Maksud Tersembunyi
Maksud Tersembunyi
Berita mengenai pertempuran yang terjadi di Panggung Sembilan Negara telah menyebar ke seluruh wilayah Negeri Musim Panas; Kota Dataran Tengah di Negeri Musim Panas adalah salah satu kota utama terbesar di Sembilan Negara, reputasinya setara dengan Kota Sembilan Negara. Karena kota itu terletak di tengah-tengah Sembilan Negara, maka kota itu diberi nama "Dataran Tengah".
Di kota kuno yang makmur ini, ada banyak keluarga dan klan yang terkenal. Siapa-pun yang ada di kota ini bisa jadi adalah satu sosok yang luar biasa. Kota ini dapat digambarkan sebagai tempat yang bersejarah, karena kota ini telah menjadi saksi mata dari jatuh-bangunnya banyak keluarga dan klan.
Namun, di Kota Dataran Tengah, terdapat satu klan kuno yang memiliki sejarah ribuan tahun lamanya. Tidak peduli seperti apa alur sejarah berkembang, klan itu selalu berdiri di puncak kekuatan kota ini dan mengendalikan Kota Dataran Tengah. Bukan hanya itu saja, bahkan klan kuno ini, di antara semua klan yang ada di Sembilan Negara, tetap merupakan salah satu klan yang paling kuat, mereka begitu dikenal sehingga satu atau dua kata dalam namanya-pun dapat dihapus.
Tentu saja keluarga ini adalah keluarga dengan sejarah terpanjang di Sembilan Negara—Klan Xia.
Saint Xia, pemimpin dari Klan Xia, memiliki status yang tinggi di Sembilan Negara. Tetua itu telah hidup selama bertahun-tahun dan sangat dihormati. Dia telah menyaksikan kebangkitan dan kejatuhan sejarah, bahkan dia telah merasakan sendiri era kejayaan dari penyatuan Prefektur Divine beberapa ratus tahun yang lalu.
Lebih dari 300 tahun yang lalu, Donghuang Agung dan Kaisar Ye Qing telah menyatukan semua negara, tetapi faktanya adalah, bahkan sebelum hal itu terjadi, Prefektur Ilahi telah mengalami periode perang yang panjang sampai akhirnya mereka dipersatukan.
Bagi generasi muda, sejarah dari ratusan tahun yang lalu itu adalah hal yang sudah berlalu dan seolah-olah tidak ada hubungannya dengan mereka karena itu bukanlah era mereka. Tetapi mungkin bagi orang-orang yang memiliki posisi yang berdekatan dengan Saint Xia, dia dianggap sebagai salah satu saksi sejarah.
Saat ini, semua tempat suci di Sembilan Negara telah diundang untuk menghadiri perjamuan ulang tahun dari Saint Xia. Sehingga dalam waktu singkat, Kota Dataran Tengah telah dipenuhi dengan sosok-sosok terkemuka; perwakilan dari keluarga dan klan yang tak terhitung jumlahnya telah berkumpul di satu tempat.
Para kultivator dari semua tempat suci juga berada di bawah kepemimpinan para Saint, mereka telah melintasi wilayah tak berbatas, bahkan tempat-tempat suci yang terpencil seperti tiga tempat suci dari Negeri Samudra juga hadir dan kini mereka tiba secara berurutan di Kota Daratan Tengah.
Untuk saat ini, Kota Dataran Tengah benar-benar menjadi tempat berkumpulnya semua tokoh penting dari tempat-tempat suci di Sembilan Negara, membuat suasana di kota kuno ini menjadi semakin ramai. Bahkan Pertemuan Sembilan Negara tidak mengundang orang sebanyak itu.
Bahkan Pertemuan Sembilan Negara, yang diadakan setiap tiga tahun sekali, tidak akan dihadiri oleh para Saint dari negara-negara selain negara tuan rumah tempat acara itu diadakan. Tapi kali ini berbeda. Semua Saint datang secara pribadi untuk merayakan perjamuan ulang tahun dari Saint Xia.
