Asal-Usul Yao Xi
Asal-Usul Yao Xi
Ditambah lagi, mereka semua sudah begitu berambisi mendapatkan Yao Xi. Mereka semua ingin menyeberangi Kolam Peri dan menjadikan Yao Xi sebagai milik mereka.
Tidak mungkin ada dari mereka yang akan menyerah dalam situasi seperti itu.
Tampaknya Ye Futian memiliki perasaan terhadap Yao Xi, dengan melihat bagaimana dia ingin kultivator lainnya menyerah sementara dia terus berlayar ke depan.
Namun tidak ada satu-pun orang di sekitarnya yang mempedulikan kata-katanya. Ye Futian mengalihkan pandangannya ke depan dan duduk bersila di atas kapal. Dia mengayunkan tangannya dan sebuah guqin muncul di hadapannya.
Meskipun dia telah kehilangan roh guqinnya, dia tetap menyimpan sebuah guqin bersamanya.
Dia mulai memetik senar-senar guqin dan sebuah lagu dimainkan. Tiga nada yang berbeda dari guqin itu terdengar bercampur satu sama lain, tetapi ketiga suara itu masih bisa dibedakan. Ketiga suara itu terdengar begitu menenangkan saat memasuki telinga orang-orang yang mendengarnya.
Pikiran Ye Futian menjadi sangat tenang dan jernih saat Lagu Ukiyo dimainkan. Seolah-olah dia telah dikelilingi dalam dinding penghalang yang dibentuk dari emosinya sendiri. Hawa nafsu yang bergejolak di dalam pikirannya perlahan-lahan mulai mereda. Ketika lagunya didengar oleh kultivator lainnya, mereka juga ikut terpengaruh, yang menyebabkan efek dari lagu Heavenly Demon of Six Desires dan lagu yang dimainkan oleh Tuan dari Seratus Bunga melemah.
Lagunya yang semula begitu menenangkan kini menjadi semakin dipercepat, seolah-olah ada sebuah kekuatan meledak-ledak yang mengalir dalam dirinya, sehingga menyingkirkan hasrat dan hawa nafsu yang telah terbentuk. Mereka yang masih berada di Kolam Peri kini memiliki perasaan misterius yang muncul di dalam pikiran mereka. Hasrat dan hawa nafsu mereka telah mereda, yang tampaknya kembali mengingatkan mereka akan jalur kultivasi mereka masing-masing.
Pada saat yang bersamaan, nada musik yang menari-nari di area sekitar mereka tampaknya telah diperkuat oleh aura dari Jalur Agung.
Ye Futian mengayunkan tangannya dan menyebabkan bilah-bilah pedang yang menakjubkan melesat di udara, mengubahnya menjadi Pedang Kasyapa yang bergerak bersama dengan nada-nada musik di udara. Kemudian pedang dan nada musik itu menyatu dan berubah wujud menjadi sambaran petir mengerikan yang menghujani Tuan dari Seratus Bunga.
Pada saat yang bersamaan, Tuan dari Seratus Bunga mempercepat permainan guqinnya. Nada musik yang menari-nari kini berubah menjadi rentetan serangan yang mengerikan, kemudian saling bertabrakan di udara.
Namun, sepertinya masih ada banyak nada musik di sekitar Ye Futian. Setiap nada musik itu berubah menjadi Pedang Kasyapa dan menghujani lawannya tanpa henti.
Tuan dari Seratus Bunga mempercepat pergerakan jari-jarinya dan suara benturan yang keras terus menerus terdengar di udara. Nada-nada musik itu, yang telah diperkuat dengan kekuatan dari Jalur Agung, terus menerus diledakkan hingga air dari Kolam Peri bercipratan kemana-mana.
Sebuah sambaran petir melesat dan, disertai dengan suara gemeretak, Tuan dari Seratus Bunga mengerang saat senar-senar guqinnya terputus. Dia menoleh untuk memandang ke arah Ye Futian dan menyimpan kembali guqinnya. Kemudian dia memandang ke depan sebelum dia berbalik dan kembali ke posisinya semula.
Sosoknya menghilang dalam sekejap seolah-olah sejak awal dia tidak berada di sana.
"Apakah tidak ada satu-pun dari kalian yang berniat untuk kembali?" Ye Futian kembali bertanya. Qin Bai dan kultivator lainnya memandang ke arah Ye Futian sebelum mereka berbalik dan pergi, mereka menyerah atas keinginan mereka sendiri.
Tidak lama kemudian, hanya Ye Futian dan Xia Lun yang tersisa di atas Kolam Peri.
Kini Ye Futian sedang berpikir, apa yang akan terjadi jika dia memilih untuk menyerah sekarang.
