Legenda Futian

Pangeran Kelima



Pangeran Kelima

0Hari diadakannya Perjamuan Yaotai akhirnya telah tiba. Suasana di Pulau Yaotai Enchanted kini sangat ramai dan meriah.     

Semua perwakilan dari pasukan-pasukan besar telah tiba di beberapa pulau terlebih dahulu. Mereka semua bepergian dengan menggunakan perahu menuju pulau terbesar. Tempat yang menjadi tujuan mereka adalah pulau utama, yaitu Istana Suci Yaotai.     

Di atas permukaan danau yang sangat luas itu, ribuan perahu berlayar bersama-sama. Sinar matahari bersinar ke bawah dan deretan ombak berkilauan, menciptakan sebuah pemandangan yang sangat indah.     

Di atas perahu-perahu tersebut, banyak sosok terkemuka dari Dunia Kaisar Xia sedang mengamati satu sosok yang berlayar seorang diri di depan mereka. Banyak orang mendiskusikan tentang sosok ini.     

"Dia adalah Yang Mulia Pangeran Kelima." Seseorang menunjuk ke arah sosok yang dimaksud. Xia Lun berdiri dengan tangan terlipat di belakang punggungnya saat perahu itu bergerak mengikuti arus.     

Di sekelilingnya, para penumpang yang berada di perahu kecil lainnya membungkuk hormat dan menyapanya saat mereka melewati perahu sang pangeran, pemandangan itu terlihat seperti bintang-bintang yang mengelilingi bulan.     

Banyak orang bertanya-tanya apakah Pangeran Kelima, Xia Lun, datang kemari untuk merebut hati Dewi Yao Xi. Jika benar demikian, siapa yang mampu bersaing dengannya untuk mendapatkan hati Dewi Yao Xi?     

Namun, beberapa berita tersebar dari Istana Suci Yaotai kemarin. Setelah sosok-sosok terkemuka di Dunia Kaisar Xia tiba di Pulau Yaotai Enchanted, Dewi Yao Xi pergi mengunjungi Ye Futian sendirian. Dia bahkan belum mengunjungi Pangeran Kelima.     

Banyak orang merasa terkesan. Ye Futian, yang datang dari Dunia Bawah dalam beberapa tahun terakhir, benar-benar mendominasi generasinya. Di hadapannya, semua putra-putri terbaik dari Dunia Kaisar Xia berjuang untuk dapat berada di puncak kekuatan. Mereka semua memiliki kekuatan dan keistimewaan tersendiri.     

Namun, kemunculannya telah menyingkirkan kultivator-kultivator lainnya. Selama Ye Futian berada di sekitar mereka, maka tidak akan ada orang yang mampu menandinginya.     

Sekarang, mungkinkah dia mampu mencuri pusat perhatian dari sang pangeran?     

Banyak orang berbalik dan mencari sosok Ye Futian. Bahkan mereka yang belum pernah bertemu dengannya mencari-cari informasi tentangnya.     

Setelah beberapa saat, tatapan mata para penumpang dari perahu-perahu itu tertuju pada satu sosok di kejauhan. Pria itu baru saja naik ke atas perahu dari sebuah pulau. Dia mengenakan pakaian berwarna putih seperti salju dan berdiri dengan santai, dia terlihat sangat tampan dan menarik. Wajahnya adalah sebuah kesempurnaan tersendiri, ketampanan yang sangat langka.     

Satu hal dari Ye Futian yang jarang sekali ditemukan pada orang lain adalah karismanya. Hal itu masih membuat orang-orang langsung menyadari kehadirannya.     

Ketika perahu kecil itu bergerak ke depan, sosok Ye Futian tampak menyatu ke dalam pemandangan di sekitarnya, seolah-olah sejak awal dia sudah menjadi bagian di dalamnya.     

"Itu Ye Futian," seseorang berkomentar.     

Saat perahu-perahu lainnya mulai berlayar satu per satu, mereka yang melintasi perahu Ye Futian langsung memandang ke arah pria tersebut.     

Semua orang merasa penasaran tentang sosok terkemuka yang reputasinya begitu luar biasa di Dunia Kaisar Xia ini, termasuk para kultivator tingkat Saint Plane tidak terkecuali.     

Meskipun kultivasi antara Sage dan Sage hanya dipisahkan oleh satu tingkat, namun perbedaan kekuatan di antara keduanya seperti jarak antara langit dan bumi. Fakta bahwa Ye Futian mampu mengalahkan Saint sebagai seorang Sage adalah sebuah pencapaian yang tidak pernah ditemui selama berabad-abad.     