Di wilayah Sembilan Negara yang sangat luas ini, hanya ada tidak lebih dari tiga orang yang memiliki pengaruh seperti itu. Ditambah lagi, pada perjamuan ulang tahun dari Saint Xia, akan ada mediasi antara Dinasti Suci Zhou Agung dan Istana Holy Zhi terkait dengan Perang Suci. Pertempuran yang terjadi tiga bulan lalu itu telah mengejutkan Negeri Musim Panas, dan berita itu menyebar dengan cepat ke Kota Dataran Tengah di Negeri Musim Panas. Rumor mengatakan bahwa pemimpin dari Istana Holy Zhi, Ye Futian, adalah sosok yang benar-benar mengesankan dari generasi ini. Banyak orang juga ingin melihat secara langsung sehebat apakah legenda muda ini. Selain klan-klan besar, bahkan mereka yang berasal dari semua tempat suci sudah tidak sabar untuk menemuinya.
Pada saat ini, di dalam sebuah paviliun di Kota Dataran Tengah, para kultivator dari Aula Cahaya Suci di Negeri Qi sedang beristirahat. Pada pertempuran yang terjadi di Pertemuan Sembilan Negara, Aula Cahaya Suci mengalami kekalahan total di hadapan orang-orang dari Istana Holy Zhi. Ji Hua adalah kultivator terkuat dari perwakilan Aula Cahaya Suci yang mereka gunakan untuk mengalahkan para murid dari Istana Holy Zhi, tetapi pada akhirnya, dia dipermalukan dan dikalahkan oleh Yu Sheng, dan harga dirinya telah hancur.
Sekarang waktu telah berlalu. Hanya dalam kurun waktu dua tahun, ketenaran Yu Sheng sebagai pemenang dari Pertemuan Sembilan Negara semakin meningkat, dan reputasinya kini sungguh luar biasa. Sang Pemimpin dari Istana Holy Zhi, Ye Futian, telah mengungguli rekan-rekannya di Sembilan Negara.
Pada saat ini, para kultivator dari Aula Cahaya Suci sedang duduk dan mengobrol bersama, dan Ji Hua juga berada di sana. Meskipun dia telah dikalahkan oleh Yu Sheng, dia bisa bangkit kembali dengan bakatnya yang luar biasa dan telah memasuki Sage Plane. Namun tetap saja, baginya, Yu Sheng adalah bayangan dari masa lalu yang tidak bisa dilupakan begitu saja.
"Aku mendengar informasi bahwa tiga bulan lalu di Panggung Sembilan Negara, Ye Futian telah mengalahkan empat jenius terkuat dari empat tempat suci yang berbeda di Negeri Musim Panas, dan mereka semua adalah para Putra Langit dan murid suci dari Jalur Divine. Tetapi mereka semua berhasil dikalahkan. Kemudian Ye Futian menyatakan bahwa dia akan menjadi saksi saat para jenius dari Sembilan Negara berkompetisi, untuk melihat siapa yang akan berdiri di puncak kekuatan, tetapi dia tidak akan berpartisipasi di dalamnya, dia hanya menjadi seorang saksi." Seorang kultivator yang duduk di bagian atas berkata, "Apakah ada di antara kalian yang hadir di Pertemuan Sembilan Negara dan telah melihatnya beraksi, sebenarnya sekuat apa kultivator muda satu ini?"
Beberapa orang yang pergi ke Gunung Suci Xihua untuk berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara di Negeri Timur menceritakan kembali apa yang telah terjadi kala itu, "Zhou Ya telah memprovokasi Ye Futian, tetapi dia sama sekali tidak bisa melawan balik Ye Futian, jadi sulit untuk menilai kekuatan Ye Futian yang sebenarnya berdasarkan pertempuran tersebut. Tapi jika dia mampu menaklukkan mereka yang berasal dari empat tempat suci. Kekuatannya pasti sangat mengerikan."
"Empat kultivator di generasi yang sama dari empat tempat suci telah dikalahkan. Sudah jelas Ye Futian memiliki bakat untuk berdiri di puncak kekuatan Sembilan Negara. Namun, apa yang dia katakan itu sangat sombong," ujar kultivator yang duduk di bagian atas itu dengan suara pelan, pandangan matanya tertuju pada sosok yang berada tidak jauh darinya. Pria itu duduk dengan tenang, seolah tidak menyadari pembicaraan tersebut.
Aula Cahaya Suci merupakan salah satu dari lima tempat suci terbaik di Sembilan Negara, jadi orang-orang bisa membayangkan sekuat apa mereka. Kekuatan dari Hukum Cahaya adalah salah satu kekuatan hukum terkuat. Sementara pria itu, sebagai kultivator paling berbakat dari Aula Cahaya Suci, bahkan di Sembilan Negara, dia hanya bisa ditandingi oleh beberapa orang.
