Legenda Futian

Tergerak



Tergerak

3Ye Futian menatap ke arah Yao Xi dan menghela napas dalam-dalam.     

Meskipun memiliki latar belakang yang sama dalam arti bahwa keduanya adalah putri dari Kaisar Xia, Xia Qingyuan lahir di Istana Kekaisaran dan selalu dimanja oleh Kaisar Xia. Namanya telah dikenal oleh semua orang sejak dia lahir. Bahkan ada rumor yang mengatakan bahwa bakatnya tak tertandingi di seluruh penjuru Dunia Kaisar Xia. Dia disebut-sebut sebagai sang permaisuri dari Dunia Kaisar Xia di masa depan.     

Sebaliknya, status Yao Xi sebagai sang Virgin dari Istana Suci Yaotai tidak bisa dibandingkan dengan status yang dimiliki oleh Xia Qingyuan. Tapi kembali lagi, jika dia hanya sekedar sang Virgin dari Istana Suci Yaotai, dia tidak mungkin memiliki pemikiran tentang hal-hal seperti itu dan akan terus melanjutkan hidupnya menjadi sang Virgin dengan tenang.     

Namun, saat keduanya dibandingkan satu sama lain, muncul kebenaran yang menyakitkan. Dia juga adalah putri dari Kaisar Xia, namun dia tumbuh besar dengan mendengar nama dari gadis lain.     

Yao Xi tahu betul bahwa tidak peduli betapa luar biasanya dia, nama gadis lainnya itu akan jauh lebih dikenal darinya. Itu adalah sebuah fakta yang tidak bisa dirubah olehnya.     

Semua itu tentu menjadi fakta yang kejam bagi Yao Xi, tapi seperti itulah nasibnya dan tidak ada seorang-pun yang bisa merubahnya. Karena alasan itulah para pangeran dari Istana Kekaisaran memperebutkan takhta. Semua pangeran saling bersaudara dari ayah yang sama, namun hanya ada satu orang yang berhak mendapatkan takhta tersebut.     

Yao Xi bahkan lebih menyedihkan daripada para pangeran yang saling bertarung memperebutkan takhta, karena selama ini dia tidak pernah memiliki seorang ayah di sisinya.     

Sudah jelas bahwa Yao Xi berniat untuk melawan, tetapi mengingat bahwa ayahnya adalah sang Kaisar, dia tidak bisa berbuat banyak tentang hal itu.     

Karena itulah, dia berusaha mendekati Ye Futian. Tentu saja, karena alasan itu juga dia menyelenggarakan Perjamuan Yaotai.     

Mungkin itu adalah caranya untuk melawan takdir.     

Ye Futian tidak berhak untuk mengkritik Kaisar Xia, dan tentu saja dia juga tidak berhak mengkritik Yao Xi.     

Ye Futian menghela napas sambil menatap wanita yang berada di hadapannya ini. "Belum lama ini, aku telah pergi ke Dinasti Dali untuk berlatih, dan menurutku kau juga telah mengetahui tentang hal tersebut. Aku belajar di bawah bimbingan sang Penasihat Kekaisaran dari Dinasti Dali saat aku berada di sana. Pada awalnya aku mengira bahwa Penasihat Kekaisaran adalah seseorang yang penuh dengan ambisi, namun Penasihat Kekaisaran yang kukenal adalah seseorang yang dapat mengetahui segalanya. Harapan terbesarnya adalah agar putrinya dapat memiliki kehidupan yang normal. Selain itu ada salah satu muridnya yang membencinya, bahkan dia ingin membunuhnya, tetapi Penasihat Kekaisaran sama sekali tidak peduli akan hal tersebut. Dia tetap bersedia untuk mengawal dan mengantarku pergi, bahkan dia telah mengetahui siapa identitasku yang sebenarnya."     

"Dia tidak menganggapku sebagai musuh yang hendak membalas dendam padanya. Dia tidak berpikiran apakah aku akan menjadi ancaman bagi Dinasti Dali di masa depan jika aku kembali ke Dunia Kaisar Xia. Dia tidak peduli dengan masa lalu, tidak mengkhawatirkan masa depan, dan berusaha melakukan yang terbaik di masa sekarang. Jika tidak ada yang bisa kau lakukan untuk mengubah apa-pun, mengapa kau tidak mencoba untuk merelakan segalanya?"     

