Mengasingkan Diri
Mengasingkan Diri
Sosok-sosok terkemuka dari Klan Jun dan Klan Yun telah dibantai. Setelah itu, anggota klan lainnya juga dimusnahkan oleh berbagai macam pasukan di Benua Penglai. Beberapa pasukan menyimpan dendam terhadap mereka, dan ada pula pasukan yang mengambil keuntungan dari situasi ini. Akan selalu ada orang-orang yang memanfaatkan penderitaan orang lain demi keuntungan mereka sendiri di dunia kultivasi. Hal ini terutama berlaku bagi pasukan-pasukan terkemuka yang memiliki sumber daya melimpah. Akan selalu ada orang-orang yang tidak akan melewatkan kesempatan ini berlalu begitu saja.
Dalam satu malam, dua pasukan terkemuka telah dilenyapkan dan kini hanya menjadi catatan sejarah. Semua ini disebabkan karena satu masalah sepele. Banyak orang membicarakan tentang insiden ini.
Apabila Klan Jun terlibat dalam konflik ini karena junior mereka, Jun Qiuyan, maka kondisi Klan Yun jauh lebih buruk. Mereka terseret ke dalam badai ini karena mereka tidak mampu membaca situasi. Akibatnya, klan mereka dimusnahkan. Siapa yang mengira bahwa semuanya akan berakhir seperti ini?
Namun, dunia kultivasi memang seperti ini. Tidak peduli sebesar apa pun badai yang terjadi, penyebabnya selalu berasal dari masalah sepele.
Saat banyak orang mengantisipasi apakah Pulau Dewa Timur akan kembali menguasai Benua Penglai atau tidak, Pemimpin Pulau justru membawa pasukannya kembali dan kabar tentang mereka tidak terdengar lagi. Rasanya seolah-olah dia tidak pernah muncul di hadapan publik dan tetap tidak peduli pada urusan terkait Benua Penglai. Jika dua pasukan itu tidak memprovokasi mereka, Pulau Dewa Timur mungkin tidak akan muncul ke hadapan publik.
Atau lebih tepatnya, semua yang telah terjadi saat ini disebabkan karena dua pasukan itu ingin membunuh Ye Futian.
Pemimpin dari Pulau Dewa Timur turun tangan demi membantu kultivator muda itu. Namun, bakat yang telah ditampilkan oleh Ye Futian memang telah membuat takjub banyak orang dan tak akan terlupakan. Nama pemimpin dari Paviliun Dongyuan, Ye Liunian, kini telah menyebar ke seluruh penjuru Benua Penglai. Banyak orang mengunjungi benua tempat Paviliun Dongyuan berada. Mereka ingin melihat apa keistimewaan dari orang ini.
Namun, ketika mereka tiba Paviliun Dongyuan dan mengumpulkan informasi, mereka mendapati bahwa sosok Ye Futian masih dipenuhi oleh misteri. Seolah-olah dia muncul secara tiba-tiba dan menjadi terkenal dalam semalam. Kemudian, secara kebetulan, dia mendapatkan posisi sebagai pemimpin dari Paviliun Dongyuan. Namun kali ini, dia tidak kembali dan memutuskan untuk menyerahkan jabatannya. Beigong Ao-lah yang kembali untuk menyelesaikan urusan-urusan terkait Paviliun Dongyuan.
Selang beberapa lama, segala sesuatunya mulai kembali ke kondisi semula. Para kultivator dari berbagai macam benua mulai pergi meninggalkan Benua Penglai satu per satu. Jumlah orang yang berada di Wilayah Dewa Penglai perlahan-lahan berkurang, dan situasi kembali normal seperti sedia kala.
Kemungkinan besar suasana akan ramai kembali dalam sepuluh tahun ke depan. Namun, apakah sosok seperti Ye Liunian akan muncul kembali sepuluh tahun lagi?
Sepertinya hal itu sulit terjadi, atau bahkan mustahil terjadi.
Banyak orang berspekulasi bahwa pemimpin dari Pulau Dewa Timur akan menobatkan Dewi Bai Mu sebagai Rekan Spiritual Ye Futian agar dia bersedia untuk tetap tinggal dan berkultivasi di Pulau Dewa Timur.
Mereka semua jadi bertanya-tanya: apa yang sedang dilakukan oleh Ye Futian di Pulau Dewa Timur sekarang?