"Kau diundang untuk memasuki pulau itu, Tuan Ye," tiba-tiba terdengar sebuah suara. Kemudian pulau yang dimaksud muncul tepat di depan mata Ye Futian. Jaraknya begitu dekat sehingga sepertinya dia dapat menepi ke pulau itu hanya dengan satu langkah. Di sisi lain, Xia Lun tidak dapat melihat pulau itu dan dia tetap berada di lautan ilusi, tetapi dia juga bisa mendengar suara tersebut.
Ye Futian mengalihkan pandangannya pada Xia Lun. Pangeran itu mengangguk dan berkata padanya, "Pergilah."
Pada saat itu, Xia Lun merasa bimbang.
Dia tahu bahwa Yao Xi tidak akan membiarkannya mendekat. Jika ada seseorang selain dirinya yang berhak melangkahkan kaki di atas pulau itu, dia merasa lega bahwa orang itu adalah Ye Futian.
Dia bertanya-tanya, apabila Ye Futian memilih untuk menyerah, apakah Yao Xi akan memilih orang lain sebagai penggantinya?
Itu bukan sesuatu yang ingin dilihatnya.
Karena itulah, dia lebih suka jika Yao Xi memilih Ye Futian.
Dia tidak ingin memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia hanya berharap Xia Qingyuan tidak akan membencinya ketika adiknya itu mengetahui semua ini.
Ye Futian mengangguk dan perahunya berlayar menuju pulau tersebut. Setelah menepi, dia turun dari perahunya dan melangkahkan kaki di pulau itu.
Pulau itu didominasi oleh warna hijau. Kawanan bangau peri tampak terbang di udara. Bahkan Ye Futian melihat seekor phoenix yang sedang hinggap di sebuah pohon parasol [1][1].
Terdapat seorang wanita cantik yang sedang duduk di pulau yang sangat subur dan indah itu, sambil memainkan guqin dengan santai dan dia tampak begitu tenang. Pemandangan itu tampak seperti sebuah mimpi dan terasa menakjubkan.
Lagu yang dimainkan berhenti ketika Ye Futian berjalan mendekat. Wanita itu menatap ke arah Ye Futian dan tersenyum lebar. "Sejak awal aku berharap bahwa kau yang berhasil sampai kemari, Tuan Ye. Aku tahu bahwa jika ada seseorang yang berhasil mencapai pulau ini, pasti orang itu adalah kau, Tuan Ye. Tampaknya kemampuanmu memang luar biasa."
Yao Xi, yang mengenakan pakaian elegan, masih memiliki kecantikan yang memikat saat dia tersenyum lebar. Tampaknya berbagai macam kecantikan melekat pada dirinya, yang mampu memikat siapa-pun.
"Dewi Yao Xi, mengapa kau berharap bahwa aku yang akan sampai kemari?" Ye Futian bertanya.
Yao Xi memandangnya dengan malu-malu dan berkata, "Hanya kau satu-satunya pria di Dunia Kaisar Xia yang membuatku jatuh hati."
Tatapan matanya tertuju pada Ye Futian saat dia berbicara, sambil tersipu malu.
"Sepertinya kau akan kecewa dengan jawabanku," ujar Ye Futian.
"Apakah karena Xia Qingyuan?" Yao Xi bertanya sambil tersenyum.
Ye Futian menggelengkan kepalanya.
"Aku masih ingat saat kita pertama kali bertemu. Kau mengatakan bahwa hatimu telah menjadi milik orang lain, dan orang itu adalah istrimu, Tuan Ye. Namun, menurut sepengetahuanku, istrimu telah meninggal dunia. Jadi mengapa kau tidak bisa merelakannya pergi? Jika itu karena Xia Qingyuan, menurutmu apakah ada sesuatu dariku yang tidak bisa dibandingkan dengan Xia Qingyuan?" Yao Xi bertanya.
"Bukan seperti itu maksudku." Ye Futian terus menggelengkan kepalanya.
Yao Xi tersenyum. "Pola pikirmu seharusnya memungkinkanmu untuk mengambil pelajaran dari peristiwa yang melibatkan Xiao Sheng. Semua peristiwa itu bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan oleh Xiao Sheng seorang diri. Sosok yang bisa melakukan semua itu adalah seseorang yang berasal dari istana kekaisaran. Aku yakin Kaisar Xia dan Xia Qingyuan telah menyadari hal tersebut. Aku juga bertanya-tanya apakah Permaisuri Xiao ikut terlibat di dalamnya atau tidak. Bagaimanapun juga dia adalah bibi dari Xiao Sheng, dan mungkin dia tidak ingin melihatmu dan Xia Qingyuan memiliki hubungan yang terlalu dekat. Apakah Kaisar Xia dan Xia Qingyuan tidak dapat menemukan petunjuk, atau apakah mereka sengaja tidak ingin menemukannya?"