Kemudian Ye Futian melanjutkan kata-katanya, "Aku tahu bahwa aku tidak berhak untuk memintamu merelakan segalanya. Memang mudah untuk menasihati orang lain, namun situasinya akan berbeda jika hal-hal seperti itu terjadi pada diri kita sendiri. Tetapi kembali lagi, terlepas dari apa yang kau lakukan, Kaisar Xia tetap akan menjadi Kaisar Xia, dan Xia Qingyuan akan tetap menjadi Xia Qingyuan. Mungkin kau berpikir bahwa kau sedang menghukum mereka, tetapi pada kenyataannya apa yang kau lakukan sama seperti menghukum dirimu sendiri. Ditambah lagi, setidaknya kau mengetahui siapa ayahmu. Aku tidak pernah mengetahui siapa orang tua kandungku. Tapi apa yang bisa kulakukan tentang hal itu? Selain memanggil mereka sebagai baj*ngan saat aku teringat akan fakta itu, tidak banyak yang bisa kulakukan."     

Yao Xi terus menatap ke arah Ye Futian dan tersenyum, lalu dia berkata, "Aku tidak pernah menyadari bahwa kau memiliki masa lalu yang suram. Aku mengetahui alasan dibalik semua itu, tetapi aku tidak bisa membiarkan semuanya berlalu begitu hanya dengan mengucapkan beberapa kata."     

Ye Futian dapat menebak dari jawabannya bahwa kebencian yang dimiliki oleh Yao Xi sangat dalam. Dia bukanlah seseorang yang bisa dia pengaruhi dengan kata-kata.     

Yao Xi merasa bahwa dia seperti sedang berkompetisi dengan Xia Qingyuan.     

Yao Xi tersenyum dan melanjutkan kata-katanya, melihat bahwa Ye Futian tidak berkomentar apa-apa. "Kau berpengalaman dalam seni guqin, yang membuatmu menjadi pilihan yang tepat untuk memainkan lagu Heavenly Demon of Six Desires denganku."     

Kemudian dia mengulurkan tangannya dan menarik lengan Ye Futian, membawanya menuju guqinnya. Ye Futian melihat dimana lengan Yao Xi berada. Jari-jarinya yang ramping melingkari pergelangan tangannya saat dia membawanya di depan sebuah guqin. Kemudian Yao Xi duduk dan mengeluarkan lembaran-lembaran musik dan memberikannya pada Ye Futian. "Perhatikan lembaran musiknya sementara aku akan memainkan lagunya sekali."     

Ye Futian membuka lembaran musik itu dan menyaksikan cahaya yang berkilauan di lembaran musik tersebut. Nada musik yang tak terhitung jumlahnya tampaknya telah terukir ke dalam pikirannya dan mulai menari-nari, yang merupakan efek dari permainan guqin Yao Xi.     

Lagu itu terdengar begitu lembut dan menenangkan, mampu membuat orang-orang merasa damai dan nyaman, seolah-olah mereka akan memasuki sebuah tempat yang indah.     

Ye Futian terus membaca lembaran musik itu sambil mendengarkan nada musik yang dimainkan. Lagu itu tampaknya telah menyatu dengan lembaran musik di tangannya, membuatnya tanpa sadar terbawa ke dalam alunan musik.     

Heavenly Demon of Six Desires bukanlah sebuah lagu iblis yang mampu mengendalikan orang-orang dengan menggunakan hawa nafsu seperti yang dia bayangkan sebelumnya.     

Itu adalah sebuah lagu yang benar-benar dapat beresonansi dengan emosi dan keinginan seseorang. Lagu itu sangat rumit dan panjang. Apa yang dia alami sebelumnya hanyalah salah satu bagian dari kekuatan lagu tersebut, yang terus-menerus memperkuat keinginan dari pendengarnya, sehingga membuat mereka menyerah dan tidak memiliki cara untuk melarikan diri.     

Keinginan-keinginan seperti itu adalah bagian dari sifat dan emosi manusia. Apa yang dilakukan oleh lagu itu hanyalah memperkuat emosi dan keinginan tertentu hingga emosi tersebut benar-benar berada di bawah kendali dari lagu tersebut, yang membuat para pendengarnya tidak bisa melarikan diri dari pengaruh lagu tersebut.     

Itu adalah sebuah lagu yang mampu memanipulasi hasrat dan emosi pendengarnya, membuat mereka berada di bawah kendali sihirnya dan benar-benar terbawa di dalamnya. Tidak mengherankan bahwa lagu itu dikenal sebagai lagu Heavenly Demon.     

