Sergapan
Sergapan
Suasana di Perguruan Tinggi Sembilan Negara akan menjadi sangat ramai pada awal dan akhir tahun, terutama di awal tahun. Karena pada saat itu mereka akan merekrut murid-murid baru.
Acara itu menimbulkan kehebohan setiap tahun. Para kultivator dari Negeri Musim Panas akan berkumpul di Perguruan Tinggi Sembilan Negara, bahkan kultivator dari negara lain juga akan datang untuk bisa lulus penilaian dan bergabung dengan Perguruan Tinggi Sembilan Negara.
Tahun ini para kultivator yang datang dari seluruh penjuru Sembilan Negara sangat banyak. Bahkan kultivator dari tempat-tempat suci lainnya di Negeri Musim Panas telah hadir, seperti Klan Yi, Klan Yue, dan Klan Xia.
Tentu saja mereka datang kemari tidak hanya karena Perguruan Tinggi Sembilan Negara hendak merekrut murid baru. Bahkan, Perguruan Tinggi Sembilan Negara selalu merekrut murid setiap tahunnya, jadi acara itu cukup sering dilaksanakan dan banyak tempat suci memilih untuk tidak menghadiri upacaranya. Tapi kali ini perang suci yang terjadi antara Dinasti Suci Zhou Agung dan Istana Holy Zhi menyebar dari Negeri Barren hingga Kota Sembilan Negara. Mereka semua telah mendengar berita bahwa kedua belah pihak telah mengirimkan pasukan masing-masing.
Dan di Ibukota Suci, sebuah pertempuran bahkan telah terjadi antara para kultivator tingkat Saint Plane.
Pada saat yang sama, Sage Douzhan sedang berusaha melewati Bencana Divine di Kota Sembilan Negara. Kemungkinan besar seorang Saint baru akan segera muncul, dan Raja Suci Zhou Agung ingin membunuhnya. Informasi ini telah menarik perhatian banyak kultivator untuk datang ke Perguruan Tinggi Sembilan Negara. Pertemuan antara keduanya akan berlangsung sangat mengerikan.
Suasana di Dinasti Suci Zhou Agung tidak terlihat layaknya perayaan Tahun Baru. Sebelum perang suci dimulai, para kultivator dari Dinasti Suci tidak menyangka bahwa perang akan menjadi sesulit ini. Mereka mengira Raja Suci Zhou Agung dapat memimpin pasukan ke Istana Holy Zhi dan menghancurkannya serta menguasai Negeri Barren. Mereka tidak menyangka bahwa mereka akan dikalahkan, begitu pula fakta bahwa Sage Wuliang telah tewas terbunuh dan tiga pasukan besar mereka telah dihancurkan.
Bahkan mereka sama sekali tidak mengira bahwa lawan mereka suatu hari nanti akan melancarkan serangan ke ibukota.
Pada saat itu, di dalam sebuah istana megah di Ibukota Suci, Zhou Yanwang sedang berdiri di depan aula utama. Meskipun dia sudah cukup tua, temperamennya masih begitu mengesankan. Janggutnya yang panjang berayun, dan jubahnya yang bermotif Phoenix berkibar tertiup angin.
"Tuan, kami sudah mencari mereka di berbagai tempat dan tidak menemukan jejak sedikit-pun. Selain itu, ada berita dari Negeri Barren. Istana Holy Zhi telah mengirimkan pasukannya. Mereka mungkin pergi menuju Kota Sembilan Negara. Apa yang harus kita lakukan?" Seorang kultivator melapor di hadapan Zhou Yanwang.
"Tidak heran mereka berkeliaran di sekitar Ibukota Suci. Tujuan mereka bukan untuk bertarung, tetapi untuk menahan kita di sini." Ekspresi Zhou Yanwang terlihat dingin dan acuh tak acuh. Akhirnya dia mengetahui tujuan dari sang Kepala Desa dan Qin Zhuang.
Ditambah lagi, mereka bisa mundur ke Kota Sembilan Negara kapan saja untuk menerima bala bantuan.