Pasti dia telah mendapatkan berbagai macam pil dari Jalur Agung dan berusaha keras untuk meningkatkan kultivasinya. Mungkin dia juga sedang bersenang-senang dengan dewi-dewi di sekelilingnya. Dengan bakat yang dimilikinya, Pulau Dewa Timur pasti akan menempuh segala cara untuk membuatnya tetap tinggal.
Saat ini, di Pulau Dewa Timur, tepatnya di Paviliun Alkimia, wajah Ye Futian tampak menghitam. Seolah-olah wajahnya telah terbakar. Sementara jubah putihnya dihiasi oleh noda-noda hitam, dan ada aroma aneh yang tercium dari tubuhnya. Dimana pesona dan temperamen yang dimiliki olehnya? Dia benar-benar terlihat berbeda dari penampilan yang dibayangkan oleh orang-orang di luar sana. Jika mereka melihat penampilan Ye Futian saat ini, apa yang akan mereka pikirkan?
"Senior Helian, meskipun pil ini tampak buruk rupa, abaikan saja penampilannya dan jangan disia-siakan," ujar Ye Futian sambil memegang pil yang baru saja dia buat. Meskipun ada aura dari Jalur Agung yang terpancar dari pil tersebut, namun bentuk dari pil itu sangatlah buruk dan tidak menarik.
Kaisar Helian tersenyum tipis saat dia menjawab dengan suara pelan, "Pemimpin Paviliun, aku telah mengonsumsi berbagai macam pil dari Jalur Agung. Aku perlu waktu untuk mencernanya. Kau bisa menyimpan pil ini untuk Beigong Ao. Dia belum pernah mengonsumi pil buatanmu."
Beberapa hari terakhir, Ye Futian menyuruh Kaisar Helian untuk tetap tinggal di Pulau Dewa Timur untuk berkultivasi. Kaisar Helian awalnya menduga bahwa dia akan mengonsumsi ramuan mujarab dari Pulau Dewa Timur setiap harinya, Namun, pada kenyataannya, Ye Futian memberi asupan ramuan ciptaannya sendiri setiap harinya. Warna, aroma, dan rasa dari ramuan-ramuan ini sudah tidak perlu dijelaskan lagi. Pil yang dibuat oleh Ye Futian juga sangat bervariasi. Ada begitu banyak tingkatan di dalamnya, bahkan ada beberapa pil yang merupakan produk gagal. Dengan alasan bahwa sayang untuk membuang pil-pil ini, Ye Futian memilih untuk memberikan semua pil ciptaannya pada Kaisar Helian.
Pemimpin dari Keluarga Helian yang bermartabat kini berperan sebagai kelinci percobaan untuk menguji pil ciptaan Ye Futian!
Ini sangat menyedihkan.
"Kalau begitu, Helian You saja yang mencobanya," Ye Futian memberi perintah.
"Sepertinya ramuan-ramuan ini lebih cocok untuk ayahku. Lagipula tingkat kultivasiku belum cukup tinggi. Ramuan-ramuan ini terlalu berharga untukku," Helian You menolak penawarannya dengan sopan. Ye Futian kini memandang Beigong Shuang, yang berada di bagian samping. Wanita itu membalas tatapan matanya dengan ekspresi datar sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"Sepertinya kalian semua sangat suka berbagi," keluh Ye Futian. Sekarang tatapan matanya tertuju pada Elang Angin Hitam, yang berdiri di dekatnya. Ketika Elang Kecil mengetahui pemikiran dalam benak Ye Futian, dia menoleh dan pergi. Dia berpura-pura tidak tahu apa-apa.
"Senior Helian, anda telah mencapai hambatan dalam kultivasi anda." Ye Futian berusaha meyakinkan Kaisar Helian dengan berkata, "Mungkin beberapa titik meridian di dalam tubuh anda tersumbat. Anda memerlukan bantuan dari pil-pil ini untuk melancarkannya. Anda tidak perlu sungkan dan menolaknya." Pada akhirnya, Kaisar Helian mengonsumsi pil itu dengan terpaksa, dan ekspresinya pun terlihat enggan.
Tidak baik untuk mengonsumi pil dari Jalur Agung secara berlebihan. Apalagi, Ye Futian telah menyuruhnya mengonsumsi berbagai macam pil tanpa henti.
"Senior," Ye Futian berseru. Para ahli alkimia, yang selama ini berpura-pura tidak menyaksikan apa-apa, mengalihkan pandangan mereka pada Ye Futian dan bertanya, "Liunian, apakah ada lagi yang kau butuhkan?"
