Tak Terkalahkan
Tak Terkalahkan
Sang pemenang akan bisa keluar dari Panggung Rising Dragon.
Sekitar sepertiga dari penonton kehilangan uang mereka setelah Pang Xiao tersingkir, tetapi masih ada lebih dari setengah jumlah penonton yang bertaruh pada Yan Tong dan Zhuo Xu.
Banyak orang akan menjadi kaya terlepas dari pihak mana yang akhirnya memenangkan pertempuran.
Karena itulah, kedua belah pihak sangat menantikan pertempuran yang akan segera terjadi.
Saat ini, mereka harus menyingkirkan lima kultivator dari Kota Qianye itu terlebih dahulu.
"Serang," ujar Yan Tong sebelum dia langsung melesat ke depan. Tubuhnya yang berukuran besar dan diselimuti oleh kobaran api dipenuhi dengan kekuatan yang mengerikan. Kobaran api yang mengerikan melesat dari kedua matanya. Tempat dimana Yu Sheng dan empat kultivator lainnya berada kini diselimuti oleh aura dari Jalur Agung elemen api.
Rasanya seolah-olah tempat itu baru saja berubah menjadi neraka.
Pada saat yang bersamaan, mereka yang berada di pihak Yan Tong menerjang ke arah kelompok Yu Sheng dari bagian samping dengan kecepatan tinggi, sambil memancarkan tekanan yang mengerikan.
Para kultivator yang semakin mendekat itu melihat bahwa Yu Sheng tidak berniat untuk menghindar dan langsung bergerak, menerjang ke arah para kultivator yang mendekati kelompoknya.
Yan Tong mencengkeram udara di depannya, dan dalam sekejap kobaran api neraka di area itu berubah menjadi semburan lava, yang kemudian memadat secara perlahan-lahan, menjebak Yu Sheng di dalamnya. Para kultivator di puncak Sage Plane dengan kemampuan yang biasa-biasa saja pasti akan dengan mudah dibakar hingga menjadi abu oleh serangan seperti itu.
"Kurung dia." Kultivator-kultivator yang berada di atas langit mengulurkan tangan mereka, dan banyak diagram berwarna emas muncul satu per satu, bergerak mendekati Yu Sheng, berusaha menjebaknya di dalam kobaran api neraka.
Namun tidak hanya sampai disitu saja, sosok lainnya yang berpengalaman dalam aura dari Jalur Agung elemen ruang dan waktu membekukan ruang dan waktu di tempat Yu Sheng berada.
Pada saat itu, langkah yang diambil oleh Yu Sheng tampaknya telah terhenti total, dimana dia benar-benar terjebak di tempatnya.
Para kultivator yang berada di sekitarnya melancarkan serangan pada saat yang bersamaan. Salah satu dari mereka memegang sebuah tombak emas dan menusukkannya ke udara, langsung mengarah menuju tubuh Yu Sheng.
Di sisi lain, seorang kultivator mengerahkan kepalan tinju dari Jalur Agung, mengoyak ruang hampa saat bergerak menuju Yu Sheng.
Para penonton hanya bisa mendengar rentetan suara gemuruh, seolah-olah area tersebut telah terhenti total. Semua kultivator melancarkan serangan terbaik mereka pada Yu Sheng, bermaksud untuk menghancurkannya saat itu juga.
Zhuo Xu memilih untuk terus menyerang Ye Wuchen. Kobaran api hitam yang tak terbatas bergejolak di sekelilingnya, memancarkan kekuatan api yang mengerikan. Seolah-olah aura kematian telah memenuhi langit dan menyelimuti area itu saat dia bergerak menuju Ye Wuchen.
Ye Wuchen melesat ke depan, dan cahaya yang menyilaukan terpancar dari alisnya. Aura pedang yang tak terbatas mengelilingi tubuhnya, dan ribuan aura pedang terbentuk di atasnya, dimana setiap aura pedang mengandung kekuatan pengoyak dari Jalur Agung.
Aura dari Jalur Agung miliknya telah menyatu ke dalam setiap aura pedang tersebut, dan kekuatan hukum mengalir seolah-olah mereka memiliki kehendak sendiri dan menyerang kobaran api hitam yang menutupi langit, mengoyaknya secara perlahan-lahan.
Namun, kobaran api hitam itu sangat kuat dan mampu membakar aura pedang milik Ye Wuchen, yang berakhir dengan kehancuran keduanya.