Tidak hanya Aula Cahaya Suci saja yang telah tiba di sana, tetapi tempat-tempat suci lainnya di Negeri Qi juga telah hadir. Orang-orang dari Istana Suci Jixia berada di paviliun lain yang terletak tidak jauh dari paviliun yang ditempati oleh Aula Cahaya Suci. Kali ini, Istana Suci Jixia juga membawa banyak kultivator kuat untuk ikut berpartisipasi. Di area halaman, seorang pemuda yang sangat tampan tampak berdiri di sebelah sebuah pohon kuno dan memandang ke kejauhan sambil termenung.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" seorang wanita cantik berjalan ke arahnya dan bertanya dengan lembut.
"Dulu aku pernah berpikir bahwa aku akan menjadi sosok terhebat di dunia ini. Aku ditakdirkan untuk menjadi sosok yang berbeda dan mengemban banyak misi yang berbeda pula. Namun suatu hari, tiba-tiba kau menyadari bahwa dirimu tidak begitu penting. Dunia ini berjalan sesuai dengan peraturannya sendiri. Kadang-kadang, seseorang yang terlihat tidak penting ternyata mampu menjadi pusat perhatian suatu hari nanti. Sebenarnya apa yang ingin kita dapatkan saat kita berkultivasi?" ujar pemuda itu dengan suara pelan.
"Meskipun aku tidak tahu apa yang ingin kau ungkapkan, dunia ini sangat luas. Tidak ada yang tahu siapa yang bisa menjadi sosok terhebat secara mutlak, tetapi setidaknya di duniamu, aku percaya bahwa kau akan menjadi sosok yang paling hebat." Suara gadis itu terdengar begitu lembut, dan dia berbicara sambil tersenyum.
"Tapi mungkin itu bukan lagi sesuatu yang ingin kudapatkan," bisik pemuda itu. Hembusan angin bertiup pelan melewati tubuhnya, tetapi dia tampaknya sedang memikirkan sesuatu dengan serius.
Dalam beberapa hari ke depan, mungkin dia akan bertemu dengan orang-orang yang sudah dikenalnya di masa lalu. Dahulu, dia adalah pusat perhatian di antara mereka semua, tetapi sekarang dia sedang berkultivasi di Istana Suci Jixia. Dia berpikir bahwa jika dia berani menghadapi masa lalunya, maka dia benar-benar bisa menenangkan diri. Tetapi ketika hari itu benar-benar tiba, dia menyadari bahwa hal itu masih mustahil untuk dilakukan.
Bagaimanapun juga, upayanya masih belum cukup.
Mungkin kultivasi adalah sebuah proses untuk mencari pengetahuan.
Setiap orang memiliki cara berkultivasi masing-masing, dan dia juga sedang mencari caranya sendiri.
…
Ye Futian dan kelompoknya telah tiba di Kota Dataran Tengah, dan mereka datang bersama rombongan dari Perguruan Tinggi Sembilan Negara, dimana Saint Li memimpin rombongan tersebut. Bagaimanapun juga, perselisihan antara Dinasti Suci Zhou Agung dan Istana Holy Zhi masih belum terselesaikan. Dengan adanya jaminan dari Saint Li, maka tidak akan ada hal buruk yang terjadi, dan kehadiran Saint Li saat ini membuat kedua belah pihak tidak akan bisa bertindak sembrono. Meskipun Raja Suci Zhou Agun adalah sosok yang sangat sombong, namun di hadapan Saint Li, dia harus menunjukkan rasa hormat.
Setelah mereka tiba di Kota Dataran Tengah, Ye Futian dan rombongannya menempati sebuah paviliun. Kemudian ada banyak orang yang berkunjung ke paviliun tersebut. Sebagian besar dari mereka datang berkunjung untuk menemui Saint Li, yang mewakili Perguruan Tinggi Sembilan Negara. Di luar paviliun, selalu ada banyak orang yang berkumpul, mereka ingin bertemu dengan tokoh-tokoh dari Perguruan Tinggi dan dua tempat suci lainnya, terutama Ye Futian.
Pada saat ini, Sage Wanxiang mengunjungi kediaman tempat Ye Futian berada dan berkata, "Pemimpin Istana, seorang utusan dari Klan Yue datang kemari."
Ekspresi Ye Futian tampak curiga. Dia dan Klan Yue tidak pernah berinteraksi sebelumnya.
"Siapa namanya?" tanya Ye Futian.