Ye Futian, menjawab, "Tolong ambilkan beberapa resep serta tanaman herbal tambahan. Semakin sulit resepnya, makin baik. Sebaiknya kalian memilih resep untuk membuat pil yang aneh." Bagian sudut mulut para ahli alkimia berkedut saat mendengar jawabannya. Kemudian mereka mengangguk pelan dan berkata, "Baiklah."
Beberapa dari mereka pergi meninggalkan tempat itu sambil berpikir bahwa pria ini benar-benar gila. Awalnya, mereka ingin membantu Ye Futian secara perlahan-lahan dalam membuat pil dari Jalur Agung. Namun, dia menolak bantuan mereka dan ingin membuat pil dengan caranya sendiri. Apalagi, dia hanya ingin membuat pil tingkat tinggi dan sangat sulit untuk dibuat. Sehingga tidak mengejutkan bahwa peluang kesuksesannya sangat rendah.
Seorang kultivator yang bahkan belum memahami kemampuan dasar dalam membuat pil dari Jalur Agung sudah ingin menciptakan pil dengan kualitas terbaik. Dia telah menghabiskan bahan baku alkimia setiap harinya. Mereka tidak menyukai pemborosan yang dia lakukan dan mereka jadi bertanya-tanya apakah membiarkannya tetap tinggal di sini merupakan keputusan yang tepat. Apakah mereka sebaiknya meminta Ye Futian pergi sesegera mungkin?
Jika tidak, bahan baku mereka yang sangat berharga akan dikuras habis olehnya.
Apa yang membuat mereka semakin tidak bisa berkata-kata adalah, ketika mereka melaporkan masalah ini pada Bai Mu, dia mengabaikannya begitu saja. Ketika mereka meminta Pemimpin Pulau untuk menyuruh Ye Futian lebih berhemat, Pemimpin Pulau justru meminta mereka agar membiarkan Ye Futian berbuat sesuka hatinya. Situasi macam apa ini? Apakah ada di antara mereka yang mempelajari teknik alkimia dengan cara seperti ini?
Jika situasi ini terus berlanjut, maka sumber daya yang dimiliki oleh Paviliun Alkimia akan terkuras habis.
Tidak hanya itu saja. Monster peliharaan pria itu sangat tidak sopan. Elang Angin Hitam, yang memanggil dirinya sendiri sebagai 'Tuan Elang', berasalan bahwa dia ingin membantu tuannya mengumpulkan tanaman herbal, padahal dia juga menjarah dan mengonsumsi tanaman herbal setiap harinya. Para ahli alkimia ini menangkap dan menghajarnya. Namun, b*jingan itu memiliki sosok lain yang membantunya. Keturunan dari Lord Phoenix jelas bukan sosok yang bisa diganggu sembarangan.
Beberapa bulan berlalu dalam sekejap mata. Suatu hari, sebuah aura yang mengerikan menyebar ke seluruh penjuru Pulau Dewa Timur. Badai dari Jalur Agung bergejolak menembus langit, dan cuaca berubah dalam sekejap. Banyak orang mendongak dan memandang ke arah dimana aura itu berasal. Jiwa spiritual mereka menyebar, berusaha mencari sumber dari badai Jalur Agung tersebut. Tidak lama kemudian, mereka tampak tercengang.
Seseorang akan menerobos ke tingkat Plane berikutnya. Orang itu adalah kultivator yang selama ini menjadi kelinci percobaan bagi pil-pil yang dibuat oleh Ye Futian setiap harinya. Siapa lagi kalau bukan Kaisar Helian.
Ye Futian, yang sedang membuat pil dari Jalur Agung, juga tampak terkejut. Dia berjalan keluar dari Paviliun Alkimia dan mendongak untuk memandang ke kejauhan. Kedua matanya berbinar dengan kebahagiaan. Kaisar Helian sudah tidak muda lagi, dan kultivasinya telah terhambat di tingkat yang sama untuk waktu yang lama. Sebenarnya, meskipun berbagai macam pil yang diberikan oleh Ye Futian pada Kaisar Helian merupakan pil tingkat bawah, namun sebagian besar dari pil-pil tersebut cocok dengan kultivasi Kaisar Helian. Pil-pil ciptaan Ye Futian ini tidak akan memengaruhi orang yang mengonsumsinya secara langsung, tetapi pil-pil ini mampu meningkatkan energi mereka, yang merupakan komponen utama dalam kultivasi seseorang.
