu dibentuk oleh Roda Ilahi miliknya pada Cermin Ilahi dari Roda Surgawi.
Renhuang dari Akademi Donghua yang menantangnya hanya memandangnya dengan tenang tanpa ada niat untuk mengganggunya. Dia juga tidak bergerak mendekatinya. Bagaimanapun juga, Roda Ilahi miliknya tidak sempurna, jadi Cermin Ilahi dari Roda Surgawi tidak akan bereaksi padanya. Dengan demikian, dia tidak perlu pergi ke sana untuk menilai Roda Ilahi miliknya. Sejak awal, dia sudah berada di posisi yang tidak menguntungkan.
"Menurut kalian, sekuat apakah Roda Ilahi yang dimiliki oleh Desolation?" Banyak orang menatap ke arah Desolation. Untaian aura yang kuat terpancar darinya. Di atas tubuhnya, muncul sebuah pohon kuno dari Jalur Agung yang berwarna hitam legam. Akar-akarnya seperti tertancap di berbagai tempat, seolah-olah mereka akan menyelimuti setiap sudut dari area yang luas itu.
Dalam sekejap, cermin ilahi itu memantulkan bayangan dari tubuhnya. Di permukaan cermin itu, muncul sebuah pohon kuno lainnya; dan pohon itu juga berwarna hitam legam. Cahaya suci tampak menyelimuti tubuh Desolation. Sepertinya Desolation dan cermin itu telah terhubung satu sama lain. Cahaya suci juga muncul di permukaan cermin ilahi itu, dan satu lingkaran cahaya pun terbentuk. Banyak orang mengalihkan pandangan mereka ke arah itu.
"Lingkaran-lingkaran cahaya itu mulai bermunculan," semua orang memandang ke arah cermin ilahi itu, dan dalam waktu singkat, lingkaran cahaya kedua muncul di sekitar pohon ilahi tersebut.
Ditambah lagi, kemunculan lingkaran-lingkaran cahaya itu masih belum berakhir. Ketika lingkaran cahaya ketiga terbentuk, banyak kultivator di Akademi Donghua tampak berdiskusi satu sama lain.
"Tiga lingkaran cahaya." Dari kejauhan, banyak orang juga ikut menyaksikan pemandangan ini. Sebenarnya terbentuknya tiga lingkaran cahaya bukanlah pencapaian yang luar biasa. Namun, menurut sepengetahuan mereka, ini bukanlah Roda Ilahi terkuat yang dimiliki oleh Desolation. Dia memiliki dua Roda Ilahi utama. Di Istana Dewa Kehancuran, 'Desolation' dari setiap generasi harus bisa menuntaskan satu hal—menempa Roda 'Kehancuran'. Itu adalah Roda Ilahi utama dari para Desolation.
Pohon kuno ini sudah bisa membentuk tiga lingkaran cahaya dari cermin ilahi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Roda Kehancuran miliknya pasti mampu menghasilkan lebih dari tiga lingkaran cahaya.
Sesuai dugaan, setelah lingkaran cahaya ketiga terbentuk, cahaya yang dipancarkan oleh Cermin Ilahi dari Roda Surgawi itu meredup.
Namun, Desolation tidak berhenti bergerak. Sebuah aura yang lebih kuat dari sebelumnya terpancar dari tubuhnya. Aura yang tampak misterius dan sakral ini menyebar di udara. Bahkan samar-samar seseorang bisa merasakan aura yang suram darinya. Sebuah istana ilahi berwarna hitam legam telah muncul di sana. Istana itu memang tampak samar, tetapi cermin ilahi itu langsung memantulkan bayangannya. Cermin ilahi itu memancarkan cahayanya pada istana ilahi tersebut. Cahaya yang dihasilkan sangat menyilaukan.
Lingkaran-lingkaran cahaya langsung terbentuk di sana. Dalam waktu singkat, tiga lingkaran cahaya telah muncul di cermin ilahi itu berkat Roda Kehancuran milik Desolation. Cahaya yang menyilaukan itu menyinari seluruh tempat dan terpantul dari puncak gunung. Banyak orang tampak takjub saat menyaksikan pemandangan ini.
Ditambah lagi, kemunculan lingkaran cahaya itu tidak berhenti begitu saja. Dalam sekejap, lingkaran cahaya keempat terbentuk, yang terlihat lebih menakjubkan daripada lingkaran cahaya sebelumnya. Saat ini, cahaya yang dipancarkan oleh cermin ilahi itu menjadi semakin menyilaukan, bahkan sampai menghalangi pandangan mata orang-orang.