"Sampaikan perintahku pada yang lainnya, tinggalkan beberapa pasukan untuk menjaga matriks dan cegah mereka melakukan serangan mendadak. Kemudian, persiapkan pasukan yang tersisa untuk bergerak menuju Kota Sembilan Negara."
Lawannya ingin mengalihkan perhatian pasukannya sementara mereka bisa bergerak sesuka hati, sehingga mereka bisa membantu pasukan mereka yang berada di Kota Sembilan Negara kapan-pun mereka mau. Bagaimana mungkin dia bisa membiarkan mereka bertindak seenaknya sendiri?
"Aku akan mendahului rencana mereka."
Saat dia berbicara, sosoknya berubah menjadi sambaran petir dan melesat ke atas langit dengan sangat cepat.
Pasukan Dinasti Suci Zhou Agung tidak takut pada Qin Zhuang dan sembilan kultivator lainnya. Sebaliknya, langkah mereka akan dihentikan oleh sang Kepala Desa, dan karena itulah Zhou Yanwang memilih untuk pergi terlebih dahulu.
Ketika seseorang pergi seorang diri, tujuan yang dimilikinya pasti tidak begitu penting.
Tubuhnya terus melesat ke atas langit hingga ia mencapai deretan awan, dimana ia mengubah arah yang ditujunya dan melesat ke depan.
Namun perlahan-lahan dia mulai merasa gelisah. Aura dari Jalur Divine yang mengerikan telah menyelimuti area yang luas itu, tetapi dia tidak bisa mendeteksi keberadaan aura lawannya.
Dia mengerutkan keningnya. Tampaknya sebuah aura menyebar secara perlahan-lahan. Tiba-tiba ekspresi Zhou Yangwang menjadi serius saat sebuah aura kuat yang tak terbatas terpancar. Tiba-tiba area di antara langit dan bumi berubah menjadi warna merah seperti darah. Seolah-olah langit sedang terbakar.
Tiba-tiba sebilah Qi Pedang yang mengerikan muncul di atas langit. Sepertinya itu adalah ilmu pedang ruang hampa.
Pedang itu berubah menjadi kekuatan dari Jalur Agung. Pedang itu bergerak di antara langit dan bumi, mengabaikan ruang dan waktu saat melesat ke arah Zhou Yanwang.
"Mereka masih di sini!" Zhou Yanwang berteriak. Tiba-tiba kekuatan hukum dari Jalur Agung mengalir ke depan, dan seekor burung phoenix emas raksasa muncul di atas langit. Saat dia mengangkat tangannya, sebuah cakar penghancur-ruang-hampa dikerahkan menuju diagram pedang, membuat pedang ruang hampa itu bergetar dan terjatuh.
Keagungan tertinggi, dari awal hingga akhir, selalu dilimpahkan pada Dinasti Suci Zhou Agung.
Banyak orang memandang ke arah langit. Tampaknya terdapat sebuah diagram pedang di sana yang hendak menelan langit dan bumi beserta dengan burung phoenix yang kini menjadi nyata setelah terbang menembus udara. Ketika pertempuran yang mengerikan itu terjadi, terdapat sebuah aura yang membuat mereka semua merasa gelisah.
"Rupanya mereka tidak pernah pergi dari Ibukota Suci." Ekspresi Zhou Yanwang menjadi serius. Tetua Saint dari Istana Holy Zhi selama ini telah bersembunyi dan dia belum berhasil menemukannya.
Sudah jelas lawannya pandai bersembunyi dan mereka bisa saja berada di antara kerumunan orang di Ibukota Suci.
Banyak orang di Ibukota Suci memandang ke arah langit. Pertempuran yang mengerikan itu telah membuat udara berguncang. Qi Pedang menyebar ribuan mil jauhnya. Kobaran api berwarna emas seperti membakar langit. Pertempuran antar Saint ini benar-benar sebuah pemandangan yang luar biasa.
Gelombang kejut yang mengerikan menyebar ke arah istana Dinasti Suci Zhou Agung seperti seberkas cahaya penghancur yang dipancarkan dari atas langit. Gelombang kejut itu diikuti dengan sebuah suara keras seperti benturan antara dua peralatan ritual tingkat Saint. Seberkas cahaya berwarna merah melesat dari atas langit. Tapi Qi Pedang itu terus bergerak di udara saat rentetan suara benturan terus terdengar.
