Ajakan dari Shen Jun
Ajakan dari Shen Jun
Shen Jun menundukkan kepalanya dan menatap ke arah pemuda berambut abu-abu yang berada di bawahnya itu. Suasana di penginapan itu kini menjadi tegang.
Namun, beberapa saat kemudian, Shen Jun tertawa dan mengayunkan tangan dengan pelan, membawa anak buahnya turun ke paviliun tersebut. Shen Jun menghampiri Ye Futian dan berkata sambil tersenyum, "Dahulu ada beberapa orang yang menyampaikan keluhan terkait Istana Bliss ke kantor pemimpin kota. Tapi bagaimanapun juga, mereka adalah salah satu pasukan besar di Kota Qianye. Sebaiknya kita melupakan masa lalu, dan tidak perlu menyelidiki masalah ini lebih lanjut. Tapi kembali lagi, kau telah menyebabkan Kota Qianye kehilangan salah satu pasukan besar-nya, dan aku berasumsi kau memiliki cara untuk menebusnya?"
Tatapan mata Ye Futian terlihat aneh. Shen Jun memang sangat lihai. Ketika dia muncul, sepertinya dia datang kemari untuk menginterogasi mereka, namun dia telah mengubah sikapnya dalam waktu singkat, sepertinya dia sengaja membiarkan masalah itu berlalu begitu saja.
Seolah-olah dia membuat Ye Futian berhutang budi padanya.
"Kompensasi seperti apa yang kau inginkan, tuan muda pemimpin kota?" tanya Ye Futian.
Shen Jun menyeringai dan berkata, "Bai Ze adalah tuan muda pemimpin istana dari Istana Bliss, dan dia memang sosok yang kuat, tetapi pada akhirnya dia tewas oleh pedangmu, Saudara Ye. Bahkan seseorang sekuat sang pemimpin istana juga telah tewas di tangan salah satu anggota kelompokmu. Aku mulai tertarik dengan ilmu pedang-mu, dan aku telah membawa beberapa kultivator dari kantor pemimpin kota. Anak buah-ku ini biasanya mencari lawan-lawan yang kuat, dan mereka semua juga pendekar pedang. Suatu kebetulan bahwa kelompokmu mahir dalam seni yang sama. Apakah kau bersedia berlatih dengan mereka sebentar?"
Ye Futian merasa ada yang aneh dengan penawaran itu. Pada awalnya dia mengira Shen Jun akan menyampaikan tujuannya secara terang-teerangan. Dia tidak menyangka bahwa Shen Jun hanya memintanya untuk berlatih.
Tampaknya itu bukanlah sebuah masalah besar.
Atau lebih tepatnya, Shen Jun mungkin memiliki tujuan lain.
"Baiklah, apa yang akan kita lakukan selanjutnya, tuan muda pemimpin kota?" Ye Futian bertanya.
Shen Jun berbalik dan berkata, "Kalian berdua, kemarilah." Kemudian dua orang berjalan mendekati mereka.
"Nah, mereka adalah anak buah yang kusinggung sebelumnya. Mereka berdua berada di puncak Sage Plane dan sudah semakin dekat dengan Saint Plane. Untunglah kau memiliki orang-orang dari tingkat Plane ini dalam kelompokmu. Biarkan mereka bertarung, dan mari kita lihat bimbingan seperti apa yang dapat kau berikan saat mereka bertarung," Shen Jun menjelaskan dengan santai.
"Baiklah." Ye Futian mengangguk.
Dia ingin melihat apa yang sedang direncanakan oleh Shen Jun.
Ye Futian berbalik untuk memandang ke arah Ye Wuchen dan Xu Que. Keduanya adalah pendekar pedang, dan mereka berada di puncak Sage Plane, terutama Ye Wuchen, yang kultivasinya telah berkembang pesat sejak Pendekar Lihen meminjamkan sebilah pedang padanya. Dia juga sudah sangat dekat dengan Saint Plane. Di sisi lain, Xu Que memiliki tingkat Plane yang relatif rendah. Dia kekurangan sumber daya kultivasi.
Pertama-tama, Ye Wuchen mendapatkan aura pedang Renhuang, kemudian Pendekar Lihen meminjamkan sebilah pedang padanya. Kedua peristiwa itu sangat jarang terjadi pada pendekar pedang.
Pendekar Lihen telah meminjamkan pedangnya pada Ye Wuchen, yang memungkinkannya untuk berpartisipasi dalam pertarungan Saint tingkat Flawless Holiness. Dia dapat merasakan secara langsung betapa kuatnya teknik pedang tingkat Saint di Pertempuran Dunia Kosong.
