Legenda Futian

Dia Milikku



Dia Milikku

1Istana Suci Yaotai, di salah satu Pulau Yaotai Enchanted.     

Tubuh Yao Xi yang ramping mendekap tubuh Ye Futian, wanita ini memiliki daya pikat yang tak terbatas. Sosoknya yang elegan dan memikat berada sangat dekat dengannya. Gaun panjang yang dihiasi dengan pola-pola burung phoenix perlahan-lahan terlepas, memperlihatkan pundaknya yang berwarna putih bersih. Kedua mata Yao Xi tampaknya mampu menangkap jiwa-jiwa manusia. Tatapan matanya itu membuat Ye Futian tidak tahu harus bersikap seperti apa.     

Ye Futian bisa merasakan gejolak di dalam tubuhnya. Dia menatap ke arah sosok yang mendekap tubuhnya itu. Terdapat sebuah hasrat yang kuat jauh di dalam lubuk hatinya. Tampaknya ada pula satu sosok lain di dalam benaknya yang mendesaknya untuk menyerah, memenuhi hasratnya, dan membuatnya takluk.     

"Tuan Ye." Yao Xi memandangnya dengan lembut. Dia seperti memiliki kekuatan untuk meluluhkan hati para pria.     

Kedua tangan Ye Futian memegang wajah yang sempurna itu, lalu dia menggeser tangannya secara perlahan pada pundaknya yang halus itu. Yao Xi memejamkan matanya. Tampaknya dia juga tenggelam dalam suasana ini sama seperti Ye Futian.     

Salah satu tangan Ye Futian kini bergerak ke dada Yao Xi. Bibir Yao Xi sedikit terbuka, wewangian yang dia gunakan menyebar di udara, dan dari bibirnya itu terdengar suara desahan yang pelan.     

Namun, pada saat berikutnya, kedua mata Yao Xi tiba-tiba terbuka, kini dia menatap ke arah Ye Futian.     

Ekspresi di mata Yao Xi terus menerus berubah. Di dalamnya, Ye Futian melihat keterkejutan, kebingungan, dan ketidaknyamanan.     

Di tempat jari-jari Ye Futian berada, kini terdapat sebuah aura pedang yang sangat tajam. Aura pedang itu langsung menusuk tubuh Yao Xi dan menyebar ke dalam tubuhnya. Dalam sekejap, aura pedang itu menyelimuti sekujur tubuh Yao Xi, tampaknya berniat untuk menghancurkannya.     

Air mata mengalir dari sudut mata Yao Xi. Dengan nada bicara yang menyedihkan, dia bertanya, "Mengapa Tuan Ye memperlakukanku seperti ini?"     

"Yao Xi, kau mengundangku untuk datang kemari, dan aku telah memenuhi undanganmu. Kau mengajakku berkultivasi dalam sihir musik, dan aku telah mendampingimu, memperlakukanmu sebagai seorang teman. Aku tidak ingin kau merendahkan harga dirimu," ujar Ye Futian secara perlahan-lahan. "Namun, kau malah menjebakku. Apakah kau melakukannya sebagai balasan terhadap Kaisar Xia dan sang Puteri?"     

Saat dia selesai berbicara, aura pedang di jari-jarinya menjadi semakin kuat, mengoyak segalanya. Sosok Yao Xi perlahan-lahan menjadi transparan, tampaknya akan terkoyak dan hancur.     

Aura pedang yang tersisa menusuk tubuhnya, dan sosok Yao Xi hancur dalam sekejap kemudian menghilang di antara langit dan bumi seolah-olah sosok itu sejak awal tidak pernah ada.     

Saat memandang sosok yang menghilang itu, Ye Futian tampak tenang dan fokus, seolah-olah tidak ada apa-pun yang terjadi.     

Dia mengalihkan pandangannya ke depan, mengamati pulau yang indah ini. Kemudian dia berbicara ke arah langit, "Lagu Heavenly Demon of Six Desires sebenarnya telah lengkap, hanya saja dewi tidak ingin aku mempelajari versi lengkapnya. Lagu itu mampu mengendalikan emosi dan keinginan seseorang, serta mengambil alih perasaan dan pikiran orang lain. Jika tebakanku benar, bagian akhir dari lagu Heavenly Demon of Six Desires seharusnya dapat menciptakan sebuah ilusi yang tidak jauh berbeda dengan kenyataan, dan begitu emosi seseorang terpengaruh olehnya, maka mereka akan dikendalikan sedikit demi sedikit hingga mereka benar-benar terjebak di dalamnya dan tidak akan bisa melarikan diri."     