Beberapa kultivator mendekat dari bagian samping. Qin Zhuang memanggil pedangnya dengan sebuah diagram pedang berukuran kecil yang muncul di belakangnya. Sementara itu, aura pedang dari Xu Que terus menerus mengalir ke dalam tubuh Qin Zhuang. Dia meminjamkan pedangnya pada Qin Zhuang, karena Qin Zhuang lebih lama berlatih ilmu pedang daripada dirinya.
Qin Zhuang juga telah mampu menyentuh Jalur Agung, dan dia sudah semakin dekat dengan Saint Plane.
Qin Zhuang mengayunkan tangannya saat seorang kultivator menyerangnya. Diagram pedang berukuran kecil itu bergerak dan melesat melintasi ruang hampa.
Pada saat yang sama, Busur Renhuang yang merupakan Roh Kehidupan milik Huang Jiuge telah muncul, memancarkan cahaya yang sangat menyilaukan. Busur itu mengandung kekuatan dari warisan Renhuang. Meskipun perkembangannya masih terhambat dan dia belum bisa mengembangkan aura dari Jalur Agung, namun ledakan kekuatan dari warisan Renhuang miliknya juga tidak lemah, jika dibandingkan dengan Qin Zhuang, yang telah mengembangkan kekuatan dari Jalur Agung.
Sembilan anak panah ditembakkan satu per satu, mengoyak ruang hampa seperti deretan pelangi, menahan para kultivator yang menyerang mereka.
Beberapa dari mereka lebih memilih untuk membentuk pertahanan.
Pada saat itu, sebuah aura penghancur yang mengerikan meledak, dan Zhuo Xu terlihat berdiri dengan bayangan hitam berada di belakang punggungnya, yang menjulang tinggi dan tampak tangguh, serta diselimuti dengan kobaran api hitam.
Zhuo Xu merupakan keturunan dari Kaisar Api Hitam. Jika dia mencapai Renhuang Plane, maka dia akan bisa mewariskan kekuatan dari Jalur Agung pada keturunannya, dengan cara menggabungkannya ke dalam Roh Kehidupan mereka.
Karena itulah, mereka yang dilahirkan dengan latar belakang istimewa akan lebih mudah dalam mengembangkan pemahaman tentang Jalur Agung.
Contohnya Ye Futian, dia jauh lebih mudah dalam mengembangkan pemahaman mengenai Jalur Agung. Ditambah lagi, dia mampu mengembangkan berbagai macam aura dari Jalur Agung dan menghubungkannya satu sama lain.
Zhuo Xu mengulurkan tangannya ke depan dan membuat gerakan mencengkeram ke arah Ye Wuchen. Tangannya yang berwarna hitam pekat menutupi langit seperti lubang hitam penghancur, yang ditempa dari aura api hitam yang tak terbatas. Ketika aura pedang milik Ye Wuchen menyentuh tangan hitam tersebut, aura-aura pedang itu langsung terbakar.
Ekspresi Ye Wuchen tampak serius saat sebilah pedang ditembakkan dari alisnya. Pedang itu berdenging saat melesat di udara dengan membawa aura dari Jalur Agung di dalamnya.
Aura pedang di sekeliling mereka terus mengalir tanpa henti.
Ribuan bilah pedang yang tajam telah terbentuk, dimana puluhan ribu aura pedang dipadatkan menjadi ribuan, lalu menjadi ratusan dan jumlahnya terus mengecil. Saat ini tubuh Ye Wuchen diselimuti dengan cahaya pedang. Jalur Pedang telah bergabung menjadi satu kesatuan dan menyatu dengan pedang yang berada di depannya. Namun, aura pedang penghancur itu masih berada dimana-mana.
"Maju," gumam Ye Wuchen.
Pedang itu melesat ke depan dan menghampiri musuhnya dalam sekejap.
Pedang dan tangan hitam itu bertabrakan, yang berakhir dengan tangan seperti lubang hitam itu meledak dan hancur seketika. Namun, kekuatan mengerikan yang terkandung dalam pedang itu juga telah melemah, kembali ke hadapan Ye Wuchen.
Tindakan Pendekar Lihen yang meminjamkan pedangnya pada Ye Wuchen telah menunjukkan pada pendekar pedang muda itu bahwa Jalur Pedang lebih dari sekadar pengembangan belaka; peningkatan kekuatan juga berlaku dalam hal tersebut.
Satu pedang dapat berlipat ganda menjadi dua, lalu menjadi tiga, hingga akhirnya mencapai sepuluh ribu pedang. Seperti itulah yang dimaksud dengan Jalur Pedang.
Memadatkan sepuluh ribu pedang menjadi sebilah pedang juga merupakan Jalur Pedang.
Di medan pertempuran lainnya, banyak kultivator sedang membombardir Yu Sheng dengan serangan secara bersamaan, berusaha untuk menghancurkan tubuhnya, yang telah terperangkap dalam serangan-serangan mereka.