Ye Wuchen dan Xu Que melangkah ke depan. Sementara Shen Jun, Ye Futian, dan yang lainnya membukakan jalan bagi keduanya. Ye Wuchen dan Xu Que kini berdiri di hadapan dua pendekar pedang dari kantor pemimpin kota di tengah-tengah kerumunan. Salah satu dari kedua pendekar itu berusia lebih lanjut, dimana dia memiliki jenggot berwarna abu-abu dan tampak seperti orang bijak. Dia membawa sebilah pedang di punggungnya. Sementara satu sosok lainnya terlihat lebih muda, dan tatapan matanya terlihat tajam, dia kurang memiliki sopan santun yang ditunjukkan oleh sang pendekar pedang yang lebih tua.
Ye Futian menatap ke arah mereka berdua. Jika pertarungan ini benar-benar dimaksudkan baginya untuk memberikan bimbingan pada anak buah Shen Jun, seharusnya tidak akan ada orang yang usianya lebih tua darinya. Mereka berdua sengaja dipilih untuk menjalani pertarungan ini.
"Silahkan duluan," keduanya berkata pada Ye Wuchen dan Xu Que.
"Baiklah." Ye Wuchen dan Xu Que membalas sikap hormat mereka. Dalam sekejap, aura pedang menyelimuti area di sekeliling mereka, dan terdengar suara berdering bernada tinggi.
*Boom* Sebuah aura pedang yang mengerikan meledak secara tiba-tiba. Pendekar pedang yang lebih muda dari kantor pemimpin kota terbakar seperti matahari dan tubuhnya diselimuti dalam kobaran api. Pedangnya terasa sangat panas seperti sinar matahari saat sinar-sinar api yang mengerikan melesat ke depan. Beberapa aura pedang dikerahkan menuju Ye Wuchen dan Xu Que.
Ye Wuchen melesat dan menghunus pedangnya. Pendekar pedang yang lebih muda itu merasa sepertinya ada beberapa ilusi dari sosok Ye Wuchen yang melesat di depan matanya dengan kecepatan tinggi. Setiap ilusi itu mengerahkan kilatan pedang ke arahnya, membuat kedua matanya sulit untuk melacaknya.
Aura pedang meledak di udara. Aura pedang api itu terus menerus dihancurkan, dan Ye Wuchen terlihat seolah-olah dia tidak pernah bergerak dari tempatnya berdiri, dimana dia hanya berdiri dengan tenang di tempatnya berada.
*Whoosh*
Pada saat yang sama, pendekar pedang yang lebih tua bergerak. Dalam sekejap, area tempat mereka berada saat ini berubah menjadi sangat panas. Seolah-olah matahari telah turun ke muka bumi dan membakar area di sekeliling mereka.
Pendekar pedang yang lebih tua itu bergerak dengan lincah di antara kobaran api seperti bayangan. Aura pedang memenuhi tempat itu, namun, sepertinya dia belum melancarkan serangan. Sementara itu, pendekar pedang yang lebih muda melesat ke depan, dan dia kembali mengerahkan aura pedangnya pada Ye Wuchen dan Xu Que.
Salah satu dari mereka menyerang dari depan sementara satu sosok lainnya menyerang dari belakang.
Ye Wuchen dan Xu Que bergerak secara bersamaan. Tubuh Xu Que kini berubah menjadi bayangan dan menyatu ke dalam kegelapan, bergerak dengan cepat di sekitar pendekar pedang yang lebih muda. Ye Wuchen juga berubah menjadi bayangan, mengejar pendekar pedang yang lebih tua.
Pergerakan mereka berdua sulit dilacak dengan mata telanjang. Semua orang yang berada di sekitar mereka tidak dapat menyaksikan mereka bertarung; apa yang mereka lihat hanyalah bayangan pedang keduanya yang terus bergerak seolah-olah pedang-pedang itu saling bertabrakan tanpa menimbulkan suara.
Pada saat itu, tekanan pedang yang menyesakkan menyebar di udara. Mereka berempat melancarkan serangan secara bersamaan.
Xu Que dan pendekar pedang yang lebih muda dari kantor pemimpin kota bertabrakan satu sama lain. Pedang pembunuh milik Xu Que memancarkan sebuah aura pedang berwarna abu-abu yang tak terbatas di dalam kegelapan, sementara lawannya berubah menjadi semacam tungku pembakaran, menyerang Xu Que dengan pedang matahari. Sepertinya pedang itu mampu melelehkan segalanya, mengoyak aura pedang abu-abu hingga hancur berkeping-keping.