"Ketika aku menyeberangi Kolam Peri, lalu melangkahkan kaki ke pulau ini, tampaknya ilusinya telah menghilang, namun pada kenyataannya tidak demikian. Aku masih berada di dalam ilusi, bukan?" Ye Futian berbicara ke arah langit.     

Saat Ye Futian selesai berbicara, terdengar suara tertawa yang sangat keras.     

"Tepat sekali, aku memang tidak salah menilaimu. Karena kau mampu menngendalikan dirimu dalam pengaruh lagu Heavenly Demon of Six Desires, tidak heran kau adalah sosok yang dikagumi oleh Kaisar Xia dan Xia Qingyuan." Suara itu bergema di udara, dan tidak lama kemudian satu sosok melayang turun dari atas pulau tersebut. Sosok itu adalah Yao Xi, yang mengenakan sebuah gaun, membuat penampilannya tampak bermartabat dan elegan, dan sangat mempesona. Senyuman dan setiap pergerakannya memiliki daya tarik tersendiri.     

Dia melayang turun hingga akhirnya dia berdiri di hadapan Ye Futian sambil tersenyum. Kemudian dia bertanya, "Bagaimana bisa Tuan Ye mendeteksinya? Apakah aku tidak begitu menarik bagimu?"     

Dia tampak sedikit kecewa saat dia mengatakan hal itu, tetapi sikapnya sama sekali tak berubah.     

"Ketika aku tiba di pulau ini, semuanya tampak normal. Namun faktanya, kenyataan dan ilusi telah bergabung menjadi satu. Kau mengajariku bermain guqin, menghasutku sedikit demi sedikit. Hal itu bahkan sempat menimbulkan sebuah halusinasi, yang membuatku kebingungan untuk membedakanmu dengan sosok-sosok lainnya. Ditambah lagi, keinginan yang bergejolak di dalam diriku semakin menguat, tetapi dalam dunia yang kau bentuk saat ini, bahkan menaklukkan lagu Heavenly Demon of Six Desires tidak akan mempengaruhi emosiku. Di dunia nyata, seharusnya aku tidak mungkin bisa mengalami begitu banyak halusinasi seperti yang telah kualami. Oleh karena itu, satu-satunya kemungkinan yang masuk akal adalah, sejak awal lagu Heavenly Demon of Six Desires tidak pernah berhenti dimainkan, hanya saja aku tidak bisa lagi mendengar nada musiknya karena aku selalu berada di dalam ilusi."     

Dalam pikirannya, untuk sesaat, dia benar-benar tergoda untuk menuruti dan menyerah pada hasratnya. Itu merupakan sebuah kelemahan baginya.     

Ketika dia memandang ke arah Yao Xi, terkadang dia melihat sosok Jieyu dan Saint Glass, yang membuatnya sadar bahwa selama ini dia selalu berada di dalam ilusi yang diciptakan oleh lagu Heavenly Demon of Six Desires, yang mampu memperkuat hasrat seseorang.     

"Apakah Tuan Ye tergoda?" Yao Xi bertanya sambil tersenyum.     

"Yao Xi, karena kau telah menguasai lagu Heavenly Demon of Six Desires, seharusnya kau mengerti bahwa selalu ada hasrat di dalam hati semua orang, termasuk diriku sendiri." jawab Ye Futian. "Bisakah kau menghilangkan ilusi yang buat sekarang?"     

"Jika situasi yang kau hadapi bukanlah sebuah ilusi melainkan kenyataan, dan aku bersedia berjanji pada Tuan Ye, apakah Tuan Ye akan menerimanya?" Yao Xi bertanya lagi.     

"Apakah itu penting bagimu?" Ye Futian memandang ke arah Yao Xi dan berkata, "Selama ini kau berusaha mendekatiku, bahkan kau mengundangku ke Perjamuan Yaotai, dan tidak ada satu-pun dari semua itu yang berhubungan dengan perasaanku. Kau menyimpan dendam yang begitu mendalam terhadap Yang Mulia dan sang Puteri, bagaimana bisa kau mengubah perasaanmu dengan begitu mudah? Aku hanyalah mangsa yang dipilih olehmu."     

Yao Xi berjalan ke sisi Ye Futian. Dia menatap ke arah Ye Futian dan berkata dengan suara pelan, "Apakah Tuan Ye tidak mempercayaiku?"     

"Berhentilah bermain-main," ujar Ye Futian.     