"Kau berperan penting dalam kemenangan Dunia Kaisar Xia di Pertempuran Dunia Kosong. Kau pergi menjelajah ke Dunia Kaisar Li seorang diri, namun kau malah mengalami semua peristiwa itu. Aku tidak percaya bahwa ada sesuatu di Dunia Kaisar Xia yang bisa dirahasiakan dari sang Kaisar jika dia ingin mencari tahu lebih lanjut. Lagipula kau bukanlah bagian dari Klan Xia, Tuan Ye. Mungkin mereka hanya memanfaatkanmu karena kau memiliki bakat yang luar biasa."
Ye Futian memandang Yao Xi dan jauh di dalam lubuk hatinya, dia tahu bahwa apa yang dikatakan oleh Yao Xi memang masuk akal. Dia dapat membuat kesimpulan seperti itu dan bermaksud untuk menyelesaikan masalah ini. Dia tidak dapat melakukan hal yang sama seperti yang telah dia lakukan pada Xiao Sheng, karena dia tidak memiliki target yang dicarinya selama ini.
Namun, dia masih mempercayai Xia Qingyuan, dia tahu bahwa sang Puteri pasti tidak ingin ada hal buruk terjadi padanya. Informasi itu bocor saat Xia Qingyuan mengutus orang untuk menjemputnya dari Dunia Bawah. Fakta itu, ditambah dengan segala sesuatu yang telah terjadi, menunjukkan bahwa Istana Kaisar Xia ikut terlibat di dalamnya.
Itulah satu-satunya kemungkinan yang membuat semuanya menjadi masuk akal. Hal itu tidak perlu diragukan lagi.
Namun, Yao Xi tahu betul seperti apa hubungannya dengan Istana Kaisar Xia, namun dia memilih untuk mengatakan semua itu padanya. Meskipun kata-katanya memang masuk akal, orang-orang bisa menebak bahwa Yao Xi memiliki hubungan yang kurang baik dengan Istana Kaisar Xia.
Ditambah lagi, dia bahkan menyinggung tentang Kaisar Xia dan Permaisuri Xiao. Jika Ye Futian melaporkannya pada pihak istana, dia dapat dengan mudah menghancurkannya, namun Yao Xi tampaknya sama sekali tidak peduli karena dia terus membicarakan tentang hal tersebut.
Apa yang membuatnya begitu tidak senang dengan Istana Kaisar Xia?
Mengapa dia selalu berselisih dengan Xia Qingyuan?
Xia Lun telah memperingatkannya untuk tidak mendekati Yao Xi, namun sang pangeran malah menyuruhnya pergi kemari. Tampaknya tujuan Xia Lun dalam mengikuti acara ini adalah untuk menghentikan Yao Xi melakukan semua itu.
Ye Futian berpikir bahwa, meskipun apa yang dilakukan oleh Yao Xi bukanlah hal yang baik, tetap saja dia tidak berhak untuk ikut campur dalam urusannya. Bagaimanapun juga, dia bukan seseorang yang dekat dengannya.
"Jika kau ingin mencurahkan isi hatimu, aku akan mendengarkannya, Yao Xi." Ye Futian tidak menanggapi tuduhan Yao Xi tentang Istana Kaisar Xia. Jauh di lubuk hatinya dia sudah mengetahui tentang banyak hal.
Ketika perang suci terjadi di Sembilan Negara, aura kaisar miliknya berkobar dan Kaisar Xia telah menahan persebaran berita ini dengan paksa. Karena hal itu, dia berhutang nyawa pada Kaisar Xia.
Ditambah lagi, karena Kaisar Xia mengetahui tentang semua itu, pasti dia dapat membuat beberapa spekulasi. Karena itulah, Kaisar Xia jauh lebih mengenal Ye Futian daripada kebanyakan orang lainnya.
Bahkan jika Kaisar Xia memang berniat untuk memanfaatkan Ye Futian, sudah jelas dia tidak ingin hal buruk terjadi pada pria itu. Kalau tidak, itu sama saja seperti menyimpan ancaman tersembunyi di sekitarnya.
Setidaknya Ye Futian mengetahui tentang hal itu.
Adapun temperamen Xia Qingyuan, dia sangat mengetahuinya karena dia sudah lama berada di dekatnya.
Meskipun sang Puteri selalu bersikap dingin dan tidak ramah, pemikiran dan ambisinya lebih sederhana daripada Yao Xi.