Situasi itu terus berlanjut hingga sebilah pedang raksasa yang sangat panas berbenturan dengan pedang pembunuh lainnya dengan ukuran yang sama besarnya. Gelombang hawa panas yang mengerikan menyebar ke seluruh penjuru tempat. Setelah itu terdengar rentetan suara ledakan, dan tubuh Xu Que terlempar ke belakang. Pakaiannya kini dipenuhi oleh lubang-lubang yang terbentuk akibat kobaran api. Lengan bajunya terkoyak, memperlihatkan tangannya yang memegang pedang.
Di sisi lain, Ye Wuchen dan pendekar pedang yang lebih tua itu bertarung tanpa menimbulkan suara, namun pertarungan mereka berdua tampak lebih sengit. Seolah-olah ada dua sinar cahaya yang berkelap-kelip di udara. Pada saat berikutnya, keduanya berdiri dengan punggung saling berhadapan satu sama lain. Sementara badai-badai pedang yang mengerikan bergejolak di sekitar mereka seolah-olah semua badai itu hendak mengoyak ruang hampa. Pedang yang berada dalam genggaman pendekar pedang yang lebih tua itu hancur sedikit demi sedikit. Dia mengerang, dan darah terlihat di sudut mulutnya.
Kedua pertarungan itu berakhir dengan satu kemenangan dan satu kekalahan untuk kedua belah pihak.
Namun, pendekar pedang yang lebih muda itu tampaknya tidak berniat untuk berhenti bertarung. Dia kembali melesat ke depan dan mengerahkan aura pedangnya ke udara, kemudian mengayunkannya ke arah Xu Que. Xu Que mengerutkan keningnya dan bergegas mundur, namun pedang yang mengerikan itu terus mengejarnya. Dia mengayunkan tangannya ke depan, dan dalam sekejap bilah-bilah pedang pembunuh melesat ke depan, namun semua pedang pembunuh itu ditusuk dan dibakar dalam waktu singkat. Pedang yang mengamuk itu tiba dari atas langit dan menghempaskan tubuhnya ke belakang.
"Sepertinya tuan muda pemimpin kota terlalu melebih-lebihkan kemampuan kalian, yang ternyata biasa-biasa saja. Apakah ada lagi yang ingin bertarung melawanku?" Pendekar pedang yang lebih muda itu mengacungkan pedangnya ke depan.
*Boom*
Permukaan tanah bergetar setelah dia selesai berbicara. Sosok bertubuh tinggi dan kekar terlihat berjalan ke depan. Kedua mata pendekar pedang yang lebih muda itu berbinar saat dia memandang ke depan.
Pada saat berikutnya, satu sosok yang mengamuk muncul di hadapannya. Permukaan tanah terus bergetar, dan dia dapat merasakan tekanan yang luar biasa.
Dia mengulurkan kedua tangannya dan sebilah pedang api raksasa yang mengerikan muncul dalam genggamannya, memancarkan kobaran api yang kuat di area sekitarnya saat dia mengangkat kedua tangannya dan mengayunkan pedang itu ke bawah.
*Boom*
Disertai dengan suara gemuruh lainnya, sosok itu benar-benar menerjang ke arah pedang yang diayunkan ke bawah itu. Sebuah kekuatan yang dahsyat dapat dirasakan dari tubuhnya yang kekar itu. Kemudian dia mengerahkan lengannya ke depan, melancarkan kepalan tinju yang membuat hawa panas itu berguncang. Pedang raksasa itu hancur secara perlahan-lahan.
Ekspresi pendekar pedang yang lebih muda itu tiba-tiba berubah. Bayangan kepalan tinju lawannya itu terpantul dengan jelas di kedua matanya. Pada saat berikutnya, kepalan tinju itu mendarat tepat di dadanya, dan suara gemeretak yang keras terdengar. Dia bisa merasakan tulang-tulangnya patah dan tubuhnya yang tak berdaya terhempas ke udara.
Dia mengerang kesakitan dan memuntahkan darah dari mulutnya saat dia mendarat di permukaan tanah. Dadanya terasa sakit seperti sedang terbakar.
Shen Jun menundukkan kepalanya untuk memandang ke arah pemuda itu sebelum mengalihkan pandangannya pada sosok bertubuh kekar di dekatnya. Dia menatap sosok itu dengan penuh minat.
Kedua pendekar pedang telah dipilih secara khusus untuk menjalani pertempuran ini, dan mereka bukan sosok yang lemah. Salah satu dari mereka kalah dari pedang Ye Wuchen sementara satu sosok lainnya dikalahkan hanya dengan satu kepalan tinju.
"Luar Biasa." Shen Jun memberikan pujian, "Apakah dia juga rekanmu, Saudara Ye? Aku terkejut saat mengetahui bahwa dia bukanlah seorang pendekar pedang."
"Yu Sheng, kembalilah," ujar Ye Futian. Sosok bertubuh kekar itu memandang ke depan dan kembali ke tempatnya semula.