"Yue Jiangliu dari Klan Yue," jawab Sage Wanxiang. Ye Futian tampak terkejut. Dia pernah mendengar nama itu. Yue Jiangliu, seorang Sage dari Peringkat Sage dan Saint.
"Ayo kita pergi," ujar Ye Futian. Meskipun dia adalah seorang pemimpin istana dari sebuah tempat suci, namun ketika seorang Sage dari Klan Yue datang mengunjunginya secara pribadi, dia berkewajiban untuk menunjukkan rasa hormat. Kalau tidak, dia akan dianggap telah bersikap tidak sopan.
Yue Jiangliu sudah cukup berumur, tampaknya dia berusia sekitar 40 tahun. Tubuhnya memancarkan temperamen yang luar biasa. Kedua matanya berbinar saat dia melihat bahwa Ye Futian secara pribadi datang untuk menyambutnya, dan dia menangkupkan tangannya untuk menyapanya. "Aku baru saja mengunjungi Saint Li dan berpikir bahwa sebaiknya aku juga mengunjungi Pemimpin Istana Ye. Apakah aku mengganggumu, Pemimpin Istana Ye?"
Status Saint Li telah diakui oleh semua orang, dan wajar saja apabila dia harus dikunjungi terlebih dahulu, jadi Ye Futian tidak merasa keberatan. Kemudian dia menjawab, "Anda bersikap terlalu sopan. Kunjungan anda adalah suatu kehormatan bagi kami dan saya sama sekali tidak terganggu."
"Pemimpin Istana Ye adalah pemimpin dari sebuah tempat suci, yang namanya telah terkenal di Sembilan Negara. Karena itulah, aku harus menemuimu secara langsung." Nada bicara Yue Jiangliu terdengar sangat rendah hati, dan tatapan matanya tetap tertuju pada Ye Futian, penuh dengan sukacita. Sosok Ye Futian saat ini dan sosok yang berada di Panggung Sembilan Negara benar-benar berbeda. Saat ini dia tampak rendah hati dan sopan, sama sekali tidak seperti sosok yang kejam dan sombong di Panggung Sembilan Negara.
"Anda tidak perlu bersikap seperti itu." Ye Futian tersenyum dan berkata, "Apakah ada yang bisa saya bantu?"
"Ini bukanlah sesuatu yang mendesak." Yue Jiangliu melirik ke arah sosok yang berdiri di sampingnya. Ye Futian mengikuti tatapan mata Yue Jiangliu dan melihat seorang wanita yang mengenakan rok panjang berwarna biru. Sosoknya terlihat anggun dan lekuk tubuhnya begitu elegan. Meskipun dia tidak memakai riasan wajah, kecantikannya tidak bisa diragukan lagi.
"Lingshuang, kemarilah dan sapa Pemimpin Istana Ye," ujar Yue Jiangliu.
Tatapan mata Yue Lingshuang terlihat aneh, dan kedua mata indahnya yang memandang ke arah Ye Futian itu dipenuhi oleh rasa ingin tahu dan rasa malu, yang membuat Ye Futian merasa bingung.
"Namaku Yue Lingshuang, salam hormat pada Pemimpin Istana Ye."
"Nona Yue bersikap terlalu sopan." Ye Futian membalas salam tersebut.
"Lingshuang telah mendengar banyak informasi tentang Pemimpin Istana Ye dan dia selalu ingin bertemu dengan sosok legendaris dari Sembilan Negara ini, jadi aku mengajaknya berkunjung kemari. Saat ini, Pemimpin Istana Ye telah menjadi sosok panutan bagi rekan-rekan kami di Sembilan Negara, Lingshuang harus banyak belajar dari Pemimpin Istana Ye." Yue Jiangliu tersenyum.
"Nona Yue sangat cantik dan anggun, pasti dia adalah sosok yang paling menonjol di antara rekan-rekannya dan memiliki keistimewaan tersendri. Nona Yue tidak perlu belajar dari orang-orang seperti saya," jawab Ye Futian dengan sopan.
"Meskipun dia cukup berbakat, dia tidak bisa dibandingkan dengan Pemimpin Istana Ye. Jika Pemimpin Istana Ye tidak keberatan, mungkin di masa depan, Lingshuang bisa mengunjungi Pemimpin Istana Ye untuk meminta bimbingan," ujar Yue Jiangliu, dan banyak orang yang berada di sekitar Ye Futian tampak terkejut.
Permintaan ini dipenuhi dengan maksud tersembunyi!