Sangat disayangkan bahwa Xiao Sheng, sang jenius dari Klan Xiao, nasibnya berakhir tidak lebih dari catatan kaki dalam sejarah dari generasi ini.     

Tidak perlu diragukan lagi, Ye Futian menyadari perhatian orang-orang yang ditujukan pada dirinya. Perahu itu terus bergerak mengikuti arus. Tatapan matanya tertuju pada Pulau Yaotai Enchanted yang berada di depan; tempat itu memang terlihat seperti negeri dongeng, keindahannya benar-benar tak terlukiskan.     

Saat orang-orang melihat ke depan, mereka dapat melihat anak tangga di samping danau yang mengarah menuju istana-istana megah yang saling terhubung satu sama lain. Lebih jauh lagi di depannya, terbentang kuil kultivasi dari Istana Suci Yaotai.     

Pada setiap pulau, berdiri sebuah istana.     

Sebuah perahu berlayar melewati Ye Futian dengan kecepatan tinggi, sehingga menimbulkan gelombang yang menyebar ke seluruh penjuru danau yang tenang. Ye Futian melihat ke sekelilingnya dan melihat sebuah perahu menyalipnya dalam sekejap. Sosok yang berdiri di atas perahu itu berpakaian serba hitam, ekspresinya tampak dingin.     

Ye Futian telah bertemu dengan sosok ini kemarin. Dia adalah tuan muda dari Istana Asura, Chu Xi.     

Chu Xi terus melaju seolah-olah dia tidak menyadari kehadiran Ye Futian. Setelah dia melewati perahu Ye Futian, dia langsung berlayar menuju Pulau Yaotai Enchanted.     

Pemandangan ini jelas menarik perhatian banyak orang.     

Kemarin, Chu Xi berlayar di luar pulau tempat Ye Futian tinggal. Semua orang mengetahui tentang hal tersebut. Tampaknya ada semacam perselisihan di antara keduanya.     

Bagaimanapun juga, sudah menjadi rahasia umum bahwa Chu Xi pernah berusaha mendekati Yao Xi.     

Ye Futian juga tidak memandang ke arah Chu Xi. Sebaliknya, dia memusatkan perhatiannya pada perahu yang melewatinya. Perahu itu sepertinya memperlambat kecepatannya dengan sengaja seolah-olah hendak menunggunya. Ketika perahu kecil milik Ye Futian menyusulnya, sosok yang berada di perahu itu berbalik untuk menghadapnya. Dia mengangguk sambil tersenyum, penampilannya tampak bermartabat.     

Ye Futian mengulurkan tangannya ke depan dan membungkuk hormat untuk memberi salam. "Salah hormat, Yang Mulia."     

Sosok yang menjadi lawan bicaranya adalah sang Pangeran Kelima, Xia Lun.     

Kemarin, Xia Lun telah mengirimkan sebuah pesan ke pulau tempat Ye Futian tinggal, dimana tindakan itu masih mengganggu Ye Futian. Mengingat status yang dimiliki oleh Xia Lun, jika dia ingin merebut hati Yao Xi, dia tidak perlu menggunakan cara seperti itu. Bersaing secara langsung dengan Ye Futian hanya akan membuat dirinya tampak tak berkelas.     

Jadi, apa sebenarnya tujuan dari Xia Lun?     

Untuk saat ini, dia masih merasa bingung tentang hal tersebut.     

Meskipun dia mengetahui bahwa Kaisar Xia memiliki lima putra, dia tidak bisa memahami jalan pikiran dari Pangeran Kelima.     

Xia Lun adalah pangeran pertama yang pernah dia temui.     

Xia Lun tersenyum lebar pada Ye Futian dan berkata, "Saudara Ye, sepertinya adikku tidak akan menyukai perjalananmu kali ini."     

Semua orang yang berada di sekitar mereka yang mendengar kata-kata Xia Lun tampak terkejut.     

Apa maksud dari kata-kata itu?     

Apakah sang Puteri Kecil benar-benar tertarik pada Ye Futian?     

Jika hal ini memang benar adanya, fakta bahwa Ye Futian telah memiliki bakat yang tak tertandingi, ditambah dengan hubungan ini, maka itu sudah cukup bagi Ye Futian untuk memanggil semua pasukan yang ada di Dunia Kaisar Xia. Tidak heran dia berani menantang Xiao Clan secara langsung!     