Ye Futian memandang ke arah Shen Jun. Pendekar pedang muda itu mungkin berusaha memprovokasi mereka saat dia menang melawan Xu Que. Namun, pemuda itu mungkin tidak menyangka bahwa Yu Sheng akan sekuat itu. Satu kepalan tinju itu akan membutuhkan waktu yang lama untuk pulih.
"Ada beberapa orang di tempatku berkultivasi yang bukan pendekar pedang," ujar Ye Futian sambil tersenyum. Jika Shen Jun memang merencanakan sesuatu, maka wajar baginya untuk terus berbohong.
Shen Jun mengangguk dan berkata, "Menilai dari kekuatan yang ditunjukkan oleh kedua temanmu itu, menurutku mereka adalah sosok yang sangat kuat bahkan jika dibandingkan dengan mereka yang berada di kota-kota dalam Dunia Naga Merah. Aku menduga bahwa mereka datang kemari untuk membuat terobosan menuju Saint Plane?"
"Yah, bisa dibilang begitu," ujar Ye Futian sambil mengangguk.
"Aku punya saran. Bukankah kalian berniat pergi ke Kota Naga Merah? Beberapa hari lagi aku juga akan pergi kesana. Akan diadakan sebuah pesta di sana. Jika kau berminat, bagaimana kalau kita pergi kesana dan bersenang-senang? Ditambah lagi, Yu Sheng dan kultivator lainnya bisa bertemu dengan sosok-sosok terkemuka dari Dunia Naga Merah yang setara dengan tingkat Plane mereka dan dapat berlatih bersama-sama. Apakah kau tertarik?"
Ye Futian memandang ke arah Shen Jun dan bertanya-tanya apakah itu yang selama ini diincar olehnya.
"Tingkat Plane yang sama dengan Yu Sheng?" Ye Futian bertanya.
"Akan ada Saint yang hadir disana, tetapi jumlahnya tidak banyak. Jika kau tertarik, kau akan mendapatkan kesempatan untuk pergi kesana selama kau bersedia tinggal di Dunia Naga Merah. Ditambah lagi, acara ini cukup istimewa, dimana hanya diadakan satu bulan sekali. Ini adalah kesempatan bagus bagi para kultivator untuk menguji kemampuan mereka. Untuk bisa berpartisipasi kau perlu melakukan pendaftaran," Shen Jun menjelaskan sambil tersenyum.
"Sebuah kesempatan yang sulit untuk didapatkan," Ye Futian menimpali dengan suara pelan.
"Tepat sekali." Shen Jun mengangguk dan melanjutkan kata-katanya, "Setiap kota memiliki jumlah peserta yang terbatas. Jika Yu Sheng dan yang lainnya tertarik, maka dengan senang hati aku akan mendaftarkan mereka. Tapi kembali lagi, kau tidak perlu memaksakan diri jika kau tidak tertarik. Kau tetap bisa berada di sana untuk menyaksikan acara tersebut."
"Yu Sheng, Wuchen, bagaimana menurut kalian?" Ye Futian berbalik dan bertanya pada mereka berdua.
"Terserah kau saja," jawab Yu Sheng.
Setelah itu tidak ada yang berkomentar lagi. Ye Futian tersenyum dan bertanya pada Shen Jun, "Apakah akan ada bahaya yang mengancam kami?"
"Menilai dari penampilan kalian beberapa saat yang lalu, menurutmu seperti apa bahaya dari pertarungan di tingkat Plane mereka, Saudara Ye?" Shen Jun tersenyum dan berkata dengan santai.
"Baiklah kalau begitu. Yu Sheng, Wuchen, Xu Que, Jiuge, pergilah dan tunjukkan kemampuan kalian," ujar Ye Futian sambil mengangguk.
Shen Jun tersenyum dan mengeluarkan sebuah bola kristal, lalu dia berkata, "Letakkan sebagian kecil kekuatan spiritualmu di sini. Cukup itu saja."
"Untuk apa benda ini?" Ye Futian bertanya.
"Acara ini diadakan di Kota Naga Merah, dan sosok dengan status tertinggi di sana adalah Kaisar Naga Merah, jadi ini adalah acara yang bersifat cukup resmi, yang mengharuskan para peserta untuk mengkonfirmasi kehadiran mereka. Hanya mengatakan 'aku akan ikut serta' tidak akan cukup." Shen Jun berkata, "Tenang saja, Saudara Ye. Tidak akan ada masalah selama kalian tiba di sana tepat waktu."
"Baiklah kalau begitu." Ye Futian mengangguk dan menatap ke arah Xia Qingyuan yang berada di sampingnya.
Xia Qingyuan baru saja memberitahunya sesuatu beberapa saat yang lalu.