Akhirnya, seberkas cahaya menghantam istana Dinasti Suci Zhou Agung, benar-benar menghancurkan salah satu aula milik mereka. Pada saat yang sama, cahaya matriks bersinar.
Kepala Desa berdiri di udara sambil memegang Pedang Suci di tangannya. Dia menatap ke bawah dengan ekspresi dingin di wajahnya, lalu ia berbalik dan pergi.
Zhou Yanwang muncul di antara reruntuhan dan perlahan-lahan naik ke udara. Ekspresinya terlihat buruk.
Kali ini bahkan ada bekas luka di tubuhnya. Lawannya bertekad untuk membuatnya tetap berada di sana. Dia tidak boleh pergi menuju Kota Sembilan Negara untuk membantu pasukan Dinasti Suci Zhou Agung yang berada di sana.
"Yanwang." Sosok seorang kultivator perlahan-lahan mulai terbentuk. Dia menyadari luka-luka yang diakibatkan oleh pedang berdarah itu di tubuh Zhou Yanwang. Jika dia tidak mengenakan baju zirah yang merupakan peralatan ritual tingkat Saint, sudah jelas dia akan terluka parah.
Zhou Yanwang benar-benar telah dipojokkan oleh Tetua Saint dari Istana Holy Zhi.
"Jangan khawatirkan aku. Pasukan Sage sudah siap untuk pergi. Jika Qin Zhuang dan sembilan pendekarnya berani bertempur melawan kita secara langsung, kita bisa membantai mereka tanpa ampun," ujar Zhou Yanwang dengan nada dingin.
"Yanwang, saat itu ketika Qin Zhuang dan rekan-rekannya membunuh tiga orang petinggi dari Istana Infinite Palace, hal itu dilakukan untuk mencegah lawan mereka membentuk matriks pertempuran dan kemudian mereka menghancurkan tiga pasukan besar dengan kekuatan yang mereka miliki. Jika kita hendak bergerak menuju Kota Sembilan Negara, kita harus membentuk matriks di sepanjang perjalanan. Jika tidak, maka Qin Zhuang akan menyergap kita," ujar seseorang sambil membungkuk hormat.
Qin Zhuang dan rekan-rekannya tentu saja tidak akan menghadapi mereka secara langsung, tetapi ingin menghancurkan formasi mereka satu per satu. Begitu matriks pertempuran mereka hancur, mereka akan menjadi mangsa empuk bagi pasukan lawan.
"Kalau begitu, kita akan membuat matriks di sepanjang perjalanan, dan jangan biarkan ada celah yang muncul," ujar Zhou Yanwang dengan nada dingin. Sudah jelas dia tidak bisa mendampingi mereka, karena lelaki tua dari Desa Makam itu menjaganya untuk tetap berada di sini.
"Tentu saja." Pria yang berada di hadapannya itu mengangguk. Ini adalah satu-satunya cara yang bisa mereka gunakan. Mereka akan membentuk matriks hingga mereka tiba di Kota Sembilan Negara. Kali ini rumor mengatakan bahwa Istana Holy Zhi telah mengirimkan setengah dari pasukan mereka. Jika mereka tidak pergi ke Kota Sembilan Negara untuk membantu pasukan Dinasti Suci Zhou Agung yang berada di sana, mereka mungkin tidak akan mampu mengatasi situasi yang terjadi nantinya.
Tidak lama kemudian pasukan mereka telah berkumpul, lalu mulai membentuk sebuah matriks raksasa dan keluar dari istana secara berurutan, bergegas menuju Kota Sembilan Negara.
Di luar istana, banyak orang menyaksikan pemandangan spektakuler yang sedang terjadi di atas langit. Pasukan mereka telah berangkat. Apakah mereka akan menghancurkan Ye Futian dalam satu kali serangan?
Pasukan itu melintasi langit seperti deretan awan hitam di atas kota. Selain itu, seekor monster iblis tampak mengikuti mereka dari kejauhan.