Namun, tidak ada satu-pun dari mereka yang bisa melihat bahwa cahaya emas kegelapan yang bersinar dari tubuh Yu Sheng justru menjadi semakin terang. Aliran lava yang mengerikan itu tetap tidak mampu melelehkan tubuhnya. Serangan-serangan yang dahsyat dari semua kultivator di sekitarnya juga tidak mampu menghancurkan tubuhnya.
"Apakah benar-benar ada tubuh fisik sekuat itu?" Para penonton yang tak terhitung jumlahnya di dalam istana yang menyaksikan pertempuran itu merinding ketakutan. Bagaimanapun juga, rentetan serangan yang dilancarkan oleh Yan Tong dan kultivator lainnya benar-benar nyaris mencapai tingkat Saint.
Mereka semua tampak bingung saat mengetahui bahwa mereka tidak dapat menghancurkan tubuhnya.
'Tubuh fisik macam apa ini?' mereka bertanya-tanya dalam hati.
Di sisi lain, ekspresi Ye Futian terlihat begitu tenang. Ketika Saint Jiang pergi ke Istana Holy Zhi di Dunia Bawah kala itu, banyak rekan-rekannya telah berendam dalam kolam pengobatan, dan Yu Sheng telah menyelesaikan seluruh rangkaian tahapan dari kolam pengobatan.
Ditambah lagi, Yu Sheng adalah seorang prajurit yang keahlian bawaannya adalah tubuh fisiknya sendiri, yang bahkan lebih kuat dari Ye Futian. Yu Sheng, yang tubuhnya telah diperkuat dengan kekuatan dari Jalur Agung, kini dapat dikatakan kekuatannya mampu menyamai seorang Saint.
*Boom* Lava yang telah dipadatkan, diagram-diagram emas yang menyilaukan, dan kekuatan lainnya yang membuatnya terperangkap, kini semuanya telah hancur. Yu Sheng memancarkan cahaya berwarna emas kegelapan, dan seberkas cahaya iblis yang mengerikan menyebar ke seluruh tempat. Beberapa badai iblis yang mengerikan dikerahkan menuju para kultivator yang mengelilinginya, memungkinkan mereka untuk merasakan kekuatan yang tak tertandingi miliknya.
Tubuh Yu Sheng melayang di udara. Kekuatan iblis kegelapan berputar-putar di sekitarnya, menyelimuti seluruh area tersebut dan menyebar ke setiap sudut dari Panggung Rising Dragon.
Banyak orang memperhatikan area di sekitar mereka dan melihat kekuatan iblis kegelapan mulai menyelimuti tubuh mereka, yang membuat sekujur tubuh mereka kedinginan.
Kedua mata Yu Sheng yang berwarna hitam pekat berkilauan dengan cahaya iblis. Tatapan matanya tampak sangat mengerikan. Seolah-olah siapa-pun yang menatapnya akan dilemparkan ke dalam kegelapan yang tak terbatas, dipaksa untuk tunduk di hadapannya.
Aura iblis yang mengerikan berputar-putar di sekitar tubuhnya tanpa henti, yang membuat tubuhnya tampak semakin membesar. Seolah-olah dia sedang membentuk sosok bertarungnya saat itu juga.
Tidak lama kemudian, muncul satu sosok petarung iblis, yang berdiri menjulang tinggi di udara.
"Bunuh dia." Salah satu kultivator mengayunkan tangannya, dan dalam sekejap sebuah tombak emas dilemparkan ke arahnya, kemudian tombak itu menghantam sosok petarung itu dengan keras dan hancur seketika.
Yu Sheng mengulurkan tangannya, menyatukan aura kegelapan di tengah-tengah telapak tangannya, kemudian sebuah kapak iblis berwarna hitam pekat muncul dalam genggamannya.
*Boom* Yu Sheng melangkah ke udara dan mengguncang area tersebut. Semua orang dapat merasakan kekuatan mengerikan dari Jalur Agung yang terpancar dari tubuhnya, turun ke bawah bersama dengan langkah kakinya. Yu Sheng melangkah ke depan dan muncul tepat di hadapan salah satu dari mereka, sambil mengayunkan kapaknya seolah-olah dia hendak membelah langit menjadi dua bagian.
Kultivator itu tampak ketakutan, dia langsung mengerahkan kedua tangannya ke depan, membawa diagram-diagram emas yang tak terbatas untuk menyegel area di depannya.