"Luar biasa," banyak kultivator dari Akademi Donghua berkomentar. Lingkaran cahaya keempat telah terbentuk, namun sepertinya proses ini belum berakhir. Dia memang penerus dari Istana Dewa Kehancuran.
Ketika lingkaran cahaya kelima terbentuk, ekspresi banyak orang tampak serius. Terutama bagi para anggota dari pasukan-pasukan terkemuka.
Di tempat kelompok dari Istana Lingxiao berada, tatapan mata Ling He juga tertuju ke arah tersebut. Pikirannya sedikit terganggu dengan apa yang dia saksikan saat ini. Dia juga telah menguji Roda Ilahi miliknya sebelumnya, yang hanya mampu membuat Cermin Ilahi dari Roda Surgawi menghasilkan tiga lingkaran cahaya. Menurut perhitungan yang dibuat oleh para senior dari Akademi Donghua, seorang kultivator yang mampu mencapai Renhuang Plane tingkat atas dengan Roda Ilahi yang sempurna juga akan memiliki Roda Ilahi dengan tingkatan yang relatif tinggi.
Di sisi lain, hal itu juga menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkatan dari suatu Roda Ilahi, maka akan semakin tinggi pula peluang seorang kultivator untuk menempa Roda Ilahi yang sempurna saat menerobos ke Renhuang Plane tingkat atas.
Beberapa kultivator senior dari Akademi Donghua juga berpikir dalam hati saat menyaksikan pemandangan ini terjadi di hadapan mereka. Tampaknya Roda Ilahi milik Jiang Yueli dan Zong Chan juga tidak berada di tingkat rendah. Jika benar demikian, maka hal ini akan membuktikan bahwa analisis mereka memang benar adanya. Seseorang yang mampu mempertahankan kesempurnaan Roda Ilahi mereka pada Renhuang Plane tingkat atas akan memiliki Roda Ilahi yang setidaknya berada di tingkat ketiga. Hal ini sesuai dengan munculnya tiga lingkaran cahaya di cermin ilahi tersebut.
Akan tetapi, ini hanya sekedar dugaan dan belum dapat dibuktikan kebenarannya. Namun, semua ini sangatlah misterius. Angka-angka ini biasanya mengandung makna tertentu.
"Lima lingkaran cahaya sudah terbentuk di sana." Banyak orang memandang ke arah cermin itu. Tingkatan Roda Ilahi milik Desolation lebih tinggi daripada murid-murid dari Akademi Donghua, kecuali Ning Hua.
Cahaya yang dipancarkan oleh cermin ilahi itu sangat menakjubkan dan menarik perhatian. Namun, lingkaran cahaya keenam pada akhirnya tidak terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa Roda Ilahi milik Desolation masih sedikit lebih lemah dari Ning Hua. Dengan ini, banyak kultivator dari Akademi Donghua dapat menerima hasil akhir ini dengan lapang dada.
Bagaimanapun juga, nama Desolation sudah sangat terkenal. Keempat kultivator itu adalah sosok-sosok terkemuka dari Wilayah Donghua yang reputasinya sudah tidak perlu diragukan lagi.
Akan tetapi, ekspresi Desolation tetap datar seperti sebelumnya. Tidak yang tahu apakah dia puas karena mampu menghasilkan lima lingkaran cahaya dari cermin ilahi tersebut. Dia pun menarik kembali Roda Ilahi miliknya. Kemudian dia melayang ke udara dan berhenti di depan Renhuang tingkat kedelapan dari Akademi Donghua yang menerima tantangannya sebelumnya. Keduanya berhadapan satu sama lain di tengah-tengah area kosong.
Dengan dikelilingi oleh gunung-gunung kuno, Panggung Pencarian Jalur Agung tampak sangat luas. Hal ini memungkinkan para petarung dapat bergerak dengan leluasa di sana.
"Tunjukkan seperti apa kemampuanmu," ujar Desolation pada lawannya. Dalam sekejap, Roda Ilahi milik Renhuang tingkat kedelapan itu pun muncul. Itu adalah sebuah lukisan raksasa berwarna emas, yang terlihat seperti dinding batu dan tampaknya sangat tajam.