"Pergi ke sana dan hancurkan monster itu," seorang Sage yang mengendarai seekor monster iblis memberi perintah pada tunggangannya. Tiba-tiba monster tunggangannya itu menerjang ke arah monster iblis yang berada di kejauhan. Tidak lama kemudian, seekor monster iblis jatuh dari atas langit.
Selama beberapa hari terakhir mereka telah melihat jejak-jejak dari monster iblis dan mereka curiga lawan mereka menggunakan para beastmaster untuk memantau pergerakan mereka.
Di belakang mereka, Qin Zhuang dan yang lainnya mengikuti mereka dengan mengendarai pedang. Orang-orang Dinasti Suci Zhou Agung menyadari hal ini, tetapi mereka tidak peduli. Qin Zhuang dan yang lainnya tidak akan berani menghadapi mereka secara langsung.
Seekor monster iblis tiba di hadapan Qin Zhuang dan yang lainnya.
"Apa yang harus kita lakukan?" Qin Zhuang bertanya pada monster itu.
Seberkas cahaya yang aneh terpancar di matanya. "Ikuti mereka," ujar monster itu dengan suara manusia.
"Baiklah." Qin Zhuang dan yang lainnya mengangguk. Mereka melesat ke depan dan terus mengikuti para kultivator dari Dinasti Suci Zhou Agung. Lawan mereka telah mengirimkan pasukan dan tujuan yang mereka miliki tidak main-main. Saat ini, benar-benar mustahil untuk menyingkirkan mereka.
.....
Pada saat itu, Ye Futian yang sedang berkultivasi di Perguruan Tinggi Sembilan Negara membuka matanya dan dia seperti menyadari sesuatu.
Apakah Dinasti Suci Zhou Agung mengirimkan pasukan lainnya?
Kalau begitu, mereka harus mengambil inisiatif untuk bertarung.
Dia kembali memejamkan matanya, dan merasakan dimana tempat Elang Angin Hitam berada. Kemudian, dia mengirimkan sebuah perintah untuk disampaikan.
Elang Angin Hitam sedang mendampingi pasukan dari Negeri Barren. Mereka berada dalam perjalanan menuju Kota Sembilan Negara, dan para kultivator kuat seperti Sword Saint, Huang Xi, Yun Shang dan You Chi memimpin pasukan tersebut.
Elang Angin Hitam membentangkan sayapnya dan terbang ke hadapan Sword Saint dan You Chi lalu berkata, "Target berubah. Jangan pergi ke Kota Sembilan Negara."
Mata semua orang berbinar saat mereka melihat ke arah Elang Angin Hitam.
Tentu saja mereka mengetahui bahwa ini bukan aura dari Elang Angin Hitam, melainkan aura milik Ye Futian.
"Kemana tujuan kita sekarang?" tanya You Chi.
"Dinasti Suci Zhou Agung telah mengirimkan pasukan lainnya menuju Kota Sembilan Negara. Kita akan menyergap mereka. Kita akan bertarung melawan mereka sebelum mereka tiba di Kota Sembilan Negara untuk bergabung dengan Raja Suci Zhou Agung. Bersiaplah untuk bertarung. Qin Zhuang dan yang lainnya juga berada di sana dan akan bertarung bersama kalian," ujar Elang Angin Hitam, tetapi kata-kata itu diucapkan dengan suara Ye Futian.
"Baik." You Chi dan yang lainnya mengangguk.
Alasan mengapa Ye Futian memilih untuk menyergap mereka sangat sederhana. Baik Istana Holy Zhi maupun Dinasti Suci Zhou Agung telah meninggalkan pertahanan yang kuat di markas masing-masing.
Mereka nyaris tidak memiliki kekuatan di Kota Sembilan Negara. Sage Douzhan, Lelaki Tua Abadi, Yuan Hong dan yang lainnya tidak bisa dibandingkan dengan kekuatan dari pasukan Dinasti Suci Zhou Agung. Karena itulah, Ye Futian membuat sebuah keputusan yang tepat untuk menyergap mereka sebelum kedua belah pihak bertemu satu sama lain!