"Mencurahkan isi hatiku?" Yao Xi tampak bingung saat dia memandang ke arah Ye Futian. Tatapan matanya terlihat ragu-ragu untuk sesaat, namun dia dengan cepat menyembunyikannya dengan senyuman. "Memangnya hal seperti apa yang perlu kuceritakan padamu?"
"Misalnya, identitas dari orang tuamu." ujar Ye Futian.
Yao Xi menatapnya tanpa tertegun sedikit-pun. Ye Futian tidak menghindari tatapan mata Yao Xi.
Dengan melihat semua yang telah terjadi akhir-akhir ini, perbedaan sikap yang ditunjukkan oleh Yao Xi dan Xia Qingyuan saat mereka berada di sekitar satu sama lain, serta rumor tentang Permaisuri Xiao dan sang Bunda Suci dari Barat, Ye Futian dapat membuat beberapa kesimpulan.
Semua itu, ditambah dengan apa yang telah dia ketahui tentang status Yao Xi di Istana Suci Yaotai, memungkinkan Ye Futian membuat spekulasi yang berani dan tak terduga.
Itu adalah sebuah spekulasi yang melibatkan keluarga kekaisaran.
Area tempat mereka berada seolah-olah telah berhenti dan suasananya berubah menjadi sangat sunyi. Yao Xi menggelengkan kepalanya dengan pelan dan matanya menjadi memerah saat dia memaksakan diri untuk tersenyum. Semua itu membuatnya tampak sedih dan cantik pada saat yang bersamaan.
"Xia Qingyuan adalah adikmu dan Yang Mulia adalah ayahmu, benar begitu?" Ye Futian bertanya sambil menatap ke arah Yao Xi.
"Aku tidak punya ayah dan aku tidak pantas menjadi kakak dari sang Putri yang bermartabat tinggi." Yao Xi memandang ke arah Ye Futian dan melanjutkan kata-katanya, "Kau telah mendengarkan lagu Heavenly Demon of Six Desires. Apakah kau tahu mengapa lagu seperti itu muncul di Dunia Kaisar Xia? Itu karena seseorang begitu menikmati lagu tersebut, namun dia melarang pemilik lagu itu memainkannya lagi. Pemilik lagu itu mengira bahwa lagu tersebut telah membuatnya malu. Ditambah lagi, dia berpaling dan menikahi wanita lain dan menjadikannya sebagai sang permaisuri. Apakah kau pikir orang seperti itu pantas kupanggil sebagai ayah, Tuan Ye?"
Meskipun dia tidak mengakuinya secara terang-terangan, namun apa yang baru saja dia katakan jelas telah membuktikan spekulasi yang dimiliki oleh Ye Futian.
Karena itulah, kini dia bisa memahami alasan dibalik tindakan yang dilakukan oleh Yao Xi, dan selama ini Yao Xi telah memendam kebencian yang begitu mendalam di lubuk hatinya.
Ketika dia diundang untuk menghadiri Perjamuan Yaotai, dia mendengar informasi bahwa acara itu terakhir kali diselenggarakan pada beberapa dekade sebelumnya. Kala itu sang Bunda Suci dari Barat telah menjadi pemimpin dari Istana Suci Yaotai.
Dia bertanya-tanya apakah acara itu diadakan setelah Kaisar Xia mengangkat istrinya sebagai Permaisuri Xiao.
Semua orang mengatakan bahwa sang Bunda Suci dari Barat telah kalah dari Permaisuri Xiao dalam kompetisi memperebutkan gelar sebagai wanita tercantik di seluruh penjuru Dunia Kaisar Xia. Namun pada kenyataannya, terdapat alasan lain terkait hal tersebut.
Alasan yang telah mengubah hidup mereka sejak saat itu.
"Jika orang-orang dari Dunia Kaisar Xia harus memilih antara aku dan Xia Qingyuan, menurutmu siapa yang akan mereka pilih?" Yao Xi bertanya pada Ye Futian.
Ye Futian tidak menjawab pertanyaannya, tapi kembali lagi, tidak perlu diragukan lagi bahwa jawabannya pasti Xia Qingyuan.
"Orang-orang tentu ingin kau memilih sang Puteri yang bermartabat tinggi, hanya karena fakta bahwa gadis yang dimaksud adalah sang Puteri." Yao Xi terkekeh dengan sikap mengejek diri sendiri. Lagipula, dia tumbuh besar dengan mendengar nama Xia Qingyuan di sekitarnya.
---
[1] Pohon Parasol atau Wutong, adalah sejenis pohon maple yang tumbuh di kawasan asia.