"Bermain-main?" Yao Xi tiba-tiba tertawa. Dia memandang ke arah Ye Futian dan berkata, "Jika Xia Qingyuan menggantikan posisiku, apakah Tuan Ye akan menolaknya?"     

"Kau terlalu keras kepala. Bahkan sang Puteri mungkin tidak mengenalmu dan tidak pernah ingin membandingkan dirinya denganmu," ujar Ye Futian pada Yao Xi. Obsesinya untuk membandingkan dirinya dengan Xia Qingyuan telah menjadi tujuan dalam hidupnya.     

"Dia adalah seorang puteri bangsawan, ayahnya adalah sang Kaisar, dan ibunya adalah sang Permaisuri. Dia tidak perlu membandingkan dirinya denganku." Yao Xi menertawakan dirinya sendiri dan berkata, "Hentikan!"     

Ketika dia selesai berbicara, sesuatu sepertinya telah menghilang. Tidak ada yang berubah dari pulau itu, tetapi tampaknya pemandangannya menjadi kurang sempurna seperti sebelumnya dan sekarang terasa lebih nyata. Perasaan itu begitu luar biasa; kenyataan dan ilusi tampaknya benar-benar menyatu menjadi satu kesatuan.     

Dari atas langit, banyak dewi-dewi melayang turun satu per satu, kemudian mereka mendarat di posisi yang berbeda-beda di pulau tersebut.     

Yao Xi masih menatap ke arah Ye Futian. Dia berkata, "Ketika aku mengadakan Perjamuan Yaotai, dunia mengatakan bahwa perjamuan itu diadakan agar aku dapat memilih seorang Pendamping Kultivasi. Sekarang, aku ingin memilih Tuan Ye sebagai Pendamping Kultivasi-ku. Apakah Tuan Ye menyetujuinya?"     

Sekarang, tanpa adanya pengaruh dari ilusi, Ye Futian merasa semuanya telah kembali normal. Emosinya tidak lagi dikendalikan oleh keinginan yang begitu kuat dan kini terasa sangat damai.     

Ye Futian melihat Yao Xi sedang menatapnya, menunggu jawaban darinya.     

"Sama seperti yang kukatakan sebelumnya, aku telah memiliki seorang istri," jawab Ye Futian.     

"Aku mengerti." Yao Xi tersenyum. Senyumannya tampak indah namun menyembunyikan kesedihan di dalamnya.     

Dari sudut pandangnya, itu hanya sebuah alasan.     

Semua orang mengetahui bahwa istri Ye Futian telah meninggal dunia dalam Perang Suci di Sembilan Negara. Sudah bertahun-tahun berlalu sejak peristiwa itu terjadi.     

Namun tetap saja, dia masih menggunakan alasan seperti itu untuk menolaknya.     

Meskipun dia telah menggunakan berbagai macam cara, namun jika diberi pilihan antara dirinya dan Xia Qingyuan, Ye Futian pasti lebih memilih Xia Qingyuan.     

Benar saja, dia masih tidak mampu menandinginya.     

Pada saat itu, sekelompok orang tiba dalam sekejap. Yao Xi mengalihkan perhatiannya ke arah mereka dan bertanya, "Ada apa?"     

"Orang-orang dari Kaisar Xia telah tiba di sini," jawab orang itu.     

Seberkas kilatan yang aneh muncul di kedua matanya dan dia tersenyum sinis. Pertama, Xia Lun yang datang kemari. Sekarang muncul perwakilan lainnya?     

Apakah sang Kaisar khawatir bahwa dia akan merebut pria yang disukai oleh Puteri Kecil kesayangannya, atau apakah sang Kaisar khawatir bahwa dia akan mengungkap identitasnya?     

"Pergilah dan amati situasinya," ujar Yao Xi, tetapi sebelum dia sempat bergerak, dia merasakan sebuah kekuatan yang dahsyat datang ke arahnya, menyelimuti pulau itu di dalamnya.     

Yao Xi melihat sosok yang berada di barisan terdepan dan langsung tersenyum cerah. Xia Qingyuan, akhirnya datang juga. Apakah dia melakukan hal ini karena dia tidak bisa duduk diam lebih lama lagi?     

Sosok yang berada di bagian terdepan adalah Xia Qingyuan. Dia telah mengaktifkan matriks ruang dan waktu untuk melintasi ruang hampa, dan akhirnya tiba di Wilayah Barat, dan bergegas pergi ke Istana Suci Yaotai.     