Dalam sekejap, pancaran cahaya keemasan yang tak terbatas muncul di atas langit, bersamaan dengan cahaya yang dipancarkan oleh Roda Ilahi berwujud lukisan itu. Di sisi lain, sebuah matriks tampaknya telah terbentuk di atas langit. Rune-rune keemasan mengalir di sekitar matriks tersebut. Tidak lama kemudian, sinar-sinar cahaya keemasan yang menakjubkan langsung melesat menuju Desolation dengan membawa keinginan membunuh yang mengerikan di dalamnya.
Aura yang dipancarkan oleh Desolation tiba-tiba berubah menjadi mengerikan. Aura yang sangat suram menyelimuti seluruh tempat, seolah-olah seluruh penjuru dunia berubah warna menjadi abu-abu. Tidak hanya itu saja, tampaknya ada sebuah pohon berwarna hitam muncul di sekitar tubuhnya. Dahan-dahan dan dedaunan dari pohon itu menyebar ke segala arah, seolah-olah mereka adalah bagian tubuh dari Desolation.
*Syuutt, Syuutt* Tiba-tiba, suara yang tajam dan memekakkan telinga bergema di kejauhan. Sebuah lukisan yang mengerikan muncul di atas Desolation, dan cahaya keemasan yang menimpa dirinya seolah-olah tidak ada habisnya, seperti aliran dari Jalur Agung. Namun, seberkas cahaya penghancur berwarna hitam pekat melesat ke atas langit dari tubuh Desolation. Aliran cahaya keemasan dan hitam pekat itu bertabrakan di udara seperti dua aliran Jalur Agung yang menerjang satu sama lain. Akibatnya, gelombang kejut yang dahsyat terbentuk saat dua serangan itu bertabrakan di udara.
Renhuang dari Akademi Donghua itu masih melayang di udara, dengan tubuh bermandikan cahaya suci dari Jalur Agung. Tidak hanya itu saja, baju zirah keemasan tampak menyelimuti tubuhnya, dan sepertinya dia juga memancarkan aura yang tak tertandingi dari tubuhnya. Cahaya suci yang tak terbatas menyelimuti sosoknya saat dia melesat ke bawah. Pada detik berikutnya, tubuhnya berubah menjadi seberkas cahaya yang langsung melesat ke arah Desolation dengan niat untuk membunuhnya. Cahaya itu langsung menembus petir hitam penghancur yang menyelimuti seluruh area tersebut.
Sebuah badai yang mengerikan telah terbentuk, dan seluruh penjuru dunia seperti telah berubah warna menjadi abu-abu. Setelah melihat lawannya bergerak mendekat, Desolation bahkan tidak menunjukkan reaksi apa pun. Dia hanya berdiri di tempatnya tanpa bergerak sedikit pun. Cahaya suci itu bergerak dengan sangat cepat, namun pada saat ini, seseorang menyadari bahwa Desolation telah bergerak. Dia mengangkat tangannya dan menunjuk ke depan.
Cahaya emas itu berhenti bergerak, hanya menyisakan jejak-jejak keemasan di udara. Namun, sebuah jari muncul di depannya. Pada saat jari itu muncul, arus kegelapan di area itu sepertinya langsung terserap ke dalam jari tersebut, disertai dengan petir hitam penghancur yang bergejolak di atas langit.
"Itu adalah teknik Jari Kematian. Berhati-hatilah," seorang kultivator dari Akademi Donghua mengingatkan. Namun, semuanya sudah terlambat. Ketika Jari Kematian dikeluarkan, segala sesuatu di sekitarnya akan musnah.
*Boom* Arus kegelapan yang mengerikan menyelimuti seluruh tempat. Bahkan cahaya suci keemasan dilahap hingga tak bersisa. Orang-orang hanya bisa melihat satu sosok yang terbang menjauh dan bertabrakan dengan matriks dari Panggung Pencarian Jalur Agung. Suara tabrakan bergema di udara dan menyebabkan matriks itu bergetar hebat.
Seluruh dunia kini tampak suram. Kilatan petir hitam saling menyambar di atas langit. Bahkan ada kilatan petir yang bergemuruh di depan Desolation. Arus penghancur itu membuat hati semua orang menjadi dingin.
Jari Kematian adalah salah satu teknik tertinggi yang dimiliki oleh Istana Dewa Kehancuran. Teknik itu dianggap mengerikan karena kekuatannya yang begitu mengejutkan.
Hanya dengan satu jari, Renhuang tingkat kedelapan itu dibuat tak berdaya, dan Roda Ilahi-nya rusak berat. Pemandangan ini mengejutkan semua orang yang berada di sana.