Mungkin Permaisuri Xiao tidak bisa menolak permintaan dari putri kecilnya.     

Meskipun begitu, pria ini tetap datang kemari untuk menghadiri Perjamuan Yaotai, yang membuat dirinya tampak tidak tahu malu.     

Meskipun Yao Xi adalah seorang wanita yang sempurna, namun jika orang-orang harus memilih antara Yao Xi dan Xia Qingyuan, sebagian besar dari mereka pasti akan memilih puteri mahkota dari Kaisar Xia. Bagaimanapun juga, nama Xia Qingyuan dikenal sebagai sang Renhuang di masa depan.     

Xia Qingyuan sendiri benar-benar cantik, dia adalah putri dari wanita tercantik di Dunia Kaisar Xia. Bagaimana mungkin kecantikannya dipertanyakan?     

Sementara itu Yao Xi lebih memiliki daya tarik tersendiri, tetapi bukankah seorang wanita bangsawan yang sombong dan tangguh seperti sang Puteri Kecil akan menjadi sebuah ambisi yang lebih memuaskan?     

Selain itu, meskipun harapan seperti itu sulit untuk direalisasikan, bayangkan bagaimana jadinya jika suatu hari nanti sang Puteri Kecil bersedia mengenakan pakaian wanita atas kemauannya sendiri.     

Terlebih lagi, orang-orang juga menyadari bahwa Pangeran Kelima, Xia Lun, baru saja memanggil Ye Futian dengan sebutan 'saudara Ye', yang menunjukkan rasa hormatnya pada Ye Futian.     

Lagipula, gelar yang dimiliki oleh Ye Futian untuk saat ini tidak lebih dari pengawal bagi sang Puteri. Tentu saja, tidak ada seorang-pun yang cukup bodoh untuk menganggap status Ye Futian hanya sebatas itu. Apakah seorang pengawal mampu memaksa Xiao Sheng menjemput ajalnya?     

Ketika Ye Futian mendengar kata-kata Xia Lun, dia juga tampak terkejut. Sebagai seorang pangeran, kata-kata Xia Lun terdengar terlalu santai dan terkesan mengejek. Namun, efeknya tidak terlalu buruk, seolah-olah sang pangeran menjadi akrab denganmu dalam sekejap.     

"Yang Mulia pasti sedang bercanda. Bagaimana mungkin kehadiran saya di Perjamuan Yaotai akan membuat sang Puteri merasa kesal? Bukankah Yang Mulia juga berada di sini?" jawab Ye Futian. Xia Lun adalah kakak dari Xia Qingyuan, dan dia dapat bercanda dengan Ye Futian, tetapi Ye Futian harus memperhatikan konsekuensinya.     

Xia Lun tersenyum pada Ye Futian dengan menunjukkan sebuah senyuman penuh arti. Kemudian dia melanjutkan kata-katanya, "Tampaknya ada seseorang yang bahkan tidak bisa dikendalikan oleh Qingyuan."     

Ye Futian tidak tahu harus merespon seperti apa. Kata-kata Xia Lun benar-benar tak terduga.     

Apabila Xia Qingyuan mengetahui tentang hal, apa yang akan dia pikirkan?     

Kedua pria itu berlayar secara berdampingan di perahu mereka masing-masing. Anehnya, tidak ada aura persaingan di antara mereka. Ye Futian tidak akan mengambil inisiatif untuk bersaing dengan sang pangeran. Xia Lun sepertinya juga tidak menginginkan hal tersebut.     

Justru tuan muda Chu Xi dari Istana Asura yang tampaknya memendam niat seperti itu.     

Namun, di mata semua orang, tidak peduli betapa berbakatnya tuan muda dari Istana Asura itu, jika dia menghadapi seorang jenius seperti Ye Futian, mungkin dia akan dihancurkan dalam waktu singkat.     

Jika Ye Futian ingin bertarung, tidak akan ada yang mampu melawannya, kecuali Yang Mulia Pangeran Kelima.     

Bagaimanapun juga, semua orang telah menyaksikan sikap yang ditunjukkan oleh Yao Xi kemarin.     

Perahu-perahu itu kini merapat di tepi pulau. Para penumpangnya turun satu per satu dan berjalan menaiki tangga menuju Istana Suci Yaotai.     

Dewi-dewi berpakaian serba putih berbaris di kedua sisi tangga menuju Istana Suci Yaotai. Mereka terlihat seolah-olah baru saja muncul dari langit. Tempat itu tampak seperti sebuah surga yang sesungguhnya.     