Namun, pada saat kapak itu diayunkan ke bawah, suara-suara gemeretak terdengar saat diagram-diagram emas itu dihancurkan dalam sekejap. Kultivator yang melancarkan serangan pada Yu Sheng itu langsung ditebas, darahnya terciprat kemana-mana.
Deretan istana yang semula dipenuhi oleh sorak-sorai kini kembali menjadi sunyi, seolah kapak itu telah membelah jantung mereka masing-masing.
'Kekuatan macam apa ini?' mereka bertanya dalam hati.
Pada saat itu, aura dari Jalur Agung elemen ruang dan waktu turun dikerahkan menuju Yu Sheng. Dia berbalik dan menatap seseorang.
Kemudian dia tampaknya telah menghancurkan aura dari Jalur Agung itu hanya dengan satu langkah kaki.
Bagaimanapun juga, ada perbedaan yang sangat besar pada kekuatan dari Jalur Agung pada setiap individu.
*Boom* Dia kembali mengambil satu langkah dan tubuh lawannya tampaknya telah terhimpit. Yu Sheng mengangkat lengannya dan kembali mengayunkan kapaknya. Lawannya berteriak dan menangkis kekuatan mengerikan itu kemudian dia bergegas mundur. Seberkas kilatan kapak terlihat turun ke bawah. Tidak lama kemudian terdengar suara gemeretak yang keras. Sebuah luka sayatan terlihat pada tubuh kultivator itu saat darah mulai mengalir. Kemudian kultivator lainnya berteriak, "Kami menyerah."
Secara teknis, tidak ada yang namanya 'menyerah' dalam Pertempuran Sleeping Dragon. Jika Yu Sheng ingin melanjutkan serangannya, maka dia dapat menebas lawan-lawannya dengan mudah.
Namun, Yu Sheng memandang lawannya dengan tatapan datar sebelum dia berbalik pada kultivator lainnya. Semua kultivator di puncak Sage Plane yang berasal dari kota-kota besar dapat merasakan ketakutan mulai muncul dalam diri mereka, sementara Yu Sheng hanya memandang mereka dengan tatapan datar.
Kedua matanya yang berwarna hitam pekat tampak sangat dalam. Seolah-olah mereka dapat melihat seorang iblis yang menakjubkan di dalamnya, yang sedang memandang segala sesuatu di dunia ini.
Mereka semua adalah sosok-sosok terkemuka yang sangat percaya diri dengan kekuatan mereka masing-masing. Jika tidak, mereka tidak akan berani berpartisipasi dalam Pertempuran Sleeping Dragon.
Namun entah mengapa, tampaknya mereka telah kehilangan semua kepercayaan diri mereka dalam sekejap.
Seolah-olah sejak awal memang ada orang-orang yang tidak akan bisa mereka hadapi bagaimanapun caranya.
Sosok yang berada tepat di depan mata mereka adalah salah satunya.
*Boom* Yu Sheng kembali mengambil langkah ke depan, yang membuat pikiran mereka terguncang.
"Aku menyerah."
"Aku menyerah." Para kultivator satu per satu terlihat pergi meninggalkan medan pertempuran.
Mereka memutuskan untuk berhenti bertarung dan mundur.
Tidak ada satu-pun dari mereka yang ingin berhadapan dengan kapak milik Yu Sheng. Meskipun Pertempuran Sleeping Dragon memang berbahaya, dan kemungkinan seseorang akan tewas terbunuh sangatlah tinggi, namun tidak ada seorang-pun yang benar-benar ingin mati. Mereka semua berada di sana untuk memperebutkan sebuah kesempatan.
Namun, tepat pada saat itu, mereka menyadari bahwa mereka tidak memiliki peluang untuk menang melawan monster itu, dan upaya mereka akan menjadi sia-sia.
Mengenai apa yang telah mereka janjikan pada Kota Penjara Api, hal itu tidak sebanding dengan nyawa mereka.
'Biarkan Yan Tong melawan monster ini sendirian,' pikir mereka dalam hati.
Para penonton yang berada di dalam istana benar-benar merasa terkejut. Seorang pria yang membawa sebuah kapak mampu memaksa sosok-sosok terkemuka itu untuk menyerah dan melarikan diri?
'Apakah Yan Tong dan Zhuo Xu akan memenangkan pertempuran ini? Akankah salah satu dari mereka dapat keluar dari Panggung Rising Dragon?' mereka bertanya-tanya dalam hati.
Selalu ada orang-orang yang menghancurkan ekspektasi orang lain dalam Pertempuran Sleeping Dragon. Ada begitu banyak hal-hal yang tidak terduga.
Semua itu telah terjadi lagi hari ini, dan segala sesuatunya berlangsung dengan cara yang mengerikan.