Musik sama seperti seni bela diri, yang pada hakikatnya, tidak dapat dibedakan menjadi baik atau jahat. Lagu itu akan berguna jika sang pengguna memainkannya untuk berbuat baik, dan berakibat buruk jika sang pengguna memainkannya untuk berbuat jahat.     

Ye Futian mendengarkan lagu itu dalam versi lengkap dan waktu berlalu cukup lama. Dia memandang ke arah Yao Xi yang berada di sampingnya. Jari-jari Yao Xi perlahan-lahan berhenti bergerak di atas senar-senar guqin. Terdapat beberapa helai rambut di dahinya. Senyuman di wajahnya masih terlihat lembut dan memikat. Itu adalah sebuah pemandangan yang mempesona dan indah untuk dilihat.     

Ye Futian bahkan bisa melihat sosok Jieyu dalam diri Yao Xi. Kedua wajah dari wanita itu tampaknya saling tumpang tindih satu sama lain, membuatnya merasakan dorongan untuk menarik Yao Xi ke dalam pelukannya.     

"Ada apa?" Yao Xi berbalik dan tersenyum, sambil menatap mata Ye Futian saat dia bertanya. "Apakah kau terpesona oleh lagu yang kumainkan?"     

"Yah, seperti itulah." Ye Futian tidak menyangkalnya. Saat ini, Yao Xi terlihat sangat menawan, membuatnya ingin merebut hati wanita itu.     

"Kau memiliki pola pikir yang sangat stabil untuk dapat melangkah sejauh ini. Namun tetap saja, aku tidak menyangka bahwa kau akan terpesona oleh lagu tersebut." Yao Xi tersenyum manis. Ye Futian bisa melihat sosok Jieyu yang dia sayangi dalam diri Yao Xi.     

"Yah, aku bukan sepotong kayu, bukan?" jawab Ye Futian sambil tersenyum.     

Yao Xi menatapnya dengan malu-malu dan dia berkata, "Jika kau ingin melakukan sesuatu, aku bersedia untuk bekerja sama."     

"Aku ingin mencoba memainkannya." Ye Futian menimpali saat dia memandang ke arah guqin di hadapannya.     

"Baiklah." Yao Xi pindah ke samping dan Ye Futian kini duduk di tempatnya berada sebelumnya, sambil meletakkan tangannya di atas senar-senar guqin. Kemudian dia mulai memainkan lagu itu secara perlahan-lahan.     

Yao Xi mendengarkan di sampingnya.     

Alunan musik yang dia mainkan sangat merdu. Meskipun ini adalah pertama kalinya dia memainkan lagu itu, dia seperti sudah terbiasa memainkannya.     

Lagu itu bisa didengar di seluruh penjuru surga tersebut dan terdapat seorang wanita cantik di sisinya. Pemandangan itu tampak lebih indah daripada apa-pun yang dapat ditemukan dalam lukisan.     

Setelah beberapa saat, lagu itu akhirnya berakhir. Ye Futian memandang ke arah Yao Xi yang berada di sisinya, teringat kembali saat-saat dia memainkan guqin untuk Jieyu. Pemandangan yang dia lihat masih sama seperti sebelumnya, seolah-olah wajah kedua wanita itu saling tumpang tindih satu sama lain.     

"Apakah lagu ini masih belum lengkap?" Ye Futian bertanya sambil menatap ke arah Yao Xi.     

"Benar. Itu hanyalah separuh bagian dari lagu Heavenly Demon of Six Desires. Separuh bagian lainnya adalah sesuatu yang tidak pernah dibawa ke Istana Suci Yaotai." Kemudian Yao Xi melanjutkan kata-katanya, "Kau mampu menguasai lebih dari 70 persen dari lagu itu dan telah mahir memainkannya pada percobaan pertamamu. Jika kau memainkannya beberapa kali lagi, sepertinya kau akan memainkannya jauh lebih baik dariku. Ketika kau benar-benar menguasai lagu itu, aku akan dengan senang hati berdansa mengikuti lagu yang kau mainkan."     

"Baiklah." Ye Futian tersenyum dan mengangguk sebelum dia kembali berlatih memainkan lagu tersebut.     

Waktu terus berlalu dan Ye Futian telah berulang kali memainkan lagu tersebut. Terkadang Yao Xi mendatanginya dan mereka berdua akan berkolaborasi dan menulis beberapa lagu.     

Keduanya tampak seperti satu kesatuan dalam pemandangan yang indah itu, terlihat begitu natural.     