"Perintah dari Kaisar Xia." saat ini, orang yang berada di sebelah Xia Qingyuan melangkah ke depan dan memandang ke arah Yao Xi, lalu menyatakan, "Sang Kaisar memberikan gelar pada Yao Xi sebagai Puteri Xi, dengan nama keluarga Xia, dan sebuah kediaman Puteri Xi yang akan dibangun di dalam Istana Kaisar Xia agar Puteri Xi dapat berkunjung kapan saja."     

Yao Xi tertegun. Ayahnya ingin memberinya gelar sebagai seorang puteri?     

Dia kembali menatap ke arah Xia Qingyuan. Kemudian Xia Qingyuan berkata, "Ayahku, Kaisar Xia, menyuruhku untuk menyampaikan sebuah pesan padamu. Kala itu, sang Bunda Suci dari Barat memutuskan tetap tinggal di Istana Suci Yaotai dan dia tidak ingin memasuki istana, selain itu ayahku juga tidak memaksanya. Kau tidak perlu berpikir macam-macam. Selama kau bersedia, kau dapat berkultivasi di kediaman sang Puteri di Istana Kaisar Xia kapan saja."     

"Kau datang kemari untuk mengasihaniku?" Yao Xi memandang ke arah Xia Qingyuan. Selama bertahun-tahun, dia selalu membandingkan dirinya dengan Xia Qingyuan.     

"Tidak," ujar Xia Qingyuan. "Aku datang untuk menjemput seseorang."     

Saat dia berbicara, dia menatap ke arah Ye Futian dan berkata, "Dia milikku."     

Ye Futian memandang ke arah Xia Qingyuan dan tidak bisa berkata-kata.     

Yao Xi menatap Xia Qingyuan dan dia tiba-tiba tersenyum. Ye Futian adalah bawahannya.     

Kemudian dia mengalihkan perhatiannya pada Ye Futian dan berkata dengan suara pelan, "Aku akan selalu mengingat apa yang telah terjadi hari ini. Aku berharap agar Tuan Ye tidak akan melupakanku."     

Ye Futian tampak canggung dan menyadari bahwa Xia Qingyuan sedang menatapnya dengan dingin. Dia jadi merasa gelisah.     

Wanita memang mengerikan, terutama mereka yang berwajah cantik.     

"Dewi Yao Xi telah mengajariku sebuah lagu hari ini. Aku akan mengingatnya dengan baik," ujar Ye Futian.     

Yao Xi memberikan sebuah lembaran musik pada Ye Futian, sambil berkata, "Ini adalah bagian akhir dari lagu Heavenly Demon of Six Desires. Kau bisa mengambilnya jika kau berkenan. Jika perasaan yang kau alami hari ini masih ada di dalam dirimu, kau tahu dimana tempatku berada."     

Ye Futian memandang ke arah Yao Xi. Dia tidak menolak pemberiannya dan menerima lembaran musik tersebut.     

Yao Xi telah menjebaknya. Mungkin lembaran musik ini berfungsi sebagai kompensasi baginya.     

Terlebih lagi, sekarang setelah Kaisar Xia memberi Yao Xi gelar sebagai seorang Puteri, mereka berdua mungkin akan bertemu lagi di masa depan, jadi mereka tidak perlu bermusuhan karena hal seperti ini.     

Namun, kata-kata Yao Xi mengandung beberapa petunjuk yang membuat orang lain dapat membuat spekulasi dengan mudah.     

Tetapi dia tidak bisa menjelaskan apa-pun di depan umum.     

Banyak orang dari Istana Kaisar Xia memandangnya dengan tatapan aneh.     

Sekarang, kedua puteri berada di sini. Pria ini benar-benar sosok yang luar biasa.     

"Kalau begitu, aku akan pergi sekarang," ujar Ye Futian, lalu dia berbalik untuk pergi. Xia Qingyuan mengikutinya dari belakang. Dia tidak memandang ke arah Yao Xi lagi.     

Banyak orang, seperti Xia Lun dan Kepala Desa, telah tiba dari jalur udara, menunggu perkembangan berita. Mereka tidak menyangka bahwa Xia Qingyuan akan datang dengan membawa rombongan.     

"Bos, apakah kau sudah puas bersenang-senang?" Elang Angin Hitam mengedipkan matanya dan melirik ke arah Xia Qingyuan; wanita iblis ini memang sombong.     

"Ikat elang ini dan bawa kembali ke istana untuk dimasak," ujar Xia Qingyuan, sambil memandang ke arah Elang Angin Hitam.     

"Ah…" Elang Angin Hitam yang tampak menyedihkan itu memekik sambil merinding ketakutan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.