Ye Futian juga telah melangkahkan kaki di tangga tersebut. Ketika dia bergerak ke depan bersama yang lainnya, terkadang dia bisa merasakan beberapa pandangan ditujukan ke arahnya.     

Dalam perjalanan hingga titik ini, Xia Lun, sang Pangeran Kelima, dan Ye Futian adalah dua sosok yang paling banyak menarik perhatian.     

Rombongan kultivator itu terus bergerak ke depan. Semua orang yang memenuhi syarat untuk berada di sini adalah sosok-sosok yang sangat luar biasa.     

Istana Suci Yaotai memiliki sebuah panggung yang disiapkan untuk mengadakan perjamuan besar. Setelah semua tamu berdatangan, para dewi mengarahkan mereka semua ke tempat duduk masing-masing. Banyak orang menyadari bahwa pengaturan tempat duduk mereka tidak dilakukan secara acak, tetapi telah diatur dengan sangat hati-hati.     

Sosok-sosok dengan status tertinggi telah ditempatkan di barisan terdepan.     

Ye Futian tentu saja duduk di barisan kursi terdepan di Perjamuan Yaotai.     

Belum ada satu orang-pun yang berada di atas panggung. Sosok-sosok terkemuka dari generasi tua tidak datang ke Perjamuan Yaotai kali ini. Pada kenyataannya, mereka tidak diundang kemari, yang menunjukkan bahwa perjamuan ini tidak ada hubungannya dengan mereka.     

Anggur-anggur berkualitas dan hidangan lezat mulai disajikan. Para tamu saling berbincang-bincang dengan santai. Tapi tokoh-tokoh penting seperti sang Bunda Suci dari Barat dan Yao Xi sejauh ini masih belum muncul, sehingga para tamu lainnya memilih untuk menunggu dengan tenang.     

"Aku telah mendengar informasi bahwa Pemimpin Istana Ye telah memasuki Jalur Divine. Sekarang setelah kita bertemu lagi, aku ingin bersulang dengan Pemimpin Istana Ye." Gu Mu dari Kuil Jiutian menghadap Ye Futian, berniat untuk bersulang dengannya. Di sampingnya terdapat beberapa sosok luar biasa yang semuanya merupakan anak-anak dari pemimpin Kuil Jiutian. Mereka juga mengangkat gelas mereka pada Ye Futian untuk memberi penghormatan.     

"Terima kasih banyak." Ye Futian mengangkat gelasnya sebagai balasan. Kala itu, Gu Mu mendampingi Pei Qianying ke Kuil Jiutian. Namun, dendam sepele seperti itu sudah tidak berarti lagi bagi Ye Futian, yang sekarang telah menjadi seorang Saint.     

"Sayangnya, tidak ada peringkat Saint di Kuil Jiutian. Kalau tidak, maka akan ada tempat untuk Pemimpin Istana Ye di sana." Mo Wen dari Paviliun Tianji juga ikut tertawa dan mengangkat gelasnya pada Ye Futian. "Aku juga ingin bersulang untuk Pemimpin Istana Ye, yang sekarang telah menjadi Saint Ye."     

Ye Futian kembali menegak minumannya dan bertanya, "Aku dengar tidak ada informasi yang tidak diketahui oleh Paviliun Tianji, jadi apakah kau mengetahui siapa yang telah meracuni Xiao Sheng?"     

"Pasti Saint Ye sedang bercanda. Setiap informasi yang kami ketahui bergantung pada berbagai macam aspek, sehingga hanya Tuhan yang benar-benar maha mengetahui. Jika Paviliun Tianji mengetahui sesuatu yang bahkan tidak dapat dideteksi oleh sang Puteri Kecil, kami pasti akan melaporkannya secara pribadi ke Istana Kaisar Xia," ujar Mo Wen sambil tersenyum.     

Memang benar bahwa Paviliun Tianji tidak mengetahuinya, tetapi melalui petunjuk-petunjuk tertentu, beberapa kesimpulan bisa diambil. Bahkan jika mereka mengetahuinya, mereka tidak akan berani membicarakannya.     

Hal-hal yang berhubungan dengan Istana Kaisar Xia bukanlah sesuatu yang dapat mereka ikut campuri. Tidak peduli sehebat apa-pun cara Paviliun Tianji dalam mengumpulkan informasinya, mereka harus menghormati sang penguasa tertinggi!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.