Tidak diketahui berapa lama waktu yang telah berlalu dan Ye Futian masih memainkan lagunya. Yao Xi bersandar padanya dan bagian bawah gaunnya menjuntai di atas tanah. Rasa cinta yang mendalam terlihat di wajah Yao Xi yang cantik seolah-olah dia juga terbawa dalam suasana itu.     

Wewangian yang digunakan oleh Yao Xi terus menyerang panca indra Ye Futian, membuatnya didesak oleh hasrat yang seharusnya tidak boleh dia rasakan.     

Ketika lagu itu berakhir, Yao Xi melingkarkan lengannya di tubuh Ye Futian dan memeluknya dengan lembut. Tubuhnya menempel begitu dekat dengan tubuh Ye Futian dan Ye Futian bisa merasakan gejolak di dalam tubuhnya.     

"Yao Xi," Ye Futian memanggilnya dengan lembut.     

"Tuan Ye, Heavenly Demon of the Six Desires adalah sebuah lagu jenis spiritual, yang mampu mempengaruhi hasrat dan emosi pendengarnya. Kau tidak perlu menahan dirimu sendiri ketika kau berada di bawah pengaruh dari lagu tersebut. Melepaskan hasratmu akan bermanfaat bagi latihan kekuatan spiritual." Suara Yao Xi terdengar seperti suatu panggilan dari mimpi, menimbulkan efek misterius di telinga Ye Futian dan mempengaruhi perasaannya.     

"Jika aku bukanlah orang yang kau sukai, kau dapat memandangku sebagai orang lain dan aku tidak akan mempermasalahkannya," ujar Yao Xi. Ye Futian menatap wajah yang berada tepat di depan matanya itu. Seolah-olah dia sedang menatap wajah Yao Xi, Jieyu, Saint Glass, dan beberapa wanita lainnya pada saat yang bersamaan. Itu adalah sebuah situasi yang dapat memuaskan fantasi yang dia miliki.     

Pada saat itu, di Istana Kaisar Xia.     

Satu sosok sedang berdiri di kediaman sang Puteri. Wajahnya yang biasanya terlihat tenang kini tampak gelisah.     

Sebenarnya apa yang sedang terjadi di Istana Suci Yaotai?     

Apakah sang Bunda Suci dari Barat adalah orang yang mengadakan Perjamuan Yaotai di sana?     

Atau apakah itu adalah ide dari Yao Xi?     

Dia mendengar apa yang dibicarakan oleh semua orang, yaitu tentang perjamuan di Istana Suci Yaotai kali ini yang diadakan untuk memilih Pendamping Kultivasi bagi Yao Xi, sang Virgin dari Istana Suci Yaotai.     

Siapa yang akan dipilih oleh Yao Xi?     

Pada saat perjamuan ulang tahun untuk kakeknya berlangsung, Yao Xi terlihat begitu dekat dengan Ye Futian. Yao Xi juga ikut terlibat dalam Pertempuran Dunia Kosong dan dia selalu mengikuti Ye Futian. Tentu saja dia menyadari semua itu.     

Dia memandang ke kejauhan saat memikirkan tentang hal itu.     

"Baj*ngan itu. Aku mengutus seseorang untuk menyuruhnya berlatih di Aula Teratai Emas, namun dia tetap pergi ke perjamuan itu."     

Apakah dia tidak menyadari bahwa Yao Xi memiliki niat buruk?     

"Apa yang sedang kau pikirkan, Qingyuan?" tiba-tiba seseorang bertanya padanya. Tidak lama kemudian Kaisar Xia muncul di hadapannya.     

"Bukan hal yang penting," jawab Xia Qingyuan.     

"Kalau begitu, mengapa kau melamun?" Kaisar Xia tersenyum dan menambahkan, "Menurutku pikiranmu saat ini sedang berada di tempat lain."     

"Aku tidak mengerti apa yang ayah bicarakan." Suara Xia Qingyuan terdengar datar saat dia mengatakan hal itu.     

Kaisar Xia tersenyum dan tidak ingin mempermalukannya. Kemudian dia berkata dengan ekspresi serius, "Qingyuan, ada sesuatu yang belum pernah kukatakan padamu sebelumnya. Tetapi karena masalah ini melibatkan dirimu, ini adalah waktu yang tepat bagimu untuk mengetahuinya."     

Xia Qingyuan menatap ayahnya dengan bingung.     

"Yao Xi dari Istana Suci Yaotai adalah kakakmu," ujar Kaisar Xia. Pernyataan itu membuat Xia Qingyuan tertegun. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa.     

"Yao Xi adalah kakak-ku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.