Ketika seorang kultivator memiliki energi yang melimpah dan roh yang kuat, mereka akan mampu memahami segala sesuatu di sekitar mereka dengan lebih mudah. Ye Futian tidak membuat ramuan yang dia berikan pada Kaisar Helian secara langsung. Sebaliknya, dia akan menggunakan pendekatan yang berbeda dan berusaha memperkuat fondasi kultivasi Kaisar Helian. Metode ini adalah sesuatu yang dipelajari oleh Ye Futian dari warisan yang dia dapatkan dari Dewa Tertinggi Donglai.
Beberapa bulan terakhir, Kaisar Halian mendapatkan keuntungan dari pil-pil itu meskipun dia mengonsumsinya secara paksa. Sekarang, akhirnya dia menerobos ke tingkat Plane berikutnya.
Badai dari Jalur Agung ini berlangsung cukup lama. Ketika Kaisar Helian menyelesaikan latihannya, dia datang mengunjungi Ye Futian. Kaisar Helian tampak tersenyum puas.
"Selamat, Senior," ujar Ye Futian sambil tersenyum.
"Justru akulah yang harus berterima kasih." Kaisar Helian membungkuk hormat pada Ye Futian. Dia sangat bahagia bisa meraih terobosan. Namun, sebagai seorang Renhuang tingkat kedelapan, dia sangat menyadari bahwa pencapaiannya ini bisa diraih berkat kerja keras Ye Futian. Kaisar Helian tidak menyangka bahwa 'siksaan' yang dia alami selama beberapa bulan terakhir akan membuahkan hasil berupa terobosan ini.
"Anda mampu menerobos ke tingkat Plane berikutnya karena usaha anda sendiri, Senior. Anda tidak perlu berterima kasih pada saya. Anda telah mengalami banyak kesulitan selama beberapa bulan terakhir." Ye Futian melanjutkan kata-katanya sambil tersenyum. "Karena anda telah menerobos ke tingkat berikutnya, maka anda bisa kembali ke Paviliun Dongyuan tanpa ada rasa khawatir."
Kaisar Helian juga merasa emosional. Pada saat ini, dia bisa memahami jalan pemikiran Beigong Ao. Pemikiran untuk melupakan masa lalunya dan mengikuti Ye Futian untuk berkultivasi juga muncul di dalam benak Kaisar Helian.
"Bagaimana kalau aku juga mendampingimu..." Kaisar Helian memberikan saran.
"Senior Beigong telah mengatakan bahwa Paviliun Dongyuan juga membutuhkan seorang pemimpin, dan dia sedang menunggu anda kembali untuk mengambil alih tongkat kepemimpinan Paviliun Dongyuan. "Masa depan anda tidak terjamin jika anda mendampingi saya untuk berkultivasi. Bahkan mungkin ada bahaya yang mengancam. Anda adalah pemimpin dari keluarga bangsawan, Keluarga Helian. Kembali ke Paviliun Dongyuan adalah pilihan terbaik untuk anda, Senior." Kaisar Helian mengangguk pelan sebagai tanggapan.
"Kalau begitu, anda bisa pergi sekarang. Karena anda telah menerobos ke tingkat berikutnya, saya tidak lagi memiliki kekhawatiran," ujar Ye Futian. Baru pada saat inilah Kaisar Helian memahami bahwa Ye Futian ingin dirinya mampu meraih terobosan sebelum membiarkannya pergi dari sini.
Kaisar Helian menangkupkan tangannya sebagai penghormatan dan berkata, "Sampai jumpa lagi."
"Sampai jumpa," jawab Ye Futian sambil menganggukkan kepalanya.
"Ayo kita pergi," Kaisar Helian berkata pada Helian You, yang berada di sebelahnya. Helian You memandang Ye Futian, lalu tersenyum dan berkata, "Aku akan tinggal di Paviliun Dongyuan, menanti hari dimana kami akan mendengar kabar darimu."
Ye Futian tersenyum. Helian You sudah tidak sabar melihat masa depan yang menanti Ye Futian.
Akhirnya Kaisar Helian pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur. Setelah beberapa lama, Beigong Ao pun kembali. Dia telah menyerahkan tanggung jawabnya pada anggota klannya dan menyelesaikan semua urusannya. Kemudian dia pergi ke Pulau Dewa Timur dan mulai berkultivasi.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Ye Futian. Dia mengasingkan diri di Pulau Dewa Timur. Selain membuat pil dari Jalur Agung, dia menghabiskan waktunya dengan berlatih dan berkultivasi.
Waktu pun berlalu dengan sekejap mata!